Latar Belakang Perancangan Kampanye "FreeDog" untuk Mencegah Penelantaran Anjing di Kota Bandung bagi Dewasa Muda Aktif.

Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hewan peliharaan anjing dan kucing merupakan hewan menggemaskan yang diminati banyak orang. Kebanyakan yang diminat adalah hewan ras. Hewan peliharaan juga kini mudah didapatkan di pet shop yang berada dibanyak tempat sehingga banyak orang dapat membeli dan memeliharanya. Tetapi orang yang memelihara tersebut kadang kala tidak memikirkan tanggung jawab, resiko dalam pemeliharaan hewan peliharaan, biaya yang dikeluarkan, serta kebutuhan fisik dan mental hewan peliharaan. Hal ini akan berujung kepada penelantaran dan kekerasan terhadap hewan peliharaan. Kebanyakan kasus yang terjadi pada hewan peliharaan adalah penelantaran karena kurangnya rasa bertanggung jawab pemilik, kurang siap memelihara hewan peliharaan, tidak ada biaya dan tempat. Salah satu teori yang digunakan dalam perancangan ini adalah Five Freedom of Animals RSPCA, 2009. Metode ini digunakan untuk mengukur kesejahteraan hewan dengan beberapa aspek terkait didalamnya. Kekerasan dan penelantaran terhadap hewan, khususnya anjing dan kucing tidak hanya terjadi di luar negeri saja, tapi juga di Indonesia. Di Indonesia, hak dan kelangsungan hidup hewan tidak terlalu diperhatikan oleh pemerintah dan masyarakat. Padahal semua manusia bertanggung jawab terhadap masing- masing hewan yang dipelihara maupun bebas di alamnya. Indonesia memiliki banyak hewan yang khas 17 hewan di dunia dimiliki di Indonesia, hewan-hewan ini mengalami kekejaman dan eksploitasi karena diperjualbelikan secara ilegal. Tingginya tingkat kekerasan dan kurangnya kepedulian terhadap hewan juga terlihat dari banyaknya anjing maupun kucing liar Selain itu beberapa orang menghalalkan daging anjing untuk dikonsumsi Universitas Kristen Maranatha 2 massal. Bagi beberapa orang yang tidak menyukai hewan, hal ini dijadikan alasan untuk melakukan kekerasan. Kekerasan bukan hanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak menyukai keberadaan mereka, bahkan pemiliknya sekalipun terkadang menyiksa hewan peliharaannya karena alasan tertentu, bahkan membuang mereka. Melihat banyaknya permasalahan di atas, beberapa kelompok pecinta hewan mendirikan organisasi-organisasi untuk menampung dan mengatasi kekerasan terhadap anjing dan kucing. Organisasi yang berada di Indonesia contohnya seperti Animal Defender, Animal Friends Jogja, BAWA Bali Animal Welfare Association, JAAN Jakarta Animal Aid Network, dan Garda Satwa Indonesia. Organisasi-organisasi ini merupakan organisasi sosial yang bergerak di bidang penampungan hewan khususnya anjing dan kucing yang mengalami kekerasan, penelantaran, dan penganiayaan. Organisasi ini menyelamatkan, menampung, serta memberikan rumah baru bagi para hewan yang mengalami kekerasan dan penelantaran. Selain itu, mereka juga aktif menumbuhkan kesadaran masyarakat melalui berbagai macam kegiatan dan kampanye. Kampanye yang pernah dibuat salah satunya adalah kampanye ‘Dogs Are Not Food’. Kampanye ini diadakan oleh Animal Friends Jogja, Garda Satwa Indonesia, JAAN, House of Strays, dan BAWA. Berdasarkan data yang didapat dari hasil wawancara pemilik salah satu organisasi yaitu Doni Herdaru Tona pemilik dan pendiri Animal Defender, selain penganiayaan, kasus tertinggi yang dialami oleh anjing adalah penelantaran oleh pemiliknya sendiri. Menurut Doni, dari 100 anjing yang ditampung, 70 nya mengalami penelantaran oleh pemiliknya. Dari fenomena dan permasalahan di atas, dibutuhkan kampanye anti penelantaran pada hewan peliharaan khususnya anjing di Indonesia yaitu di kota Bandung sebagai perwakilan kota besar lainnya. Kampanye ini dibutuhkan karena kurangnya tanggung jawab pemeliharan anjing yang mengakibatkan penelantaran anjing serta kurangnya edukasi terhadap persiapan memelihara anjing. Universitas Kristen Maranatha 3 Latar belakang pemilik anjing yang menelantarkan anjingnya biasanya berasal dari kelas sosial menengah atas yang mampu untuk membeli anjing namun tidak benar-benar menyayangi anjing. Mereka mampu secara finansial namun tidak memberikan kasih sayang yang dan perhatian pada anjing peliharaannya, padahal anjing termasuk hewan sosial yang harus berinteraksi dengan manusia dan sesamanya.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup