Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
f.
Interdepensi sistem. Kemampuan sistem untuk mencapai tujuannya
tergantung pada efektivitas fungsinya dan interaksi yang harmonis antara subsistemnya.
Hal diatas menjelaskanbahwa sistem itu sendiri bukanlah seperangkat unsur yang tersusun secara tidak teratur, tetapi terdiri dari unsur-unsur
yang saling mengisi satu sama lainnya. Dan sistem itu sendiri juga mencakup tiga kegiatan sebagai berikut.
a. Masukan atau input.
b. Pengolahan atau processing.
c. Hasil dari pengolahan atau output
Sistem menerima dari lingkungannya dan juga menghasilkan output untuk lingkunganya. Sistem tertutup tidak menerima input dari
lingkungannya dan tidak menghasilkan untuk linkungannya. Output dari sistem tertutup adalah eksistensi dari sistem itu sendiri. Sistem yang
terdiri dari satu input dan satu output. Sistem yang lebih komplek akan terdiri dari beberapa input dan juga akan menghasilkan beberapa output
pula. 2.
Informasi Informasi berasal dari data. Sebalum menjelaskan arti dari informasi, kita
harus mengetahui arti dari data terlebih dahulu. Data adalah fakta statistikdalam bentuk kumpulan simbol yang tidak mengartikan
sesuatu.Informasi adalah data yang telah tersasir, terorganisir, terealisasi,
dan saling berhubungan sehingga berguna untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut Bodnar dan Hopwood 2001;1 yaitu: “informasi adalah data
yang berguna telah diolah sehingga dapat dijadikan dasarr untuk mengambil keputusan yang tepat”.
Dari defenisi tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa informasi merupakan data yang menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih
berarti bagi yang menerimanya, menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuaan nyata, digunakan untuk pengambilan keputusan.
Dalam mentransformasi data menjadi informasi dibutuhkan langkah- langkah sebagai berikut:
a. Pengumpulan atau capturing adalah pengumpulan data melakukan
pemeriksaan keterangan yang ada, apakah itu atau data fakta. b.
Memilah atau verfying adalah memilah data atau fakta yang dikumpulkan tersebut benar atau hanya direka-reka saja.
c. Pengelompokkan atau classifying adalah pengelompokkan data yang
telah ada sesuai dengan yang dibutuhkan. d.
Penyeleksiann atau sorting adalah menempatkan unsur data ke dalam urutan data yang disesuaikan dengan kebutuhan si pemakai.
e. Meringkas atau summarizing adalah meringkas data yang telah
dikelompokkan menjadi laporan data menjadi bentuk matematis atau angka.
f. Perhitungan atau calculating adalah memberikan nilai kepada data-
data yang ada. g.
Menyimpan atau storing adalah menempatkan data pada alat-alat penyimpanan yang dapat dilihat kembali pada saat diperlukan.
h. Pengambilan kembali atau Retriving aadalh pengambilan keterangan
kembali dari arsip bila informasi tersebut masihlayak guna untuk dipakai sebagai informasi.
i. Memperbanyak atau Reproducing adalah meciptakan kembali atau
memperbanyak informasi yang ada dengan fotocopy atau magnetic disk agar data asli tidak rusak.
j. Mengkomunikasikan atau Communicating adalah menyebarkan
informasi yang tersimpan kepada si pemakai informasi tersubut. Informasi yang berguna memiliki beberapa karakteristik berikut ini:
a. Relevan.Isi dari suatu laporan atau dokumen harus bekerja untuk
suatu tujuan. Hanya data yang relevan dengan tindakan pengguna yang memiliki nulai informasi. Oleh Karena itu, laporan yangberisi
ketidak relevan hanya menyia-nyiakan sumber daya dan dapat menjadi penghalang bagi penggguna. Ketidak relevanan
memecahkan perhatian dari pesan yang sesungguhnya dari laporan terkait dan dapat menghasilkan keputusan atau tindakan yang tidak
tepat. b.
Tepat waktu.Umur informasi adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan kegunaanya. Informasi harus tidak melebihi
periode waktu dari tindakan yang didukungnya. Contohnya, jika seorang manajer membuat keputusan secara hariann untuk membeli
persediaan dan pemasok berdasarkan laporan status persediaan, maka informasi tersebut dalam laporan tidak boleh berumur lebih
dari satu hari. c.
Akurasi.Informasi harus bebas dari kesalahan yang signifikan. Akan tetapi, signifikansi adalah konsep yang sulit diukur. Konsep ini tidak
memiliki nilai absolute, ini adalah konsep yang sangat bergantung pada masalahnya. Artinya dalam beberapa situasi, informasi harus
benar-benar akurat. Sementara dalam kondisi lainnya, desainer sistem harus mencari keseimbangan antara informasi yang seakurat
mungkin dengan ketetapan waktu yang menandai agar berguna. d.
Kelengkapan. Semua informasi yang penting bagi sebuah keputusan atau pekerjaan harus ada. Contohnya, sebuah laporan harus
menyediakan semua perhitungan yang dibutuhkan dan menyajikan pesannya secara jelas serta tidak ambigu.
e. Ringkas. Informasi harus sesuai dengan kebutuhan pengguna. Para
manajer dalam tingkat yang lebih rendah cenderung membutuhkan innformasi yang sangat terperinci. Ketika informasi mengalir melalui
perusahaan hingga ke pihak manajemen puncak, maka informasi harus lebih ringkas. Pengaruh struktur organisasi dan tingkat
manajerial atas pelaporan informasi.
Pengertian akuntansi menurut Horngren, walter dan Harrison
2007;4 “akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis,
memproses data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan”
Pengertian akuntansi yang lain menurut Kieso, Waygandtdan Warfield 2002;2
”akuntansi bisa didefenisikan secara tepat dengan menjelaskan tiga karakteristik dari akuntansi: 1 pengidentifikasian,
pengukuran, dan pengomunikasian informasi keuangan tentang 2 entitas ekonomi kepada 3 pemakai yang berkepentingan”.
Lain halnya dengan Warren, Reeve, Fess 2005;10 “Akuntansi adalah
suatu sistem informasi nyang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan keuangan”
Pengertian dari tiga elemen tesebut yaitu sistem, informasi dan akuntansi yang bila di hubungkan akan menghasilkan defenisi baru yaitu
sistem akuntansi informasi
Menurut Bodnar dan Hpwood 2000;1 “sistem informasi akuntansi
merupakan kumpulan sumber daya yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi ini di komunikasikan kepada beragam pengambil keputusan.
Sistem informasi akuntansi mewujudkan perubahan ini secara manual atau terkomputerisasi”.
Sistem informasi akuntansi menyiapkan informasi yang akurat dan
tepat waktu bagi manajemen dengan melaksanakan operasi-operasi tertentu atas semua data sumber yang diterimanya. Manajemen organisasi perusahaan
atau instansi menerima informasi memanfaatkannya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Keputusan manajemen itulah yang akan
mempengaruhi hubungan organisasi perusahaan dengan lingkungan sekitarnya.
Sistem informasi akuntansi mempunyai sebelas komponen yaitu:
1. komponen sasaran dan tujuan, merefleksikan kekuatan pendorong sistem
2. alasan keberadaan suatu sistem komponen input data
3. komponen output, informasi untuk pengambilan keputusan
4. penyimpanan data
5. pemroses
6. intruksi dan prosedur, memproses data menjadi informasi
7. batas sistem
8. kendala sistem, yaitu ketervbatasan intern dan ekstern
9. komponen pengaman base, yang berguna dan menjamin informasi yang
dihasilkan akura 10.
komponen interface informasi, berfungsi sebagai penghubunng antar pemakai, antara mesin dengann pemakai, antar subsistem dalam sistem
informasi akuntansi 11.
subsistem, merupakan bagian sistem informasi akuntansi. Model umum untuk mengkaji aplikasi sistem informasi Akuntansi
biasanya terdiri dari pemakai akhir, sumber data, kumpulan data, pemrosesan data, manajemen data base, penghasil informasi dan umpan balik. Namun,
seiring dengan perubahan struktur perusahaan, maka lahirlah model-model baru karena kelemahan dan keterbatasan model sebelumnya. Ada lima model
yaitu:
1. Proses Manual
Model proses manual adalah bentuk yang paling tua paling tradisional dari sistem akuntansi. Sistem manual membentuk peristiwa-peristiwa
fisik, sumber daya dan personel yang mencirikan kebanyakan proses bisnis. Kelebihan darii prosees manual ini adalah : a membantu
hubungan penting antara sistem informasi akuntansi dan bidang akuntantsi lainnya b logika proses bisnis dapat lebih mudah dimengerti
ketika tidak diselubungi oleh teknologi, dan c memfasilitasi pemahaman kegiatan control internal, termasuk pemisahan fungsi-fungsi,
pengawasan, dan vertifikasi independen, dan control akses. Sedangkan kelamahannya adalah prosesnya lambat dan membutuhkan dokumen-
dokumen yang cukup banyak untuk menyimpan data sehingga tidak efisiensi.
2. Model Flat File File Mendatar
Pendekatan flat file sering sekali berkaitan dengann sistem yang disebut sebagai sistem warisan legacy system yaittu sistem kerangka utama
dalam sistem mainframe besar yang diterapkan pada tahun 1950 sampai 1980-an. Flat file menjelaskan suatu lingkungan dimana file-file yang
data individualnya tidak ada berkaitannya dengan file-file lainnya. Kelebihannya adalah file-file distrukturisasi, di format dan diatur sebagai
sebuah kebutuhan spesifik dari pemilik atau pemakai data utama. Namun demikian, strukturisasi seperti itu dapat mengesampingkan atribut data
yang berguna bagi pemakai lain sehingga menghambat keberhasilan intergrasi data dalam organisasi.
3. Model Data Base
Masalah-masalah yang berkaitan dengan flat files dapat diatasii dengan mengimplementasikan model data base ke manajemen data atau sering
disebut sistem manajemen data base Data Base Manajemen System, yaitu meerupakan sistem perangkat lunak khusus yang deprogram untuk
mengetahui elmen-elemen data yang dapat diotorisasi setiap pemakai untuk diakses.
4. Model REA
REA adalah suatu kerangka akuntansi untuk membuat model Rourcase Events dan Agents yang kritikal dalam organisasi relasi antara mereka.
Model ini mensyarat bahwa fenomena-fenomena akuntansi dicrikan dengan cara konsisten dengan pengembangan perspektif pemakai
majemuk. Data bisnis tidak harus diformat atau secara artificial dibatasi dan harus mencerminkan semua aspek yang relevan dengan peristiwa-
peristiwa ekonomi yang mendasarinya. 5.
Model Enterprise Resource Planning ERP Enterprise Resource Planning perencanaan sumber daya perusayaan
merupakan sebuah model sistem informasi yang memapukan suatu organisasi untuk menggotomatiskan dan mengintegrasikan proses-proses
bisnis.Enterprise Resource Planning memecahkan dua hambatan fungsional tradisional yaitu dengan memfasilitasi pemakaian data
bersama, arus informasi dan dengan memperkenalkan praktik-praktik yang umum diantara semua pemakai organisasi. Oleh karena
kompleksitas dan ukurannya, hanya sedikit orrganisasi yang ingin ataupun mampu untuk berkomitmen pada resiko dalam pengembangan
sistemin house.