BAB IV ANALISA DAN EVALUASI
A. Pengawasan Terhadap Pelunasan PPh Pasal 21 melalui Surat Pemberitahuan
Bentuk pengawasan terhadap kepatuhan dalam hal pelunasan PPh Pasal 21 merupakan suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh KPP terhadap pelaporan
pelaksanaan kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh Wajib Pajak melalui SPT, sehingga dari laporan SPT tersebut dapat diketahui apakah Wajib Pajak telah
melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan benar, yaitu tentang perhitungan pajak terutang, pajak kurang bayar, lebih bayar atau nihil. Seperti telah kita
ketahui bahwa sistem pemungutan pajak yang diterapkan di Indonesia khususnya PPh Pasal 21 adalah menganut prinsip self assestment system, dimana Wajib
Pajak diberi kepercayaan dalam hal perpajakannya, yaitu Wajib Pajak bisa menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan Pajak terutang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Kegiatan pengawasan terhadap Pelunasan SPT PPh Pasal 21 yang dilakukan
oleh fiskus adalah melalui tahap sebagai berikut : 1. Seksi Pengawasan dan Konsultasi WASKON di KPP Pratama Medan Polonia
melalui petugas yang bertugas menerima SPT PPh Pasal 21 akan menerima dan
41
Universitas Sumatera Utara
mengecek SPT yang telah diterima dari Wajib Pajak. Adapun pengecekan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Apakah Wajib Pajak tersebut benar-benar berada di bawah wewenang pengawasan KPP yang bersangkutan yaitu KPP Pratama Medan Polonia. Hal
ini dilakukan dengan cara meneliti digit yang tertera dalam Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP.
b. Kelengkapan SPT PPh Pasal 21 Terhadap kelengkapan SPT PPh Pasal 21 dilakukan oleh fiskus untuk
memberikan informasi tentang kewajiban perpajakn Wajib Pajak. Adapun yang diperiksa kelengkapan SPT nya yaitu meliputi :
• Nama Wajib Pajak, Nomor Pokok Wajib Pajak dan alamat Wajib
Pajak; •
Masa pajak yang bersangkutan; •
Tanda tangan Wajib Pajak atau kuasa Wajib Pajak; •
Jumlah objek pajak, jumlah pajak yang terutang dan atau jumlah pajak dibayar;
• Pengisian setiap kolom yang tertera dalam SPT PPh Pasal 21 sudah
benar; •
Data lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha wajib pajak, dan data-data lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Selain data tersebut, sangat penting diperiksa tanggal pembayaran dan juga pelaporan SPT PPh Pasal 21 tersebut. Apabila melalui seksi Pengawasan
dfan Konsultasi WASKON ditemukan SPT yang pelaporannya melewati batas pelaporan dan pembayarannya, maka SPT tersebut akan ditindak
lanjuti untuk diperhitungkan kembali pengenaan sanksinya. Dalam Pasal 38 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan
Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan bahwa, apabila Wajib Pajak tidak
menyampaikan SPT, atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar karena kealpaan Wajib Pajak sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan
negara, dan perbhuatan tersebut merupakan perbuatan setelah perbuatan yang pertama kali sebagaimana dimaksud dalam pasal 13A Undang-Undang KUP,
didenda paling sedikit 1 satu kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 2 dua kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang dibayar, atau dipidana kurungan paling singkat 3 tiga bulan atau paling lama 1 satu tahun.
Dalam pasal 39 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan menyatakan apabila dengan sengaja Wajib Pajak tidak menyampaikan SPT dan atau keterangan yang isinya tidak benar, atau tidak l
engkap sehingga dapat menimbulkan kerugian pendapatan negara , dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 enam bulan dan paling lama 6 enam
Universitas Sumatera Utara
tahun dan denda paling sedikit 2 dua kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4empat kali dari jumlah pajak terutang yang
tidak atau kurang dibayar
B. Tujuan Dilakukannya Pengawasan terhadap Pelunasan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21