Pengertian Pendidikan Akhlak LANDASAN TEORI PENDIDIKAN AKHLAK

A. Pengertian Pendidikan Akhlak

Banyak pendapat tentang definisi pendidikan. Ilmuan muslim maupun non muslim pun memberi pengertian yang berbeda-beda tentang pendidikan sesuai dengan alasan masing-masing dalam memberi pengertian kata pendidikan. Pendidikan dilihat dari istilah bahasa Arab maka pendidikan mencakup berbagai pengertian, antara lain tarbiyah, tahzib, ta’lim, tadib, siyasat, mawa’izh, ada taawwud dan tadrib. 24 Sedangkan untuk istilah tarbiyah, tahzib dan tadib sering dikonotasikan sebagai pendidikan. Talim diartikan pengajaran, siyasat diartikan siasat, pemerintahan, politik atau pengaturan. Muwaizh diartikan pengajaran atau peringatan. ‘Ada Taawwud diartikan pembiasaan dan tadrib diartikan pelatihan. Istilah tersebut sering dipergunakn oleh beberapa ilmuwan sebagaimana Ibn Miskawaih dalam bukunya berjudul Tahzibul Akhlak, Ibn Sina memberi judul salah satu bukunya kitab Al Siyasat, Ibn al-Jazzar al-Qairawani membuat judul salah satu bukunya berjudul Siyasat al-Shibyan wa Tadribuhum, dan Burhan al-Islam al-Zarnuji memberikan judul salah satu karyanya Talim al-Mulaallim Tharik at-Taalum. Perbedaan itu tidak menjadikan penghalang dan para ahli sendiri tidak mempersoalkan penggunaan istilah di atas. Karena, pada dasarnya semua pandangan yang berbeda itu bertemu dalam suatu kesimpulan awal, bahwa pendidikan 24 Jamauddin Al-Qasimi, Ihya ‘Ulumuddin Imam Al-Ghazali, Bekasi : Darul Falah, 2010, h. 301. merupakan suatu proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih baik. 25 Secara istilah, tarbiyah, ta’dib, dan ta’lim memiliki perbedaan satu sama lain dari segi penekanan, namun apabila dilihat dari segi unsur kandungannya, terdapat keterkaitan kandungannya yang saling mengikat satu sama lain yakni dalam hal memelihara dan mendidik anak. Kata ta’dib, lebih menekankan pada penguasaan ilmu yang benar dalam diri seseorang agar menghasilkan kemantapan amal dan tingkah laku yang baik. Sedangkan pada at-Tarbiyah, difokuskan pada bimbingan anak supaya berdaya dan tumbuh kelengkapan dasarnya juga dapat berkembang secara sempurna. Sedangkan kata ta’lim, menekankan pada penyampaian ilmu pengetahuan yang benar, pemahaman, pengertian, tanggung jawab, dan pemahaman anamah kepada anak. Dari pemaparan ketiga istilah, maka terlihat bahwa proses ta’lim mempunyai cakupan yang lebih luas dan sifatnya lebih umum dibanding dengan proses tarbiyah dan ta’dib. Sedangkan akhlak didapat dari bahasa arab dari kata “khuluqun” bentuk jama’ dari kata “khuluq” yang mempunyai arti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat, kebiasaan atau adat, keperwiraan, kesatrian, kejantanan, agama dan kemarahan al Ghodhob. 25 Abu Ahmadi, islam Sebagai Paradigma ilmu Pendidikan islam Yogyakarta : Aditya Media, 1992, h. 35. Dari kata khulqun, hal ini sangat memungkinkan bahwa tujuan dari akhlak adalah ajaran yang mengatur hubungan dari manusia kepada sang Khalik dan makhluk lain. Menurut Imam Al Gazali dalam Ihya Ulumuddin sebagai berikut: Akhlak adalah sebuah bentuk ungkapan yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan yang gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”. Menurut istilah akhlak diartikan sebagai suatu keadaan yang melekat pada diri manusia yang darinya lahir perbuatan-perbuatan yang mudah tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian. 26 Apabila yang keluar merupakan perbuatan yang baik, maka disebut dengan akhlak mahmudah atau akhlak yang terpuji. Namun sebaliknya, apabila yang dilahirkan adalah perbuatan yang buruk maka disebut akhlak madhmumah atau akhlak tercela. Dalam pendidikan karakter yang berorientasi pada akhlak mulia kita wajib untuk berbuat baik dan saling membantu serta dilatih untuk selalu sabar, menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain sebagaimana firman Allah SWT. َﻦﯾِﺬﱠﻟٱ ﻮُﻘِﻔﻨُﯾ ﻲِﻓ َن ِءٓاﱠﺮﱠﺴﻟٱ َو ِءٓاﱠﺮﱠﻀﻟٱ َو َﻦﯿِﻤِﻈ َٰﻜۡﻟٱ َﻆۡﯿَﻐۡﻟٱ َو َﻦﯿِﻓﺎَﻌۡﻟٱ ِﻦَﻋ ِۗسﺎﱠﻨﻟٱ َو ُﱠ ٱ ﱡﺐِﺤُﯾ َﻦﯿِﻨِﺴ ۡﺤُﻤۡﻟٱ ١٣٤ Artinya: yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. 26 Suwito, Filsafat Pendidika Akhlak Yogyakarta : Belukar, 2004, h. 58. Dari uraian di atas maka tujuan pendidikan karakter menurut Islam adalah membentuk pribadi yang berakhlak mulia, karena Akhlak mulia adalah pangkal kebaikan. Orang yang berakhlak mulia akan segera melakukankebaikan dan meninggalkan keburukan. 27 Pendidikan akhlak sebagaimana dirumuskan oleh Ibn Miskawaih merupakan upaya ke arah terwujudnya sikap batin yang mampu mendorong secara spontan lahirnya perbuatan-perbuatan yang bernilai baik dari seseorang. Dalam pendidikan akhlak ini, kriteria benar dan salah untuk menilai perbuatan yang muncul merujuk kepada Al-Qur’an dan Sunah sebagai sumber tertinggi dalam ajaran Islam. Dengan demikian maka pendidikan akhlak dapat dikatakan sebagai pendidikan moral dalam pendidikan Islam. 28 Kajian lebih dalam terhadap konsep akhlak yang telah dirumuskan oleh para tokoh pendidikan Islam masa lalu seperti Ibnu Miskawaih, al-Qabisi, Ibn Sina, al- Ghazali dan al-Zarnuji, menunjukkan bahwa tujuan puncak pendidikan akhlak adalah terbentuknya karakter positif dalam perilaku anak didik. Karakter positif ini tiada lain adalah penjelmaan sifat-sifat mulia Tuhan dalam kehidupan manusia. Namun 27 AminAbdullah,Antara al- Ghazali dan Kant: Filsatat Etika Islam, Penerj. Hamzah,Bandung : Mizan, 2002, h. 23. 28 Barmawie Umary, Materia Akhlak Solo : CV Ramadani, 1967, h. 22 demikian dalam implementasinya, pendidikan akhlak yang dimaksud memang masih tetap cenderung pada pengajaran benar dan salah seperti halnya pendidikan moral. 29

B. Tujuan Pendidikan Akhlak