Prasangka terhadap Front Pembela Islam pada Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

Oleh

RIKA DAMAYANTI

111301018

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

GANJIL, 2015/2016


(2)

(3)

bahwa skripsi saya yang berjudul :

Prasangka terhadap Front Pembela Islam pada Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Desember 2015

Rika Damayanti 111301018


(4)

i

Prasangka terhadap Front Pembela Islam pada Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

Rika Damayanti dan Ari Widiyanta

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif-deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran prasangka terhadap Front Pembela Islam pada Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara dengan sampel berjumlah 183 mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang masih aktif dan diambil dengan menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala prasangka dan wawancara informal. Untuk skala prasangka, secara keseluruhan aitem yang berjumlah 30 dapat diikutsertakan dalam alat ukur pengambilan data. Pengujian asumsi dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Dari hasil analisa perbandingan berdasarkan prasangka subjek penelitian dapat dilihat bahwa mean

hipotetik lebih rendah dari mean empirik yang berarti bahwa prasangka yang dimiliki subjek penelitian lebih tinggi daripada yang diperkirakan oleh alat ukur. Hal ini mengindikasikan bahwa, prasangka subjek penelitian kemungkinan dapat disebabkan oleh adanya kecenderungan kepercayaan, perasaan dan perilaku negatif terhadap Front Pembela Islam. Hasil wawancara juga ditemukan bahwa subjek tergolong pada kategori prasangka yang cenderung tinggi terhadap Front Pembela Islam, hal ini terlihat dari subjek yang memiliki kecenderungan persepsi negatif, perasaan risih dan perilaku menghindar terhadap Front Pembela Islam.

Kata-kata kunci: Prasangka, Front Pembela Islam, Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.


(5)

ii

Prejudice Against Islam Defenders Association On Muslim Student At Faculty of Psychology University of North Sumatra

Rika Damayanti and Ari Widiyanta

ABSTRACT

This research is a quantitative-descriptive is to provide an overview of prejudice against the Islamic Defenders Association on Muslim Student Faculty of Psychology, University of North Sumatra. The population used in this study were of Muslim students of the Faculty of Psychology, University of North Sumatra with a sample totaling 183 Muslim students of the Faculty of Psychology, University of North Sumatra are still active and are taken by using random sampling techniques. Collecting data in this study using the scale prejudice and informal interviews. To scale the prejudice, the whole item totaling 30 may be included in the measuring instrument data collection. Testing assumptions in this study using the Kolmogorov-Smirnov normality test. From the results of a comparative analysis based on prejudice of research subjects can be seen that the

hypothetical mean is lower than the empirical mean that mean that prejudice owned research subjects was higher than that estimated by the measuring instrument. This indicates that, prejudice the possibility of research subjects can be caused by the tendency of beliefs, feelings and negative attitudes towards the Islamic Defenders Association. Interview results also found that subjects classified in the category of prejudices which tend to be high against the Islamic Defenders Association, it is seen from subjects which have a tendency negative perception, feeling uncomfortable and avoidance behavior towards the Islamic Defenders Association.

Keywords: Prejudice, the Islamic Defenders Association, Muslim students at Faculty of Psychology, University of North Sumatra.


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat yang telah diberikan selama ini, sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Prasangka terhadap Front Pembela Islam pada Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

Pada proses penelitian di dalam skripsi ini, peneliti mendapatkan banyak dukungan dan bantuan, terutama dari orangtua peneliti, serta abang, kakak, keponakan, sahabat dan teman seperjuangan. Terima kasih atas kasih sayang, semangat, doa, dan dukungan dalam segala hal, terkhusus dalam proses penyusunan skripsi ini.

Peneliti juga menyadari bahwa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sangat membantu peneliti baik dalam masa perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, dari hati yang terdalam peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Irmawati, Psikolog selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ari Widiyanta, M.Si.,Psikolog selaku dosen pembimbing yang telah bersedia memberikan waktu, tenaga, dan pemikirannya untuk membimbing saya dimulai dari menyusun proposal hingga menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Gustiarti Leila, M.Psi.,M.Kes.,Psikolog selaku pembimbing akademik. Terima kasih banyak atas bimbingan dan arahan Ibu selama


(7)

iv

saya menjadi mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

4. Kak Dina Nazriani, M,A beserta Ibu Lily Garliah, M.Si.,Psikolog selaku pembimbing alat ukur penelitian. Terima kasih banyak atas bimbingan dan arahan kakak dan ibu selama saya bimbingan alat ukur penelitian.

5. Ibu Meutia Nauly, M.Si.,Psikolog, Ibu Rika Eliana, M.Si.,Psikolog, Kak Ridhoi Meilona Purba, M.Si dan Bang Omar Khalifa Burhan, M.Sc selaku dosen Departemen Psikologi Sosial.

6. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, terima kasih atas semua ilmu bermanfaat yang telah diberikan.

7. Seluruh partisipan dalam penelitian saya. Bantuannya sungguh sangat berharga untuk penelitian saya.

8. Keluarga besar tercinta. Keluarga Alm.Amat Tarmidi dan Ngatiza. Bersyukur sekali peneliti tumbuh dan besar di keluarga ini. Terima kasih untuk setiap cinta, doa, dukungan, nasihat dan kehangatan yang diberikan terkhusus buat abang dan kakak saya Iin Erpianto, Amd., SE beserta Asmaul Husna, Amd., S.Sos, Aminullah Sihaloho beserta Malinda Irmawati, Amkeb, Rio Herdi Syahfitra beserta Eva Rustina Afrianti, S.Pt, Erwin Arianto, kekasih saya Toni Irawan, SE, dan keponakan saya M. Azmi Habibuallah, M. Akbar, M. Arfa Raihan, M.


(8)

v

Dzaky Dzulhanan Sihaloho, Hafiza Khaira Lubna Sihaloho, Assyfa Khairunnisa Sihaloho, dan Q’rana Ariva.

9. Keluarga besar samawa (Rony Syahputra, S.Psi, Siti Rizki Kartika, Nita Permatasari, Etika Mandasari, S.Psi, Gustina Handayani Harahap, S.Psi dan Gita Yufika), terima kasih sekali untuk semangat dan dukungan tanpa henti. Semoga cita-cita dan mimpi kita dapat tercapai. 10.Teman seperjuangan skripsi, Anggita Windy Marpaung, S.Psi, Putri Olwinda, S.Psi, Mentari Purba, Dwi Kartika Harahap, S.Psi, Laura Marsaulina, Fauzi Nasution, Elda Kristy Tophano, S.Psi, Juni Carolina, S.Psi, dan juga teman-teman Psychotroops’11 terkhusus Vilya Sutanto, S.Psi, Nissa Aztarid, S.Psi, Frans Ariadi Ginting, S.Psi, Gustrispa Naomi Sirait, S.Psi dan Tia Nahara Hendrati, kalian luar biasa! Terima kasih untuk empat tahun yang sangat manis.

11.Dan terakhir, kepada para pembaca. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Akhir kata, peneliti memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam skripsi ini. Peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang. Terima kasih.

Medan, Desember 2015

Rika Damayanti 111301018


(9)

vi DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR LAMPIRAN ...xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Pertanyaan Penelitian ... 6

C.Tujuan Penelitian ... 6

D.Manfaat Penelitian ... 7

1. Manfaat Teorits ... 7

2. Manfaat Praktis ... 7

E.Sistematika Penulisan ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A.Prasangka ... 10

1. Definisi Prasangka ... 10

2. Aspek-Aspek Prasangka ... 11

3. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Prasangka ... 12

B.Front Pembela Islam ... 13

1. Latar Belakang Pendirian Front Pembela Islam ... 13

2. Definisi Front Pembela Islam ... 13


(10)

vii

3. Visi dan Misi Front Pembela Islam ... 13

C.Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara 1. Definisi Mahasiswa ... 14

2. Definisi Muslim ... 14

3. Definisi Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara ... 14

D.Prasangka terhadap Front Pembela Islam pada Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara ... 16

E.Paradigma Teoritis ... 18

BAB III METODE PENELITIAN... 19

A.Identifikasi Variabel ... 19

B.Definisi Operasional ... 19

C.Populasi dan Sampel ... 20

1. Populasi ... 20

2. Sampel ... 21

D.Metode Pengumpulan Data ... 22

E.Kategorisasi Jenjang Variabel ... 24

F. Uji Coba Alat Ukur ... 24

1. Validitas Alat Ukur ... 24

2. Uji Daya Beda Aitem ... 24

3. Reliabilitas Alat Ukur ... 25

G.Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 26

1. Tahap Persiapan Penelitian ... 26

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 27


(11)

viii

3. Tahap Pengolahan Data... 27

H.Metode Analisis Data ... 27

1. Uji Normalitas ... 28

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Hasil Uji Asumsi ... 29

1. Uji Normalitas ... 29

B. Hasil Analisa Data ... 29

1. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 29

C. Hasil Utama Penelitian ... 32

1. Gambaran Umum Prasangka Subjek Penelitian ... 32

2. Gambaran Prasangka Berdasarkan Aspek-Aspeknya ... 33

D. Hasil Tambahan Penelitian ... 37

1. Gambaran Prasangka Subjek Berdasarkan Semester ... 37

2. Gambaran Prasangka Subjek Berdasarkan Jenis Organisasi .... 39

3. Gambaran Prasangka Subjek Berdasarkan Pengalaman dengan Front Pembela Islam ... 41

4. Gambaran Prasangka Subjek Berdasarkan Sumber Pengetahuan tentang Front Pembela Islam ... 42

5. Gambaran Keseluruhan Subjek ... 44

E. Pembahasan ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

A.Kesimpulan... 73


(12)

ix

B.Saran ... 74

1. Saran Metodologis ... 74

2. Saran Praktis ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76

LAMPIRAN ... 80


(13)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Skor Setiap Kategori Jawaban ... 22

Tabel 2 Blue Print Skala Prasangka Terhadap Front Pembela Islam ... 23

Tabel 3 Distribusi Aitem Alat Ukur Prasangka Setelah Uji Coba ... 25

Tabel 4 Gambaran Subjek Berdasarkan Semester ... 30

Tabel 5 Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Organisasi ... 30

Tabel 6 Gambaran Subjek Berdasarkan Pengalaman dengan Front Pembela Islam ... 31

Tabel 7 Gambaran Subjek Berdasarkan Sumber Pengetahuan tentang Front Pembela Islam... 31

Tabel 8 Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Prasangka Subjek Penelitian ... 32

Tabel 9 Kategorisasi Prasangka Subjek Penelitian ... 33

Tabel 10 Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Berdasarkan Subjek pada Aspek Kognitif ... 33

Tabel 11 Gambaran Kategorisasi Subjek pada Aspek Kognitif... 34

Tabel 12 Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Subjek pada Aspek Afektif ... 35

Tabel 13 Gambaran Kategorisasi Subjek pada Aspek Afektif... 35

Tabel 14 Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Subjek pada Aspek Konatif ... 36


(14)

xi

Tabel 15 Gambaran Kategorisasi Subjek pada Aspek Konatif ... 37 Tabel 16 Gambaran Prasangka Subjek Berdasarkan Semester ... 37 Tabel 17 Gambaran Prasangka Subjek Berdasarkan Jenis Organisasi ... 39 Tabel 18 Gambaran Prasangka Subjek Berdasarkan Pengalaman dengan Front

Pembela Islam... 41 Tabel 19 Gambaran Prasangka Subjek Berdasarkan Sumber Pengetahuan tentang

Front Pembela Islam... 42 Tabel 20 Kategorisasi Keseluruhan Subjek ... 44 Tabel 21 Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Keseluruhan Subjek


(15)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN A Skala Penelitian Prasangka ... 80 LAMPIRAN B Daya Beda Aitem dan Reliabilitas Skala Prasangka (Try Out) 89 LAMPIRAN C Data Mentah Skala Prasangka (Penelitian) ... 92 LAMPIRAN D Reliabilitas dan Uji Asumsi Skala Prasangka (Penelitian) ... 110


(16)

i

Prasangka terhadap Front Pembela Islam pada Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

Rika Damayanti dan Ari Widiyanta

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif-deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran prasangka terhadap Front Pembela Islam pada Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara dengan sampel berjumlah 183 mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang masih aktif dan diambil dengan menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala prasangka dan wawancara informal. Untuk skala prasangka, secara keseluruhan aitem yang berjumlah 30 dapat diikutsertakan dalam alat ukur pengambilan data. Pengujian asumsi dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Dari hasil analisa perbandingan berdasarkan prasangka subjek penelitian dapat dilihat bahwa mean

hipotetik lebih rendah dari mean empirik yang berarti bahwa prasangka yang dimiliki subjek penelitian lebih tinggi daripada yang diperkirakan oleh alat ukur. Hal ini mengindikasikan bahwa, prasangka subjek penelitian kemungkinan dapat disebabkan oleh adanya kecenderungan kepercayaan, perasaan dan perilaku negatif terhadap Front Pembela Islam. Hasil wawancara juga ditemukan bahwa subjek tergolong pada kategori prasangka yang cenderung tinggi terhadap Front Pembela Islam, hal ini terlihat dari subjek yang memiliki kecenderungan persepsi negatif, perasaan risih dan perilaku menghindar terhadap Front Pembela Islam.

Kata-kata kunci: Prasangka, Front Pembela Islam, Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.


(17)

ii

Prejudice Against Islam Defenders Association On Muslim Student At Faculty of Psychology University of North Sumatra

Rika Damayanti and Ari Widiyanta

ABSTRACT

This research is a quantitative-descriptive is to provide an overview of prejudice against the Islamic Defenders Association on Muslim Student Faculty of Psychology, University of North Sumatra. The population used in this study were of Muslim students of the Faculty of Psychology, University of North Sumatra with a sample totaling 183 Muslim students of the Faculty of Psychology, University of North Sumatra are still active and are taken by using random sampling techniques. Collecting data in this study using the scale prejudice and informal interviews. To scale the prejudice, the whole item totaling 30 may be included in the measuring instrument data collection. Testing assumptions in this study using the Kolmogorov-Smirnov normality test. From the results of a comparative analysis based on prejudice of research subjects can be seen that the

hypothetical mean is lower than the empirical mean that mean that prejudice owned research subjects was higher than that estimated by the measuring instrument. This indicates that, prejudice the possibility of research subjects can be caused by the tendency of beliefs, feelings and negative attitudes towards the Islamic Defenders Association. Interview results also found that subjects classified in the category of prejudices which tend to be high against the Islamic Defenders Association, it is seen from subjects which have a tendency negative perception, feeling uncomfortable and avoidance behavior towards the Islamic Defenders Association.

Keywords: Prejudice, the Islamic Defenders Association, Muslim students at Faculty of Psychology, University of North Sumatra.


(18)

1 A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dewasa ini banyak bermunculan organisasi masyarakat yang menarik perhatian kita, salah satunya adalah organisasi Front Pembela Islam. Front Pembela Islam adalah organisasi masyarakat yang dibentuk dengan tujuan untuk menciptakan kerja sama umat dalam menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar

di setiap aspek kehidupan. Artinya bahwa, Front Pembela Islam merupakan organisasi masyarakat yang mengingatkan seseorang untuk berbuat baik dan melarang seseorang untuk berbuat jahat (Wawancara dengan Ketua FPI Medan, 2014).

Amar ma’ruf dan nahi munkar merupakan usaha untuk mengajak seseorang untuk berbuat baik dan melarang seseorang untuk berbuat jahat. Dalam menegakkan Amar ma’ruf dan nahi munkar beberapa yang dilakukan oleh Front Pembela Islam tergantung pada kondisi lokasi penyakit masyarakatnya. Jika kondisi masyarakat mendukung, peduli dan ada usaha dari masyarakat. Maka, Front Pembela Islam akan melakukan metode yaitu mempersuasif seperti pengajian atau tabligh akbar. Sedangkan, jika tidak ada kepedulian dan usaha nyata dari masyarakat misalnya masih peduli dengan adanya pusat-pusat kemaksiatan. Maka, Front Pembela Islam akan melakukan tindakan-tindakan langsung seperti membongkar lokasi tersebut (Kusuma, 2010).

Selanjutnya, Front Pembela Islam mendapatkan penilaian pro ketika melakukan aksi kemanusiaan yaitu menyediakan relawan untuk membantu korban


(19)

bencana alam seperti kebanjiran dan gunung meletus (Merdeka.com, Agustus., 2015). Sedangkan, Front Pembela Islam mendapatkan penilain kontra ketika melakukan aksi-aksi seperti demo-demo untuk menentang perbuatan yang dilarang oleh agama seperti mesum dan berjudi, serta aksi protes terhadap keberadaan pihak-pihak yang tidak sejalan dengan Front Pembela Islam seperti Gubernur DKI Jakarta yaitu Ahok (Tempo, 2014).

Adanya aksi-aksi tersebut juga menimbulkan penilaian pro dan kontra terhadap Front Pembela Islam yang berlangsung di ruang maya, seperti forum dan kolom komentar situs berita online. Dimana, Front Pembela Islam mendapat respon ketidaksetujuan atas aksi-aksi anarkis yang dilakukan mereka. Namun, adapula yang bersuara untuk memberikan dukungan terhadap aksi-aksi Front Pembela Islam (Viva, 2015).

Adapun, salah satu suara ketidaksetujuan terhadap Front Pembela Islam yang terjadi disitus berita online seperti : “jangan membawa-bawa nama agama. Anda-anda mempermalukan kami yang satu agama dengan anda, saya tidak setuju dengan tindakan anarkis anda-anda” (Liputan6, 2015). Sedangkan, salah satu suara yang memberikan dukungan terhadap Front Pembela Islam adalah : “maju terus FPI, kan sudah ada kesepakatan bersama jam berapa tempat hiburan boleh buka, tetapi polisi tidak bertindak terpaksa di sweeping” (Liputan6, 2015).

Dengan demikian, aksi-aksi diatas merupakan aksi yang menyebabkan timbulnya penilaian dari berbagai kelompok seperti masyarakat, aparat penegak hukum dan mahasiswa (Damayanti, Thayibi, Gardhiani, & Limy , 2003). Dimana, mahasiswa merupakan kelompok intelektual muda yang diharapkan sanggup


(20)

bersikap kritis dalam memilih dan memilah persoalan dalam masyarakat maupun dalam perkuliahan (Yewangoe dalam Bahari, 2006). Sehingga, potensi yang dimilikinya tidak terlepas dari tingkat pendidikannya yang tergolong tinggi dalam masyarakat (Bahari, 2010). Beberapa sosiolog pendidikan, seperti Halsey dan Psacharopoulus (dalam Bahari, 2010) menyatakan bahwa pendidikan yang tinggi mempengaruhi cara pandang, wawasan dan daya kritis seseorang.

Sehingga, peneliti tertarik untuk melihat bagaimana gambaran prasangka terhadap Front Pembela Islam pada mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Seperti yang diungkapkan oleh (Kusuma, 2010) yang menyatakan bahwa aksi-aksi yang dilakukan oleh Front Pembela Islam ternyata juga mendapatkan penilaian dari golongan kaum Muslim sendiri (Kusuma, 2010). Dimana, kaum Muslim merupakan kaum yang memiliki peran sebagai Khalifah Allah di muka bumi yaitu sebagai calon pemimpin dan pembina umat di masa depan (Al-Ghazali, 2011). Artinya bahwa, kaum Muslim memiliki peran yang sama dengan Front Pembela Islam. Akan tetapi, pada kenyataannya dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti munculah penilaian yang pro dan kontra terhadap Front Pembela Islam.

Selain itu, hal ini juga terjadi pada mahasiswa di lingkungan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Dimana, Fakultas Psikologi merupakan Fakultas yang mengkaji ilmu mengenai perilaku dan proses-proses mental seperti interaksi sosial, hubungan sosial, persepsi sosial, sikap sosial, dan perilaku sosial (Laura, 2010). Akan tetapi, pada kenyataannya muncul penilaian yang pro dan


(21)

kontra terhadap Front Pembela Islam yang terjadi pada kehidupan mahasiswa di lingkungan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

Dengan demikian, dilakukan wawancara informal dengan mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang pro terhadap Front Pembela Islam:

“Saya sangat menyukai FPI, coba bayangkan kalau FPI tidak ada, maksiat dimana mana terjadi, selain itu baru-baru ini saya pernah diajak (FPI), untuk menjadi relawan di Sinabung dan mereka juga memyediakan sembako untuk korban gunung Sinabung”.

(mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, Komunikasi Personal, 12 Oktober 2014).

Tetapi, tidak sedikit pula mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang menilai bahwa Front Pembela Islam memiliki aksi yang negatif. Dan hal ini sejalan dengan wawancara informal dari mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang kontra terhadap Front Pembela Islam di Kota Medan:

“Negara kita ini bukan negara islam, jadi mana bisa buat Indonesia jadi negara Islam, kalau mau buat gitu ya di mesir sana, ku lihat FPI ini sukak sukaknya saja” .

(mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, Komunikasi Personal, 12 Oktober 2014).

Pernyataaan diatas merupakan penilaian mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang pro dan kontra terhadap keberadaan Front Pembela Islam. Dimana, adanya penilaian yang kontra inilah disebut dengan prasangka. Kenrick (2010) menyatakan bahwa prasangka merupakan kajian yang


(22)

banyak diteliti dalam psikologi sosial dan menjadi topik yang banyak ditelaah karena adanya penindasan, perang dan konflik sosial.

Prasangka tidak mengenal kebudayaan dan batasan-batasan sejarah, tidak mengenal daerah-daerah tertentu, tidak memandang apakah dia muda, tua, berkulit putih, laki-laki, perempuan atau apapun itu karena semua bisa menjadi target prasangka (Mackie, Hamilton, Susskind & Roselli dalam Hogg, 2011). Adapun definisi dari prasangka adalah penilaian negatif terhadap suatu kelompok dan anggota tertentu tanpa mempertimbangkan mereka sebagai individu-individu (Kenrick, 2010).

Ada tiga aspek prasangka, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif. Pertama, aspek kognitif yaitu aspek yang berkaitan dengan kepercayaan yang dimiliki oleh individu terhadap kelompok tertentu. Kedua, aspek afektif yaitu aspek yang berkaitan dengan perasaan yang kuat (biasanya negatif) terhadap kelompok tertentu dan terhadap kualitas-kualitas yang mungkin dimilikinya. Yang terakhir adalah aspek konatif dimana aspek konatif berkaitan dengan niat yang dimiliki individu untuk berperilaku dengan cara tertentu terhadap kelompok tertentu (Allport dalam Hogg, 2011).

Selanjutnya, prasangka dapat timbul dari berbagai sebab yaitu individu yang berprasangka dalam rangka mencari kambing hitam. Dimana, dalam sebuah usaha, individu akan mengalami kegagalan dan kelemahan. Dari kegagalan inilah individu tidak mencari kesalahan pada dirinya, akan tetapi pada orang lain. Sedangkan, faktor lain yang dapat menimbulkan prasangka adalah individu yang


(23)

berprasangka karena sudah dipersiapkan di dalam lingkungannya atau kelompoknya untuk berprasangka (Ahmadi, 2009).

Selain itu, prasangka juga timbul karena adanya perbedaan. Perbedaan ini seperti; perbedaan fisik atau biologis, ras, perbedaan lingkungan atau geografis, perbedaan kekayaan, perbedaan status sosial, perbedaan kepercayaan atau agama, serta perbedaan dalam normal sosial. Disisi lain, prasangka timbul karena adanya kesan yang menyakitkan atau pengalaman yang tidak menyenangkan, serta adanya anggapan yang sudah menjadi pendapat umum atau kebiasaan di dalam lingkungan tertentu (Ahmadi, 2009).

Dampak dari prasangka itu bermacam-macam serta dapat dimulai dari kesulitan kecil hingga yang paling besar. Umumnya prasangka berbahaya karena menstigma kelompok dan individu yang termasuk dalam kelompok itu (Crocker, Goffman, Swim & Stangor dalam Hogg, 2011). Selanjutnya, Allport (dalam Hogg, 2011) mengidentifikasi beberapa dampak yang ditimbulkan oleh prasangka seperti, tindakan agresif, identitas sosial yang tidak dihargai oleh kelompok sosial, serta adanya diskriminasi seperti pengasingan dari komunitas.

Berdasarkan uraian permasalahan yang relevan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat topik mengenai prasangka terhadap Front Pembela Islam pada mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.


(24)

B. PERTANYAAN PENELITIAN

Berdasarkan uraian singkat tentang latar belakang masalah, maka pertanyaan penelitiannya adalah : Bagaimana Prasangka terhadap Front Pembela Islam pada Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara?

C. TUJUAN PENELITIAN

Peneliti melakukan penelitian ini dengan tujuan, yaitu : “Untuk Menggambarkan Prasangka terhadap Front Pembela Islam pada Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara”.

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu Psikologi, khususnya bidang Psikologi Sosial. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu dan dapat menjadi landasan untuk pelaksanaan penelitian-penelitian lanjutan mahasiswa atau pihak-pihak yang membutuhkan, terkait dengan prasangka terhadap Front Pembela Islam pada mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

2. Manfaat Praktis

Secara teoritis hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai prasangka terhadap Front Pembela Islam pada mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, sehingga dapat dijadikan sumber


(25)

referensi bagi organisasi masyarakat Front Pembela Islam mengenai aksi yang mereka lakukan.

E. SISTEMATIKA PENELITIAN

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Pada bab ini akan dibahas sejumlah konsep yang berhubungan dengan masalah penelitian. Tinjauan pustaka yang digunakan berkaitan dengan prasangka,berkaitan dengan mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, berkaitan dengan prasangka terhadap Front Pembela Islam pada mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara dan berkaitan dengan paradigma berpikir.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini berisi metode yang digunakan dalam penelitian yang mencakup jenis penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, kategorisasi jenjang variabel, uji coba alat ukur, prosedur pelaksanaan penelitian dan metode analisis data.


(26)

BAB IV : Hasil dan Pembahasan

Pada bab ini, akan diuraikan keseluruhan hasil analisa data penelitian, diawali dengan hasil uji asumsi, hasil analisa data, hasil utama penelitian, hasil tambahan penelitian dan diakhiri dengan pembahasan penelitian berdasarkan teori. BAB V : Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang menjawab pertanyaan penelitian, serta diakhiri dengan saran-saran bagi peneliti lain yang meliputi saran metodologis dan saran praktis.


(27)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PRASANGKA 1. Definisi Prasangka

Prasangka merupakan sedikit dari banyaknya masalah yang harus dihadapi manusia. Ketika sekelompok orang berseteru, memicu berbagai tindakan agresif, hal-hal seperti inilah yang dapat merugikan satu sama lain. Bahkan banyak sekali orang-orang yang tidak bersalah menjadi korbannya. Prasangka didefinisikan sebagai penilaian negatif terhadap suatu kelompok dan anggota tertentu tanpa mempertimbangkan mereka sebagai individu-individu (Kenrick, 2010).

Disamping itu, Baron dan Byrne (2006) mendefinisikan prasangka sebagai sikap negatif terhadap anggota kelompok tertentu, yang berdasarkan keanggotaan mereka dalam kelompok tersebut. Dimana, sikap adalah keadaan mental yang didasarkan melalui pengalaman atau pengaruh terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang terkait (Allport dalam Hogg, 2011). Kata ‘sikap’ berasal dari bahasa Latin Aptus, yang berarti ‘fit and ready for action’ yang mengacu kepada sesuatu yang langsung diamati (Hogg, 2011).

Selanjutnya, definisi prasangka yang berkonotasi negatif juga ditemukan pada definisi-definisi yang dikemukakan oleh ahli-ahli lain. Seperti yang diungkapkan oleh Ahmadi (2009) yang mendefinisikan prasangka sebagai sikap negatif yang diperlihatkan oleh anggota-anggota suatu kelompok terhadap anggota-anggota kelompok lain termasuk para anggotanya. Selain itu, Hogg (2011) menyatakan bahwa prasangka merupakan sikap negatif yang tidak


(28)

menguntungkan terhadap kelompok sosial dan anggotanya. Dimana, dapat menimbulkan dampak lain seperti tindakan agresif, identitas sosial yang tidak dihargai oleh kelompok sosial, serta adanya diskriminasi seperti pengasingan dari komunitas (Allport dalam Hogg, 2011).

Berdasarkan persamaan pendapat para ahli tersebut, peneliti menggunakan definisi yang diungkapkan oleh Kenrick (2010) yang mendefinisikan prasangka sebagai penilaian negatif terhadap suatu kelompok dan anggota tertentu tanpa mempertimbangkan mereka sebagai individu-individu. Sedangkan kesimpulan prasangka dari definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ahli diatas bahwa prasangka merupakan sikap negatif dimana, dapat merugikan seseorang dan sikap ini ditujukan terhadap kelompok atau anggota kelompok tertentu diluar kelompoknya tanpa mempertimbangkan mereka sebagai individu-individu dari kelompok tersebut.

2. Aspek-Aspek Prasangka

(Allport dalam Hogg, 2011) menyatakan bahwa aspek-aspek dari prasangka antara lain:

a. Aspek Kognitif

Aspek kognitif berkaitan dengan kepercayaan yang dimiliki oleh individu terhadap kelompok tertentu.

b. Aspek Afektif.

Aspek afektif berkaitan dengan perasaan yang kuat (biasanya negatif) terhadap kelompok tertentu dan terhadap kualitas-kualitas yang mungkin dimilikinya.


(29)

c. Aspek Konatif

Yang terakhir adalah aspek konatif dimana aspek konatif berkaitan dengan niat yang dimiliki individu untuk berperilaku dengan cara tertentu terhadap kelompok tertentu.

3. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Prasangka

(Ahmadi, 2009) menyatakan bahwa prasangka dapat disebabkan oleh beberapa faktor-faktor antara lain:

a. Individu yang berprasangka dalam rangka mencari kambing hitam. Dimana, dalam sebuah usaha, individu akan mengalami kegagalan dan kelemahan. Dari kegagalan inillah individu tidak mencari kesalahan pada dirinya, akan tetapi pada orang lain.

b. Individu yang berprasangka timbul karena sudah dipersiapkannya lingkungan atau kelompok untuk berprasangka.

c. Individu yang berprasangka timbul karena adanya perbedaan. Perbedaan ini seperti; perbedaan fisik atau biologis, ras, perbedaan lingkungan atau geografis, perbedaan kekayaan, perbedaan status sosial, perbedaan kepercayaan atau agama, perbedaan norma sosial.

d. Individu yang berprasangka timbul karena adanya kesan yang menyakitkan atau pengalaman yang tidak menyenangkan.

e. Individu yang berprasangka timbul karena adanya anggapan yang sudah menjadi pendapat umum atau kebiasaan di dalam lingkungan tertentu.


(30)

B. FRONT PEMBELA ISLAM

1. Latar Belakang Pendirian Front Pembela Islam

Berdirinya Front Pembela Islam dikarenakan adanya perubahan sosial yang terjadi di Indonesia. Dimana, hal ini mengakibatkan semakin meluasnya kemungkaran dan kemaksiatan. Front Pembela Islam juga berdiri dikarenakan adanya kewajiban untuk mempertahankan harkat dan martabat Islam serta umat Islam. Sehingga, Front Pembela Islam berdiri untuk menegakkan hukum Islam di Indonesia.

2. Definisi Front Pembela Islam

Front Pembela Islam sendiri merupakan organisasi masyarakat yang dibentuk dengan tujuan untuk menciptakan kerja sama umat dalam menegakkan

amar ma’ruf dan nahi munkar di setiap aspek kehidupan. Artinya bahwa, Front Pembela Islam merupakan organisasi masyarakat yang mengingatkan seseorang untuk berbuat baik dan melarang seseorang untuk berbuat jahat.

3. Visi dan Misi Front Pembela Islam

Adapun visi dan misi yang dilakukan Front Pembela Islam adalah menuju perwujudan dalam menegakkan Islam di negara Indonesia ini dan menegakkan

amar ma’ruf dan nahi munkar untuk penerapan syari’at Islam secara kaffah.

Artinya bahwa, visi dan misi Front Pembela Islam dalam menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar dilakukan secara sungguh-sungguh.

Wawancara dengan Pak Sulis (Ketua FPI), Medan, 06 Oktober 2014.


(31)

C. MAHASISWA MUSLIM FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

1. Definisi Mahasiswa

Menurut UU No 56 Tahun 2003 Pasal 44, mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar secara sah pada salah satu program akademik, profesi dan vokasi Universitas. Selanjutnya, Yewangoe (dalam Bahari, 2006) menyatakan bahwa mahasiswa adalah kelompok intelektual muda yang diharapkan sanggup bersikap kritis dalam memilih dan memilah persoalan dalam masyarakat maupun dalam perkuliahan.

2. Definisi Muslim

Muslim menurut (Al-Ghazali, 2011) adalah kaum yang berserah diri kepada Allah, yang mengubah iman didalam hati menjadi amal perbuatan, menerjemahkan keyakinan yang terpendam dengan ketaatan yang tampak dalam kehidupan. Adapun, peran kaum Muslim adalah mampu melaksanakan perannya sebagai Khalifah Allah di muka bumi yaitu sebagai calon pemimpin dan pembina umat di masa depan.

3. Definisi Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara adalah Fakultas yang mengkaji ilmu mengenai perilaku dan proses-proses mental. Adapun salah satu bidang spesialisasi psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara adalah psikologi sosial dimana psikologi sosial mengatasi hal yang berkaitan dengan interaksi sosial, hubungan sosial, persepsi sosial, sikap sosial, dan perilaku sosial (Laura, 2010).


(32)

Berdasarkan persamaan pendapat para ahli diatas tersebut, peneliti menggunakan pengertian mahasiswa menurut Yewangoe (dalam Bahari, 2006) yang menyatakan bahwa mahasiswa adalah kelompok intelektual muda yang diharapkan sanggup bersikap kritis dalam memilih dan memilah persoalan dalam masyarakat maupun perkuliahan. Selanjutnya, peneliti menggunakan pengertian Muslim menurut (Al-Ghazali, 2011) yang menyatakan bahwa Muslim adalah kaum yang berserah diri kepada Allah, yang mengubah iman didalam hati menjadi amal perbuatan, menerjemahkan keyakinan yang terpendam dengan ketaatan yang tampak dalam kehidupan. Dimana, memiliki peran sebagai Khalifah Allah di muka bumi yaitu sebagai calon pemimpin dan pembina umat di masa depan.

Sedangkan, pengertian Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara peneliti menggunakan definisi menurut (Laura, 2010) yang menyatakan bahwa Fakultas yang mengkaji ilmu mengenai perilaku dan proses-proses mental dan secara sosial mampu mengatasi hal yang berkaitan dengan interaksi sosial, hubungan sosial, persepsi sosial, sikap sosial dan perilaku sosial.

Jadi pengertian dari mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara adalah kelompok intelektual muda yang diharapkan sanggup bersikap kritis dalam memilih dan memilah persoalan dalam masyarakat maupun dalam perkuliahan. Dimana, menganut ajaran agama Islam yaitu berserah diri kepada Allah yang memiliki peran sebagai Khalifah Allah di muka bumi yaitu sebagai calon pemimpin dan pembina umat di masa depan dan secara sosial mampu mengatasi hal yang berkaitan dengan interaksi sosial, hubungan sosial, persepsi sosial, sikap sosial dan perilaku sosial.


(33)

D. PRASANGKA TERHADAP FRONT PEMBELA ISLAM PADA MAHASISWA MUSLIM FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Front Pembela Islam merupakan organisasi masyarakat yang dibentuk dengan tujuan untuk menciptakan kerja sama umat dalam menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar di setiap aspek kehidupan. Artinya bahwa, Front Pembela Islam merupakan organisasi masyarakat yang mengingatkan seseorang untuk berbuat baik dan melarang seseorang untuk berbuat jahat. Selanjutnya, Front Pembela Islam sendiri muncul dikarenakan adanya perubahan sosial yang terjadi di Indonesia (Wawancara dengan Ketua FPI Medan, 2014).

Namun, keberadaan Front Pembela Islam di Indonesia sudah menjadi pro dan kontra selama beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh aksi kontroversial dan aksi kemanusian yang dilakukan Front Pembela Islam (Kusuma, 2010). Dengan demikian, hal ini menimbulkan penilaian dari berbagai kelompok seperti masyarakat, aparat penegak hukum dan mahasiswa (Damayanti, dkk., 2003). Selain itu, aksi-aksi yang dilakukan Front Pembela Islam juga mendapatkan penilaian dari golongan kaum Muslim sendiri (Kusuma, 2010).

Dengan demikian, adanya penilaian yang kontra inilah disebut dengan prasangka. Dimana, prasangka adalah penilaian negatif terhadap suatu kelompok dan anggota tertentu tanpa mempertimbangkan mereka sebagai individu-individu (Kenrick, 2010). Prasangka sendiri dapat disebabkan oleh adanya kepercayaan, perasaan dan perilaku negatif terhadap kelompok lain (Hogg, 2011). Selain itu, Allport (dalam Hogg, 2011) mengidentifikasi beberapa dampak yang ditimbulkan


(34)

oleh prasangka seperti, tindakan agresif, identitas sosial yang tidak dihargai oleh kelompok sosial, serta adanya diskriminasi seperti pengasingan dari komunitas.

Adapun, salah satu faktor yang dapat menimbulkan prasangka adalah perbedaan kelompok (Ahmadi, 2009). Hal ini seperti, prasangka terhadap Front Pembela Islam pada mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera. Dimana, mahasiswa merupakan kelompok intelektual muda yang diharapkan sanggup bersikap kritis dalam memilih dan memilah persoalan dalam masyarakat maupun dalam perkuliahan (Yewangoe dalam Bahari, 2006). Sehingga, potensi yang dimilikinya tidak terlepas dari tingkat pendidikannya yang tergolong tinggi dalam masyarakat (Bahari, 2010). Beberapa sosiolog pendidikan, seperti Halsey dan Psacharopoulus (dalam Bahari, 2010) menyatakan bahwa pendidikan yang tinggi mempengaruhi cara pandang, wawasan dan daya kritis seseorang.

Selanjutnya, mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi yang berasal dari Universitas Sumatera Utara pada penelitian ini, berada pada Fakultas yang mengkaji ilmu mengenai perilaku dan proses-proses mental dan berada pada tingkat yang sama yaitu sedang menjalani pendidikan strata 1. Hal ini jika dikaitkan dengan faktor yang mempengaruhi prasangka terhadap Front Pembela Islam, maka seharusnya berpeluang menyebabkan adanya perbedaan skor prasangka.


(35)

E. PARADIGMA TEORITIS

Identik dengan

Aksi kontroversial

Mahasiswa Aparat penegak hukum

Masyarakat

Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera

Utara Aksi kemanusiaan

Prasangka

Front Pembela Islam

Kelompok intelektual muda yang mengkaji ilmu mengenai perilaku dan proses-proses mental.


(36)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PRASANGKA 1. Definisi Prasangka

Prasangka merupakan sedikit dari banyaknya masalah yang harus dihadapi manusia. Ketika sekelompok orang berseteru, memicu berbagai tindakan agresif, hal-hal seperti inilah yang dapat merugikan satu sama lain. Bahkan banyak sekali orang-orang yang tidak bersalah menjadi korbannya. Prasangka didefinisikan sebagai penilaian negatif terhadap suatu kelompok dan anggota tertentu tanpa mempertimbangkan mereka sebagai individu-individu (Kenrick, 2010).

Disamping itu, Baron dan Byrne (2006) mendefinisikan prasangka sebagai sikap negatif terhadap anggota kelompok tertentu, yang berdasarkan keanggotaan mereka dalam kelompok tersebut. Dimana, sikap adalah keadaan mental yang didasarkan melalui pengalaman atau pengaruh terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang terkait (Allport dalam Hogg, 2011). Kata ‘sikap’ berasal dari bahasa Latin Aptus, yang berarti ‘fit and ready for action’ yang mengacu kepada sesuatu yang langsung diamati (Hogg, 2011).

Selanjutnya, definisi prasangka yang berkonotasi negatif juga ditemukan pada definisi-definisi yang dikemukakan oleh ahli-ahli lain. Seperti yang diungkapkan oleh Ahmadi (2009) yang mendefinisikan prasangka sebagai sikap negatif yang diperlihatkan oleh anggota-anggota suatu kelompok terhadap anggota-anggota kelompok lain termasuk para anggotanya. Selain itu, Hogg (2011) menyatakan bahwa prasangka merupakan sikap negatif yang tidak


(37)

menguntungkan terhadap kelompok sosial dan anggotanya. Dimana, dapat menimbulkan dampak lain seperti tindakan agresif, identitas sosial yang tidak dihargai oleh kelompok sosial, serta adanya diskriminasi seperti pengasingan dari komunitas (Allport dalam Hogg, 2011).

Berdasarkan persamaan pendapat para ahli tersebut, peneliti menggunakan definisi yang diungkapkan oleh Kenrick (2010) yang mendefinisikan prasangka sebagai penilaian negatif terhadap suatu kelompok dan anggota tertentu tanpa mempertimbangkan mereka sebagai individu-individu. Sedangkan kesimpulan prasangka dari definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ahli diatas bahwa prasangka merupakan sikap negatif dimana, dapat merugikan seseorang dan sikap ini ditujukan terhadap kelompok atau anggota kelompok tertentu diluar kelompoknya tanpa mempertimbangkan mereka sebagai individu-individu dari kelompok tersebut.

2. Aspek-Aspek Prasangka

(Allport dalam Hogg, 2011) menyatakan bahwa aspek-aspek dari prasangka antara lain:

a. Aspek Kognitif

Aspek kognitif berkaitan dengan kepercayaan yang dimiliki oleh individu terhadap kelompok tertentu.

b. Aspek Afektif.

Aspek afektif berkaitan dengan perasaan yang kuat (biasanya negatif) terhadap kelompok tertentu dan terhadap kualitas-kualitas yang mungkin dimilikinya.


(38)

c. Aspek Konatif

Yang terakhir adalah aspek konatif dimana aspek konatif berkaitan dengan niat yang dimiliki individu untuk berperilaku dengan cara tertentu terhadap kelompok tertentu.

3. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Prasangka

(Ahmadi, 2009) menyatakan bahwa prasangka dapat disebabkan oleh beberapa faktor-faktor antara lain:

a. Individu yang berprasangka dalam rangka mencari kambing hitam. Dimana, dalam sebuah usaha, individu akan mengalami kegagalan dan kelemahan. Dari kegagalan inillah individu tidak mencari kesalahan pada dirinya, akan tetapi pada orang lain.

b. Individu yang berprasangka timbul karena sudah dipersiapkannya lingkungan atau kelompok untuk berprasangka.

c. Individu yang berprasangka timbul karena adanya perbedaan. Perbedaan ini seperti; perbedaan fisik atau biologis, ras, perbedaan lingkungan atau geografis, perbedaan kekayaan, perbedaan status sosial, perbedaan kepercayaan atau agama, perbedaan norma sosial.

d. Individu yang berprasangka timbul karena adanya kesan yang menyakitkan atau pengalaman yang tidak menyenangkan.

e. Individu yang berprasangka timbul karena adanya anggapan yang sudah menjadi pendapat umum atau kebiasaan di dalam lingkungan tertentu.


(39)

B. FRONT PEMBELA ISLAM

1. Latar Belakang Pendirian Front Pembela Islam

Berdirinya Front Pembela Islam dikarenakan adanya perubahan sosial yang terjadi di Indonesia. Dimana, hal ini mengakibatkan semakin meluasnya kemungkaran dan kemaksiatan. Front Pembela Islam juga berdiri dikarenakan adanya kewajiban untuk mempertahankan harkat dan martabat Islam serta umat Islam. Sehingga, Front Pembela Islam berdiri untuk menegakkan hukum Islam di Indonesia.

2. Definisi Front Pembela Islam

Front Pembela Islam sendiri merupakan organisasi masyarakat yang dibentuk dengan tujuan untuk menciptakan kerja sama umat dalam menegakkan

amar ma’ruf dan nahi munkar di setiap aspek kehidupan. Artinya bahwa, Front Pembela Islam merupakan organisasi masyarakat yang mengingatkan seseorang untuk berbuat baik dan melarang seseorang untuk berbuat jahat.

3. Visi dan Misi Front Pembela Islam

Adapun visi dan misi yang dilakukan Front Pembela Islam adalah menuju perwujudan dalam menegakkan Islam di negara Indonesia ini dan menegakkan

amar ma’ruf dan nahi munkar untuk penerapan syari’at Islam secara kaffah.

Artinya bahwa, visi dan misi Front Pembela Islam dalam menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar dilakukan secara sungguh-sungguh.

Wawancara dengan Pak Sulis (Ketua FPI), Medan, 06 Oktober 2014.


(40)

C. MAHASISWA MUSLIM FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

1. Definisi Mahasiswa

Menurut UU No 56 Tahun 2003 Pasal 44, mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar secara sah pada salah satu program akademik, profesi dan vokasi Universitas. Selanjutnya, Yewangoe (dalam Bahari, 2006) menyatakan bahwa mahasiswa adalah kelompok intelektual muda yang diharapkan sanggup bersikap kritis dalam memilih dan memilah persoalan dalam masyarakat maupun dalam perkuliahan.

2. Definisi Muslim

Muslim menurut (Al-Ghazali, 2011) adalah kaum yang berserah diri kepada Allah, yang mengubah iman didalam hati menjadi amal perbuatan, menerjemahkan keyakinan yang terpendam dengan ketaatan yang tampak dalam kehidupan. Adapun, peran kaum Muslim adalah mampu melaksanakan perannya sebagai Khalifah Allah di muka bumi yaitu sebagai calon pemimpin dan pembina umat di masa depan.

3. Definisi Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara adalah Fakultas yang mengkaji ilmu mengenai perilaku dan proses-proses mental. Adapun salah satu bidang spesialisasi psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara adalah psikologi sosial dimana psikologi sosial mengatasi hal yang berkaitan dengan interaksi sosial, hubungan sosial, persepsi sosial, sikap sosial, dan perilaku sosial (Laura, 2010).


(41)

Berdasarkan persamaan pendapat para ahli diatas tersebut, peneliti menggunakan pengertian mahasiswa menurut Yewangoe (dalam Bahari, 2006) yang menyatakan bahwa mahasiswa adalah kelompok intelektual muda yang diharapkan sanggup bersikap kritis dalam memilih dan memilah persoalan dalam masyarakat maupun perkuliahan. Selanjutnya, peneliti menggunakan pengertian Muslim menurut (Al-Ghazali, 2011) yang menyatakan bahwa Muslim adalah kaum yang berserah diri kepada Allah, yang mengubah iman didalam hati menjadi amal perbuatan, menerjemahkan keyakinan yang terpendam dengan ketaatan yang tampak dalam kehidupan. Dimana, memiliki peran sebagai Khalifah Allah di muka bumi yaitu sebagai calon pemimpin dan pembina umat di masa depan.

Sedangkan, pengertian Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara peneliti menggunakan definisi menurut (Laura, 2010) yang menyatakan bahwa Fakultas yang mengkaji ilmu mengenai perilaku dan proses-proses mental dan secara sosial mampu mengatasi hal yang berkaitan dengan interaksi sosial, hubungan sosial, persepsi sosial, sikap sosial dan perilaku sosial.

Jadi pengertian dari mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara adalah kelompok intelektual muda yang diharapkan sanggup bersikap kritis dalam memilih dan memilah persoalan dalam masyarakat maupun dalam perkuliahan. Dimana, menganut ajaran agama Islam yaitu berserah diri kepada Allah yang memiliki peran sebagai Khalifah Allah di muka bumi yaitu sebagai calon pemimpin dan pembina umat di masa depan dan secara sosial mampu mengatasi hal yang berkaitan dengan interaksi sosial, hubungan sosial, persepsi sosial, sikap sosial dan perilaku sosial.


(42)

D. PRASANGKA TERHADAP FRONT PEMBELA ISLAM PADA MAHASISWA MUSLIM FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Front Pembela Islam merupakan organisasi masyarakat yang dibentuk dengan tujuan untuk menciptakan kerja sama umat dalam menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar di setiap aspek kehidupan. Artinya bahwa, Front Pembela Islam merupakan organisasi masyarakat yang mengingatkan seseorang untuk berbuat baik dan melarang seseorang untuk berbuat jahat. Selanjutnya, Front Pembela Islam sendiri muncul dikarenakan adanya perubahan sosial yang terjadi di Indonesia (Wawancara dengan Ketua FPI Medan, 2014).

Namun, keberadaan Front Pembela Islam di Indonesia sudah menjadi pro dan kontra selama beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh aksi kontroversial dan aksi kemanusian yang dilakukan Front Pembela Islam (Kusuma, 2010). Dengan demikian, hal ini menimbulkan penilaian dari berbagai kelompok seperti masyarakat, aparat penegak hukum dan mahasiswa (Damayanti, dkk., 2003). Selain itu, aksi-aksi yang dilakukan Front Pembela Islam juga mendapatkan penilaian dari golongan kaum Muslim sendiri (Kusuma, 2010).

Dengan demikian, adanya penilaian yang kontra inilah disebut dengan prasangka. Dimana, prasangka adalah penilaian negatif terhadap suatu kelompok dan anggota tertentu tanpa mempertimbangkan mereka sebagai individu-individu (Kenrick, 2010). Prasangka sendiri dapat disebabkan oleh adanya kepercayaan, perasaan dan perilaku negatif terhadap kelompok lain (Hogg, 2011). Selain itu, Allport (dalam Hogg, 2011) mengidentifikasi beberapa dampak yang ditimbulkan


(43)

oleh prasangka seperti, tindakan agresif, identitas sosial yang tidak dihargai oleh kelompok sosial, serta adanya diskriminasi seperti pengasingan dari komunitas.

Adapun, salah satu faktor yang dapat menimbulkan prasangka adalah perbedaan kelompok (Ahmadi, 2009). Hal ini seperti, prasangka terhadap Front Pembela Islam pada mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera. Dimana, mahasiswa merupakan kelompok intelektual muda yang diharapkan sanggup bersikap kritis dalam memilih dan memilah persoalan dalam masyarakat maupun dalam perkuliahan (Yewangoe dalam Bahari, 2006). Sehingga, potensi yang dimilikinya tidak terlepas dari tingkat pendidikannya yang tergolong tinggi dalam masyarakat (Bahari, 2010). Beberapa sosiolog pendidikan, seperti Halsey dan Psacharopoulus (dalam Bahari, 2010) menyatakan bahwa pendidikan yang tinggi mempengaruhi cara pandang, wawasan dan daya kritis seseorang.

Selanjutnya, mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi yang berasal dari Universitas Sumatera Utara pada penelitian ini, berada pada Fakultas yang mengkaji ilmu mengenai perilaku dan proses-proses mental dan berada pada tingkat yang sama yaitu sedang menjalani pendidikan strata 1. Hal ini jika dikaitkan dengan faktor yang mempengaruhi prasangka terhadap Front Pembela Islam, maka seharusnya berpeluang menyebabkan adanya perbedaan skor prasangka.


(44)

E. PARADIGMA TEORITIS

Identik dengan

Aksi kontroversial

Mahasiswa Aparat penegak hukum

Masyarakat

Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera

Utara Aksi kemanusiaan

Prasangka

Front Pembela Islam

Kelompok intelektual muda yang mengkaji ilmu mengenai perilaku dan proses-proses mental.


(45)

19 BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data dan pengambilan keputusan hasil penelitian (Hadi, 2000). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaranprasangka terhadap Front Pembela Islam pada mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Untuk mendapatkan gambaran tersebut, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif-deskriptif. Menurut Azwar (2013) metode kuantitatif-deskriptif bertujuan memberikan gambaran yang sistematik dan memberikan keakuratan fakta mengenai populasi atau bidang tertentu.

Selanjutnya, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, maka dalam metode pengumpulan data peneliti juga melakukan wawancara informal kepada beberapa subjek. Dimana, wawancara informal merupakan wawancara dengan mengajukan pertanyaan secara spontanitas. Artinya bahwa, pewanwancara dan terwawancara memiliki hubungan yang biasa dan wajar, sedangkan pertanyaan dan jawabannya berjalan seperti kehidupan sehari-hari (Moleong, 2004) .

A. IDENTIFIKASI VARIABEL

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: prasangka.

B. DEFINISI OPERASIONAL

Prasangka terhadap Front Pembela Islam adalah kecenderungan yang dimiliki oleh mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara


(46)

untuk merespon secara negatif (kognitif, afektif dan konatif). Artinya bahwa, secara kognitif yaitu subjek memiliki pemikiran negatif dan secara afektif yaitu subjek memiliki perasaan negatif serta secara konatif subjek memiliki perilaku negatif, hal ini dikarenakan Front Pembela Islam sering melakukan aksi anarkis.

Selanjutnya, prasangka didapatkan melalui nilai yang diperoleh subjek berdasarkan pengisian alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun, alat ukur yang digunakan pada penelitian ini berupa skala prasangka yang terdiri dari 30 aitem-aitem yang memiliki empat buah rentang respon, dimulai sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju. Semakin tinggi skor skala prasangka, maka semakin tinggi prasangka terhadap Front Pembela Islam pada mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Sebaliknya, semakin rendah skor skala prasangka, maka semakin rendah prasangka terhadap Front Pembela Islam pada mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

C. POPULASI DAN SAMPEL 1. Populasi

Menurut Azwar (2013) populasi merupakan sekelompok subjek yang hasil penelitiannya akan digeneralisasikan.. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Pemilihan populasi pada penelitian ini didasari oleh pertimbangan bahwa seorang mahasiswa adalah kelompok intelektual muda yang diharapkan sanggup bersikap kritis dalam memilih dan memilah persoalan dalam masyarakat maupun dalam perkuliahan (Yewangoe dalam Bahari, 2006).


(47)

Selanjutnya, dikarenakan mahasiswa Muslim memiliki peran yang sama dengan Front Pembela Islam yaitu sebagai Khalifah Allah dimuka bumi. Dimana, secara sosial mahasiswa psikologi mampu mengatasi hal yang berkaitan dengan interaksi sosial, hubungan sosial, persepsi sosial, sikap sosial dan perilaku sosial (Laura, 2010). Berdasarkan fenomena yang muncul inilah maka dipilih mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara sebagai populasi dari penelitian ini.

2. Sampel

Menurut Azwar (2013) sampel merupakan bagian dari populasi. Dalam penelitian ini, sampel akan diambil dengan menggunakan teknik probability sampling, yaitu teknik sampling yang digunakan apabila peluang subjek dalam popoluasi sudah diketahui untuk terpilih menjadi sampel (Azwar, 2013). Teknik

probability sampling yang digunakan adalah teknik random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara mengundi nama-nama subjek dalam populasi (Azwar, 2013). Peneliti menggunakan teknik random sampling karena populasi yang digunakan peneliti memiliki jumlah yang tidak terlalu besar (Azwar, 2013).

Selanjutnya, banyaknya jumlah sampel yang akan diambil juga harus dipertimbangkan. Dalam penelitian khususnya, peneliti diharapkan memperoleh sampel sebanyak mungkin. Penelitian ini, menggunakan rumus slovin dalam menentukan jumlah sampel dan diperoleh sampel sebanyak 183 mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Sedangkan, karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi


(48)

Universitas Sumatera Utara yang masih aktif. Adapun Rumus Slovin menurut Umar (2008) yang dimaksud adalah sebagai berikut:

n = N/N(d)2 + 1

n = 339/339 (0.05) 2 + 1 n = 183

Keterangan : n = sampel N = populasi

d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05

D. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif-deskriptif yang digunakan pada penelitian ini adalah metode skala. Setiap aitem meliputi empat pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat tidak Setuju (STS). Nilai skala setiap pernyataan diperoleh dari jawaban subjek yang menyatakan favourable (mendukung) atau yang unfavourable (tidak mendukung ). Pernyataan favourable merupakan pernyataan yang mendukung objek sikap yang diungkap, sedangkan pernyataan unfavourable merupakan pernyataan yang tidak mendukung objek sikap yang hendak diungkap (Azwar, 2013).

Tabel 1: Skor Setiap Kategori Jawaban

Favourable Unfavourable

Alternatif jawaban Skor Alternatif jawaban Skor

Sangat Setuju 4 Sangat Setuju 1

Setuju 3 Setuju 2

Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3

Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 4

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala prasangka yang disusun berdasarkan aspek-aspek prasangka menurut (Allport dalam Hogg, 2011),


(49)

adapun ketiga aspek prasangka tersebut adalah aspek kognitif, aspek afektif dan aspek konatif.

Tabel 2: Blue Print Skala Prasangka Terhadap Front Pembela Islam

Variabel Aspek

Aitem Jumlah Persentase Favourable Unfavourable

Prasangka Kognitif 5 5 10 33,33%

Afektif 5 5 10 33,33%

Konatif 5 5 10 33,33%

Total

30 99,99%

Untuk mendukung data yang didapatkan, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa subjek penelitian. Menurut Moleong (2004) wawancara merupakan percakapan dengan tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang lebih banyak dan lebih akurat mengenai bagaimana prasangka terhadap Front Pembela Islam pada mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

Adapun, wawancara yang digunakan adalah wawancara informal yang merupakan wawancara dengan mengajukan pertanyaan secara spontanitas. Artinya bahwa, pewanwancara dan terwawancara memiliki hubungan yang biasa dan wajar, sedangkan pertanyaan dan jawabannya berjalan seperti kehidupan sehari-hari (Moleong, 2004).


(50)

E. KATEGORISASI JENJANG VARIABEL

Kategorisasi jenjang memiliki tujuan untuk mengelompokan individu secara berjenjang berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2010). Untuk mendapatkan nilai kategorisasi jenjang ini, peneliti menentukan terlebih dahulu rentang nilai yang didapatkan dari nilai rentang respon skala prasangka. Selanjutnya peneliti membuat empat kategori pada variabel yaitu rendah, cenderung rendah, cenderung tinggi dan tinggi.

F. UJI COBA ALAT UKUR 1. Validitas Alat Ukur

Validitas yaitu sejauh mana alat ukur untuk mengukur apa yang akan diukur (Suryabrata, 2000). Tipe validitasdapat digolongkan kedalam tiga kategori besar, yaitu validitas isi, validitas konstruk, dan validitas kriteria. Validitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity). Adapun teknik yang digunakan untuk melihat validitas isi (content validity) yaitu sejauh mana isi dari alat tes tersebut mengukur apa yang akan diukur (Suryabrata, 2000). Validitas isi (content validity) ditentukan melalui pendapat professional judgement dalam proses telaah soal. Pendapat professional judgement diperoleh dengan cara berdiskusi dengan dosen pembimbing.

2. Uji Daya Beda Aitem

Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok yang memiliki atribut dengan yang tidak memiliki atribut yang akan diukur (Azwar, 2010). Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem yang biasanya menggunakan batasan rit ≥ 0,30.


(51)

Dimana, semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki harga rit kurang dari 0,30 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya beda rendah (Azwar, 2010).

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan formula koefisien korelasi

Pearson Product-Moment pada program SPSS 16.0for Windwos. Pada penelitian ini uji coba alat ukur dilakukan pada 76 subjek. Adapun hasil uji coba daya beda aitem dapat dilihat pada lampiran c.

a. Hasil Uji Coba Variabel Penelitian

Jumlah aitem alat ukur prasangka yang diujicobakan kepada subjek adalah 30 aitem. Setelah dilakukan analisi terhadap data yang diperoleh, keseluruhan aitem dapat diikutsertakan dalam alat ukur pengambilan data. Kriteria pemilihan aitem menggunakan batasan (rit ≥ 0,30) dan uji validitas dilakukan bersama proffesional judgement, dimana tidak ada aitem yang lebih rendah dari koefisien tersebut. Hasil uji coba terhadap skala prasangka menunjukkan nilai diskriminasi yang bergerak dari 0,390 sampai dengan 0,833.

Tabel 3. Distribusi Aitem Alat Ukur Prasangka Setelah Uji Coba Aspek Favourable Unfavourable Total Bobot Kognitif 1,8,12,26, dan 30. 5,14,21, 29 dan 15 10 33,33%

Afektif 4,27,6, 10 dan 16 17,11,3,24 dan 5 10 33,33%

Konatif 19,18,28,13, dan 23 2,25,7,9 dan 20 10 33,33%

Total 15 15 30 99,99%

3. Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas yaitu sejauh mana hasil tes yang didapatkan dari alat tersebut dapat dipercaya (Suryabrata, 2000). Reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini


(52)

menggunakan pendekatan konsistensi internal berupa koefisien cronbach alpha

dengan bantuan program komputer SPSS 16.00 for windows. Koefisien reliabilitas memiliki rentang angka 0-1,00. Sebuah alat ukur dianggap reliabel jika koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 (Azwar, 2004). Berdasarkan uji reliabilitas yang telah dilakukan, alat ukur prasangka memiliki koefisien realibilitas sebesar 0,931.

G. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN

Prosedur pelaksanaan penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap pengolahan data.

1. Tahap Persiapan Penelitian

Pada tahap ini, persiapan yang dilakukan adalah mempersiapkan alat ukur penelitian berupa skala untuk mengukur prasangka. Persiapan alat ukur penelitian dilakukan dengan :

a. Membuat blue-print aitem-aitem yang ingin diberikan. Adapun jumlah aitem dari skala prasangka terhadap Front Pembela Islam pada mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara adalah 30 buah aitem. Setiap respon terdiri dari 4 buah alternatif jawaban. Skala prasangka akan diprint pada kertas yang berukuran A4 dan berbentuk booklet.

b. Melakukan uji coba alat ukur penelitian kepada mahasiswa Muslim Sumatera Utara.

c. Menganalisa daya beda aitem dan reliabilitas aitem yang telah diuji coba. d. Menyebarkan kembali alat ukur yang telah diuji coba kepada subjek

penelitian.


(53)

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini, alat ukur akan diberikan kepada subjek penelitian. Setelah memberikan alat ukur, peneliti menjelaskan tujuan dari pengisian skala ini. Setelah itu, memberikan waktu kepada subjek untuk mengisi skala. Setelah selesai, peneliti memeriksa kembali skala yang telah diisi untuk menghindari kesalahan atau ketidaklengkapan dalam pengisian. Dan diakhiri dengan responden diberi reward sebagai bentuk ucapan terima kasih karena sudah berpatisipasi didalam penelitian ini.

3. Tahap Pengolahan Data

Hasil yang diperoleh dari alat ukur prasangka yang telah terkumpul kemudian dimasukkan ke dalam aplikasi Microsoft Excel dengan tujuan mempermudah peneliti saat melakukan pengolahan data. Selanjutnya, peneliti melakukan pengolahan data dengan menggunakan program SPSS for windows 16.0 version.

H. METODE ANALISIS DATA

Data yang diperoleh dari suatu penelitian tidak dapat langsung digunakan, melainkan harus diolah terlebih dahulu. Metode analisis data dalam metode kuantitatif-deskriptif yang digunakan peneliti untuk melihat prasangka terhadap Front Pembela Islam pada mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara adalah statistik deskriptif. Keseluruhan analisa data dilakukan dengan menggunakan program SPSS for windows 16.0 version. Sebelum


(54)

data yang terkumpul dianalisa, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang meliputi:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian variabel terdistribusi secara normal. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS for windows 16.0 version. Adapun, kaidah normal yang digunakan dalam penelitian ini adalahjika p ≥ 0,05 maka sebarannya dinyatakan normal dan sebaliknya jika p < 0,05 maka sebarannya dinyatakan tidak normal (Hadi, 2000).


(55)

29 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, peneliti akan menguraikan keseluruhan hasil penelitian, diawali dengan hasil uji asumsi, hasil analisa data, hasil utama penelitian, hasil tambahan penelitian dan diakhiri dengan pembahasan penelitian berdasarkan teori.

A. HASIL UJI ASUMSI 1. Uji Normalitas

Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan uji normalitas untuk melihat apakah skor subjek dalam populasi telah terdistribusi dengan normal. Dimana, peneliti menggunakan metode One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Data dapat dikatakan terdistribusi secara normal apabila harga p > 0,05. Diketahui bahwa, hasil uji normalitas terhadap variabel prasangka diperoleh nilai p=0,079. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai p (0,079) > 0,05 maka data dari variabel prasangka terdistribusi secara normal.

B. HASIL ANALISA DATA

1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Penelitian ini melibatkan 183 subjek yang merupakan mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang masih aktif. Gambaran subjek penelitian diperoleh dari data demografis yang terletak dibagian awal skala penelitian, yang memuat data semester, jenis organisasi, pengalaman dengan Front Pembela Islam dan sumber pengetahuan tentang Front Pembela Islam.


(56)

Tabel 4. Gambaran Subjek Berdasarkan Semester

Gambaran Data Subjek Frekuensi Persentase

Semester

I 46 25,1 %

III 46 25,1 %

V 46 25,1 %

VII 45 25 %

Total 183 100 %

Dari tabel diatas, diketahui bahwa gambaran umum subjek berdasarkan semester terlihat bahwa subjek pada semester I berjumlah 46 orang (25,1%), subjek pada semester III berjumlah 46 orang (25,1%) dan subjek pada semester V berjumlah 46 orang (25,1%) dan berjumlah 45 orang (25%) subjek pada semester VII.

Tabel 5. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Organisasi Gambaran Data Subjek Frekuensi Persentase

Jenis Organisasi

Kerohanian Islam 59 32,2 %

Pemerintahan Mahasiswa

14 7,6 %

Unit Kegiatan Mahasiswa

27 14,7 %

Tidak Mengikuti Organisasi

83 45,3 %

Total 183 100 %

Dari tabel diatas, diketahui bahwa gambaran umum subjek berdasarkan jenis organisasi terlihat bahwa subjek yang mengikuti organisasi kerohanian Islam berjumlah 59 orang (32,2%), organisasi pemerintahan mahasiswa berjumlah 14 orang (7,6%), organisasi unit kegiatan mahasiswa berjumlah 27 (14,7%), disertai dengan subjek penelitian yang tidak mengikuti organisasi berjumlah 83 orang (45,3%).


(57)

Tabel 6. Gambaran Subjek Berdasarkan Pengalaman dengan FPI Gambaran Data Subjek Frekuensi Persentase

Pengalaman dengan FPI

Buruk 133 72,7 %

Baik 50 27,3 %

Total 183 100 %

Dari tabel diatas, diketahui bahwa gambaran umum subjek berdasarkan pengalaman dengan Front Pembela Islam terlihat bahwa subjek yang memiliki pengalaman buruk dengan Front Pembela Islam berjumlah 133 orang (72,7%), disertai dengan subjek yang memiliki pengalaman baik dengan Front Pembela Islam berjumlah 50 orang (27,3%).

Tabel 7. Gambaran Subjek Berdasarkan Sumber Pengetahuan tentang FPI

Gambaran Data Subjek Frekuensi Persentase

Sumber Pengetahuan

tentang FPI

Media Massa 133 72,7 %

Masyarakat 16 8,7 %

Keluarga 20 10,9 %

Teman Sebaya 14 7,6 %

Total 183 100 %

Dari tabel diatas, diketahui bahwa gambaran umum subjek berdasarkan sumber pengetahuan tentang Front Pembela Islam terlihat bahwa subjek yang memperoleh sumber pengetahuan tentang Front Pembela Islam yang berasal dari media massa berjumlah 133 orang (72,7%), 16 orang (8,7%) subjek yang memperoleh sumber pengetahuan tentang Front Pembela Islam yang berasal dari masyarakat, 20 orang (10,9%) subjek yang memperoleh sumber pengetahuan tentang Front Pembela Islam yang berasal dari keluarga dan 14 orang lainnya (7,6%) subjek yang memperoleh sumber pengetahuan tentang Front Pembela Islam berasal dari teman sebaya.


(58)

C. HASIL UTAMA PENELITIAN

Pengambilan subjek penelitian ini dilakukan dengan cara random sampling

yang merupakan teknik pengambilan sampel secara probability sampling. Dimana, teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan mengundi nama-nama subjek dalam populasi.

1. Gambaran Umum Prasangka Subjek Penelitian

Gambaran prasangka terhadap Front Pembela Islam pada mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara dapat dilihat dari analisa perbandingan mean hipotetik dan mean empirik skor skala prasangka.

Tabel 8. Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Prasangka Subjek Penelitian

Nilai Mean Hipotetik (µ)

Mean Empirik (M)

Perbandingan

Mean 75 80,19 µ<M

Minimum 30 35

Maksimum 120 116

Standar Deviasi 15 14,67

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh mean hipotetik prasangka sebesar 75 dengan standar deviasi 15, sedangkan mean empirik prasangka adalah 80,19 dengan standar deviasi 14,67. Dari hasil analisa perbandingan terlihat bahwa

mean hipotetik lebih rendah dari mean empirik (75 < 80,19) yang menunjukkan bahwa prasangka yang dimiliki subjek penelitian lebih tinggi daripada yang diperkirakan oleh alat ukur.

Dari hasil tersebut maka subjek penelitian akan dikelompokkan ke dalam empat kelompok berdasarkan tingakatan kategorisasi prasangka, yaitu rendah,


(59)

cenderung rendah, cenderung tinggi dan tinggi. Dimana, peneliti terlebih dahulu menentukan rentang nilai yang didapatkan dari nilai rentang respon skala prasangka. Berdasarkan perhitungan diatas, maka kategorisasi dari variabel prasangka adalah sebagai berikut:

Tabel 9. Kategorisasi Prasangka Subjek Penelitian

Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase

1 – 1,6 Rendah 5 2,73 %

1,7 - 2,4 Cenderung Rendah 60 32,8 %

2,5 - 3,2 Cenderung Tinggi 104 57,0 %

3,3 – 4 Tinggi 14 7,65 %

Total 183 100 %

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa subjek yang tergolong pada kategori prasangka rendah terdiri dari 5 orang (2,73%). Selanjutnya, 60 orang (32,8%) tergolong pada kategori prasangka yang cenderung rendah dan 104 orang (57,0%) tergolong pada kategori prasangka yang cenderung tinggi, diakhiri dengan 14 orang lainnya (7,65%) tergolong pada kategori prasangka yang tinggi.

2. Gambaran Prasangka Berdasarkan Aspek-Aspeknya.

Gambaran prasangka terhadap Front Pembela Islam pada Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara juga dapat dilihat dari aspek-aspek prasangka yaitu kognitif, afektif dan konatif.

a. Gambaran Aspek Kognitif

Tabel 10. Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Subjek pada Aspek Kognitif

Nilai Mean Hipotetik

(µ)

Mean Empirik (M)

Perbandingan

Mean 25 26,2 (µ)<M

Minimum 10 11

Maksimum 40 40


(60)

Standar Deviasi 5 5,40

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh mean hipotetik subjek pada aspek kognitif sebesar 25 dengan standar deviasi 5, sedangkan mean empirik subjek pada aspek kognitif adalah 26,2 dengan standar deviasi 5,40. Dari hasil analisa perbandingan dapat dilihat bahwa mean hipotetik lebih rendah dari mean empirik (25 < 26,2) yang berarti bahwa aspek kognitif pada subjek penelitian ini lebih tinggi daripada yang diperkirakan oleh alat ukur.

Dari hasil tersebut maka subjek penelitian akan dikelompokkan kedalam empat kelompok berdasarkan tingkatan kategorisasi, yaitu rendah, cenderung rendah, cenderung tinggi dan tinggi. Untuk mengelompokkan subjek ke dalam masing-masing kelompok, dibuat suatu kategorisasi skor yang selanjutnya menghasilkan pengkategorian skor seperti pada tabel 8 berikut:

Tabel 11. Gambaran Kategorisasi Subjek pada Aspek Kognitif Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase

1 – 1,6 Rendah 7 3,83 %

1,7 - 2,4 Cenderung Rendah 66 36,0 %

2,5 - 3,2 Cenderung Tinggi 86 47,0 %

3,3 – 4 Tinggi 24 13,1 %

Total 183 100 %

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa subjek yang tergolong pada kategori prasangka rendah terdiri dari 7 orang (3,83%). Selanjutnya, 66 orang (36,0%) tergolong pada kategori prasangka yang cenderung rendah dan 86 orang (47,0%) tergolong pada kategori prasangka yang cenderung tinggi, diakhiri dengan 24 orang lainnya (13,1%) tergolong pada kategori prasangka yang tinggi.


(61)

b. Gambaran Aspek Afektif

Tabel 12. Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Subjek pada Aspek Afektif

Nilai Mean Hipotetik

(µ)

Mean Empirik (M)

Perbandingan

Mean 25 26,8 (µ)<M

Minimum 10 13

Maksimum 40 40

Standar Deviasi 5 5,13

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh mean hipotetik subjek pada aspek afektif sebesar 25 dengan standar deviasi 5, sedangkan mean empirik subjek pada aspek afektif adalah 26,8 dengan standar deviasi 5,13. Dari hasil analisa perbandingan dapat dilihat bahwa mean hipotetik lebih rendah dari mean empirik (25 < 26,8) yang berarti bahwa aspek afektif pada subjek penelitian ini lebih tinggi daripada yang diperkirakan oleh alat ukur.

Dari hasil tersebut maka subjek penelitian akan dikelompokkan ke dalam empat kelompok berdasarkan tingkatan kategorisasi, yaitu rendah, cenderung rendah, cenderung tinggi dan tinggi. Untuk mengelompokkan subjek ke dalam masing-masing kelompok, dibuat suatu kategorisasi skor yang selanjutnya menghasilkan pengkategorian skor seperti pada tabel 10 berikut:

Tabel 13. Gambaran Kategorisasi Subjek pada Aspek Afektif Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase

1 – 1,6 Rendah 9 4,92 %

1,7 - 2,4 Cenderung Rendah 51 27,9 %

2,5 - 3,2 Cenderung Tinggi 102 55,7 %

3,3 – 4 Tinggi 21 11,5 %

Total 183 100 %


(62)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa subjek yang tergolong pada kategori prasangka rendah terdiri dari 9 orang (4,92%). Selanjutnya, 51 orang (27,9%) tergolong pada kategori prasangka yang cenderung rendah dan 102 orang (55,7%) tergolong pada kategori prasangka yang cenderung tinggi, diakhiri dengan 21 orang lainnya (11,5%) tergolong pada kategori prasangka yang tinggi.

c. Gambaran Aspek Konatif

Tabel 14. Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Subjek pada Aspek Konatif

Nilai Mean Hipotetik

(µ)

Mean Empirik (M)

Perbandingan

Mean 25 27,2 (µ)>M

Minimum 10 11

Maksimum 40 39

Standar Deviasi 5 4,95

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh mean hipotetik subjek pada aspek konatif sebesar 25 dengan standar deviasi 5, sedangkan mean empirik subjek pada aspek konatif adalah 27,2 dengan standar deviasi 4,95. Dari hasil analisa perbandingan dapat dapat dilihat bahwa mean hipotetik lebih rendah dari mean

empirik (25 < 27,2) yang berarti bahwa aspek konatif pada subjek penelitian ini lebih tinggi daripada yang diperkirakan oleh alat ukur.

Dari hasil tersebut maka subjek penelitian akan dikelompokkan ke dalam empat kelompok berdasarkan tingkatan kategorisasi, yaitu rendah, cenderung rendah, cenderung tinggi dan tinggi. Untuk mengelompokkan subjek ke dalam masing-masing kelompok, dibuat suatu kategorisasi skor yang selanjutnya menghasilkan pengkategorian skor seperti pada tabel 12 berikut:


(63)

Tabel 15. Gambaran Kategorisasi Subjek pada Aspek Konatif Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase

1 – 1,6 Rendah 6 3,3 %

1,7 - 2,4 Cenderung Rendah 41 22,4 %

2,5 - 3,2 Cenderung Tinggi 116 63,4 %

3,3 – 4 Tinggi 20 10,9 %

Total 183 100 %

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa subjek yang tergolong pada kategori prasangka rendah terdiri dari 6 orang (3,3%). Selanjutnya, 41 orang (22,4%) tergolong pada kategori prasangka yang cenderung rendah dan 116 orang (63,4%) tergolong pada kategori prasangka yang cenderung tinggi, diakhiri dengan 20 orang (10,9%) tergolong pada kategori prasangka yang tinggi.

D. HASIL TAMBAHAN PENELITIAN

Penelitian ini juga memperoleh beberapa hasil tambahan penelitian yaitu gambaran prasangka terhadap Front Pembela Islam pada mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara berdasarkan semester, jenis organisasi, pengalaman dengan Front Pembela Islam dan sumber pengetahuan tentang Front Pembela Islam.

1. Gambaran Prasangka Subjek Berdasarkan Semester

Tabel 16. Gambaran Prasangka Subjek Berdasarkan Semester Semester Min Max Mean

Hipotetik (µ)

Mean Empirik

(M)

µ < M Prasangka R CR CT T

I 52 115 75 81,43 µ < M - 12 31 3

III 71 97 75 79,15 µ < M - 12 33 1

V 35 116 75 79 µ < M 3 20 19 4

VII 46 116 75 81,20 µ < M 2 16 21 6


(1)

3 2 4 2 2 3 2 4 1 1 2 4 3 1 3 71

3 2 4 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 1 3 75

3 2 4 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 1 3 75

4 2 4 4 1 4 3 2 2 2 3 3 3 1 2 89

1 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 98

3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 1 3 73

3 3 2 2 3 2 2 4 2 3 4 4 4 4 4 85

3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 73

3 2 4 4 4 3 2 3 2 2 2 3 4 3 3 88

3 2 4 3 1 2 2 4 2 2 4 4 4 2 3 85

4 3 4 2 3 2 4 3 4 3 3 3 3 1 1 89

4 2 3 3 3 2 3 3 4 2 4 3 4 3 3 85

4 2 3 2 4 1 2 3 2 2 3 3 3 2 3 73

3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 1 3 72

3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 78

2 2 2 1 2 2 2 4 2 2 2 3 3 1 1 71

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 4 4 75

3 3 3 2 2 3 2 4 2 4 4 4 4 3 4 86

3 2 3 2 3 2 2 4 3 4 4 3 4 4 4 88

3 1 3 3 3 1 1 3 1 1 3 3 3 1 3 59

2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 58

1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 3 1 52

1 3 3 4 2 2 1 4 1 1 4 4 4 1 3 80


(2)

107

4 2 4 2 3 2 2 4 2 1 4 4 4 2 3 86

3 3 2 2 3 2 2 4 2 3 4 4 4 4 4 87

2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 4 4 4 76

3 2 4 2 2 2 2 3 3 2 4 3 3 4 4 85

3 2 4 4 2 2 1 4 1 1 4 4 3 1 3 72

3 3 3 3 4 4 2 3 2 2 3 3 4 1 2 88

3 2 4 4 2 2 2 3 3 2 4 4 4 4 4 85

2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 88

2 2 3 2 2 3 2 4 2 2 4 4 4 2 3 82

4 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 3 77

3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 77

3 2 4 2 3 3 2 3 2 2 4 4 4 1 2 75

3 4 3 3 4 4 4 1 4 4 3 3 4 4 4 107

4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 115

4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 97

3 1 3 2 1 2 1 3 2 1 3 2 2 1 1 60

4 2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 100

3 2 4 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 94

4 3 3 3 3 4 4 4 2 2 3 3 4 3 2 97

2 1 3 3 2 3 2 3 1 1 4 3 3 2 4 75

3 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 4 60

3 1 2 3 2 2 2 3 2 2 4 4 4 3 4 81

4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 4 3 3 3 99


(3)

3 2 3 3 2 3 2 4 3 3 3 4 4 3 4 88

3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 4 4 3 3 3 91

3 2 3 4 3 2 1 4 2 1 3 4 4 3 4 81

3 3 3 3 2 1 1 2 1 2 3 3 3 1 3 70


(4)

(5)

LAMPIRAN D

RELIABILITAS DAN UJI ASUMSI

SKALA PRASANGKA

(PENELITIAN)


(6)

1. Reliabilitas Skala Prasangka (Penelitian) Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.931 30

2. Uji Asumsi Normalitas Skala Prasangka

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Prasangka .062 183 .079 .990 183 .212