Efektifitas kurikulum berbasis kompetensi pada proses pembelajaran di SMK Islamiyah Ciputat

(1)

i

Hidayatullah Jakarta.adapun hal yang mengenai penyusunan, dengan ini menyatakan bahwa

saya:

1.Memberikan informasi dan kajian skripsi asli dari hasil penelitian dan observasi langsung dari

sekolah yang menjadi peneliti.

2.Memberikan/menuliskan referensi yang asli dan tertera pada isi penelitian tersebut

3.Jika penelitian skripsi ini adalah saduran fiktif atau jiplakan dari skripsi lain maka dengan ini

saya siap untuk menerima sangsinya.

Hormat saya

Gunawan Setiawan

NIM.102018224178


(2)

ii

Gunawan Setiawan. NIM 102018224178 Manajemen Pendidikan UIN Syarif Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Judul Skripsi ” Efektifitas KBK Dalam Pembelajaran di

SMK Islamiyah Ciputat ”.

Kurikulum merupakan alat yang paling krusial dalam merumuskan dan

mengembangkan kulaitas pendidikan yang bermutu,berdaya sosial yang tinggi dan relevan

untuk tujuan pendidikan.KBK salah satu metode yang sedang digencarkan oleh pemerintah

dalam mengembangkan pola pendidikan guna mengarah pada tingkat penataan yang lebih

lanjut.dengan kurikulum sekolah mempunyai pegangan dalam tujuan yang lebih dinamis

khususnya menciptakan suasana yang diharapkan baik dalam literature pendidikan sampai

pada tingkat tujuan sekolah tersebut.

Demikian KBK sebagai sarana implementasi dalam pengembangan pendidikan yang

ada di sekolah menengah kejuruan yang berfungsi sebagai jenjang mulai dari yang paling

tinggi,yakni tujuan umum pendidikan sampai pada tujuan yang paling rendah (perubahan

prilaku) yang diharapkan setelah proses belajar mengajar.

Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas KBK

dan penerapannya dalam proses belajar mengajar. penelitian yang penulis sajikan ini

merupakan hal kecil untuk mengetahui usaha apa yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam

pengembangan proses belajar mengajar serta dampak implemetasi KBK bagi siswa SMK

Islamiyah.sesuai dengan tujuan pada konsep kurikulum yang diharapkan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan

pendekatan deskriptif.Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan melakukan

wawancara kepada pihak kepala sekolah dan bidang kurikulum serta menyebarkan angket

kepada semua pihak guru.Adapun populasi yang dijangkau yaitu sejumlah 45 orang guru

dan staf.

Dari penelitian yang telah dilakukan,penulis melihat dan melakukan sebuah analisa

maka SMK Islamiyah ini pada proses KBK belum secra efektif mampu dalam menerapkan

tujuan KBK tersebut sesuai yang diharapkan.hal ini dapat dilihat dari tingkat kesiapan yang

belum secara matang baik dari kepala sekolah dalam mengelola administrasi yang

ada,tingkat kemampuan guru dalam pengajaran sampai pada sarana yang belum

menunjang.hal itu dapat terlihat dari hasil wawancara, pengambilan data yang berkaitan

dengan administrasi, sampai pada penyebaran angket kepada guru.


(3)

(4)

iv

kebaikan dan perjuangan.

11.

Para shabat seperjuanganku yang ada di kampus Khususnya KI-MP C 2002,yang

memberikan semangat sehingga dapat menempuh tugas akhir kuliah ini.

12.

Para teman pengajar yang ada di SMK, MTs, gunungsindur Bogor dan SMP

Muhamadiyah Pamulang..

13.

Kakak dan adik-adik yang telah begitu mensuport dalam tugas skripsi ini.

Jakarta 25 juni 2010

Penulis


(5)

v

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Masalah Penelitian 1.Identifikasi Masalah ... 4

2.Pembatasan Masalah ... 4

3.Perumusan Maalah ... 4

C.Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI

A.Kurikulum Berbasis Kompetensi 1.Pengertian Kurikulum ... 6

2.Fungsi Kurikulum ... 7

3.Latar Belakang KBK ... 9

4.Landasan dan Prinsip KBK ... 10

5.Standar Kompetensi yang diharapkan ... 12

6.Pendekatan Kompetensi ... 14

B.Efektifitas Penerapan KBK Di Sekolah

1.Efektifitas Pembelajaran ... 15

2.Penilaian Proses Belajar ... 18

a.Penilaian dalam Kompetensi ... 18

b.Penilaian Berbasis kelas ... 19

c.Proses pembelajaran Kompetensi ... 20

d.Manfaat Hasil Belajar ... 21

3.Prosedur Pembelajaran dan Pembentukan Kompetensi ... 22

4.Pengelolaan Kurikulum ... 23

5.Inovasi Pengembangan Kurikulum ... 24

6.Penyusunan Silabus ... 25

7.Komponen Silabus ... 25


(6)

vi

B.Desain dan Jenis Penelitian... 28

C.Tempat dan waktu Penelitian ... 28

D.Teknik Pengumpulan data ... 28

E.Defenisi Operasional ... 30

F.Teknik Analisa Data ... 30

BAB IV PRESENTASI DAN ANALISA DATA

1.Gambaran umum SMK Islamiyah ... 32

2.Deskripsi dan Analisa Data Berdasarkan Hasil Observasi ... 35

3.Hasil Angket Kosioner ... 37

4.Pembahasan Hasil Penelitian ... 52

5.Deskripsi Permasalahan Berdasarkan Analisa ... …. 54

6.Analisa dan Subjek Responden ... 55

BAB V PENUTUP

Kesimpulan dan Saran ... 58


(7)

vii

1.

Sarana dan Prasarana yang menunjang……….…...34

2.

Frekuensi tentang penggunaan kontark pembelajaran……….………37

3.

Frekuensi tentang pelaksanaan kurikulum……….…..37

4.

Frekuensi tentang sarana untuk menunjang keahlian siswa……….……38

5.

Penggunaan RPP untuk pencapaian tingkat kompetensi siswa………….…...39

6.

Penawaran kontrak belajar ………..39

7.

Melakukan persiapan awal bahan pengajaran……….….40

8.

Penerapan system SK,KD untuk pencapaian kurikulum……….41

9.

Penggunaan alat Bantu untuk menunjang belajar siswa………..41

10.

Penggunaan sarana Belajar yang disediakan………...……42

11.

Efektivitas wakt dalam belajar………....…….42

12.

Penggunaan Simulasi/Games ………..43

13.

Pembuatan program portofolio……….43

14.

Melakukan Penilaian berkala kepada siswa………..……..44

15.

Program Evaluasi pencapaian tujuan belajar………..…….45

16.

Penetapan KKM………..……45

17.

Efektivitas Dalam pengujian kompetensi ………..…….46

18.

Pemberian motivasi Kepada siswa………..………47

19.

Pemberian Penghargaan kepada siswa………..……..47

20.

Penetapan dan penerapan kurikulum……….…….48

21.

Bentuk interaktif Guru di dalam kelas………...48

22.

Penggunaan Metode diskusi………..48

23.

Pelatihan Pendidikan pada guru………...……….50

24.

Pelatihan Keahlian kompetensi pada siswa………...……50


(8)

viii

1.

Hasil wawancara

2.

Struktur Organisasi

3.

Rekapitulasi Data Guru

4.

Rekapitulasi Data siswa

5.

Lembar pengesahan judul Skripsi

6.

Outline Bimbingan Skripsi

7.

Riset wawancara


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Kemajuan ilmu dan teknologi, terutama tekhnologi informasi menyebabkan arus komunikasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak langsung pada bidang norma kehidupan dan ekonomi, seperti tersingkirnya tenaga kerja yang kurang berpendidikan, kurang terampil dan terkikisnya budaya lokal. Dengan cepatnya arus informasi dan budaya global mengakibatkan menurunnya norma-norma masyarakat kita yang bersifat konsumtif, hal itu menjadi rawan terhadap timbulnya gejolak social dan disintregrasi bangsa. kemudian adanya pasar bebas, kemampuan bersaing, penguasaan pengetahuan dan teknologi, menjadi semakin penting untuk kemajuan suatu bangsa. Situasi itu juga menjadikan ukuran kesejahteraan suatu bangsa telah bergeser dari modal fisik atau sumber daya alam ke modal intelektual,pengetahuan,social dan kepercayaan.

Situasi seperti itu membutuhkan pendidikan yang memberikan kecakapan hidup (life skill), yaitu yang memberikan keterampilan, kemahiran dan keahlian dengan kompetensi tinggi pada peserta didik. Dengan keterampilan tersebut menjadi bekal untuk mampu bertahan dalam suasana yang selalu berubah,tidak pasti dan kompetitif dalam kehidupanya. Kecakapan ini sebenarnya telah diperoleh siswa sejak dini melalui pendidikan formal di sekolah maupun yang bersifat informal, membentuk menjadi masyarakat berpengetahuan dengan belajar sepanjang hayat (life long education).

Berdasarkan konteks di atas penulis menyajikan suatu data tentang penerapan keefektifan kurikulum berbasis kompetensi. KBK ini menjadi bahan acuan bagi siswa dalam menempuh pengetahuan guna memiliki kemampuan bakat dan minat dalam mata pelajaran yang diberikan oleh guru dan sekolah. Pada kenyataannya bahwa KBK belum secara maksimal diberlakukan di sekolah-sekolah, Kalaupun itu ada belum sepenuhnya dilakukan karena berbagai hal. keadaan itu terlihat Banyak guru


(10)

yang belum mengerti dari penerapan KBK tersebut. Disamping itu fasilitas yang kurang memadai, serta belum menunjang. Pada dasarnya kurikulum tetap digunakan dalam pembelajaran siswa baik formal maupun informal, tetapi kurikulum biasa digunakan kepada siswa sehingga siswa mampu :

1).berpikir bagaimana berpikir dan belajar bagaimana belajar 2).memadukan belajar formal dan informal

3).mengakses,memilih dan mengolah informasi untuk melengkapi pengetahuannya dan 4).mengatasi situasi yang ambigu/kabur,permasalahan dan tantangan yang tidak

diramalkan atau belum pasti.

Dari pemaparan tersebut sekiranya penulis melihat permasalahan yang ada di SMK Islamiyah berkaitan dengan kurikulum yang digunakan. Yaitu sudah efektivkah KBK diterapkan di sekolah tersebut, Strategi apa yang digunakan oleh kepala sekolah dalam pengembangan tingkat pemahaman siswa terhadap kemampuan dan keterampilan yang diperoleh, dan bagaimana peranan guru dalam implementasi KBK tersebut.

Tingkat pengembangan KBK ditekankan agar siswa yang mengikuti pendidikan di sekolah memperoleh kompetensi yang diinginkan. Dengan demikian siswa bukan hanya menghafal, mengingat dan mengerti teori, tetapi juga menguasai bidang yang dipelajari. misalnya bila belajar bahasa Inggris siswa sungguh menjadi kompetens, untuk itu dapat juga berbicara dan berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Dengan tekanan pada kompetensi diharapkan siswa sungguh menguasai bahan, dapat menggunakan dengan kemampuannya siswa semakin maju,dan dapat menggunakannya dalam hidup berasama di tengah masyarakat.

“Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh istilah UNESCO disebut belajar itu untuk tahu,untuk dimengerti dan diterapkan dalam kehidupan selamanya”.1Dengan pendekatan ini kurikulum lebih menekankan kompetensi apa yang diharapkan oleh siswa, entah kompetensi umum, bidang dan pelajaran tertentu. Dengan model ini juga


(11)

dimungkinkan guru menggunakan bahan apapun yang sesuai dengan kompetensi yang dituju.

Dalam pembelajaran kurikulum dapat dijadikan sebagai alat untuk menuju pada tujuan pendidikan yang terarah dan efektif, Tetapi bagaimana kurikulum itu diterapkan pada sebuah lembaga pendidikan yang notebene merupakan landasan awal untuk memulai proses belajar mengajar.

Pendidikan menurut konsepsi kurikulum memiliki pengaruh,mengubah dan memberi corak baru kepada masyarakat dan kebudayaan. Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa pendidikan adalah alat rekontruksi social, diantaranya:

“Jhon Dewey seorang peneliti pendidikan memandang pendidikan sebagai alat rekontruksi social yang paling efektif. Pendidikan merupakan alat konstruktif untuk memperbaiki masyarakat dan membina masa depan yang lebih baik.”2

Sehubungan itu penulis mencoba melakukan sebuah penelitian yang membahas bagaimana KBK yang ada di sekolah SMK Islamiyah. Dalam perumusan kurikulum sekolah, kompetensi itu perlu diuji,karena sebagai acuan siswa setelah ia lulus dari lembaga pendidikan tersebut.

SMK Islamiyah merupakan sekolah yang menjadi harapan masyarkat sekitar, karena sudah menjadi bagian kemudahan bagi siswanya dalam mengembangkan kemapuan keahlian. Bila dilihat dari seperangkat kurikulum yang digunakan, SMK tersebut meiliki harapan pengembangan bagi kemajuan tingkat pendidikan, terlebih bagi siswanya yang akan menggali kemampuannya dibidang keahlian. Hal inilah yang menjadi penulis ingin lebih mengetahui tingkat keberhasilan dan keefektivannya dalam penerapan di bidng kurikulum berbasis kompetensi.

perumusan kurikulum tersebut, penulis melihat bahwa kemampuan siswa dalam mempelajari sebuah keterampilan dapatlah melatih dirinya dalam pengenalan program studi, mulai dari pengenalan keahlian dalam teori dan praktik, sampai pada keahlian dalam berpikir, menganalisa dan kemampuannya melakukan sesuatu yang bersifat efektif. Dalam perumusan kurikulum para guru dilibatkan sebagai fasilitator

2

S.Nasution” dalam Hamid Syarif (ed)pPengembangan kurikulum Penerbit PT Bina llmu Surabaya 1996.hal 24


(12)

untuk siswa belajar. Keefektifan kurikulum itu dibuat berdasarkan pada jenis kompetensi siswa dan kemampuan guru dalam menyampaikan pengajaran .

SMK tesebut selain melihat jenis kompetensi siswa juga diharapkan dalam pembelajaran, akan membuahkan hasil. didasarkan pada bentuk kemampuan dan kecakapan siswa (Life Skill). Ketika siswa tersebut sudah selesai dengan program inputnya maka akan dapat melihat suatu bentuk keahlian yang diharapkan berhasil dalam penerapan kurikulum tersebut.

A.Identifikasi Masalah

Dalam pembahasan keefektivitasan kurikulum berbasis kompetensi ini penulis melakukan identifikasi sebagai berikut :

1.Belum adanya tindak lanjut KBK secara khusus yang menjadi tujuan penerapan siswa dalam bidang kompetensi di sekolah SMK Islamiyah tersebut.

2.Masih banyak guru yang belum memahami penerapan KBK tersebut.

3.Kurangnya strategi kepala sekolah dalam pengembangan dan penerapan KBK tersebut.

B.Pembatasan Dan Perumusan Masalah

Mengingat permasalahan yang cukup banyak untuk dibahas, dan untuk lebih memudahkan maka dengan ini dibatasi pada Efektifitas penerapan KBK dalam proses pembelajaran siswa.

Adapun yang dimaksud dengan tingkat keefektifan kurikulum yaitu kurikulum yang diterapkan dapat diimplementasikan oleh para siswa dalam bidang keahlian. Sedangkan KBK yang dimaksud adalah bagaimana kurikulum tersebut menjadi bahan tujuan untuk pengembangan kompetensi siswa sebagai penguasaan keterampilan.

Berdasarkan pembatasan tersebut, maka penulis selanjutnya merumuskan masalah sebagai berikut :

1.Bagaimana penerapan KBK di SMK Islamiyah tersebut.

2.Seberapa efektif penerapan KBK dalam proses pembelajaran di SMK Islamiyah tersebut.


(13)

C.Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran yang bersifat teoritis maupun praktek untuk mengembangkan penerapan kurikulum berbasis kompetensi secara efektif dan efesisen,Khususnya bagi sekolah SMK ISLAMIYAH.serta memberikan manfaat bagi penulis dalam melihat sebuah wacana pelaksanaan kurikulum untuk pencapaian tujuan pendidikan formal dan studi banding sehubungan manajemen sekolah.


(14)

BAB II

LANDASAN TEORI A.Kurikulum Berbasis Kompetensi

1. Pengertian kurikulum Berbasis Kompetensi

Dalam dokumen kurikulum 2004 dirumuskan bahwa kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan.3

Kurikulum secara luas/modern mencakup kehidupan murid dan masyarakat,pemahaman semacam ini dikemukakan oleh William H.Killpatrick bahwa kurikulum dalam arti modern meliputi keseluruhan kehidupan anak,sepanjang sekolah dapat memberikan pengaruh terhadap kehidupan tersebut, atau sekolah seharusnya mengambil tanggung jawab atas pengembangan kehidupan tersebut. Dari pemahaman tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan seperangkat program atau rencana blajar siswa dibawah tanggung jawab sekolah sebagai program belajar,kurikulum hendaknya disusun secara sistematis dan logis agar dapat mencapai tujuan pendidikan sekolah yang telah ditetapkan.

Ada beberapa kriteria dalam memilih isi kurikulum yang dikemukakan oleh Nana sudjana yaitu:4

a) Isi kurikulum harus sesuai,tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa. b) Isi kurikulum mencerminkan kenyataan sosial.

c) Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiyah yang komperhenship. d) Isi kirikulum mengandung teori,prinsip dan konsep informasi faktual dan e) Isi kurikulum dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.

Pada dasarnya pengertian dan isi kurikulum di atas suatu hal penting yang harus diperhatikan adalah bahwa suatu kurikulum harus mampu menjawab sejumlah persoalan,dimana persoalan tersebut adalah merupakan persoalan-persoalan tentang apa

3

Sanjaya Wina,Pembelajaran dalam implementasi KBK (Jakarta Kencana pers 2008).hal 6

4


(15)

persoalan,dimana persoalan tersebut adalah merupakan persoalan-prsoalan tentang apa tujuan yang ingin dicapai,pengalaman belajar apa yang harus disiapkan untuk mencapai tujuan tadi,bagaimana pengalaman itu diorganisir secara efektif dan efesien.

Dari pengertian di atas KBK memiliki tiga arti karakteristik utama diantaranya, pertama merupakan kurikulum yang memuat sejumlah kompetensi dasar yang harus dicapai oeh siswa, kedua implementasi pembelajaran dalam KBK menekankan pada proses pengalaman dan memperhatikan keberagaman setiap individu, dan ketiga KBK merupakan bentuk evaluasi yang menekankan hasil dan proses belajar, sehingga pencapaian standar kompetensi dilakukan secara utuh yang tidak hanya mengukur aspek pengetahuan saja,akan tetapi sikap dan keterampilan5.

2.Fungsi kurikulum

Kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan serta sebagai sebuah komponen dalam tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam undang-undang Sisdiknas no 20 tahun 2003 tentang standarisasi dan kurikulum pendidikan pada pasal 35-36.6 Tujuan pendidikkan berhubungan dengan manusia yang diidealisasikan atau dicita-citakan oleh suatu masyarakat atau bangsa.Manusia yang demikian sangat bergantung atas pandangan hidup (way of life). suatu masyarakat atau bangsa yang bersangkutan, dimana praktik pendidikan dilakukan. Membentuk manusia semacam ini haruslah diisi oleh serangkaian program pendidikan yang di dalamnya berisikan kegiatan dan pengalaman belajar. Program tersebut pada akhirnya akan dilakukan/dilaksanakan oleh guru dan murid dilembaga pendidikan sekolah.

“Berdsarkan konteks tersebut fungsi kurikulum secara teoritis diantaranya”:7 a) sebagai Tujuan Pendidikan

Merupakan tujuan pendidikan mempunyai jenjang,mulai dari yang paling tinggi, yakni tujuan umum pendidikan sampai pada tujuan yang paling rendah (perubahan prilaku) yang diharapkan setelah proses belajar mengajar.

5

.wina Sanjaya,Pembelajaran dalam implementasi Kurikulum KBK,(Prenada Media Group)hal.11

6

.Undang-undang No 20 Th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 35-36 7.” Usman muladi,”Wirokusuma,dalam Syarif Hamid (ed)Pengembangan Kurikulum


(16)

b.)Kurikulum dan Anak

Kurikulum berfungsi sebagai kegiatan dan pengalaman yang akan disajikan kepada murid di bawah bimbingan sekolah atau guru. Kegiatan dan pengalaman ini dapat meliputi bidang pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan tertentu.

c).Kurikulum dan Guru

berfungsi sebagai pelaksana kurikulum di sekolah.kurikulum berisikan tentang jenis-jenis program, cara pelaksanaan propgram, petugas pelaksanaan,dan alat-alat perlengkapan yang akan dipergunkan.

d).Kurikulum dan KepalaSekolah /Pembina Sekolah

Kepala sekolah berfungsi sebagai supervisior dan Administrator serta bertanggung jawab terhadap pelaksana kurikulum di sekolah.Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah adalah pedoman dalam pelaksanaan fungsi supervisior untuk memperbaiki situasi belajar, memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki situasi balajar,memperkembangkan lebih lanjut.

Pullias Young (1988) dan manna (1990) mendefinisikan bahwa sedikitnya 19 persen guru memiliki sifat,dintaranya sebagai pendidik, pengajar, model, teladan, peneliti,pendorong,kreatifitas,aktor,pemancipator,evolutor,pembangkit,pandangan,peker ja rutin,pembawa cerita, pengawas serta sebagai kulminator”.8

Karena itu sekolah dapat membuat perencanaan tenaga yang akan dibutuhkan secara tepat, jenis-jenis pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki oleh petugas, serta alat-alat yang akan diperlukan.

Berdasarkan pemikiran tersebut, fungsi kurikulum bagi guru adalah sebagai berikut: Pertama, sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman bagi para siswa, kedua sebagai pedoman untuk menilai terhadap perkembangan murid dalam rangka penyerapan sejumlah pengalaman yang diberikan

Disamping itu guru juga memiliki kepekaan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam dunia kependidikan, seperti perubahan kurikulum satu kali dalam sepuluh tahun. Guru diminta untuk cepat beradaptasi dengan perubahan itu dengan cara

8.E.Mulyasa,Menjadi guru Profesional


(17)

mengikuti penataran, workshop, dan belajar dengan teman se-profesi guru dalam pengembangan kurikulum harus memiliki pandangan mata burung (a bird eye view) mengenai proses pengembangan kurikulum.karena guru bekerja di kelas untuk menyampaikan kurikulum real, guru merupakan pengontrol kualitas belajar mulai dari awal sampai berakhirnya pembelajaran sebenarnya guru diminta informasi, kritikan dalam perbaikan kurikulum agar kurikulum itu menyentuh dan berguna untuk terciptanya life Skill dikalangan siswa.

3.Latar belakang KBK a.Pengertian Kompetensi

Istilah kompetensi merupakan istilah turunan dari bahasa Inggris competence yang berarti kecakapan,kemampuan, dan wewenang. Dalam konteks kependidikan kompetensi merupakan pengetahuan, sikap dan prilaku yang tercermin dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.9

Proses pembelajaran yang didasarkan pada kompetensi atau penguatan adalah kegiatan belajar dan mengajar diarahkan untuk memberikan pengetahuan,sikap,dan keterampilan kepada peserta didik untuk melakukan sesuatu,berupa seperangkat tindakan (dalam bentuk kemahiran, ketetapan dan keberhasilan) penuh tanggung jawab yang harus dimilki seseorang untuk melakukan tugas-tugas pada jenis pekerjan tertentu.

Goordon (1988: 109), yang dikutif mulyasa, menjelaskan bebrapa aspek atau ranah yang terkandung dalam kompetensi sebagai berikut :

a. Pengetahuan (knowledge) b. pemahaman(understending) c. kemampuan (skill),nilai(value)

d. sikap (attitude) dan minat (intererest).10

Dengan demikian Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh

9

.Kansius ,Pengelolaan kelas yang dinamis,(Kansius Yogyakarta 2006).hal 130

10..E.Mulyasa,PAI Berbasis Kompetensi /Konsep dan Implementasi Kurikulum(Rosda,Bandung 2004).hal 51)


(18)

siswa,penilaian kegiatan belajar mengajar,dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah.

Kompetensi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan pernyataan apa yang diharapkan dapat diketahui,disikapi atau dilakuakan siswa dalam setiap tingkatan kelas dan sekolah dan sekaligus menggambarkan kemajuan siswa yang dicapai secara bertahap dan berkelanjutan untk menjadi kompeten.

b.Penilaian Berbasis kelas (PBK)

Pusat kurikulum (2004) menyatakan bahwa PBK merupakan suatu kegiatan mengumpulkan iformasi tentang proses hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan, sehingga penilain tersebut akan mengukur apa yang hendak di ukur dari siswa.

PBK ini memuat prinsip, saran dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang lebih akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik melalui identifikasi atau hasil belajar yang telah dicapai. “Dalam praktiknya PBK memperhatikan tiga ranah dominan yaitu ranah pengetahuan (kognitif), ranah sikap (afektif), dan ranah keterampilan (psikomotorik)”.11 PBK tersebut berguna untuk lima hal sebagai berikut:

(1).Umpan balik bagi siswa tentang kemampuan dan kekuranganya (2).Memantau kemajuan dan mendiagnosis kemampuan belajar siswa (3).Umpan balik bagi guru untuk memperbaiki program pembelajarannya (4).Memungkinkan siswa mencapai kompetensi dengan kecepatan berbeda-beda

(5).Memberi informasi yang lebih komunikatif kepada steakholder tentang efektivitas pendidikan sehingga meningkat partisipasinya. :

4.Landasan dan Prinsip KBK

Landasan-landasan kurikulum akan menyediakan informasi yang sangat berguna dalam pembuatan keputusan tentang kurikulum yang akan disusun.Hal ini menekankan perlunya menetapkan landasan-landasan sebelum memulai kegiatan pengembangan kurikulum.

11


(19)

Ada beberapa jenis landasan yang digunakan dalam pengembangan kurikulum.Menurut Tyler (1949) landasan kurikulum terdiri dari landasan filosofis,social budaya,dan psikologis.pendapat tersebut serupa denngan yang dikemukakan Murray Print (1993) bahwa landasan kurikulum terdiri dari landasan filosofis,social budaya, dan psikologis, perkembangan ilmu dan tekhnologi.

Sesuai dengan prinsip diversifikasi dan desentralisasi pendidikan,maka pengembangan kurikulum ini digunakan prinsip dasar kesatuan dalam kebijakan yaitu dalam mencapai tujuan pendidikan perlu ditetapkan standar kompetensi yang harus dicapai siswa secara nasional, pada setiap jenjang pendidikan.Sedangkan,Prinsip keberagaman Pelaksanaan, yaitu dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi perencanan dan pelaksanan kegiatan pembelajaran,penilaian,dan pengelolaannya mengakomodasi perbedaan-perbedaan yang berkaitan dengan kesiapan,potensi akademik, minat, lingkungan, budaya,dan sumber daerah atau sekolah sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan masing-masing.

Secara rinci pengembangan kurikulum Berbasis Kompetensi mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:

1.Keimanan,nilai-nilai dan budi pekerti luhur yang perlu digali,dipahami,dan diamalkan oleh siswa.

2.Penguatan Integritas nasional yang dicapai melalui pendidikan yang memberikan pemahaman tentang masyarakat Indonesia yang majemuk dan kemajuan peradaban bangsa Indonesia dalam tatanan peradaban dunia yang multikultural dan multibahasa. 3.Keseimbangan berbagai bentuk pengalaman belajar siswa yang meliputi etika, logika,

estetika dan kinestika.

4.Penyediaan tempat yang memberdayakan semua siswa untuk memperoleh pengetahuan,keterampilan,dan sikap sangat diutamakan seluruh siswa dari berbagai kelompok seperti kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi dan social,yang memerlukan bantuan khusus, berbakat, dan unggul berhak menerima pendidikan yang tepat sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya.

5.Kemampuan berpikir dan belajar dengan mengakses,memilih dan menilai pengetahuan untuk mengatasi situasi yang cepat berubah dan penuh ketidakpastian


(20)

merupakan kompetensi penting dalam meghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

6.Kurikulum perlu memasukan unsur keterampilan atau kecakapan hidup agar siswa memiliki keterampilan sikap,dan prilaku adaptif,kooperatif dan kompetitif dalam menghadapi tantangan dan tuntutan kehidupan sehari-hari secara efektif.

7.Pendidikan berlanjut sepanjang hidup manusia untuk mengembangkan,menambah kesadaran,dan selalu belajar memahami dunia yang selalu berubah dalam berbagai bidang.kemampuan belajar sepanjang hayat dapat dilakukan melalui pendidikan formal dan informal, serta pendidikan alternatif yang diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat.

8.Upaya memandirikan siswa untuk belajar,bekerja sama,dan menilai diri sendiri sangat perlu diutamakan agar siswa mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya.penilaian berkelanjutan dan komperhensip menjadi sangat penting dalam rangka pencapaian upaya tersebut.

9.Pendekatan yang digunakan dalam mengorganisasikan pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan siswa yang berpariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu.keberhasilan pencapaian pengalaman belajar menuntut kemitraan dan tangung jawab bersama dari siswa,guru,sekolah,orang tua,dunia usaha,dan industri dan masyarakat.

5.Standar Kompetensi yang diharapkan

Pada kurikulum Berbasis kompetensi tahun 2004 standar kompetensi adalah:”(a) pernyataan tujuan yang menjelaskan apa yang harus diketahui peserta didik dan kemampuan melakukan sesuatu bidang studi,dan (b) spesikasi skor atau peringkat kinerja yang berkaitan dengan kategori pencapaian seperti lulus atau memiliki keahlian”.12)

Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direflesikan atau diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.Untuk berkompeten dalam bidang tertentu,seseorang harus secara konsisten dan terus-menerus

12


(21)

menunjukan kompetensi dalam bidang tersebut dalam cara berpikir dan berprilaku/bertindak sehari-hari.

Kompetensi harus mempunyai konteks dalam berbagai bidang kehidupan atau hal-hal lainnya yang diperlukan agar seseorang dapat melakukan sesuatu.Kehandalan kemampuan seseorang melakukan sesuatu harus didefenisikan secara jelas dan luas dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui performans atau unjuk kerja yang dapat diukur dengan indikator tertentu.

“KBK merupakan bentuk program life skill yang seharusnya tercermin dalam kurikulum nasional yang bisa diterapkan di lapangan.Dengan demikian life skill tidak perlu dibuatkan program khusus di luar kurikulum pendidikan nasional yang ada. Seperti dalam wujud community college maupun SMK empat tahun.Life skill dalam pengertian yang lebih luas tentunya mengerjakan bagaimana anak bisa berhubungan dengan masalah yang dihadapi dan mengatasi persoalan yang muncul di masyarakat.13

Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada dasarnya merupakan format atau standar yang menetapkan kompetensi apa yang diharapkan dapat dicapai siswa dalam setiap tingkatan kelas atau jenjang tertentu agar memiliki kecakapan hidup sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.Dengan demikian,kurikulum ini merupakan pergeseran penekan dari isi (apa yang tertuang) ke kompetensi (bagaimana berpikir,bersikap,belajar dan melakukan).oleh karena itu,pada guru dan siswa diharapkan dapat mengetahui kompetensi apa yang seharusnya dicapai pada setiap pembelajaran dan sejauh mana efektifitas kegiatan pembelajaran telah dicapai.

Standar kompetensi yang dikembangkan dalam KBK ini didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:

a) Semua kompetensi dan pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan mulai dari TK & RA sampai SMA & MA.penetapan ini disesuaikan dengan kebutuhan sekolah dan masyarakat yang berbeda dan responsive terhadap perubahan social dan tekhnologi.

13


(22)

b) Siswa,orang tua dan guru dapat memperoleh kejelasan secara terbuka tentang hasil belajar apa yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa sekolah.Dengan demikian,dapat ditentukan berbagai pendekatan pembelajaran yang paling tepat,menyenangkan,dan menantang para siswa untuk mencapai hasil belajar setinggi mungkin sesuai dengan kebutuhan siswa,keadaan sekolah,dan tuntutan kehidupan.

6.Pendekatan Kompetensi

Pendekatan kompetnsi merupakan pendekatan pengembangan kurikulum yang memfokuskan pada penggunaan kompetensi tertentu berdasarkan tahap-tahap perkembangan peserta didik.peserta didik berada pada proses perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh seluruh aspek kepribadian,sebagai pemekaran terhadap potensi-potensi bawaan sesuai dengan kesempatan belajar yang ada dan diberikan oleh lingkungan.

Tujuan KBK adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk menghadapi perannya dimasa datang dengan mengembangkan sejumlah kecakapan hidup (life skill). Dengan demikian siswa secara wajar tanpa merasa tertekan secara proaktif dan kreatif menemukan solusinya sehingga mampu mengatasinya.14

Kurikulum berbasis kompetensi terkait dengan pendekatan pengembangan pribadi, karena standr kompetensi yang dikembangkan berkenan dengan pribdi peserta didik, seperti kompetensi intlektual, social dan komunuikasi,penguaan nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan, bedanya dalam kurikulum berbasis komptensi lebih difokuskan pada kompetensi potensial yang esensial,sedang pengembangan pribadi lebih menekankan keutuhan perkembangan kemampuan-kemampuan tersebut.

14


(23)

B.Efektifitas Penerapan KBK di Sekolah 1.Efektivitas Pembelajaran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:219) dikemukakan bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya,pengaruhnya,kesannya),manjur atau mujarab, dapat membawa hasil.15 Jadi efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikemukakan bahwa efektifitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota.Dengan demikian persiapan mengajar bagaimana program tersebut behasil melaksanakan semua tugas pokok pembelajaran serta memanfaatkan sumber belajar untuk menyukseskan kurikulum tersebut.

“Kajian terhadap efektivitas penddikan yang termuat dalam kurikulum memiliki tahapan dan waktu panjang, indikator ini mengacu pada ( input, proses, output dan outcome ).Indikator tersebut dijelaskan sebagai berikut”:16

1.Indikator input : indikator ini meliputi karakteristik guru, fasilitas, perlengkapan dan materi pendidikan serta kapasitas manajemen.

2.Indikator proses : indikator proses meliputi prilaku Administratif, alokasi waktu guru dan waktu peserta didik.

3.Indikator Output: ini berupa hasil-hasil dalam bentuk perolehan peserta didik dan dinamika system sekolah yang berhubungan dengan prestasi belajar dan hasil yang berhubungan dengan perubahan sikap dan kesamaan.

4.Indikator Output: indikator ini meliputi lulusan ketongkat pendidikan berikutnya.

15

..Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi kedua (Balai Pustaka Jakarta 1996).hal 219

16. EMulyasa , Implementasi Kurikulum 2004/Panduan pembelajaran KBK, (Remaja Rosdakarya Bndung 204)hal.91


(24)

“Efektivitas pembelajaran adalah seberapa efektiv perencanaan kurikulum dapat dicapai sesuai dengan keinginan yang telah ditentukan. Dalam proses pendidikan,efektivitasnya dapat dilihat dari dua sisi, yakni:

a. Efektifitas mengajar pendidik, berkaitan dengan sejauhmana kegiatan belajar mengajar yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik.

b. Efektivitas belajar anak didik, berkaitan dengan sejauhmana tujuan-tujuan yang diinginkan telah dapat dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan17.

Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan aktif siswa untuk membangun makna atau pemahaman terhadap suatu objek atau suatu peristiwa.Sedangkan kegiatan belajar mengajar merupakan upaya kegiatan menciptakan suasana yang mendorong inisiatif, motivasi dan tanggung jawab siswa untuk selalu menerapkan seluruh potensi dari dalam membangun gagasan melalui kegiatan belajar sepanjang hayat.

Prinsip dasar kegiatan Belajar Mengajar (KBM) adalah pengembangan keterampilan berpikir logis, kritis, kretaif, bersikap dan betanggung jawab pada kebiasaan dan prilaku sehari-hari melalui aktifitas pembelajaran secara aktif yaitu: 1.Berpusat pada siswa

Setiap siswa berbeda dalam minat, kemampuan, kesenagan, pengalaman, kecepatan dan gaya belajar.Oleh karena itu kegiatan pembelajaran,organisasi kelas, materi pembelajaran, waktu belajar, alat belajar dan cara penilaian perlu beragam sesuai dengan karakteristik siswa. Dengan KBM hendaknya memungkinkan siswa bersosialisasi dengan menghargai perbedaan (pendapat, sikap, kemampuan, prestasi). 2.Mengembangkan keingintahuan dan imajinasi

Setiap siswa menmiliki rasa ingin tahu dan daya imajinasi.pembelajaran hendaknya mendorong dan menjadikan mereka bersikap peka, kritis, mandiri, kreatif, dan bertanggung jawab.

3.Memiliki semangat mandiri bekerjasama,dan berkompetisi


(25)

Siswa perlu dilatih untuk terbiasa bekerjasama dan berkompetisi.KBM perlu menyediakan tugas yang mendorong kerja yang mendorong untuk bekerjasama dengan menjunjung solidaritas.

4 menciptakan kondisi yang menyenangkan siswa akan belajar dan terus belajar jika kondisi pembelajaran dibuat menyenangkan, nyaman dan jauh dari perilaku yang menyakitkan perasaan siswa .Suasana belajar yang menyenangkan sangat diperlukan karena otak tidak akan bekerja optimal bila perasaan dalam keadaan tertekan .

perasaan senang biasanya akan muncul bila belajar diwujudkan dalam bentuk permainan, melakukan sendiri dan eksperimen dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang menarik.

5.Mengembangkan beragam kemampuan dan pengalaman belajar.

Pendidikan, kata lain untuk mendidik adalah educare yang berasal dari e-ducare yang berarti menggiring ke luar.Jadi educare dapat diartikan usaha pemuliaan.Jadi pemuliaan manusia atau pembentukan manusia, maka proses pendidikan sebagai proses informal.Tidak ada pendidikan formal, karena tidak mungkin.Seluruh proses pemuliaan, ialah pembentukan moral manusia muda hanya mungkin lewat interaksi informal antara dia dan lingkungan hidup manusia muda itu.

Proses belajar atau pmebelajaran membantu para pelajar mengembangkan potensi intelektual yang ada padanya.karena sifat itu semua pengajaran adalah formal, tidak ada pengajaran informal.jadi tujuan utama pengajaran adalah usaha agar intelek setiap pelajar berkembang sepenuhnya seukuran talenta.Ciri yang paling besar dari pembelajaran ini adalah bahwa cara pembentukan manusia dewasa ini bukan sesuatu yang ditambahkan kepada petugas pengajar kita.pengajaran ini membentuk para pelajar sebagai pelajar.Pengajar dan pelajar belajar. Seorang pengajar mendidik dengan mengajar dan mengajar dengan mendidik.Salah satu hal yang paling penting dari pembelajaran adalah memperkenalkan refleksi sebagai unsure yang Esensial. Siswa akan belajar secara optimal jika pengalaman belajar yang disajikan dapat mengembangkan berbagai kemampuan seperti kemampuan logis sistematis, bahasa, musik, kinestika, dan kemampuan inter ataupun interpersonal.


(26)

6.Krakteristik mata pelajaran

Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik pembelajarannya masing-masing seperti diantaranya:

a) Sains berfokus pada kerja ilmiah dan pemahaman konsep b) Metematika menekankan penalaran.

c) Ilmu-ilmu social pada pengetahuan,berpikir kritis,dan keterampilan social. d) Pendidikan agama pada moral dan perbuatan baik sebagai orang beragama. e) Bahasa pada kemampuan berkomunikasi.

f) Kewarganegaraan pada kemampuan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,serta g) Kesenian dan keterampilan pada apresiasi barang seni/keterampilan dan

memproduksi barang sani/keterampilan secara kreatif. 2.Penilaian Kompetensi siswa

a.Penilaian dalam kompetensi

Penilaian ini dapat dilakukan dalam kajian lisan,kuis,ulangan haraian,pekerjaan rumah, ujian semester dan ujian akhir semester.”Popham (dalam sudrajat,2004:12) mengemukakan tujuan kriteria dalam menyusuan tes kompetensi yang berkualitas, diantaranya”:18

1) Generality yaitu tugas yang diberikan kepada siswa dapat digeneralisasikan. 2) Autentic yaitu tugas sesuai dengan praktik kehidupan sehari-hari.

3) Multiple Fact yaitu sudah terukur dengan satu kemampuan yang diinginkan. 4) Tachability yaitu tugas yang diberikan harus relevan dengan materi yang diajarkan. 5) Fairness:Apakah tugas yang diberikan sudah cukup adil bagi peserta tes.

6) Fasibility merupakan penilain yang dilihat dari faktor biaya,tempat,waktu dan peralatan.

7) Scorability: nilai yang diberikan nantinya akurat dan reliable.

18.Yamin,H,Maritim,Profesionalisme guru danimplementasi KB,(Gaung Persada Pers Jakarta 2006).hal.180


(27)

b.Penilaian berbasis kelas

Penilaian atau asesmen merupakan kegiatan pengumpulan informasi hasil belajar siswa untuk menetapkan apakah siswa telah menguasai kompetensi yang ditetapkan oleh kurikulum.”Evertson dan Emmer menyampaikan tiga pokok penting dalam mengembangkan sistem pengelolaan kelas yang efektif, yaitu merencanakan pelajaran yang akan diberikan kepada siswa sebelum tahun ajaran baru, mengatur mata pelajaran selama beberapa minggu pertama dan mengembangkan prilaku yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengatur sistem dalam setahun”.19

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh, seorang guru dapat memberikan keputusan terhadap prestasi siswanya.”dalam hal ini penilaian lebih berfokus pada penilaian berbasis kelas (classroom based assessment)”.20seperti pertanyan lisan di kelas, kuis, ulangan harian, tugas kelompok, ulangan semester,ulangan kenaikan kelas, laporan kerja praktik, atau laporan praktikum, reponsi, dan ujian akhir.Penilaian tersebut dilakukan baik dalam bentuk tes tertulis (paper and pencil test), kinerja atau penampilan (performance), penugasan (project),hasil karya (produc) maupun pengumpulan kerja siswa (portofolio). Selanjutnya hal yang harus diperhatikan dalam penilaian berbasis kelas (PBK) adalah sebagai berikut:

a) Memandang penilaian sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran.

b) Mengembangkan strategi pembelajaran sebagai kegiatan refleksi (bercermin diri dari pengalaman belajar).

c) Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pembelajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar siswa.

d) Mengakomodasi kebutuhan khusus siswa.

e) Mengembangkan sistem pencatatan dalam pengamatan belajar siswa.

f) Menggunakan penilaian dalam rangka mengumpulkan informasi untuk membuat keputusan tingkat pencapaian kompetensi siswa.

20.Sri.Esti Wuryani Djiwandono,Psikologi Pendidikan(PT.Grasindo Jakarta 2006).hal 296 21..Depdiknas.(KBK) Dalam menunjang Kecakapan hidup Siswa 2003.hal.16


(28)

Penilaian berbasis kelas harus memperhatikan tiga ranah yaitu pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Ketiga ranah ini sebaiknya dinilai proporsional sesuai dengan sifat mata pelajaran yang bersangkutan.21

Dengan demikian dalam pelaksanaannya, penilaian tersebut bersifat internal,artinya hanya dilakukan oleh guru yang mengasuhnya, terus menerus dan merupakan begian yang tak terpisahkan dengan kegiatan belajar mengajar.

b.Proses pembelajaran kompetensi

Pembelajaran kompetensi menekankan pembelajaran kearah penciptaan dan peningkatan serangkaian kemampuan dan potensi siswa agar bisa mengantisipasi tantangan aneka kehidupannya.Adapun penilain pembelajaran kompetensi dilaksanakan dengan mengedepankan beberapa hal prinsip berikut:

1) Berorientasi pada kompetensi Pencapaian hasil belajar siswa tidak dibandingankan dengan prestasi kelompok (nonreference assessment), tetapi dibaningkan dengan kemampuan sebelumnya

dalam criteria pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.semua kompetensi harus ditumbuhkembangkan pada diri siswa harus mendapat peluang yang sama untuk dinilai.

2) Valid

Penilaian harus memberikan informasi yang akurat tentang hasil belajar siswa dan dilakukan dengan berbagai cara, mislnya apabila pembelajaran menggunakan pendekatan eksperimen maka kgiatan melakukan eksperimen harus menjadi salah satu objek yang dinilai.

3) Adil

Penilaian harus adil terhadap siswa dengan tidak membedakan latar belakang social,ekonomi,budaya,baha,dan jender.

21.Ahmad Sofyan dan Milana Burhanudin,Evaluasi pembelajaran IPA Berbasis kompetensi,(Lembaga Pneleiti UIN,Jakarta Pers 2006).hal 11


(29)

4) Terbuka

Kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan bahwa siswa telah menguasai suatu kompetensi harus jelas dan terbuka.

5) Berkesinambungan

Penilaian dilakkukan secara berncana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar siswa sebagai hasil kegiatan belajarnya.

6) Menyeluruh

Penilaian dapat dilakukan dengan berbagai teknik dan prosedur, termasuk mengumpulkan berbagai bukti hasil belajar siswa meliputi pengetahuan (kognitif),keterampilan(psikomotorik), sikap dan nilai (afektif) yang direflesikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.

7) Bermakna

Laporan hasil penelitian hendaknya memberikan deskripsi atau uraian yang mudah dipahami, mempunyai arti, berguna dan bisa ditindaklanjuti oleh semua pihak terutama bagi siswa dan orang tua.

8) Mendidik

Penilaian harus memberikan sumbangan yang positif terhadap pencapaian belajar siswa

d.Manfaat Hasil Belajar

Pada kurikulum SMK yang menggunakan piola kurikulum (Competency based curiculum) dibagi menjadi dua bagian,yaitu:

1).Kompetensi Generik (Generik competency) merupakan kecakapan umum yang harus dikuasai oleh semua siswa meliputi ;

a. Kemampuan dasar dengan perkembangan IPTEK b.Menganalisis data dan informasi

c. Kecakapan ungkapan ide dan informasi d.Kecakapan memecahkan masalah.dan e. Menguasai bahasa konunikasi


(30)

2).Kompetensi khusus keahlian dan kejuruan

“Pada kompetensi ini meliputi bidang /program keahlian yang akan dimasuki oleh peserta didik”.22

Hasil penilaian yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan dapat digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:

(1) Umpan balik bagi siswa agar mengetahui kemampuan dan kekurangannya sehingga menimbulkan motivasi untuk memperbaiki hasil belajarnya.

(2) Memantau kemajuan dan mendiagnosis kemampuan belajar siswa sehingga memungkinkan dilakukannya pengayaan dan remediasi untuk memenuhi kebutuhan siswa sesuai dengan kemajuan dan kemampuannya.

(3) Memberikan siswa mencapai kompetensi yang telah ditentukan walaupun dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda.

(4) Memberikan informasi yang lebih komunikatif kepada orang tua dan masyarakat tentang efektifitas pendidikan.

3.Prosedur pembelajaran dan Pembentukan Kompetensi

Prosedur pembelajaran berbasis kompetensi merupakan keseluruhan proses usaha belajar dan pembentukan kompetensi peserta didik yang direncanakan.Untuk kepentingan tersebut, kompetensi, materi standar, indicator hasil belajar, PBK, dan waktu yang diperlukan harus ditetapkan sesuai dengan kepentingan pembelajaran sehingga peserta didik diharapkan memperoleh kesempatan dan pengalaman belajar yang optimal.Dalam hal ini pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan prilaku yang lebih baik.

Kegiatan inti dari pembelajaran atau pembentukan kompetensi mencakup berbagai langkah yang perlu ditempuh oleh peserta didik dan guru Sebagai fasilitator,untuk mewujudkan kompetensi dasar hal ini ditempuh dengan berbagai cara,

22


(31)

bergantung kepada situasi, kondisi, dan kebutuhan serta kemampuan peserta ddik.Prosedur yang ditempuh dalam pembentukan kompetensi adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan kompetensi dasar dan materi standar yang telah dituangkan dalam

perencanan pembelajaran (satuan pembelajaran), guru menjelaskan kompetensi minimal yang harus dicapai peserta didik, dan cara individual.

b. Guru menjelaskan materi standar secara logis dan sistematis.dan memberi kesempatan peserta didik untuk bertanya sampai materi standr tersebut benar-benar dikuasai.

c. Membagikan materi standar atau sumber belajar berupa hand out dan foto copy beberapa bahan yang akan dipelajari.

d. Guru memantau dan memeriksa kegiatan peserta didik dalam mengerjakan lembar kegiatan sekaligus memberikan bantuan ,arahan bagi mereka yang memerlukan. e. Setelah selesai memeriksa bersama-sama dengan cara menukar pekerjaan dengan

teman lain, lalu guru menjelaskan setiap jawabannya.

f. Kekeliruan dan kesalahan jawaban diperbaiki oleh peserta didik,jika ada yang kurang jelas guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

4.Pengelolaan Kurikulum

Sesuai dengan prinsip diversifikasi dan desentralisasi pendidikan, pengolaan yang mengacu pada kesiapan, kondisi, kebutuhan dan minat siswa, lingkungan, budaya dan potensi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.Dengan demikian,akan mendorong kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas pemberdayaan tenaga pendidikan dan sumber daya lainnya yang mendukung penyelenggaraan pembelajaran yang berkualitas.

Pelaksanaan kurikulum ditingkat sekolah adalah melalui penjabaran standar kompetensi dalam KBK menjadi silabus-silabus (perencanaan pembelajaran) oleh daerah, propinsi, kabupaten, kota, atau sekolah sesuai dengan kondisi, kebutuhan, dan kemampuan masing-masing, serta pelaksanaannya pada kegiatan pembelajaran.

Dengan demikian, terdapat pembagian peran dan tangung jawab dalam pengelolaan kurikulum di sekolah, kabupaten,/kota, propinsi, dan pusat terkait dan harus mendukung satu sama lai,diantaranya:


(32)

a .Sekolah

b .Dinas pendidikan Kabupaten /kota c. Dinas pendidikan propinsi dan d .Tingkat pusat

5.Inovasi dan Pengembangan Kurikulum

Suatu inovasi tidak begitu saja dapat diterima. Perubahan-perubahan yang dibawa inovasi memerlukan persiapan dan waktu yang panjang, Kecepatan pelaksanaannya tergantung pada kondisi sekolah dan kesiapan para pelaksana (Hasan, 1995), Cepat atau lambatnya suatu inovasi diterima oleh masyarakat atau sekolah tergantung pada karakteristik inovasi tersebut Menurut Everett M. Rogers (1983), ada lima karakteristik suatu inovasi agar dapat diterima, yaitu:

1.Keuntungan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur dari nilai ekonomi, kepuasan, dan status sosial, atau karena mempunyai komponen yang sangat penting. Makin menguntungkan bagi penerima makin cepat tersebarnya inovasi.

2. Kompatibel, yaitu tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai, pengalaman masa lampau, dan kebutuhan penerima.

3. Kompleksitas, yaitu tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima. Suatu inovasi yang mudal dimengerti dan mudah digunakan akan cepat tersebar, sedangkan inovasi yang sukar dimengerti atau sukar dipergunakan akan lambat proses penyebarannya.

4. Triabilitas, yaitu dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima. 5. Observabilitas, yaitu mudah tidaknya diamati suatu inovasi.

“Sekaitan dengan hal-hal yang disebutkan di atas, Herrnawan (dalam Nursidik, 2008) mengemukan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu: 1. Prinsip relevansi, yaitu secara internal, di antara semua komponen dalam

kurikulum itu mempunyai relevansi. Secara eksternal komponen-komponen kurikulum mempunyai relevansi epistimologi, relevansi psikologis, dan relevansi sosiologis.

2. Prinsip fleksibilitas, yaitu dalam pengembangan kurikulum diusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes dan fleksibel dalam pelaksanaannya.


(33)

3. Prinsip kontinuitas, yakni adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal maupun horizontal.

4. Prinsip efisiensi, yakni mengusakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan surnber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat, dan tepat, sehingga hasilnya memadai.

Prinsip efektivitas, yakni mengasahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas”.23

6.Komponen Silabus

Silabus merupakan perencanaan pembelajaran yang dijadikan acuan guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar siswa mencapai kompetensi yang diharapkan.Oleh karena itu silabus harus disusun secara sistematis dan berisikan kompon-komponen yang saling berkaitan dan memandu para yang menggunakannya dalam mengelola pembelajaran yaitu:

1.Kompetensi 2.Indikator 3.Materi

4.Langkah pembelajaran (pengalaman belajar) 5.Alokasi waktu

6.Sumber belajar (alat,bahan) 7.Penilaian

Dalam penyajiannya format atau bentuk silabus tidak dibakukan.hal itu bisa dalam bentuk tabel atau uraian biasa,namun tetap memperhatikan aspek keterbacaan (mudah dibaca dan pihami oleh penggunanya),keterkaitan antar komponen,dan kepraktisan penggunaan.

7.Penyusunan Silabus

Silabus pada dasarnya merupakan perencanaan pembelajaran dari seperangkat standar kompetensi dalam KBK yang akan dilaksankan pada kegiatan pembelajaran.Penyusuanan silabus tersebut mempertimbangkan;karakteristik siswa,tujuan,atau kemampuan yang akan dibenuk,hakekat materi, karakteristik


(34)

individual guru,sumber belajar,sarana atau fasilitas yang tersedia,dan waktu yang dibutuhkan untuk menuntaskan kompetensi yang hendak dicapai.

Pada prinsipnya,tidak ada silabus atau model pembelajaran yang standar,oleh karena itu setiap guru diharapkan dapat mengembangkan silabus-silabus yang sesuai dengan karakteristik pribadi guru dan kondisi lingkungan dimana guru bertugas.

8.Pengembangan Silabus

Pembentukan tim pengembangan silabus perlu dilakukan terlebih dahulu untuk memenuhi criteria mutu silabus yang dapat dipertanggung jawabkan.pengembangan yang direkrut sebagai anggota tim hendaknya menguasai kurikulum,karakteristik dan perkembangan anak,materi pelajaran,metodik/didaktik,dan penilaian.

Mekanisme pengembangan silabus tersebut secara sederhana adalah seperti berikut a.Perencanaan

Mengumpulkan informasi dan mempersiapkan kepustakaan atau referensi yang sesuai untuk mengembangakan silabus.pencarian informasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan perangkat tekhnologi dan informasi seperti muti-meldia dan internet. b.Pelaksanaan

Menganalisis kebijakan penyelenggaraan KBK dan standar komptensi yang hendak dicapai,sebagai berikut:

1) Merumuskan tujuan pembelajaran dan menentukan materi pelajaran dari kompetensi yang hendak dicapai.

2) Menentukan metode dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran,kompetensi yang hendak dicapai,dan kaidah pedagogic pembelajaran.

3) Menentukan tekhik dan alat atau bentuk penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang hendak dicapai”.24


(35)

c.Perbaikan

Para pengkaji dapat terdiri atas para spesialis kurikulum,ahli mata pelajaran,ahli metodik/didaktik,ahli penilaian,psikolog,guru/instruktur,kepala sekolah,pengawas,staf professional kantor dinas pendidikan,perwakilan orang tua siswa,dan siswa itu sendiri


(36)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini penulis bertujuan untuk mengetahui : 1.Bagaimana Efektivitas Penerapan KBK itu di SMK Islamiyah

2.Usaha apa yang dilakukan kepala sekolah dalam pengimplementasiannya dan 3.Bagaimana dampak implementasi KBK bagi siswa tersebut

B. Desain dan Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah kombinasi antara penelitian metode kuantitatif dan kualitataif bersifat deskriptif, yaitu penilaian untuk menggambarkan suatu keadaan yang sebenarnya dari fenomena yang terjadi, dan kemudian diteliti guna dibandingkan dengan teori yang ada.

Data kualitatif yang diambil langsung dari objek atau sekolah sasaran penelitian yang dilakukan terdiri atas:

a.Gambaran umum sekolah menengah kejuruan b.Efektifitas Penerapan KBK (analisa subjek respoden) c.Hasil wawancara dan koesioner (analisa)

Adapun sumber data yang diambil berupa data kualitatif yaitu kepala sekolah dan wakabid Kurikulum berupa keterangan-keterangan dari berbagai literature yang berhubungan dengan judul skripsi.

B.Tempat dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian skripsi tersebut pada Sekolah Menengah Kejuruan Islamiyah Jl.KH.Dewantoro Ciputat Tangerang Banten pada 10 juli sampai dengan 15 Agustus 2007.

D.Teknik Pengumpulan Data

Dalam tekhnik pengumpulan data tersebut penulis menggunakan tiga metode,yaitu :Angket, wawancara dan dokumentasi sebagai faktor pendukung.


(37)

1.Angket

Angket adalah sekumpulan pertanyaan tertulis yang bersifat tertutup dengan pilihan yang sudah disediakan atau pertanyaan terbuka yang memungkinkan bagi responden untuk dapat mengisi dengan pendapat atau pengalaman yang dialaminya selama dalam pengajaran.Angket ini ditunjukan kepada guru dan siswa SMK Islamiyah ciputat.

Untuk mendapatkan gambaran mengenai penerapan tingkat keefektivitasan KBK tersebut, dapat melalui angket yang telah diisi, dianalisa dan diolah berdasarkan criteria penilaian yang telah ditentukan pada pernyataan tentang metode belajar yaitu pada pernyataan tentang metode strategi pengajaran yang diterapkan yaitu pada jawaban (selalu,sering,kadang-kadang dan tidak pernah).Untuk pertanyaan positif,keempat alternative jawaban tersebut memiliki bobot :

Selalu (SL) = 4 Sering (SR) = 3 Kadang-kadang (KD) = 2 Tidak Pernah (TP) = 1

Responden hanya memilih salah satu jawaban dari empat alternative tersebut sesuai dengan pendapat/keadaan yang sebenarnya.

2.Wawancara (sebagai faktor pendukung)

wawancara adalah sebuah komunikasi dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dan data dari yang diwawancarai.Adapun berbagai dokumen yang berkaitan dengan pengembangan materi penelitian, akan dijabarkan dalam bentuk pemaparan kajian dokumentasi sebagai pelengkap hasil wawancara. tekhnik tersebut digunakan untuk memperoleh data atau informasi yang berhubungan dengan efektifitas KBK guna dapat melengkapi objek penelitian.Wawancara ini akan ditunjukan kepada kepala sekolah dan Wakil kepala bidang kurikulum yang digunakan untuk melengkapi data angket dan observasi.


(38)

3.Dokumentasi (sebagai faktor pendukung)

Yang dimaksud dengan studi dokumentasi adalah data mengenai variable yang diteliti berupa catatan, buku panduan, dan data mengenai kegiatan yang menyangkut hal tentang penelitian.

E.Defenisi Oprasional 1.Definisi Operasional

Defenisi oprasioanl efektifitas penerapan KBK yang dimaksud adalah implementasi dan efesiensi dari kurikulum berbasis kompetensi, mencakup kompetensi guru,siswa dan program perencanaan yang telah dibuat oleh kepala sekolah sehingga apa yang direncanakan akan tercapai.Selain itu dalam penerapan KBK dapat menggali bentuk ketrampilan, kecakapan,dan kemampuan siswa dalam mengimplementasikannya setelah lulus dari sekolah tersebut,sehingga kompetensi yang dimiliki siswa dapat dikembangkan di lingkungan masyarakat.

F.Teknik Analisis Data

Tekhnik analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan, sehingga data yang diperoleh di lokasi observasi diklarifikasikan,diolah,dan dianalisis secara deskriptif. Dari hasil tersebut menjadi kesimpulan.Teknik yang digunakan adalah dengan mencari prosentase pada setiap jawaban yang dipilih responden setelah data tersebut diedit dan ditabulasikan terlebih dahulu.Adapun rumus yang penulis gunakan adalah rumus persentase yaitu :


(39)

P = __f__ x 100 % N

Keterangan :

P = Angka Persentase F = Frekuensi

N = Jumlah sample objek penelitian

Berdasarkan hasil prosentase tersebut penulis menentukan kriteria sebagai berikut : No Persentase Kriteria

1. 2. 3. 4.

75% -100 % 51% - 75 % 26% - 50 % 0 % - 25 %

Sangat Efektif Efektif

Cukup Efektif Tidak Efektif

Demikian metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini,sehingga penulis dapat mengetahui bagaimana tingkat keefektifan KBK dalam Proses pembelajaran siswa di SMK Islamiyah Ciputat.


(40)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A.Gambaran Umum SMK Islamiyah

1.Sejarah singkat dan Tujuan Berdirinya SMK Islamiyah

Berdirinya SMK Al-Islamiyah berawal dari sebuah Yayasan yang didirikan,pada tahun 1978 dengan luas tanah 1600 M2. Pada waktu itu hanya memiliki dua lembaga pendidikan yakni PGA dan SMP, yang dipimpin oleh Ketua Yayasan H Jakarsino dan Drs.Syaiful Mila.Lembaga pendidikan tersebut didirikan atas dasar kebutuhan masyarakat sekitarnya.Dalam perkembangan selanjutnya diketuai pendirinya H.Agus Salim dan Sekretaris oleh Dede Syahroni.Berawalnya PGA dan SMP tersebut hanya berjumlah 30 siswa.Kemudian pada tahun 1980 barulah seluruh siswa dapat mengikuti ujian pertama semester.dengan dorongan semua guru yang sangat yang berperan dalam pembinaan siswa untuk melakukan ujian tes.

Seiring perjalanan waktu Yayasan tersebut membuka lembaga pendidikan yang mengarah pada tingkat kebutuhan,minat masyarakat.Pada 27 Mei 1981 Yayasan Islamiyah mendirikan Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) dengan luas gedung 815 m2.Pada waktu itu SMEA hanya mempunyai satu bidang program studi yakni Tata Niaga.Masa kepemimpinan kepala sekolah berganti setiap periodenya mulai dari A..Basyri pada (1980-1982), Drs.Ismail Amin pada (1982-1984), Drs.Maman S.(1984-1987),Drs.Hiilmudin (1999-2005) dan sekarang dipimpin oleh Drs.Masud.

Waktu berjalan hampir 19 tahun lamanya hingga sekarang lembaga tersebut berubah nama Sekolah menjadi Sekolah Menengah Kejuruan yang dikepalai oleh Drs.Mas’ud.Berdasarkan surat Keputusan Direktorat Bidang Pendidikan No.786/1.025/ M.81, atas jenjang Akreditasi disamakan dengan memiliki dua bidang keahlian yaitu Bisnis Manajemen(BM) dengan Program Akuntansi,Administrasi Perkantoran dan Penjualan.Sedangkan bidang yamg kedua yaitu Tekhnik Informasi (TI) dengan program Tekhnik Jaringan pengelolaan Komputer.


(41)

Perkembangan selanjutnya terlihat ketika beberapa fasiltas sarana pendidikan yang terus dikembangkan,mulai dari perpustakaan, Computer dan Bahasa.Begitu halnya dalam berbagai event perlombaan kreatifitas siswa untuk tekhnik industrsi dengan perakitan komputer system hardware dan software, menjadi juara tingkat kabupaten Tangerang harapan II. Dengan keberadaannya sekolah ini telah mendapat kepercayaan mayarakat, dengan semakin banyaknya orang tua yang mendaftarkan putra-putrinya ke sekolah SMK Islamiyah tersebut.

II.Visi dan Misi SMK Islamiyah

Sebagaimana lembaga pendidikan lainnya SMK ISLAMIYAH juga memiliki Visi dan Misi yang khusus.

a).Visi

Membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas,terampil dan memiliki keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta mampu bersaing pada tingkat Nasional.

b).Misi

1.Menyiapkan calon tenaga kerja tingkat menengah yang mempunyai daya juang tinggi, kreatif, inovatif dan produktif serta mempunyai landasan iman dan taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.

2.Meningkatkan kualitas SDM dengan kemampuan professional sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan dunia Industri (DU/DI)

3.Menjadikan SMK Islamiyah sebagi tempat untuk mengembangkan

kemampuan dengan tingkat ketrampilan yang tinggi,sehingga menjadi dapat bersaing baik di tingkat daerah maupun Nasional.

III.Letak geografis

SMK Islamiyah Berlokasi di JL,Ki Hajar Dewantoro No.23 Ciputat Tangerang Banten.dengan No.SK:786 /1.025 /M.81

IV.Keadaan Guru,Karyawan dan Siswa (Terlampir)

Untuk menunjang kelancaran kegiatan pembelajaran perlu didukung tenaga pengajar yang memadai sesuai dengan kebutuhan sekolah, Adapun tenaga pengajar yang


(42)

terdapat SMK Islamiyah berjumlah 46 guru, (8 orang sebagai tenaga pengajar tetap dan 38 orang tenaga tidak tetap).dan 2 orang pegawai Tata Usaha.

V.Keadaan Siswa SMK Islamiyah (Terlampir)

Jumlah siswa SMK Islamiyah pada tahun ajaran 2007-2008 secara keseluruhan berjumlah 953 siswa.terdiri dari 405 siswa kelas satu,319 siswa kelas dua dan 229 siswa kelas tiga.

VI.Keadaan ruang dan Sarana

Keadan fasilitas yang menunjang dalam proses pembelajaran dengan fasilitas yang ada dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 2

Sarana Dan Prasarana dalam Menunjang Pembelajaran NO Jenis Ruang Jumlah

Ruang

Luas Kondisi Keterangan Baik Rusak

ringan

1 Ruang Guru 1 49 V Terpakai 2 Ruang Kepala

sekolah

1 42 V Terpakai

3 Ruang TU 1 42 V Terpakai 4 Ruang teori 1 48 V Terpakai 5 Ruang Lab

Komputer

1 49 V Terpakai

6 Ruang Lab TI/TKPJ

49 V Terpakai

7 Ruang Gudang 9 -- V

8 Ruang perpustakaan

1 48 V Terpakai

9 Ruang kelas 21 1029 V Terpakai 10 Kamar kecil 5 5 V Terpakai 11 Ruang praktek 1 52 V Terpakai


(43)

B.Deskripsi dan Analisis Data berdasarkan hasil Observasi a.Penerapan Kurikulum Yang digunakan

Penerapan kurikulum merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang baik atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Dengan kata lain program penentuan pembelajaran berawal dari bagaimana kurikulum ini dibuat dan diterapkan dalam konsep pendidikan.keefektivan tersebut dapat mempertimbangkan kegiatan hal yang menyangkut proses pembelajaran dan pengenalan kompetensi.Sistem kurikulum program kejuruan pada sekolah SMK ini mengacu pada dua bentuk kurikulum pendidikan nasional yakni kurikulum berbasis kompetensi (KBK) tahun 2004, yang kemudian disusul dengan penyempurnaan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) 2006. Masing-masing kurikulum dibedakan fungsinya, bila KBK diperuntukan pada siswa kelas tiga, karena belum dirubah dengan KTSP. Sedangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) diperuntukan pada kelas satu dan dua karena sudah ada pergantian kurikulum. Pada masing-masing kurikulum tersebut tidak jauh berbeda dengan penerapan bidang kejuruan pada masing-masing program keahlian.

Pada SMK tersebut kurikulum yang diterapkan adalah kurikulum yang disosialisasikan pada siswa lewat pengenalan kebutuhan kompetensi sekolah.Selain itu proses pengembangan kurikulum sekolah memiliki program kurikulum tuntas yang diberikan pihak sekolah kepada siswa dalam pemahaman system teori dan praktek. Sejauh ini penulis melihat bahwa kurikulum yang digunakan adalah sebagai bentuk pengenalan program studi dimana para siswa dapat memahami system teori dan praktek. Pada penerapan tersebut juga diperkenalkan program mata diklat produktif untuk kehlian mata pelajaran kompetensi dengan standarisasi yang diberlakukan 7,00. Dengan demikian apa yang diharapkan sekolah dapat terwujud pada tujuan pembelajaran dalam bentuk keahlian yang akan dimiliki oleh para siswa.

b.Data-data penelitian tentang Efektivitas penerapan KBK

Data penelitian penerapan KBK yang diterapkan pada siswa kelas tiga di sekolah SMK Islamiyah Ciputat Tangerang Penulis dapatkan dari penelitian yang


(44)

dilakukan di SMK tersebut memperoleh data melalui Observasi, Dokumentasi dan angket yang diberikan kepada siswa

Adapun gambaran umum SMK Islamiyah penulis memperoleh melalui dokumentasi berbentuk data yang terdapat pada bidang kurikulum, TU, dan para dewan guru.

Untuk mendapatkan gambaran mengenai penerapan tingkat keefektifitasan KBK tersebut, dapat melalui angket yang telah diisi, dianalisa dan diolah berdasarkan criteria penilaian yang telah ditentukan pada angket guru dan siswa yang dianalisa berdasarkan criteria penilaian yang ditentukan pada pernyataan tentang metode strategi pengajaran yang diterapkan yaitu pada jawaban (selalu,sering,kadang-kadang dan tidak pernah).


(45)

Angket pada siswa Tabel 3

Frekuensi Tentang Penggunaan Kontrak Pembelajaran

NO Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase

1. selalu 40 33,4 %

2. sering 20 16,6 %

3. Kadang-kadang 57 47,5 %

4. Tidak pernah 3 2,5%

Jumlah 120 100

Dari tabel 3 di atas,sebanyak 33,4% responden menjawab selalu bahwa guru menggunakan kontrak pembelajaran, 16,6 % menjawab sering, 47,5% menjawab kadang-kadang, dan 2,5% menjawab tidak pernah. Ini berarti guru dalam penggunaan kontrak belajar belum secara optimal.Kecenderungan yang dominan adalah sangat rendah ini ditandai dari pernyataan kadang-kadang yang lebih tinggi.Oleh karena itu perlu peningkatan lebih lanjut dalam penggunaan kontrak pembelajaran.

Tabel 4

Frekuensi Tentang Pelaksanaan Kurikulum

No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase

1. Selalu 57 47,5%

2. Sering 20 16,6 %

3. Kadang-kadang 40 33,4%

4. Tidak pernah 3 2,5%


(46)

Dari data table 4 di atas menunjukan bahwa sebanyak 47,5% Reesponden menjawab selalu bahwa guru mensosialisasikan pelaksanaan kurikulum yang digunakan, 16,6% menjawab sering, 33,4% menjawab kadang-kadang dan 2,5% menjawab tidak pernah.Dari data tersebut menunjukan bahwa penggunaan kurikulum oleh guru yang disosialisasikan kepada siswa dapat dikatakan ada peningkatan walaupun belum secara keseluruhan.

Tabel 5

Frekuensi Tentang Sarana Untuk Menunjang Keahlian Siswa NO Alternatif jawaban Jumlah Prosentase

1. Sangat Cukup 5 4,17 %

2. Cukup 65 54,17 %

3. Kurang Cukup 30 25 %

4. Tidak Cukup 20 16,66 %

Jumlah 120 100

Dari data table 5 di atas menunjukan bahwa responden yang menjawab sangat cukup tentang sarana untuk menunjang keahlian siswa sebanyak 4,17%, jawaban cukup sebanyak 54,17 %, kurang cukup 25 %, tidak cukup 16,66%. Dari data tersebut menunjukan prosentase terbesar pada jawaban cukup yang berarti penyediaan sarana pembelajaran di sekolah belum secara optimal di penuhi dan harus terus ditingkatkan karena masih ditemukan responden yang menjawab cukup untuk sarana pembelajaran.


(47)

C.Analisis pemahaman guru dalam pembelajaran KBK di SMK Islamiyah. (Angket pada Guru )

Tabel 1

Penggunaan RPP untuk pencapaian tingkat kompetensi siswa

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 20 44,45

2 Sering 10 22,22

3 Kadang-kadang 15 33,33

4 Tidak pernah __ __

Jumlah 45 100 %

Dari data table 1 di atas menunjukan bahwa responden yang menjawab selalu untuk penggunaan RPP dalam pencapaian kompetensi siswa sebanyak 44,45%, jawaban sering sebanyak 22,22 %, kadang-kadang 33,33% dan tidak pernah 0%. Ini menunjukan bahwa dalam kegiatan tersebut guru sebagian besar menggunakan RPP untuk pembelajarannya,namun kegiatan tersebut harus terus ditingkatkan karena masih ditemukan responden yang menjawab sering dan kadang-kadang.

Tabel 2

Penawaran Kontrak Belajar

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 23 51,1

2 Sering 18 40

3 Kadang-kadang 4 8,9

4 Tidak pernah - -


(48)

Dari tabel 2 di atas terlihat responden yang menjawab selalu untuk pertanyaan dalam pemberian kontrak belajar sebanyak 51,1%, jawaban sering 40%, kadang-kadang 8,9% dan tidak pernah 0%.Dari data tersebut menunjukan bahwa prosentase selalu lebih besar, Ini menunjukan bahwa guru sudah memberikan penawaran kontrak belajar dalam proses KBM dan dinilai cukup baik, walaupun pada dasarnya masih ada jawaban sering dan kadang-kadang.

Tabel 3

Melakukan Persiapan Awal Bahan Pengajaran

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

(%)

1 Selalu 20 44,5

2 Sering 15 33,3

3 Kadang-kadang 10 22,2

4 Tidak pernah __ __

Jumlah 45 100 %

Dari data table 3 tersebut di atas menunjukan bahwa responden dalam menjawab selalu untuk melakukan persiapan awal pada bahan pengajaran 44,5%, jawaban sering 33,3 %, kadang-kadang 22,2%. Ini menunjukan bahwa guru 77,8 % melakukan persiapan terlebih dahulu sebelum belajar di mulai dan ini dinilai cukup efektif,tetapi perlu ditingkatkan lebih lanjut karena masih ditemukannya jawaban kadang-kadang.


(49)

Tabel 4

Penerapan Sistem SK (Standar kompetensi),KD (Kompetensi Dasar) Untuk Pencapaian Tujuan Kurikulum

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 27 60

2 Sering 15 33,3

3 Kadang-kadang 3 6,7

4 Tidak pernah - -

Jumlah 45 100 %

Dari data tabel 4 di atas menunjukan bahwa responden yang menjawab selalu pada penerapan system SKKD untuk pencapaian tujuan kurikulum sebesar 60%, jawaban sering 33,3%, dan kadang-kadang 6,7%. Dari data tersebut 93,3% guru cukup efektif sudah melakukan pencapaian kurikulum dan perlu dikembangkan lebih lanjut.

Tabel 5

Penggunaan Alat Bantu Untuk menunjang Belajar siswa

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 20 44,5

2 Sering 15 33,3

3 Kadang-kadang 10 22,2

4 Tidak pernah __ __

Jumlah 45 100 %

Dari table 5 di atas responden menjawab selalu pada pernyataan penggunaan alat bantu untuk menunjang belajar siswa sebesar 44,5%, jawaban sering 33,3%, dan kadang-kadang 22,2%. Ini menunjukan bahwa guru sebagian besar menggunakan alat bantu dalam pengembangan pembelajaran demi pemahaman lebih lanjut dan perlu ditingkatkan.


(50)

Tabel 6

Penggunaan Sarana Belajar yang disediakan Sekolah

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 12 26,7

2 Sering 18 22,2

3 Kadang-kadang 4 51,1

4 Tidak pernah - -

Jumlah 45 100 %

Dari data tabel 6 di atas responden menjawab selalu bahwa sekolah menyediakan sarana untuk belajar sebesar 26,7 %,sedangkan yang menjawab sering 22,2%, dan kadang-kadang 51,1%. Ini berarti bahwa guru dalam pembelajrannya belum secara maksimal menggunakan sarana belajar hal ini ditandai dari tingginya yang menjawab kadang-kadang, oleh karena itu perlu

penyediaan yang lebih baik dan menggunkannya lebih efektif. Tabel 7

Efesiensi waktu dalam belajar yang disesuaikan dengan jadwal

Dari data tabel 7 di atas menunjukan bahwa responden menjawab selalu bahwa penggunaan waktu dalam belajar disesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan sebesar 46,7 %, menjawab sering 35,5 %, dan kadang-kadang 17,8 %.ini menunjukan bahwa respnden sudah dapat mengetahi waktu yang telah

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 21 46,7

2 Sering 16 35,5

3 Kadang-kadang 8 17,8

4 Tidak pernah - -


(51)

ditentukan untuk belajar,namun perlu ditingkatkan lebih lanjut agar dapat memahami tingkat disiplin.

Tabel 8

Penggunaan Simulasi / Games pada penyampaian Pembahasan Belajar

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 4 8,9

2 Sering 4 8,9

3 Kadang-kadang 25 55,5

4 Tidak pernah 12 26,7

Jumlah 45 100 %

Dari data tabel 8 responden menjawab selalu untuk penggunaan simulasi /games dalam penyampaian pembahasan belajar sebesar 8,9 %,menjawab sering 8,9%, kadang-kadang 55,5%,dan tiadak pernah 26,7 %. Hal ini menunjukan bahwa tidak semua waktu guru menggunakan simulasi/games pada penerangan materi ajar.ini tidak menjadi kewajiban seorang guru namun perlu memperhatikan tingkat strategi pembelajaran karena masih ada yang menjawab kadang-kadang yang melebihi tingkat dinamisasi dalam belajar.

Tabel 9

Pembuatan Program Portofolio Sebagai Indikator Pencapaian Kompetensi Siswa

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 15 33,3

2 Sering 5 11,1

3 Kadang-kadang 20 44,5

4 Tidak pernah 5 11,1


(52)

Dari data tabel 9 di atas bahwa responden menjawab selalu untuk pembuatan prgram portofolio sebagai indikator pencapaian kompetensi iswa sebesar 33,3 %,menjawab sering 11,1 %, kadang-kadang 44,5 %,dan tidak pernah 11,1 %. Ini menunjukan bahwa 44,4% untuk pengajarannya guru membuat program portofolio agar dapat mengetahui perkembangan pencapaian kealian siswa.Sedangkan 55,6 % menyatakan sebaliknya.ini menunjukan bahwa responden belum secara maksimal memahami dari konsep pembelajaran hal ini dintadai dengan tingginya responden yang menjawab kadang-kadang untuk itu perlu dioptimalkan lagi pengembangan pembelajarannya.

Tabel 10

Melakukan penilaian Berkala kepada setiap siswa

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 26 57,8

2 Sering 10 22,2

3 Kadang-kadang 9 20

4 Tidak pernah - -

Jumlah 45 100 %

Dari data tabel 10 di atas responden menjawab selalu untuk melakukan penilaian berkala sebesar 57,8 %,menjawab sering 22,2%,dan kadang-kadang 20%. Hal tersebut menunjukan bahwa responden lebih banyak melakukan penilain berkala kepada siswa dan ini perlu dipertahankan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam belajar.


(53)

Tabel 11

Program Evaluasi Untuk Mnegidentifiksi Ketercapaian Tujuan Belajar Siswa

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 25 55,6

2 Sering 7 15,6

3 Kadang-kadang 13 28,8

4 Tidak pernah - -

Jumlah 45 100 %

Dari data tabel 11 di atas,responden menjwab selalu untuk program evaluasi dalam mengidentifikasi ketercapaian tujuan belajar siswa sebesar 55,6%,menjawab sering 15,6 %,dan kadang-kadang 28,8 %.ini menunjukan bahwa responden sudah dapat dikatakan memahami tentang tujuan belajar siswa walupun pada dasarnya masih ditemukan yang menjawab kadang-kadang.Ini seharusnya perlu penerapan yang lebih matang dalam mengidentifikasi tujuan pembelajaran.

Tabel 12

Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan Pertimbangan Kemampuan Rata-rata siswa

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Selalu 36 80

2 Sering 7 15

3 Kadang-kadang 2 5

4 Tidak pernah - -

Jumlah 45 100 %


(1)

KOESIONER ANGKET SISWA SMK ISLAMIYAH CIPUTAT

Nama : ………..

Kelas/Semester : ………..

Jurusan : ………..

Hari/Tanggal : ……….

Pukul : ……….

Pernyataan tentang Kontrak pembelajaran

1.Sebelum proses pembelajaran dimulai guru dapat meberikan keterangan tentang kontark pembelajran,seperti strategi belajar dan nilai yang diinginkan.

a. selalu c.Kadang-kadang

b. sering d.Tidak pernah

2.Apakah dalam proses penyampaian materi ajar kalian dapat memehami dengan baik

a. selalu c.Kadang-kadang

b. sering d.Tidak pernah

3.Apakah semua guru mengajar memberikan metode yang sama

a. selalu c.Kadang-kadang

b. sering d.Tidak pernah

4.Selama proses belajar berlangsung apa banyak kendala dalam memahami materi yang diberikan guru

a. selalu c.Kadang-kaang

b. Sering d.Tidak pernah

5.Apakah kalian dalam proses belajar selalu memberikan pertanyaan yang setiap kali guru menerangkan tentang teori belajar

a. Selalu c.Kadang-kadang


(2)

Pernyataan tentang pelaksanaan Kurikulum

6.Apakah guru selama ini dalam mengajar telah memberikan keterangan tentang tujuan pembelajaran dan kurikulum yang dibutuhkan.

a. Selalu c.Kadang-kadang

b. Sering d.Tidak pernah

7.Apakah selam ini dalam pembelajaan guru dapat memberikan penerangan tentang materi yang berkenaan dengan kompetensi yang dibutuhkan.

a. Selalu c.Kadang-kadang

b. Sering d.Tidak pernah

8.Dalam pembeljaran,Apakah kurikulum sejauh iji lebih diperkenalkan terlebih dahulu.

a. Selalu c.Kadang-kadang

b. Sering d.Tidak pernah

9.Sejauh ini apakah kalian memahami tentang konsep kuriulum yang diberikan sekolah dalam menunjang aktifvitas belajar.

a. Selalu c.Kadang-kadang

b. Sering d.Tidak pernah

10.Apakah guru pernah memberikan penjelasan tentang kurikulum yang digunakan dalam proses pembelajaran.

a. Selalu c.Kadang-kadang

b. Sering d.Tidak pernah

Pernyataan tentang sarana belajar dalam bentuk keahlian

11.Dalam pembelajaran ada alat yang menunjang dalam praktek belajar. a. Sangat Cukup c.Kurang cukup

b. Cukup d.Tidak cukup

12.cukupkah guru menyediakan alat dalam menerangkan jenis dan kegunaan suatu keahlian a. Sangat Cukup c.Kurang cukup

b. Cukup d.Tidak cukup

13.berkesempatan cukupkah kalian dalam menggunakan alat tersebut a. Sangat Cukup c.Kurang cukup

b. Cukup d.Tidak cukup


(3)

a. Sangat Cukup c.Kurang cukup

b. Cukup d.Tidak cukup

15.Cukupkah kalian diperkenalkan fungsi dan kegunaan alat penunjang selama ini a. Sangat Cukup c.Kurang cukup


(4)

Nama : Bid mata Pelajaran : Hari/ Tanggal :

Pukul :

Mohon bantuan Bapak/Ibu dalam pengisian koesioner ini sebagai tugas penelitian skripsi.dan pengisian koesioner tersebut adalah benar adanya dan tidak ada paksaan dari pihak manapun.

Ya Tidak

1.Apakah Bapak /Ibu dalam mengajar melakukan persiapan bahan ajar terlebih da dahulu .

a.Selalu c.Kadang-kadang

b.Sering d.Tidak pernah

2.Apakah Bapak/Ibu selalu memahami materi ajar yang akan diberiakan kepada siswa dalam setiap pembelajaran.

a.Selalu c.Kadang-kadang

b.Sering d.Tidak pernah

3.Apakah Bapak/Ibu menggunakan RPP sebagai pedoman pencapaian tingkat kompetensi.

a.Selalu c.Kadang-kadang

b.Selalu d.Tidak pernah

4.Selama dalam proses pembelajaran Apakah Bapak /Ibu selalu menilai kepribadian tingkah laku siswa dalan kelas.

a.Selalu c.Kadang-kadang

b.Sering d.Tidak pernah

5.Apakah Bapak /Ibu menggunakan alat Bantu dalam pemahaman materi kepada siswa.

a.Selalu c.Kadang-kadang

b. Sering d.Tidak Pernah

6.Apakah Bapak/Ibu selalu memberikan tugas kepada siswa dalam pemberian materi ajar baik di dalam maupun di luar kelas

a.Selalu c.Kadang-kadang


(5)

7.Apakah Bapak /Ibu menggunakan fortopolio sebagai indicator pencapaian kompetensi

a.Selalu c.Kadang-kadang

b.Sering d.Tidak pernah

8.Apakah Bapak /Ibu menggunkan banyak referensi dalam pemberian materi kepada siswa.

a.Selalu c.Kadang-kadang

b.Sering d.Tidak pernah

9.Apakah Bapak/Ibu selama dalam proses pembelajaran kelas menggunakan metode Tanya jawab kepada siswa.

a.Selalu c.Kadang-kadang

b,Sering d.Tiidak pernah

10.ApakahBaapak/Ibu menggunakan metode Ceramah dalam pembelajaran kepada siswa.

a.Selalu c.Kadang-kadang

b.Sering d.Tiidak pernah

11.Apakah Bapak/Ibu menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran kelas.

a.Selalu c.Kadang-kadang

b.Sering d.Tidak pernah

12.Apakah Bapak /Ibu berpedoman pada kuurikulum yang telah dibuat sekolah.

a.Selalu c.Kadang-kadang

b.Sering d.Tidak pernah

13.Dalam pengembangan kompetensi Apakah Bapak/Ibu melakukan penilaian yang berkala kepada setiap siswa.

a.Selalu c.Kadang-kadang

b.Sering d.Tidak pernah

14.Apakah Bapak/Ibu selalu mengikuti pelatihan untuk dapat menunjang pengembangan kompetensi

a.Selalu c.Kadang-kadang


(6)

15.Selalu Efektifkah siswa dalam pencapaian keahlian ketika diujikan.

a.Selalu c.Kadang-kadang

b.Sering d.Tidak pernah

16.Apakah siswa untuk pengembangan keahlian mengikuti pelatiahan (praktek) yang dicangkan setiap semesternya.

a.Selalu c.Kadang-kadang

b.Sering d.Tidak pernah

17.Apakah Bapak /Ibu diberikan arahan tentang pengembangan kompetensi pembelajaran yang diharapkan.

a. Selalu c.Kadang-kadang

b.Sering d.Tidak pernah

18.Apakah Bapak /ibu menggunakan sarana (alat ) yang disediakan oleh sekolah.

a.Selalu c.Kadang-kadang

b.Seering d.Tidak pernah

19.Apakah siswa dalam pembelajaran menggunakan alat yang disediakan sekolah.

a.Selalu c.Kaadang-kadang

b.Sering d.Tidak pernah

20.Apakah Bapak/Ibu memberikan penghargaan baik spirit maupun moril kepada siswa yang berprestasi.

a.Selalu c.Kadang-kadang