padamu setelah itu disebabkan isteri tidak mempunyai agama.
64
Pendapat Abdullah bin „Amr secara marfu‟, ia
mengatakan : “Jangan menikahi wanita karena kecantikannya, karena bisa jadi kecantikannya itu akan memburukkannya;
dan jangan menikahi wanita karena hartanya, bisa jadi hartanya membuatnya melampaui batas. Tetapi, nikahilah
wanita atas perkara agamanya. Sungguh hamba sahaya wanita sebagian hidungnya terpotong lagi berkulit hitam tapi taat
beragama adalah lebih baik”.
65
Syaikh al- „Azhim Abad berkata : “Makna “fazhfar
bidzaatid diin ambillah yang mempunyai agama‟ bahwa
yang pantas bagi orang yang mempunyai agama dan adab yang baik ialah agar agama menjadi pertimbangannya dalam
segala sesuatu, terutama berkenaan dengan pendamping hidup. Oleh karenanya Nabi SAW memerintahkan supaya
mencari wanita yang beragama yang merupakan puncak pencarian. Taribat Yadaaka, yakni menempel dengan tanah.
66
4. Rukun dan Syarat Sah Perkawinan
Pemahaman mengenai rukun dan syarat sah perkawinan, harus terlebih dahulu dipahami tentang
pengertian rukun dan syarat. “Rukun, yaitu sesuatu yang mesti ada yang menentukan sah atau tidaknya suatu
pekerjaan ibadah, dan sesuatu itu termasuk dalam rangkaian pekerjaan itu, seperti membasuh muka untuk
wudhu dan takbiratul ihram untuk shalat. Atau adanya calon
pengantin laki-lakiperempuan
dalam perkawinan”. “Syarat, yaitu suatu yang mesti ada yang
menentukan sah dan tidaknya suatu pekerjaan ibadah, tetapi suatu itu tidak termasuk dalam rangkaian
pekerjaan itu, seperti menutup aurat untuk shalat, atau menurut Islam calon pengantin lakiperempuan itu harus
64
Abu Hafsh Usamah, Panduan Lengkap Nikah dari “A” sampai “Z”, Bogor : Pustaka Ibnu Katsir, 2006, h.90
65
Ibid.
66
Ibid
beragama I slam”. “Sah, yaitu suatu pekerjaan ibadah
yang memenuhi rukun serta syarat”.
67
Rukun menurut kalangan ulama Hanafiah adalah sesuatu yang sangat bergantung atasnya keberadaan
sesuatu yang lain dan ia sesuatu itu secara substantif merupakan bagian integral dalam hakikatnya; sedangkan
syarat menurut mereka ulama hanafiah adalah sesuatu yang atasnya bergantung keberadaan sesuatu yang lain,
namun sesuatunya itu sendiri bukanlah merupakan bagian integral dari hakikat sesuatu itu.
68
Persyaratan dan
rukun, memang
tidak seorangpun fuqoha konvensional yang secara tegas
memberikan definisi rukun dan syarat perkawinan. Namun diakuinya bahwa memang ada beberapa fuqoha
yang menyebutkan unsur mana yang menjadi rukun dan syarat perkawinan.
Tentang jumlah rukun nikah ini Imam Malik mengatakan bahwa rukun nikah itu ada lima :
a. Wali dari pihak perempuan b. Mahar maskawin
c. Calon Pengantin Laki-Laki d. Calon Pengantin Perempuan
e. Sighat akad nikah.
69
Menurut ketentuan Kompilasi Hukum Islam KHI di sebutkan rukun perkawinan :
a. Calon Suami b. Calon Istri
c. Wali Nikah d. Dua Orang Saksi
e. Ijab Kabul.
70
67
Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat : Kajian Fikah Nikah Lengkap, Jakarta : PT RajaGrafindo, 2009, h.11
68
Abd.Syukur Dj. Dan Tim hukumonline.com, Tanya Jawab Tentang Nikah Beda Agama Menurut Hukum di Indonesia, Tanggerang;
Literati, 2014, h.204-205
69
Khoirul Abror, Op. Cit., h.52-53.
70
H.Abdurrahman, Op.CIt., h.
Menurut ketentuan yang ada didalam Kompilasi Hukum Islam, bab 5 pasal 30-38 bahwa mahar
merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pihak mempelai pria yang menjadi hak pribadi calon mempelai
wanita, dan wajib diberikan kepada calon mempelai wanita.
71
Pasal 34 Kompilasi Hukum Islam menyebutkan poin 1 kewajiban menyerahkan bukan merupakan rukun
dalam perkawinan.
72
Wagianto menjelaskan
73
, syarat yaitu suatu yang bertalian
dengan rukun-rukun
perkawinan yang
menjadikan sahnya
perkawinan apabila
telah terpenuhinya syarat rukun sebagai berikut :
a. Calon suami, syaratnya : 1 Beragama Islam
2 Jelas bahwa laki-laki 3 Atas keinginan dan pilihan sendiri tidak karena
paksaan 4 Tidak beristri
5 Tidak mempunyai hubungan mahram dengan calon istri
6 Tidak sedang berihram haji atau umrah. b. Calon istri, syaratnya :
1 Beragama Islam 2 Jelas bahwa ia seorang perempuan
3 Mendapat ijin dari walinya 4 Tidak bersuami dan tidak dalam masa iddah
5 Tidak mempunyai hubungan mahram dengan calon
suami 6
Belum pernah dili‟an dituduh berbuat zina oleh calon suaminya
7 Jika ia janda, harus atas kemauan sendiri, bukan karna paksaan oleh siapapun.
8 Jelas ada orangnya 9 Tidak sedang berihram hajiumrah
c. Syarat-syarat sighat
71
Ibid., h.
72
Ibid, Pasal 34
73
Wagianto, Op.Cit., h.122-124