2. Sampel
Menurut Tika 2005: 24 “sampel adalah sebagian dari objek atau individu-individu yang mewakili suatu populasi
”. Sedangkan menurut Sopiah 2010: 186 “ sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
populasi”.
Sampel dalam penelitian ini yaitu wilayah dan subjek penelitian yang mengalami konversi lahan disesuaikan dengan luas lahan yang mengalami konversi
di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Berdasarkan hasil observasi Desa yang mengalami konversi besar adalah Desa Hegarmanah, Desa Sayang, Desa
Cibeusi, Desa Cikeruh dan Desa Cipacing. Desa yang mengalami konversi sedang adalah Desa Jatiroke, Desa Cisempur, Desa Jatimukti, Desa Cintamulya dan Desa
Mekargalih. Desa yang terkonversi sedikit adalah Desa Cilayung dan Desa Cileles. Sehingga sampel penduduknya proporsional. Selanjutnya penetuan sampel
penduduk sebagai berikut. Jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini dihitung dengan
menggunakan rumus Dixon dan B.Leach dalam Tika 2005:25.
Menentukan persentase karakteristik x 100
x 100
Menentukan variabilitas
√ √
Menentukan jumlah sampel
[ ]
2
[ ]
2
65 Keterangan :
n = Jumlah sampel
Z = Convidence level atau tingkat kepercayaan 95 besarnya 1,96.
V = Variabititas, diperoleh dari hasil sebelumnya.
c = Conviden limit atau batas kepercayaan, besarnya 10.
Menentukan jumlah sampel yang dikoreksi
[ ]
[ ]
. Keterangan:
N’ = Jumlah sampel yang telah dikoreksi. n
= Jumlah sampel yang dihitung dalam rumus sebelumnya N
= Jumlah KK Berdasarkan rumus diatas maka jumlah sampel sebanyak 65 sampel
responden. Pada sampel ini akan disebarkan secara proporsional berdasarkan jumlah kepala keluarga di lokasi penelitian menjadi sampel penelitian. Dengan
rumus Soepono dalam Latipah 2009:38 teknik ini digunakan karena kepala keluarga di desa lokasi penelitian sampelnya tidak sama. Adapun perhitungan yang
digunakan yaitu:
� �
� � � N
: Jumlah sampel KK tiap Desa
P
1
: Jumlah populasi KK tiap Desa
P : Jumlah populasi KK keseluruhan Desa sampel
N :
Jumlah seluruh Sampel
Jumlah sampel penduduk tiap desa wilayah sampel adalah
Desa Cikeruh
�
�
1
�
� � �
� = 7
Desa Hegarmanah
�
�
1
�
� � �
3
� � = 6
Desa Cibeusi
�
�
1
�
� � �
� � 6,27 = 6
Desa Sayang
�
�
1
�
� � �
7
� � = 5
Desa Cipacing
�
�
1
�
� � �
7
� � = 6
Desa Mekargalih
�
�
1
�
� � �
7
� � = 5
Desa Cintamulya
�
�
1
�
� � �
� � = 6
Desa Jatimukti
�
�
1
�
� � �
7
� � = 4
Desa Cisempur
�
�
1
�
� � �
3
� � = 3
Desa Jatiroke
�
�
1
�
� � �
� � = 4
Desa Cileles
�
�
1
�
� � �
3
� � = 9
Desa Cilayung
�
�
1
�
� � �
3
� �
= 4
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi Lapangan
Menurut Suma’atmadja 1981:105 mengemukakan bahwa “Observasi lapangan pada dasarnya pengetahuan Geografi merupakan pengetahuan hasil
pengumpulan data, fakta dan kenyataan dilapangan”. Observasi ini memiliki ciri yang cukup spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara
dan kuisioner. Pada dasarnya wawancara dan kuesioner hanya terikat dengan orang yang bersangkutan, sedangkan observasi tidak sebatas pada orang, tetapi pada
objek-objek alam lainnya. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan apabila berkenaan
dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam. Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk melihat penomena konservasi dan nilai lahan terhadap
struktur mata pencaharian di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Adapun teknik observasi pada lapangan ini dengan menggunakan dua objek
penelitian diantaranya objek fisik kondisi alam dan objek sosial kondisi struktur mata pencaharian. Menurut Suma’atmadja 1981:105 mengungkapkan juga
41 bahwa Observasi yang kita lakukan di lapangan pada umumnya dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu observasi terkontrol controlled observatio dan observasi tidak terkontrol uncontrolled observation.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi terkontrol yaitu penelitian melihat secara langsung melihat fenomena yang berada di Kecamatan
Jatinangor Kabupaten Sumedang baik objel fisik kondisi alam maupun objek sosial struktur mata pencaharian adapun beberapa yang ingin diketahui dari hasil
wawancara antara lain:
a. Mengidentifikasi kondisi fisik daerah penelitian.
b. Mengidentifikasi luas lahan yang mengalami konservasi
c. Mengidentifikasi struktur mata pencaharian setelah terjadinya konservasi.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapat informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden menggunakan pedoman wawancaradaftar
pertanyaan yang diberikan kepada responden. Teknik wawancara ini dilakukan dengan cara peneliti datang langsung ke lapangan, kemudian
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat pada pedoman wawancara kepada penduduk yang dijadikan responden, sehingga
menghasilkan data yang dibutuhkan seperti untuk mengetahui perkembangan nilai lahan dan perubahan struktur mata pencaharian di daerah penelitian
sebelum dan sesudah terjadi konversi lahan yang terjadi pada tahun 2002 sampai dengan 2012.