PEMBINAAN KINERJA GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK ISLAMIYAH CIPUTAT

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Oleh

HERDA HARISMAN

NIM 109018200034

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

Nama : Herda Harisman

Tempat/Tgl.Lahir : Tangerang, 09 Januari 1991

NIM : 109018200034

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan : Manajemen Pendidikan

Judul Skripsi : Pembinaan Kinerja Guru Oleh Kepala Sekolah di SMK Islamiyah Ciputat

Dosen Pembimbing : Pembimbing 1 : Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA Pembimbing 2 : Drs. H. Masyhuri AM, M.Pd

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang Saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan Saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang Saya tulis.

Jakarta, 20 Maret 2014 Penulis

Herda Harisman NIM 109018200034


(3)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh Herda Harisman NIM 109018200034

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA Drs. H. Masyhuri AM, M.Pd

NIP. 19540802 198503 1 002 NIP. 19500518 198703 1 002

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISALAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(4)

Guru Oleh Kepala Sekolah di SMK Islamiyah Ciputat”, yang disusun oleh Herda Harisman. 109018200034, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 17 Maret 2014.

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA Drs. H. Masyhuri AM, M.Pd


(5)

:109018200034, telah diujikan pada tanggal 23 April 2014 dan telah diterima dan disahkan oleh Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S1).

Jakarta, 07 Mei 2014

Panitia Ujian Munaqosah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Prodi MP) Dr. Hasyim Asy'ari, M.Pd

NIP. 19661009 199303 1 004 ………… ………

Penguji I

Drs. Mu'arif SAM, M.Pd

NIP. 19650717 199403 1 005 ………… ………

Penguji II

Dr. Hasyim Asy'ari, M.Pd ………… ………

NIP. 19661009 199303 1 004

Mengetahui,

Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Nurlena Rifa'i, MA, Ph.D NIP. 19591020 198603 2 001


(6)

i

Pembinaan kinerja guru di sekolah merupakan sebuah usaha yang dilakukan oleh sekolah dalam hal ini kepala sekolah, dalam meningkatkan dan mengembangkan kinerja guru di sekolah. Pembinaan diperlukan untuk dapat meningkatkan kemampuan kerja guru dalam menghadapi berbagai tantangan dan perkembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan sekarang ini.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bentuk-bentuk pembinaan kinerja guru yang dilakukan di SMK Islamiyah Ciputat, Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskritif analisis, dalam memperoleh data yang akurat digunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Data yang diperoleh selanjutnya diklasifikasi lalu dikategorisasi, dan terakhir dianalisis serta diinterpretasikan.

Hasil penelitian, menunjukan bahwa pembinaan kinerja guru di SMK Islamiyah Ciputat sudah berjalan dan efektif, namun masih banyak hal yang perlu ditingkatkan meliputi pelaksanaan pembinaan yang dilakukan sekolah dimulai dengan pembuatan sebuah program pembinaan yang berkesinambungan baik jangka pendek maupun jangka panjang, dan penetapan prioritas. Bagi para guru, untuk lebih mendalami dan meningkatkan kualitas lagi dalam kemampuan dalam kegiatan pembelajaran, baik dengan searching di internet, belajar metode baru, dan lainnya, sehingga dapat mengikuti perkembangan dunia pendidikan. Pengiriman pelatihan khususnya keluar sekolah harus diperbanyak dan diberikan kepada semua guru.


(7)

ii State Islamic University Jakarta.

Development of teacher performance in schools is an attempt by school principals in this case, to improve and develop the performance of teachers in schools. Guidance is needed to improve the ability of teachers' work in addressing these challenges and the development of education and science today.

The purpose of this study is to describe the forms of teacher performance coaching is done in vocational Islamiyah Chester, South Tangerang. This research uses descriptive qualitative method of analysis, in obtaining accurate data collection techniques used in data through observation, interviews and documentary studies. The data were then classified and categorized, and analyzed and interpreted last.

The results of the study, showed that the performance of teachers in vocational guidance Chester Islamiyah has been running and effective, but there are still many things that need to be improved include the implementation is done coaching school begins with the creation of a sustainable development program both short term and long term, and setting priorities. For teachers, to further explore and improve the quality further in the ability in learning activities, either by searching on the internet, learn new methods, and others, so as to follow the development of education. Delivery of training especially out of school should be copied and given to all teachers.


(8)

iii

Puji dan syukur dipanjatkan kehadriat Allah SWT, karena berkat taufik dan hidayahn-Nya, skripi ini dapat disusun sebagaimana mestinya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan umat manusia, yaitu Nabi Muhammad SAW sang pemilik akhlak mulia, pembawa kebenaran dan kedamaian bagi seluruh alam.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya. Hal ini disebabkan keterbatasan yang dimiliki penulis. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menghanturkan terima kaih kepada : 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Nurlena Rifai, M.A, Ph.D.

2. Dr. Hasyim Asy'ari, M.Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan, atas nasehat, arahan dan kemudahan dalam penulisan skripsi ini.

3. Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA. dosen pembimbing I skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya dengan penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan proses penulisan skripsi ini.

4. Drs. H. Masyhuri AM, M.Pd, dosen pembimbing II skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya dengan penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan proses penulisan skripsi ini.

5. Mu'arif SAM, M.Pd dosen jurusan Manajemen Pendidikan sekaligus tempat bertanya mengenai skripsi yang telah banyak memberikan saran dan masukan kepada penulis.

6. Bapak/Ibu dosen jurusan Manajemen Pendidikan yang telah memberikan pelayanan, bimbingan berupa pengetahuan,wawasan, dan pengalaman dengan ketulusan dan profesionalisme yang tinggi.


(9)

iv

memberikan izin dan memfasilitasi serta meluangkan waktunya untuk melayani penulisan skripsi.

9. Dede Suryadi, SE, Staf Tata Usaha SMK Islamiyah Ciputat yang selama penelitian di SMK Islamiyah telah banyak membantu penulis.

10. Bapak/Ibu guru dan Karyawan SMK Islamiyah Ciputat yang telah membantu penulis untuk mendapatkan informasi.

11. Ayahanda dan Ibunda yang tercinta, serta adik-adikkku yang telah senantiasa memberikan dorongan, do'a dan dukungan kepada penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

12. Sahabat-sahabat MP A angkatan 2009 yang telah memberikan canda, tawa, senangnya kehidupan kampus, yang akan selalu terekam dalam memori. 13. Sahabat-sahabat terbaikku yakni, Muhhamad Radhi Pradana, Muhammad

Leonardo, Fajar Asri Kardo, Januar Aristian, Ahmad Rojali, yang selalu memberikan canda, tawa dan menemani penulis hingga selesainya skripsi ini. 14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang telah memberikan dukungan dan doa dalamproses penulisan laporan skripsi ini.

Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam penulisan skripsi ini terdapat kesalahan yang kurang berkenan. Semoga skripsi ini dapatt bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca sekalian

Jakarta, 20 Maret 2014


(10)

v

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Kinerja Guru ... 8

1. Pengertian Kinerja Guru ... 8

2. Macam-macam Kinerja Guru ... 10

3. Peran dan Tugas Guru ... 14

4. Faktor-faktor yang Dapat Mempengaruhi Kinerja Guru ... 16

5. Penilaian Kinerja Guru ... 28

B. Pembinaan Kinerja Guru ... 30

1. Pengertian Pembinaan Kinerja Guru ... 30

2. Strategi Pembinaan Kinerja Guru ... 33


(11)

vi

C. Teknik Pengambilan Data ... 48

D. Teknik Analisis Data ... 50

E. Validasi Data. ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 52

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMK ISLAMIYAH Ciputat .... 52

2. Visi dan Misi SMK Islamiyah Ciputat ... 53

3. Tujuan SMK Islamiyah Ciputat ... 54

4. keadaan Guru, Karyawan dan Siswa SMK Islamiyah ... 54

5. Sarana dan Prasarana ... 56

B. Deskripsi dan Analisis Data ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 72

B. Saran-Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74


(12)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah.

Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pematangan kualitas hidup. Melalui proses tersebut diharapkan manusia dapat memahami apa arti dan hakikat hidup, serta untuk apa dan bagaimana menjalankan tugas hidup dan kehidupan secara benar. Karena itulah fokus pendidikan diarahkan pada proses pematangan kualitas logika, hati, akhlak, dan keimanan.1

Dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa fungsi pendidikan nasional adalah:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.2

Sekolah sebagai institusi (lembaga) pendidikan, merupakan wadah atau tempat proses pendidikan dilakukan yang memiliki sistem yang kompleks dan dinamis. Dalam kegiatannya, sekolah adalah tempat yang bukan hanya sekedar tempat berkumpul guru dan murid, melainkan berada dalam satu tatanan sistem

1

Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2011,cet. 1, h. 2

2


(13)

yang rumit dan saling berkaitan. Sekolah dipandang sebagai suatu organisasi yang didesain untuk dapat berkontribusi terhadap upaya peningkatkan kualitas hidup bagai masayarakat suatu bangsa. Keberhasilan lembaga pendidikan dalam mengemban misinya sangat ditentukan oleh mutu guru yang memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah.

Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar-mengajar. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang professional dan berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus dimulai dari guru itu sendiri..

Perwujudan dari kualitas guru yang bagus merupakan hasil produktivitas kerja yang tinggi. Hal ini cukup penting dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Dengan prestasi kerja yang tinggi berarti para guru benar-benar dapat berfungsi sebagai pendidik yang tepat guna dan berhasil guna sesuai dengan sasaran organisasi yang hendak dicapai.3

Sebagi ujung tombak pendidikan di sekolah, tidaklah mudah bagi guru dalam menjalankan tugasnya dengan baik dikarenakan banyaknya permasalahan yang ditemui, dari kelengkapan sarana dan prasarana penunjang pendidikan, kesejahteraan dan peningkatan kemampuan dan kompetensi. Kesejahteraan merupakan salah satu masalah yang paling sering ditemui ketika berkaitan dengan kinerja guru. Hal ini dikarenakan masih banyaknya ditemui guru yang masih bekerja diluar jam kerjanya, hal ini akan berdampak guru tidak memiliki kesempatan dalam meningkatkan diri, baik membaca, menulis, apalagi membuka internet4. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap jalannya pendidikan di

3

Wahyudi, Pengembangan Pendidikan Strategi Inovatif fan Kreatif dalam Mengelola Pendidikan Secara Komprehensif, (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2012), h. 24

4

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 1, hal. 10


(14)

sekolah, dikarenakan sang guru bisa tidak fokus dan tidak mempunyai waktu dalam mempersiapkan rencana pembelajaran maupun mengembangkan materi yang akan dilaksanakan.

Dalam sebuah organisasi pendidikan orang-orang yang terdapat didalam organisasi itu sendiri yang merupakan kunci bagi keberhasilan atau kegagalan pendidikan. Walaupun sumber pendidikan yang lain lengkap, dalam hal ini seperti sarana dan prasarana baik, kualitas media dan sumber pelajaran terpenuhi dan pendukung lainnya tersedia dengan baik secara kuantitas maupun kualitas, namun hal ini belum tentu menjadi penentu tercapainya tujuan pendidikan, tanpa satu hal yang sangat penting yaitu guru sebagai garda terdepan dalam dunia pendidikan.

Dalam proses pembelajaran guru memegang peranan penting, peranan tersebut tidak dapat digantikan karena guru secara langsusng berupaya mempengaruhi, membina dan mengembangkan peserta didik di dalam kelas. Hal ini berarti bahwa kinerja guru merupakan faktor yang amat menentukan bagi mutu pembelajaran/pendidikan yang akan berimplikasi pada kualitas output pendidikan setelah menyelesaikan sekolah

Penyelenggaraan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru harus ditunjang oleh sebuah kompetensi yang baik, kompetensi tidak hanya diperoleh guru pada saat menjalani pendidikan di universitas. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana guru tersebut mampu mengembangkan kompetensi yang dimiliki sesuai dengan perubahan zaman. Salah satu hal yang dapat dilakukan dalam pengembangan kompetensi guru adalah melaksanakan pelatihan dan pendidikan bagi guru itu sendiri, sebagai bagian dari pembinaan kinerja guru. Tetapi sudah berapa banyak sekolah yang telah mempunyai program pelatihan yang tersusun dengan baik bagi guru, khususnya yang diadakan oleh sekolah maupun mengikutikan guru di pelatihan diluar.

Sekolah yang memiliki dana yang cukup dan program yang baik pasti memiliki program pelatihan yang telah tersusun. Sedangkan bagi sekolah yang biasa–biasa saja, hanya akan mengandalkan pelatihan yang diadakan oleh pemerintah, walaupun tidak akan mencakup seluruh guru yang ada. Tindak lanjut dari hasil pelatihanpun terkadang tidak berjalan dengan baik, hal ini diakibatkan


(15)

tidak adanya program penilaian dan evaluasi hasil pelatihan dan penerapannya, sehingga hasil pelatihan terkadang seperti tidak ada.

Dalam meraih mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting untuk mencapai keberhasilan pendidikan. Secara umum, mutu pendidikan yang baik menjadi tolok ukur bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukan guru. Guru sebagai pekerja harus berkemampuan yang meliputi penguasaan materi pelajaran, penguasaan professional keguruan dan pendidikan, penguasaan cara-cara menyesuaikan diri dan berkepribadian untuk melaksanakan tugasnya. Sebagai guru professional maka ini merupakan sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang guru, dengan demikian kinerja guru itu akan meningkat.

Masalah yang sering ditemui masih ada guru yang belum maksimal dalam menjalankan tugas, masih banyak guru yang belum mencerminkan guru yang professional dan memiliki kinerja yang baik, seperti sering belum membuat rancangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang merupaka landasan dalam pelaksanaan belajar mengajar, Kurangnya kemahiran dalam mengelola kelas, selanjutnya adalah penguasaan materi yang belum maksimal dan ditambah dengan penggunaan metode mengajar yang tidak variatif dan penggunaan alat dan sumber belajar yang tidak bervariasi.5

Permasalah-permasalahan di atas akan sering ditemui di sekolah, apabila sekolah tersebut, khususnya kepala sekolah tidak memiliki sebuah program pembinaan kinerja yang baik. Sebagai seorang pemimpin di sekolah, kepala sekolah harus mampu sebuah program pembinaan yang kreeatif namun efektif dengan segala kekurangan yang dimiliki sekolah.

Dalam meningkatkan kinerja guru di sekolah, peran kepala sekolah sangatlah penting, sebagai pemimpin dalam lembaga pendidikan, kepala sekolah mempunyai tanggung jawab atas tercapainya tujuan pendidikan melalui

5

E. Mulyasa, Standar Kompotensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 1, h. 9


(16)

pemberdayaan tenaga pendidik (guru) dan tenaga kependidikan (non guru/TU, staf, pegawai, Dan lain-lain).6

Apabila dikatakan bahwa sumber daya manusia merupakan sumber daya terpenting yang dimiliki oleh suatu organisasi, salah satu implikasinya ialah inventasi terpenting yang mungkin dilakukan oleh suatu organisasi adalah bidang sumber daya manusia.7 Pengembangan guru dan staf merupakan pekerjaan yang harus dilakukan kepala sekolah dalam manajemen personalia pendidikan, yang bertujuan untuk mendayagunakan guru dan staf secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal

Dalam mencapai kinerja sekolah yang baik memang harus memperhatikan banyak faktor yang terdapat didalam sekolah, akan tetapi dari sekian banyak faktor tersebut, faktor sumber daya manusia (guru) disini sangatlah penting, kinerja organisasi tercermin dan terbentuk dari kinerja sumber daya manusia yang terdapat didalamnya. Pekerja memainkan peran kunci atas keberhasilan organisasi. Seberapa baik seorang pemimpin (kepala sekolah) mengelola kinerja bawahan akan secara langsung mempengaruhi individu, unit kerja, dan seluruh organisasi.8

Kinerja sekolah tidak lepas dari kinerja guru yang merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, hal ini berarti bahwa dalam meningkatkan kinerja sekolah harus dimulai dengan pembinaan terhadap kinerja guru itu sendiri, guru sebagai seorang manusia memerlukan berbagai macam pembinaan dan pengembangan yang dilakukan baik oleh pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah maupun pemerintah dalam meningkatkan kompotensi dan kemampuannya dalam proses belajar mengajar. Perubahan yang cepat disegala aspek baik itu ilmu pengetahuan dan teknologi harus dapat dibarengi dengan pembinaan dan pengembangan yang berkelanjutan.

Dengan demikian pembinaan terhadap kinerja guru merupakan sebuah keharusan yang wajib dilaksanakan oleh kepala sekolah, pembinaan atau

6

Ibid., hal. 10

7

Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2011), hal 181

8


(17)

pengembangan terhadap kinerja guru merupakan eksplorasi bersama apa yang diperlukan dan diketahui individu untuk memperbaiki kinerjanya dan mengembangkan keterampilan dan kompetensinya, dan bagaimana pimpinan (kepala sekolah) dapat memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan. Oleh karena itu dalam upaya peningkatan kinerja guru di sekolah maka dibutuhkan sebuah program pembinaan yang terencana dengan baik, sehingga diharapkan dengan pembinaan tersebut kinerja guru juga akan meningkat.

Oleh karena itu dalam upaya peningkatan kinerja guru disekolah maka dibutuhkan peran kepala sekolah dalam memimpin membuat sebuah program pembinaan yang terencana dengan baik, sehingga diharapkan dengan pembinaan tersebut kinerja guru juga akan meningkat. SMK Islamiyah merupakan lembaga pendidikan yang ada di daerah Ciputat, sebagai sebuah lembaga pendidikan pasti memerlukan tenaga-tenaga profesional yang memiliki kinerja yang baik dalam memajukan sekolah tersebut, Oleh karena itu, program pembinaan kinerja guru merupakan sebuah keharusan yang harus dilaksanakan.

Dalam kenyataan yang ada dilapangan, masih ada beberapa hal yang menjadi persolan yang ditemui dalam pelaksnaan pembinaan kinerja guru, seperti.Belum mampu mengelola kelas dengan baik, dan tingkat kesejahteraan yang kurang dan faktor lainnya

Dengan latar belakang masalah diatas sebagai penulis merasa perlu untuk membahas masalah itu lebih lanjut sebagai penelitian dengan judul “Pembinaan

Kinerja Guru Oleh Kepala Sekolah di SMK Islamiyah Ciputat”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah, sebagai berikut :

1. Program pembinaan guru yang belum berjalan dengan baik

2. Kurangnya Pengawasan kepala sekolah terhadap kinerja guru di sekolah 3. Kinerja guru di sekolah yang masih kurang


(18)

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup pembahasan dan keterbatasan waktu penelitian, serta agar pembahasan tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka penulis membatasi masalah pada beberapa poin yaitu :

1. Perlunya pembinaan guru sebagai salah satu komponen penting dalam pendidikan

2. Masih rendahnya kinerja guru di sekolah D. Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang ada,maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana pembinaan kinerja guru di sekolah?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitan penulisian skripsi ini adalah untuk menjelaskan bentuk-bentuk pembinaan yang dilakukan terhadap kinerja guru di sekolah.

F. Manfaat Penelitan.

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

a. Penulis, diharapkan dapat menambah wawasan mengenai pembinaan kinerja guru.

b. Bagi sekolah, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan untuk melaksanakan pembinaan kinerja guru.

c. Para pembaca, sebagai bahan rujukan dalam mengelola pendidikan khususnya yang berkaitan dengan pembinaan kinerja guru oleh kepala sekolah.


(19)

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kinerja Guru

1. Pengertian Kinerja Guru

Kinerja merupakan kegiatan yang dijalankan oleh tiap-tiap individu dalam kaitannya untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Secara etimologis kinerja/perpormance berasal dari kata “to perform” yang berarti menampilkan atau

melaksanakan, sedang kata “perpormance” berarti The act of performing; execution. Dari pengertian tersebut disimpulkan bahwa kinerja atau perpormance berarti tindakan menampilkan atau melaksanakan kegiatan.1

Kinerja merupakan hasil dari suatu proses. Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa bahwa kinerja atau performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil-hasil kerja atau unjuk kerja.2

Dari beberapa pengertian di atas, bahwa kinerja dapat diartikan merupakan hasil dari suatu proses. Kinerja sangat berkaitan erat dengan hasil pekerjaan yang dihasilkan oleh seorang individu atau kelompok dalam mencapai tujuan organisasi, oleh karena itu setiap individu yang bertugas dan bekerja dalam sebuah organisasi

1

Uhar Saputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama, 2010), Cet. 1, hal. 144

2

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 8, hal. 136


(20)

tentu diharapkan dapat menunjukan kinerja yang baik dan memuaskan demi mendukung jalanya roda organisasi.

Deskripsi dari kinerja menyangkut 3 komponen penting yaitu:

a. Tujuan, penentuan tujuan akan memberikan arah dan mempengaruhi bagaimana seharusnya perilaku kerja yang diharapkan organisasi terhadap setiap personel.

b. Ukuran, penentuan tujuan saja tidaklah cukup, sebab dibutuhkan ukuran apakah personel telah mencapai kinerja yang diharapkan. Untuk itu ukuran kuantitatif dan kualitatif standar kinerja untuk setiap tugas dan jabatan personel memegang peranan penting.

c. Penilaian, penilaian kinerja secara regular yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan tujuan kinerja setiap personel. Tindakan ini akan membuat personel senatiasa berorientasi terhadap tujuan dan berperilaku kerja sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.3

Kinerja merupakan sebuah hasil/ atau prestasi yang telah dicapai oleh seorang pekerja, dari hasil pekerjaan yang sesuai dengan tugas dan kewajibannya yang telah ditentukan dan diberikan kepadanya.

Ketercapaian sebuah kinerja merupakan perbandingan antara hasil kerja yang telah dilaksanakan dengan standar kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Standar kinerja perlu dirumuskan sebagai tolok ukur dalam mengadakan perbandingan antara apa yang telah dilakukan dengan yang diharapkan, kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang telah dipercayakan kepada seseorang.

Keterampilan diperlukan dalam kinerja karena keterampilan merupakan aktivitas yang muncul dari seseorang akibat suatu proses dari pengetahuan, kemampuan, dan kecakapan teknis. Kinerja guru adalah hasil kerja nyata secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya yang meliputi menyusun program

3

.Yaslis Ilyas, Kinerja, Teori, Penilaian, dan Penelitian, (Depok: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI, 2002), Cet. 3, hal. 65


(21)

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaraan, pelaksanaan pembelajaraan, pelaksanaan evaluasi dan analisis evaluasi.4

Kinerja guru merupakan faktor yang paling menentukan kualitas pembelajaran. Kinerja guru merupakan hasil kerja nyata yang telah dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan sesuai dengan apa yang harus dikerjakan. Dengan demikian, apa bila ingin melakukan sebauah peningkatan dalam mutu pendidikan, kualitas kinerja guru perlu mendapat perhatian utama.

Ukuran kinerja guru terlihat dari rasa tanggung jawabnya melaksankan tugas, amanah, profesi yang diembannya, serta rasa tanggung jawab moral dipundaknya. Semua itu akan terlihat dalam kepatuhan dan loyalitasnya didalam menjalankan tugas dan kewajibannya di dalam maupun di luar kelas. Dalam prakteknya keberhasilan guru dalam menjalankan tugas dan kewajibannya dibutuhkan sebuah standar kinerja yang akan menjadikan acuan apakah seorang guru telah berhasil melaksanakan tugas sesuai dengan keawajibannya, bahwa standar kinerja guru berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti:

a. Bekerja dengan siswa secara individual. b. Persiapan dan perencanaan pembelajaran. c. Pendayagunaan media pembelajaraan

d. Melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar. e. Kepemimpinan yang aktif dari guru.5

Dari beberapa pengertian tentang kinerja diatas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa kinerja guru merupakan bentuk nyata dari sebuah hasil kerja yang telah ditunjukkan oleh seorang guru dalam mencapai kerja yang optimal guna mencapai apa yang seharusnya dia kerjakan sesuai dengan kewajiban dan tugas yang diembannya sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. Oleh karena itu kinerja seorang guru akan sangat berpengaruh dalam jalannya proses pendidikan di

4

Imam Wahyudi, Pengembangan Pendidikan Strategi Inovatif fan Kreatif dalam Mengelola Pendidikan Secara Komprehensif, (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2012), h. 128

5

Barnawi dan Mohammad Arifin, Kinerja Guru Profesional Instrumen Pembinaan, peningkatan dan penilaian, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 14


(22)

sekolah, sebagai peran utama dalam kegiatan belajar mengajar kemampuan seorang guru diharapakan dapat maksimal, tetapi kemampuan seorang guru tidak akan maksimal dikeluarkan apa bila guru tersebut tidak mempunyai kinerja yang baik. Kinerja guru adalah hasil kerja nyata secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

2. Macam-macam Kinerja Guru

Macam kinerja guru dapat dilihat dari berbagai peran dan tugas yang dimiliki oleh guru di sekolah. Kinerja guru yang baik akan terlihat dari keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Oleh karena itu kinerja guru berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya dapat dibagi menjadi dua yaitu.

a. Guru sebagai pendidik dan pengajar

Kinerja guru sebagai pendidik dan pengajar meliputi, mendidik, mengajar, melatih, menilai dan mengevaluasi. Kegiatan ini merupakan inti dari pelaksanaan tugas yang diemban guru di sekolah, kinerja guru yang baik dapat dilihat dari sejauh mana kemampuan guru itu merencanakan, melaksanakan, menilai, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran dikelas. Guru yang memiliki kinerja yang baik akan terlihat dari kemampuan melaksanakan kegiatan tersebut.Ditamabah dengan kemampuan memahami materi dan menguasai berbagai metode pembelajaran.

b. Guru sebagai administrator

Seorang guru harus berperan dan melaksanakan semua administrasi sekolah yang berkaitan dengan pendidikan dan pembelajaran, selain itu juga berperan sebagai berikut.

1. Pengambil inisiatif, pengarah dan penilai pendidikan.

2. Seorang pakar dalam bidangnya, yaitu menguasai bahan yang harus diajarkan


(23)

3. Penegak disiplin, yaitu guru harus menjaga agar siswa melaksanakan disiplin

4. Pelaksanan administrasi pendidikan, yaitu guru bertanggung jawab agar pendidikan dapat berlangsung dengan baik.6

Kinerja guru di atas harus dijalankan oleh seluruh guru di sekolah. Kinerja guru yang baik akan terlihat dari sejauh mana guru tersebut dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dengan baik. Selain itu dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya tersebut maka perlu didukung oleh seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi .

Kompetensi dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa inggris, competence yang berarti kecakapan dan kemampuan. Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan.7

Kompetensi merupakan kemampuan seseorang baik kualitatif maupun kuantitatif. Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”8.

Jadi kompetensi guru adalah kecakapan, kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh seorang yang bertugas mendidik agar mempunyai kepribadian yang luhur dan keterampilan sebagaimana tujuan dari pendidikan. Oleh karena itu kompetensi guru menjadi tuntutan dasar bagi seorang guru. Menurut Gordon ada enam aspek atau ranah yang terkandung dalam kompetensi, yaitu:

a. Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif.

6

Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kulifikasi, dan Kompotensi Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 27-28

7

Jejen Musfah, Peningkatan Kompotensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik, (Jakrta: Kencana, 2011), Cet. 1, hal.27

8


(24)

b. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan efektif yang dimiliki individu.

c. Kemampuan (Skill), sesuatu yang dimiliki individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebanakan kepadanya.

d. Nilai (value), suatu standar perilaku yang tealah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang.

e. Sikap (attitude), perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar.

f. Minat (interest), yaitu kecendrungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan.9

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, kompetensi guru adalah kecakapan, kemampuan dan keterampilan yang dimiliki seorang guru dalam melaksanakan tugas mendidik siswa. Dengan demikian kompetensi guru adalah hasil penggabungan dari kemampuan-kemampuan , dapat berupa seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam menjalankan tugas keprofesionalannya.

Kompetensi guru yang terdapat di atas, mengindikasikan bahwa seorang guru yang profesional di bidang pendidikan bukanlah hal yang mudah dijalani oleh sembarang orang. Kompetensi guru mencerminkan tugas dan kewajiban guru yang harus dimiliki apabila guru itu ingin disebut sebagai seorang guru yang profesional, dalam mencapai itu semua bukanlah hal yang mudah, seorang guru untuk dalam memperoleh itu semua memerlukan waktu lama, dan biaya yang tidak sedikit.

Menurut UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa : kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah kompotensi guru sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi social dan kompotensi professional.10 Mengacu pada pengertian

9

Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kulifikasi, dan Kompotensi Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 100

10


(25)

kompetensi di atas, maka dalam hal ini kompetensi guru dapat diartikan sebagai gambaran tentang apa yang dapat dilakukan seorang guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sehingga akan menghasilkan hasil yang baik.

Guru diharapakan dapat menjalankan tugasnya secara professional dengan memiliki dan menguasai keempat kompetensi tersebut. Kompetensi yang harus dimiliki pendidik itu sungguh sangat ideal tergambar dalam peraturan pemerintah tersebut. Karena itu, guna harus selalu belajar dengan tekun di sela-sela menjalankan tugasnya. Guru dapat dikatakan kompoten menurut UU apabila seorang guru itu telah dapat menguasai keempat kompetensi itu dengan baik.

Kompetensi guru adalah salah satu faktor yang memengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran dan pendidikan di sekolah, namun kompotensi guru tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, dan lamanya mengajar. Kompetensi guru adalah faktor penting yang akan menentukan kemampuan seorang guru dalam menjalankan tugasnya, guru yang memliki kompetensi yang baik akan berpengaruh besar terhadap proses belajar mengajar.

Dengan kemampuan yang dimilikinya seorang guru harus dapat memperlihatkan sikap dan kemampuannya bahwa dia memang seorang guru yang professional dalam menjalankan pendidikan.

3. Peran dan Tugas Guru.

Peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan formal. Dengan demikian guru diharapkan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik, dalam kerangka pembangunan pendidikan. Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalam pembangunan pendidikan.

Peran dan fungsi guru berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan di sekolah. Diantara peran dan fungsi guru tersebut adalah sebagai berikut.

a. Sebagai pendidik dan pengajar; Untuk dapat melaksanakan tugasnya guru diharapakan memiliki kemampuan pengetahuan diberbagai bidang


(26)

pendidikan, khusunya dalam bidang belajar mengajar. Guru diharapkan dapat peka terhadap perkembangan teknologi dan inovasi yang terus bergulir di dunia pendidikan, hal ini akan berpengaruh terhadap kemampuan guru dalam melaksanakan belajar mengajar.

b. Sebagai anggota masyarakat; bahwa setiap guru harus pandai bergaul dengan masyarakat. Guru juga harus memiliki kemampuan /ilmu yang berhubungan dengan berhubungan dengan orang lain, guru merupakan panutan bukan hanya di sekolah, tetapi juga di tengah masyarakat. Oleh sebab itu kemampuan guru dalam berhubungan dengan orang lain akan memberikan manfaat yang besar.

c. Sebagai pemimpin; bahwa setiap guru adalah pemimpin, yang harus memiliki kepribadian, menguasai ilmu kepemimpinan, menguasai berbagai aspek kegiatan organisasi sekolah.

d. Sebagai administrator; bahwa setiap guru akan dihadapkan pada berbagai tugas administrasi yang harus dikerjakan di sekolah, serta memahami strategi dan manajemen pendidikan.

e. Sebagai pengelola pembelajaran; bahwa setiap guru harus dan mampu dan menguasai berbagai metode pembelajaran dan memahami situasi belajar-mengajar di dalam maupun di luar kelas.11

Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa peran dan tugas guru bukan hanya satu yaitu sebagai pengelola pembelajaran didalam kelas, melainkan juga masih mempunyai beberapa tugas yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan berkomitmen yang tinggi. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.

11

E. Mulyasa, Standar Kompotensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 1, h. 19.


(27)

Selain itu tugas dan peran guru tidak hanya sebatas melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas, melainkan juga lebih dari sekedar itu saja. Menurut Pidarta, peranan guru/pendidik, antara lain:

a. Sebagai maanjer pendidikan atau pengorganisasian kurikulum. b. Sebagai fasilitator pendidikan.

c. Pelaksana pendidikan. d. Pembimbing dan supervisor. e. Penegak disiplin

f. Menjadi model perilaku yang akan ditiru siswa. g. Sebagai konselor.

h. Menjadi penilai.

i. Petugas tata usaha tentang administrasi kelas yang di ajarnya j. Menjadi komunikator dengan orang tua siswa dengan masyarakat. k. Sebagai pengajar untuk meningkatkan profesi secara berkelanjutan.

l. Menjadi anggota organisasi profesi pendidikan.12

Dengan melihat tugas dan peran guru, ternyata tidak hanya sekedar mengajar di kelas, tetapi lebih dari itu. Tetapi sebagai guru profesional tugas dan peran guru tidak menjadi sebuah beban, tetapi menjadi sebuah kewajiban yang harus dijalankan. Apa bila seluruh tugas dan peran guru dijalankan dengan baik, maka akan berdampak peningkatan kualitas pendidikan, khususnya di sekolah.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Kinerja seorang guru tidak akan timbul begitu saja, selain membutuhkan waktu dan proses yang panjang untuk dapat mencapai kinerja yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diemban, juga ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seorang guru. Faktor ini bisa terdapat dari dalam dirinya sendiri (faktor internal), maupun faktor yang berasal dari lingkungan sekitarnya (faktor eksternal).

12

Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kulifikasi, dan Kompotensi Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 26


(28)

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara “faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivision).

1. Faktor kemampuan

Secara psikologi, kemampuan terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan keampuan reality (knowledge + skill). Artinya guru yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) ditambah dengan memiliki latar belakang pendidikan yang memadai untuk jabatannya sebagai pendidik dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan.

2. Faktor motivasi

Motivasi diartikan suatu sikap (altitude) pimpinan dan karyawan terhadap situasi kerja (situation) dilingkungan organisasi

Selain itu Faktor lain yang mempengaruhi kinerja guru adalah : a. Kepribadian dan dedikasi

b. Pengembangan profesi c. Kemampuan mengajar d. Komunikasi

e. Hubungan dengan masyarakat f. Kedisplinan

g. Kesejahteraan h. Iklim kerja13

Penjelasan faktor-faktor diatas sebagai berikut: a. Kepribadian dan Dedikasi

Setipa guru memiliki pribadi masing-masing sesuai dengan ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dari lainnya. Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik, artinya seluruh sikap dan perbuatan seorang merupakan suatu gambaran dari

13

Ondi Saondi dan Aris Suherman, Etika Profesi Keguruan, (Bandung: Refika Aditama, 2012), Cet. 2, hal. 24-47


(29)

kepribadian orang itu, dengan kata lain baik tidaknya citra seorang ditentukan oleh kepribadiannya.Bagi seorang guru, masalah kepribadian merupakan faktor yang menentukan terhadap keberhasilan melaksanakan tugas dan pendidik. Kepribadian dapat menentukan apakah guru menjadi pendidik dan Pembina yang baik ataukah akan menjadi penghancur bagi hari depan siswa, kepribadian adalah unsur yang menetukan interaksi guru dengan siswa sebagai teladan.14Guru yang memiliki kepribadian dan dedikasi yang tinggi terhadap tugas dan tanggung jawabnya, akan menunjukan semua kemampuannya dalam menjalankan tugasnya yaitu membimbing dan mendidik anak didiknya dengan baik

Kepribadian dan dedikasi yang tinggi dapat meningkatkan kesadaran akan pekerjaan dan mampu menunjukan kinerja yang memuaskan, guru yang memiliki kepribadian dan dedikasi yang baik, dalam hal ini adalah memiliki kesadaran bahwa dia memiliki kewajiban untuk terus dapat meningkatkan kemampuannya dengan terus belajar dan melatihnya, sehingga akan berpengaruh terhadap kinerjanya yang akan meningkat.

b. Pengembangan Profesi

Profesi adalah pekerjaan yang dalam pelaksanaan tugasnya memerlukan atau menuntut kahlian (expertise), menggunakan tehknik-tehknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian ini diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggungjwabkan.15Profesi bukan sekedar pekerjaan, tetapi vokasi khusus yang memiliki expertise yaitu keahlian yang diperoleh dari pendidikan dan latihan, responsibility adalah tanggung jawab, dan corporatness yang dapat diartikan sebagai rasa kesejawatan.16

Pengembangan profesi guru merupakan hal penting untuk diperhatikan guna mengantisipasi perubahan dan beratnya tuntutan terhadap profesi guru.

14

Fachrudidin Saudagar dan Ali Idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, (Jakrta: Gaung Persada, 2009), Cet. 1, hal. 40

15

Aan Hasanah, Pengembangan Profesi Guru, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), Cet. 1, hal.16

16

Hj. Rugaiyah dan Atiek Sismiati, Profesi Kependidikan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), Cet. 1, hal. 5


(30)

Pengembangan profesionalisme guru menekankan kepada penguasaan ilmu. Pengembangan profesi yang dilakukan terhadap guru diharapkan dapat membantu guru dalam menjadi guru yan professional.

Pembinaan dan pengembangan profesi guru bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan dilakukan secara terus menerus sehingga menciptakan kinerja sesuai dengan persyaratan yang diinginkan, Pengembangan profesi guru yang dilakukan secara berkala, akan mempercepat guru dalam mencapai predikat guru professional yang akan berimplikasi langsung terhadap kinerja yang akan meningkat.

c. Kemampuan Mengajar

Menurut Sardiman (2004), guru yang kompeten adalah guru yang mampu mengelola program pembelajaran. Mengelola di sini memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai keterampilan dasa mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, meragamkan media, bertanya, member penguatan dan sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan strategi teori belajar dan pembelajaran yang kondusif.17

Dalam proses belajar mengajar guru merupakan pemeran utama dalam proses tersebut, kemampuan guru dalam menguasai materi yang didukung dengan cara menyampaikan terhadap anak didik menggunakan metode yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan, akan berdampak langsung terhadap minat siswa dalam mengikuti pelajaran, maupun juga terhadap penguasaan materi yang telah disampaikan.

Guru bertugas memberikan pelajaran di dalam sekolah (kelas).Dalam menjalankan tugasnya dalam proses pembelajaran, maka seorang guru harus mampu menguasai materi yang akan disampaikan dan ditambah dengan metode-metode yang dapat membuat anak didik memahaminya.

Berkaitan dengan kompetensi dalam kemampuan mengajar, ada sepuluh kompotensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu:

17

Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kulifikasi, dan Kompotensi Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal.103


(31)

1. kemampuan menguasai bahan pelajaran yang disampaikan, 2. kemampuan mengelola belajar mengajar,

3. kemampuan mengelola kelas,

4. kemampuan menggunakan media/sumber belajar 5. kemampuan menguasai landasan-landasan pendidikan 6. kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar,

7. kemampuan menilai prestasi siswa untuk kependidikan mengajar,

8. kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan,

9. kemampuan mengenal dan menyelenggarakan admistrasi pendidikan,

10.kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian guna keperluan mengajar18.

Kemampuan dalam mengajar guru yang baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan dalam mencapai tujuan pembelajaran akan dapat menimbulkan efek yang besar bagi siswa, seperti tingkat partisipasi dalam KBM, kenaikan nilai akademik, pemaham siswa, dan lainnya. Dengan demikian maka kemampuan dalam mengajar guru harus terus ditingkatkan, karena kemampuan guru yang meningkat tidak hanya meningkatkan kinerja guru pribadi, tetapi juga memberikan manfaat yang besar bagi siswa.

d. Komunikasi

Pemeliharaan hubungan dengan para karyawan memerlukan proses komunikasi yang efektif, organisasi harus dapat terus menerus melakukan komunikasi, dengan komunikasi berbagai hal yang menyangkut kehidupan organisasi disampaikan oleh satu pihak kepihak lainnya.19

Komunikasi yang efektif adalah penting bagi sebuah organisasi, dalam sekolah kemampuan komunikasi diantara anggota organisasi sangatlah penting. Guru dalam

18

Piet. A. Sahertian dan Ida Aleida Sahertian, Supervisi Pendidikan, Dalam Rangka Program Inservice Education, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hal. 5

19


(32)

proses pelaksanaan tugasnya perlu memperhatikan hubungan dan komunikasi baik antara guru dengan kepala sekolah, guru dengan guru, guru dengan siswa, dan guru dengan personil lainnya disekolah. Komunikasi yang baik diantara para komponen di sekolah akan berdampak langsung terhadap kinerja guru itu sendiri, komunikasi yang baik akan menyebabkan atmosfir kerja yang kondusif, hal ini akan berpengaruh terhadap pekerjaan yang diembannya.

Menurut Gilbert Hight seorang guru yang dapat mengajar dengan baik bukan lantaran dia menguasai ilmu yang mengajar, melainkan karena ia memiliki seni mengajar yang ditunjukkan ketika dia mengajar, salah satu seni yang dimaksud adalah seni berkomunikasi dengan siswa ketika mengajar.20 Dengan demikian kemampuan guru dalam proses pembelajaran komunikasi yang dipakai guru dalam penyampaian materi yang diajarkan dengan cara berkomunikasi yang relevan akan memperbesar bagi siswa dalam pemahaman dan mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.

Terbinanya hubungan komunikasi yang baik di dalam lingkungan sekolah, merupakan adalah sebuah keharusan, dengan terciptanya komunikasi yang baik diantara anggota masyarakat di sekolah akan berimplikasi langsung terhadap terciptanya suasana dan kultur kerja yang mendukung kinerja guru dan kemampuan guru dalam berkomunikasi dalam proses pembelajran akan mempermudah siswa dalam memhami pembelajaran. Oleh karena itu pembinaan komunikasi harus dilakukan dengan baik, karena komunikasi memiliki banyak dampak besar terhadap pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri.

e. Hubungan dengan Masyarakat

Sekolah merupakan lembaga sosial yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat lingkungannya, hal ini pun tidak berbeda dengan masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dengan sekolah. Sekolah merupakan sebuah lembaga pendidikan yang

20

Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kulifikasi, dan Kompotensi Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal.114


(33)

menyediakan berbagai program untuk dapat mendidik, mebimbing dan melatih para siswa, disini peran masyarakat adalah sebagai pengguna jasa pendidikan itu sendiri.

Menurut Pidarta bahwa suatu sekolah tidak dibenarkan untuk mengisolasi diri dari masyarakat, sekolah tidak boleh menjadi sekolah yang tertutup terhadap masyarakat, sekolah tidak bisa melaksnakan keputusan sendiri tanpa mendengarkan aspirasi-aspirasi dari masyarakat.21

Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi yang terjadi mengenai pemberian inforamasi tentang dunia pendidikan, khususnya kegiatan pendidikan di sekolah, serta komunikasi ini bertujuan meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya peingkatan dan pengembangan sekolah.

Tujuan utama yang ingin dicapai dengan mengembangkan kegiatan hubungan sekolah dan masyarakat adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan pemahaman tentang tujuan serta sasaran yang ingin direalisasikan sekolah.

b. Peningkatan pemahaman sekolah tentang keadaan serta aspirasi masyarakat terhadap sekolah.

c. Peningkatan usaha orang tua siswa dan guru-guru dalam memenuhi kebutuhan anak didik, serta meningkatkan kuantitas serta kualitas bantuan oarnag tua siswa dalam kegiatan pendidikan si sekolah.

d. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran serta mereka dalam memajukan pendidikan di sekolah dalam era pembangunan.

e. Terpeliharanya kepercayaan masyarkat terhadap sekolah serta apa yang dilakukan oleh sekolah.

f. Pertanggungjawaban sekolah atas harapan yang dibebankan masyarakat kepada sekolah.

21

Ondi Saondi dan Aris Suherman, Etika Profesi Keguruan, (Bandung: Refika Aditama, 2012), Cet. 2, hal. 35


(34)

g. Dukungan serta bantuan dari masyarakat dalam memperoleh sumber-sumber yang diperlukan untuk meneruskan dan meningkatkan program sekolah.22 Dengan demikian melihat hal tersebut maka padasarnya harapan yang ditanamkan masyarkat kepada sekolah sangatlah besar, hal ini sebenarnya dapat dimanfaatkan pihak sekolah untuk dapat mendayagunakan keikutsertaan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Partisipasi masyarakat dalam pendidikan, khususnya di sekolah dapat diwujudkan dalam keikutsertaan masyarakat ikut aktif dalam kegiatan sekolah, penentuan kebijakan, pemberian saran dan mengevaluasinya. Keikutsertaan masyarakat dalam proses menilai sekolah dan guru dalam menjalankan tugasnya, akan menciptakan kondisi kerja kearah yang lebih baik yang akan berpengaruh terhadap kinerja guru itu sendiri.

Keikutsetaan masyarakat di sekolah dapat diwujudkan dalam bentuk keikut sertaan orang tua dalam organisasi komite sekolah. Hubungan masyarakat dengan sekolah sangat bermanfaat bagi peningkatan kinerja guru, hal ini dikarenakan adanya peningkatan aktivitas-aktivitas bersama, komunikasi yang berkelanjutan serta saling memberikan saran serta krtik yang membangun, setiap aktivitas guru akan diketahui oleh masyarakat sehingga guru akan berupaya terus menerus menampilkan kinerja yang lebih baik.

f. Kedisiplinan

Disiplin kerja berhubungan erat dengan kepatuhan dalam menerapkan peraturan sekolah. Disiplin kerja guru yang tidak baik akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku guru dalam menjalankan tugasnya di sekolah sehingga hal ini akan berakibat menurunkan kinerja guru dalam menyelenggarakan proses pendidikan.

Bejo Siswanto menjelaskan displin ialah sikap menghormati, mengahargai, patuh dan taat terhadap peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis

22

E. Mulyasa, Standar Kompotensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 1, h. 178.


(35)

serta sanggup mejalankan dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apa bila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.23

Dalam bahasa Inggris, disciple memiliki arti penganut, pengikut, atau murid. Sementara dalam bahasa latin, diciplina berarti latihan atau pendidikan, pengembangan tabiat, dan kesopanan. Dalam konteks keguruan, disiplin mengarah pada kegiatan yang mendidik guru untuk patuh terhadap aturan-aturan sekolah.24

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah ketaatan terhadap peraturan yang berlaku, pada aturan-aturan yang dibuat yang dilakukan dengan secara sadar dan kesaediaan dalam mentaatinya. Kedisplinan sangatlah erat hubungannya dengan kemampuan kinerja guru di sekolah, disiplin guru akan membangun kinerja guru yang baik, pemahaman guru terhadap displin yang terdapat di sekolah erat kaitannya dengan pemahaman guru terhadap tugas dan tanggung jawab yang diembannya dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik.

Oleh karena itu disiplin yang baik yang ditunjukan oleh guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, sehingga hal ini berpengaruh terhadap kelancaran kerja dan memberikan sebuah perubahan terhadap kinerja yang ditunjukan oleh guru. Dengan demikian penegakan disiplin guru harus terus menerus ditingkatkan, dengan disiplin yang baik diharapakan adanya perbaikan terhadap kinerja guru, yang akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru itu sendiri.

g. Kesejahteraan

Faktor kesejahteraan adalah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kinerja guru, hal ini karena orang akan bekerja dengan optimal apabila pekerjaannya dapat menyediakan kesejahteraan hidupnya. Sebaliknya, orang yang tidak mendapatkan kesejahteraan akan berpengaruh terhadap kinerjanya yang kurang optimal. Guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya secara optimal apabila didalam menjalankan

23

Darsono dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Nusantara Consulting, 2011), hal. 128

24

Barnawi dan Mohammad Arifin, Kinerja Guru Profesional Instrumen Pembinaan, peningkatan dan penilaian, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 110


(36)

tugasnya dia mempunyai masalah dengan kesejahteraannya dirumah. Hal ini akan berakibat dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga kegiatan tersebut tidak berjalan dengan baik.

Flippo menjelaskan bahwa kompensasi merupakan fungsi balas jasa yang layak kepada pekerja atas kontribusi mereka terhadap tujuan organisasi. Pengertian layak artinya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup primer dan sekunder.25

Dalam Undang- Undang No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, pada pasal 14 ayat 1(a) dinyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya guru berhak memperoleh pengahasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan social. Selanjutnya, pada pasal 15 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan penghasilan di atas kebutuhan minimum tersebut meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tamabahan yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan berdasarkan prinsip penghargaan atas dasar prestasi.26

Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya guru dituntut untuk dapat menjalankannya dengan professional dan sungguh-sungguh, tapi apa jadinya apa bila dalam menajalnkan tugasnya tersebut tidak didukung oleh tingkat kesejahteraan yang baik. Hal ini menyebabkan terjadinya fenomena adanya guru yang harus mencari tambahan lain diluar tugasnya di sekolah, baik itu harus mengajar disekolah lain ataupun pekerjaan lainnya. Dalam Undang-undang diatas disebutkan guru berhak memperoleh meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dengan begitu maka ini merupakan tugas pemetintah dalam melaksanakan amanat tersebut, untuk mendukung ketercapaian tujuan pendidikan nasional.

25

Darsono dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Nusantara Consulting, 2011), hal. 270

26


(37)

Banyak kalangan berpendapat bahwa pemberian gaji yang layak akan mempengaruhi terhadap tingkat kinerja dari guru. Adiningsih dalam Muhlisin mengemukan bahwa dunia guru masih tereslingkung dua masalah yang memiliki mutual korelasi yang pemecahannya memerlukan kearifan dan kebajiksanaan beberapa pihak terutama pengambil kebijakan, yaitu (1) profesi keguruan kurang menjamin kesejahteraan karena rendah gajinya, (2) Profesionalisme guru masih rendah.27

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam usaha mengoptimalkan kinerja guru, langakah yang dapat ditempuh oleh pemerintah adalah upaya dalam meningkatkan kesejahteraan guru, selain itu dapat juga diberikan berbagai insentif kepada guru sesaui dengan tugas yang dilaksanakannya. Berbagai program peningkatan kinerja yang telah dibuat dalam upaya tersebut, tidak akan dapat berjalan dengan optimal apabila maslah krusial tentang kesejahteraan guru belum dapat diatasi.

h. Iklim Kerja

Sekolah merupakan suatu sistem yang terdiri dari banyak unsur yang dapat membentuk satu kesatuan utuh. Organisasi sekolah memiliki unsur-unsur yang saling berkaitan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Iklim sekolah akan memberi pengaruh pada perilaku guru dalam melaksanakan tugasnya di sekolah, hal ini dikarenakan bahwa lingkungan atau iklim sekolah yang baik akan mendukung guru dalam menjalankan tugasnya dengan baik.

MenurutTaguiri dan Litwin yang mengartikan iklim organisasi adalah suatu kualitas lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggotanya, mempengaruhi perilakunya, dan dapat dideskripsikan dengan nilai-nilai karakteristik organisasi.28

Dalam setiap organisasi keadaan iklim kerja yang baik akan sangat berpengaruh terhadap hasil kerja dari anggota organisasi itu sendiri, keadaan hubungan kerja yang

27

Barnawi dan Mohammad Arifin, Kinerja Guru Profesional Instrumen Pembinaan, peningkatan dan penilaian, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 48

28

Hendyat Soetop, Perilaku Organisasi Teori dan Praktik Di Bidang Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 1, hal. 141


(38)

harmonis dan kondusif antar pimpinan dan pegawainya atau pegawai dengan pegawai lainnnya akan menciptakan sebuah suasana kerja yang baik bagi tumbunnya kerja sama dan berpengaruh terhadap ketercapaian tujuan pendidikan.

Kemampuan sekolah, khususnya kepala sekolah sebagai pemimpin dalam menciptakan iklim kerja yang positif. Dengan terciptanya suasana kerja yang positif yang ditandai dengan hubungan yang baik diantara para anggota organisasi di sekolah dapat menimbulkan suasana kerja sama yang tinggi, dalam setiap masalah ataupun kesulitan yang dihadapi maka semuanya akan diatasi dengan kerja sama (musyawarah) sehingga akan dapat mengatasinya secara bersama-sama. Selain itu yang terpenting adalah terciptanya suasana kerja yang harmonis, damai dan memberikan suasan tentram, yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru itu sendiri. Sebaliknya apa bila di sekolah yang tercipta adalah iklim yang negative hal ini akan berdampak buruk terhadap organisasi sekolah. Setiap individu memiliki rasa iri hati, egois, individualisitis, tidak perduli sekitar, iklim negative semacam ini akan dapat menimbulkan penurunan terhadap kinerja guru, dikarenakan guru merasa bahwa iklim kerja yang ada tidak lagi dapat mendukung dia dalam bekerja.

Menurut Steers bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi iklim kerja sama disekolah adalah:

a. Struktur tugas,

b. Imbalan dan hukuman yang diberikan, c. Sentralisasi dan hukuman yang diberikan, d. Tekanan pada prestasi,

e. Tekanan pada latihan dan pengembangan, f. Keamanan dan resiko pelaksanaan tugas, g. Keterbukaan dan ketertutupan individu, h. Status dalam organisasi


(39)

j. Kompotensi dan fleksibilitas dalam hubungan pencapaian tujuan organisasi secara fleksibel dan kreatif.29

Dengan demikian iklim kerja yang kondusif di tempat kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi dari kinerja guru. Keadaan kerja yang kondusif dan nyaman akan memberikan sebuah dampak terhadap suasana kerja itu sendiri yang pada akhirnya dapat menimbulkan sebuah peningkatan terhadap kinerja guru di sekolah.

5. Penilaian Kinerja Guru

Kinerja adalah hasil kerja yang di tunjukan oleh seseorang dalam menjalankan tugas yang diembannya, tetapi untuk dapat mengetahui apakah kinerja yang telah dikerjakan telah sesuai dengan yang diharapkan oleh sebuah organisasi maka dibutuhkan sebuah penilaian terhadap hasil kerja yang telah di lakukan.Penilain kinerja (PK) adalah proses menilai hasil kerja personel dalam suatu organisasi melalui instrument penilaian kinerja. Pada hakikatnya, penilaian kinerja merupakan suatu evaluasi terhadap penampilan kerja personel dengan membandingkannya dengan standar baku penampilan.30

Penilaian kinerja pada dasarnya adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh organisasi untuk menilai apakah karyawan/ pegawai telah bekerja sesuai dengan apa yang harus dikerjakan olehnya, dengan adanya penilaian ini akan dapat membantu organisasi dalam menentukan langkah selanjutnya dalam pembuatan sebuah program/kebijakan yang lebih baik lagi terhadap sumber daya manusia yang ada dalam organisasi, yang akan berimplikasi terhadapa kemajuan pegawai bahkan organisasi itu sendiri. Sasaran yang menjadi objek penilain kinerja adalah kecakapan, kemampuan karyawan dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang dievaluasi dengan menggunakan sebuah standar tertentu yang tlah ditetapkan sebelumnya. Menurut Leon C. Mengginson, penilaian prestasi kerja (perpormance

29

Ibid., h. 46-47

30

Yaslis Ilyas, Kinerja, Teori, Penilaian, dan Penelitian, (Depok: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI, 2002), Cet. 3, hal. 87


(40)

appraisal) adalah suatu proses yang digunakan pimpinan untuk menentukan apakah seorang karyawan melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.31

Kinerja guru pada dasarnya merupakan proses membandingkan antara kinerja aktual dengan kinerja ideal untuk mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Bagi para guru penilaian kinerja merupakan sebuah masukan yang sangat berarti bagi dirinya sendiri dan sekolah. Dengan melihat hasil penilaian yang telah dilakukan maka akan terlihat seluruh aspek yang menjadi kelebihan ataupun kekurangannya. Dengan melihat hasil ini diharapkan seorang guru akan termotivasi untuk dapat memperbaiki hasil yang dianggap kurang dan mempertahankan apa yang telah dinilai baik, sedangakan bagi sekolah hasil penilaian akan membantu dalam hal pembuatan program pembinaan yang berkesinambungan dalam mengelola tenaga guru, yang akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan sekolah.

Secara umum, penilaian kinerja guru memiliki 2 fungsi utama sebagai berikut. a. Untuk menilai kemampuan guru dalam menerapkan semua kompotensi dan

keterampilan yang diperlukan pada program pembelajaraan, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Dengan demikian, profil kinerja guru sebagai gambaran kekuatan dan kelemahan guru akan teridentifiaksi dan dimaknai sebagai analisis kebutuhan atau audit keterampilan untuk setiap guru, yang dapat dipergunakan sebagai basis untuk merencanakan penialain kinerja guru. b. Untuk menghitung angaka kredit yang diperoleh guru atas kinerja

pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tamabahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang dilakukan setiap tahun sebagai

31

Anwar Prabu mangkunegara, Evaluasi kinerja SDM, (Bandung: Refika Aditama, 2006), Cet. 2, hal. 10


(41)

bagian dari proses pengembangan karier dan promosi guru untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsionalnya.(Dirjen PMPTK, 2010:3)32

Penilaian kinerja guru sebaiknya dilakukan secara berkala oleh kepala sekolah. Hal ini dimaksudkan agar kinerja guru akan terus terpantau, apakah ada penurunan atau peningkatan. Hasil penilaian ini dapat dijadikan acuan bagi kepala sekolah dalam menyusun sebuah program pembinaan yang cocok diterapkan di sekolahnya.

B. Pembinaan Kinerja Guru

Guru merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sehingga kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya akan sangat berpengaruh terhadap jalannya pendidikan di sekolah. Dengan berkembangnya ilmu pengatuhan dan teknologi yang begitu pesat belakangan ini, maka dibutuhkan sebuah program pembinaan guna mengoptimalkan kinerja guru. Pembinaan merupakan hal yang wajib dilakukan baik oleh pemerintah, organisasi keguruan, sekolah maupun diri pribadi guru itu sendiri.

1. Pengertian Pembinaan Kinerja Guru

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pembinaan berarti proses, perbuatan, cara membina, pembaharuan, penyempurnaan, usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna memperoleh hasil yang lebih baik33.

Pengertian tersebut, mengindikasikan bahwa pembinaan dilakukan untuk memperbaiki kinerja kearah yang lebih baik lagi agar terjadi suatu peningkatkan dalam bekerja. Pembinaan juga diharapkan dapat membantu seseorang memecahkan masalah dan kesulitan yang mungkin akan di hadapi didalam menggunakan cara-cara baru untuk melaksanakan tugasnya agar berjalan dengan efektif dan efisien untuk

32

Ibid,. hal. 26

33


(42)

mendapatkan hasil yang optimal. Pembinaan adalah usaha peningkatan kualitas bagi tenaga pendidikan.

Pembinaan atau pengembangan adalah upaya sekolah untuk peningkatan dan perbaikan yang diberikan kepada guru guna memperbaiki, menjaga dan meningkatkan kinerja.34 Kegiatan pembinaan sumber daya tenaga kependidikan berkaiatan pula dengan kegiatan pelatihan dan pengembangan. Latihan dan pengembangan merupakan kenyataan yang harus dilakukan, karena merupakan kebutuhan dalam suatu organisasi/lembaga. Dengan memberikan bimbingan kepada tenaga pendidikan maupun karyawan dalam memahami setiap kegiatan kerja yang dilakasanakan. Hal ini bertujuan untuk membuat tenaga pendidikan maupun karyawan menjadi lebih menaruh minat dan terlatih terhadap bidang kerjanya.

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan pembinaan guru, yaitu:

a. Dilakukan untuk semua jenis tenaga kependidikan (baik untuk temaga structural, fungsional, maupun teknis)

b. Berorientasi pada perubahan tingkah laku dalam rangka peningkatan kemampuan professional dan untuk teknis pelaksanaan tugas harian sesuai dengan posisi masing-masing.

c. Dilaksanakan untuk mendorong meningkatnya kontribusi setiap individu terhadap organisasi pendidikan.

d. Dirintis dan diarahkan untuk mendidik dan melatih seseorang sebelum maupun sesudah menduduki jabatan/posisi.

e. Dirancang untuk memenuhi tuntutan pertumbuhan dalam jabatan, pengembangan profesi, pemecahan masalah, kegiatan-kegiatan remedial, pemeliharaan motivasi kerja, dan ketahanan organisasi.

34

H.E.Mulyasa, Manajemen dan Kepempinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2011), hal. 65


(43)

f. Pengembangan yang menyangkut jenjang karier sebaiknya disesuaikan dengan kategorisasi masing-masing jenis tenaga kependidikan itu sendiri.35

Pembinaan guru dilakukan berdasarkan kebutuhan intitusi, kelompok guru, maupun individu guru sendiri. Sehingga dalam pelaksanaan pembinaan kepala sekolah tidak hanya harus bertindak sendiri, tetapi juga harus dapat melibatkan seluruh aspek yang ada di sekolah untuk bersama-sama dalam pelaksanaan pembinaan itu sendiri.

Secara umum tujuan pembinaan terhadap guru dan tenaga kependidikan itu adalah dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kompetensi guru dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang berdampak pada peningkatan mutu hasil belajar siswa.36 Pembinaan guru merupakan sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pihak sekolah khsususnya kepala sekolah, guna meningkatkan kemampuan guru dalam menghadapi perubahan ilmu pegetahuan yang semakin pesat. Sedangakan pelaksnaan program pembinaan kinerja guru \diharapakan dapat memperoleh hal-hal sebagai berikut :

a. Proses kinerja akan lebih baik.

b. Mengurangi jam kinerja secara lebih baik.

c. Memastikan bahwa guru benar-benar terlatih dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik.

d. Memastikan adanya penangan dan pengaturan kinerja secara lebih matang.

e. Memastikan pekerjaan yang diharapkan masyrakat hasilnya lebih memuaskan.

35

Udin S dan Cicih Sutarsih, Pengembangan Profesi Guru SD, (Bandung:UPI PRESS, 2007), Cet. 1, hal. 100

36

Surdarwan danim dan H. Khairil, Profesi Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. 3, hal. 30


(44)

f. Memastikan hasil kerja dengan baik.37

Tujuan pembinaan tidak akan tercapai, apa bila program pembinaan yang dilaksanakan tidak dilaksanakan secara berkesinambungan. Hal ini karena dalam pelaksanaan pembinaan diperlukan waktu dan usaha yang sangat panjang, dan tidak mudah. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pembinaan kepala sekolah harus mampu menerapakannya dengan baik. Sedangkan bagi guru, tidak boleh hanya mengandalkan sebuah program pembinaan yang diadakan sekolah guna meningkatkan kemampuannya. Tapi yang terpenting adalah bagaimana guru itu berusaha sendiri dalam meningkatkan kemampuan dan kinerjanya.

2. Strategi Pembinaan Kinerja Guru.

Usaha dalam meningkatkan kinerja guru di sekolah tidak bisa dilaksanakan dengan sembarangan, dibutuhkan sebuah strategi yang matang dan berkelanjutan guna mencapainya. Strategi merupakan rencana jangka panjang yang dikembangkan secara detail dalam bentuk taktik yang bersifat operasional disertai target dan langkah-langkah secara terukur38.

Dari sini dapat dilihat bahwa strategi meruapakan sebuah usaha untuk mencapai tujuan dengan sebuah program jangka panjang yang telah disusun dengan baik. Dalam mencapai sebuah tujuan khusunya dalam usaha peningkatan kinerja guru di sekolah, bukan lah hal yang bersifat pendek, artinya dibutuhkan usaha yang cukup panjang dan berliku untuk mencapainya.

Di sinilah peran kepala sekolah dibutuhkan, sebagai pemimpin di sekolah, kepala sekolah diharapkan dapat membuat sebuah program pembinaan yang baik dan sesuai dengan perkembangan dan tantangan yang akan dihadapi.

37

Imam Wahyudi, Pengembangan Pendidikan Strategi Inovatif fan Kreatif dalam Mengelola Pendidikan Secara Komprehensif, (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2012), h. 134

38

Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: PT Rosdakarya, 2011), ha 217


(45)

Konsep Castetter dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) dapat dijadikan bahan pembanding, dalam pengembangan tenaga pendidikan harus dapat diidentifikasikan ke dalam strategi umum dan strategi khusus.

Dalam strategi umum, pengembangan tenaga kependidikan harus dilakukan berdasarkan rencana kebutuhan yang jelas, dalam dunia pendidikan perlu senantiasa dikembangkan sikap dan kemampuan professional. Selanjutnya adalah perlu ditingkatkannya kerja sama antara dunia pendidikan dengan perusahaan, terutama dalam memanfaatkan untuk laboratorium praktik dan objek studi.

Strategi khusus adalah strategi yang langsung berkaitan dengan pengembangan dan peningkatan pengelolaan tenaga kependidikan, yang berkaitan dengan kesejahteraan, pendidikan prajabatan calon tenaga pendidikan, rekrutmen dan penempatan.39

Dengan melihat itu semua maka ada beberapa cara yang digunakan kepala sekolah dalam membina kinerja guru yaitu :

a) Pembinaan Disiplin

Pembinaan disiplin terhadap guru merupakan sebuah dorongan kepada guru untuk dapat mentaati segaala peraturan yang ada dengan tanggung jawab. Tujuan disiplin yaitu agar kegiatan sekolah dapat berlangsung secara efektif dalam suasana tenang, dan kondusif sehingga segala kegiatan dan pekerjaan yang ada akan sesuai dengan apa yang diharapkan

Dalam hal penegakan disiplin kepala sekolah harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Membantu tenaga kependidikan mengambangkan pola perilakunya. b. Membanntu tenaga kependidikan meningkatkan standar perilakunya.

39

Imam Wahyudi, Pengembangan Pendidikan Strategi Inovatif fan Kreatif dalam Mengelola Pendidikan Secara Komprehensif, (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2012), h. 29-30


(46)

c. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat.40

Disiplin kerja dilingkungan sekolah memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pelaksanaan kegiatan kerja guru di sekolah. Depdikbud menyatakan tujuan disiplin dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1. Tujuan umum adalah agar terlaksananya kurikulum secara baik yang menunjang peningkatan mutu pendidikan.

2. Tujuan khusus yaitu : (a) agar kepala sekolah dapat menciptakan suasana kerja yang menggairahkan bagi seluruh peserta sekolah, (b) agar guru dapat melaksanakan proses belaajr mengajar seoptimal mungkin dengan semua sumber yang ada di sekolah dan di luar sekolah, (c) Agar terciptanya kerja sama yang erat antara sekolah dengan orang tua dan sekolah dengan masyarakat untuk mengemban tugas pendidikan.41

Pembinaan Disiplin kerja berawal dari pembuatan peraturan yang dilandasi oleh tujuan sekolah. Selanjutnya, peraturan tersebut disosialisasikan kepada guru. Setelah proses sosialisasi selesai, dilakukan upaya pengawasan pelaksanaan peraturan. Hasil pengawasan diperiksa untuk melihat adakah kesesuaian antara peraturan dan realitas di lapangan. Ada beberapa macam cara yang biasa dilakukan oleh seorang pemimpin dalam melakukan pembinaan disiplin yaitu:

a. Disiplin Preventif

Adalah tindakan yang mendorong para karyawan untuk taat kepada tindakan yang mendorong karyawan untuk taat kepada berbagai aturan yang berlaku dan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Dalam hal ini tujuan disiplin preventif ini adalah bagaimana sebuah organisasi menetapkan aturan, sikap, dan apa yang harus dilakukan oleh seorang pekerja guna mencegah terjadinya sebuah pelanggaran yang dapat dilakukan oleh seorang pegawai.

b. Disiplin Korektif

40

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 8, hal. 141.

41

Ondi Saondi dan Aris Suherman, Etika Profesi Keguruan, (Bandung: Refika Aditama, 2012), Cet. 2, hal. 41


(1)

Kitakan di sini ada step-stepnya, ada wakil kurikulum,ketua jurusan biasanya mempunyai program sendiri-sendiri tapi dibawah kesiswaan juga dibawah pengawasan kepala sekolah

9. Bagaimana Proses pemberian motivasi oleh kepala sekolah?

Dalam setiap pertemuan biasaya kita sharing dengan kepal sekolah, masukan-masukan dengan kajur, wakil kesiswaan, sama kepala sekolah kita disini terdiri dari empat unit kemudian dari dua shift sekolahnya ada pagi ada siang nanti kita ada pertemuan dengan kepala sekolah biasanya sebulan sekali kita sharing

10.Pemberian penghargaan atas hasil kerja guru seperti apa?

Kita ada apreciatnya, setiap setahun sekali tutup tahun ajaran atau awal ajaran, kepala sekolah memberikan penghargaan kepada guru-guru yang mempunyai kinerja, guru pimpinan yah,jadi disini ada guru,terbaik wali kelas teladan,wakil pembantu pimpinan berprestasi, itu merupakan sebuah penghargaan kita yang memacu juga 11.Apakah sekolah memberikan kesempatan mengikuti pelatihan?

Setiap tahun pasti ada, berupa work shoup, diklat, kalau kita manggil kesini biasanya unit sendiri, atau diklat bidang studi tertentu

12.Apakah guru diberikan kesempatan mendapatkan studi lanjut?

Disini membebaskan guru keluasaan untuk studi lebih lanjut untuk S2, S3 dan sebaginya, disini walaupun SMK ada beberapa gurunya S2 udah banyak bahakan ada yang S3

13.Bagaimana peran organisasi keguruan terhadap peningkatan kinerja guru?

Sistem organisasinya cukup bagus yah,kita cukup open guru sama pimpinan, jadi kita gak ada batasan semuanya terbuka, jadi kendala atau keluhan apapun kita bisa disampaikan di forum atau kita bisa langsung menghadap pimpinan atau kepala sekolah untuk membicarakan apa saja kendalanya baik itu siswa ataupun kendala kita dalam KBM


(2)

Hasil wawancara guru

Nama : Rahmah Rahim, S.Sos.I.

Guru mata pelajaran : BTQ

1. Menurut ibu kinerja guru itu apa?

Kinerja guru adalah sesuatu yang harus dilakukan ataupun yang harus diberikan oleh guru terhadap siswanya itu kinerjanya, baik kepada siswa ataupun kesekolah, yang jelas segaa sesuatu yang diberikan kepada sekolah guru itu harus membuat RPP dan silabus, tetapi untuk siswa mereka harus menjadi pendidik yang baik

2. Bagaimana penguasaan kompotensi guru menurut ibu?

Kalau penguasaan, tidak sesuai dengan teks book kita ini menghadapi dilapangan itu berbeda dengan apa yang ada di teks book, pendekatan itupun berbeda-beda, kebetulan saya dulu dari UIN fakultasnya Dakawah jurusannya manajemen dakwah, kemudiaan saya baru mengambil sarjana pendidikan semenjak saya mengajar, jadi untuk ilmu saya juga kurang paham, tetapi karena dari dulu saya sudah mengajar,sehingga sudah tahu karakter-karakter anak

3. Pendapat ibu peran guru dan pendidik itu bagaimana?

Saya menjadi penjawab yang tidak salah dalam artian, ketika saya menjadi pendidik atau pengajar didalam kelas, tetapi yang jelas diluar kelas saya menjadi pendidik mereka, saya bisa dikatakan akrab dengan siswa, akalu yang lain dipanggilnya ibu mungkin saya saja yang dipanggil bunda, jadi saya merasa mampu menjadi pendidik karena pendekatan, beda dengan yang hanya mengajar saja yang keluar dari kelas tidak ada hubungan apa-apa

4. Bagaima peran guru selain pendidik dan pengajar?

Mungkin harus lebih banyak, yang jelas ketika dalam kelas harus sesuai dengan pokok bahasan, tetapi diluar kelas itukan kita harus lebih dari itu, biasanya anak yang mempunyai masalah itu bercerita ataupun yang ada satu kendala tidak bisa didalam kelas diluar kelas mereka tanyakan

5. Menurut ibu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang guru?

Yang paling mungkin komunikasi, karena tanpa komunikasi mungkin tidak terjalin bgaiman kita mendidik yang baik, mungkin untuk mengetahui lebih jauh lagi siswa itu seperti apa

6. Proses penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah itu seperti apa?

Kebetulan kinerja yang pertama selain kehadiran yang paling penting, bukan hanya kehadiran disekolah melainkan juga di dalam kelas, kadang ada guru yang disekolahnya hadir tetapi masuk kekelasnya tidak biasanya itu disampaikan setiap satu semester ataupun akhir semester atau ketika kenaikan kelas, sama dengan siswa kita juga mendapatkan selembaran kertas seperti rapot ini adalah presentasi kehadiran guru, bisa dikatakan kepala sekolah itu tidak menilai dari kehadirannya saja tetapi


(3)

mungkin ada guru yang tidak disukai

7. Bagaimana Pelaksanaan pengawasan kinerja oleh kepala sekolah?

Kalau diwasi sepertinya tidak, kepala sekolah itu biasanya hanya memantau saja dari jauh kemudian ketika ada banyak siswa yang tidak ada didalam kelas atau nongkrong didepan kelas itu baru ketahuan guru siapa yang tidak hadir di kelas, biasanya memantaunya hanya seperti itu, jadi tidak secara langsung menegur juga tidak secara langsung menemui guru yang bersangkutan

8. Bagaiama Proses pembinaan Disiplin guru oleh kepala sekolah?

Untuk disiplin kebetulan disini dari absensi, untuk disiplin kepala sekolah biasanya ada didepan, kepala sekolah dengan guru piket itu biasanya sudah standbay 06.30, dan mereka bersalaman kepada setiap guru yang masuk maupun kepada siswa,berikutny kalau siang hanya memantau saja

9. Bagaimana Proses pemberian motivasi oleh kepala sekolah?

Motivasi selalu, yang jelas kepala sekolah itu sering berkeliling keruang guru, menurut saya itu merupakan sebuah motivasi, guru itu akan malu apa bila masih ada di kursinya sedangkan kepala sekolah sudah didalam ruangan guru, jadi mungkin kesedaran guru itu sendiri

10.Pemberian penghargaan atas hasil kerja guru seperti apa?

Pemberian penghargaan itu seperti sertifikat guru berprestasi atau guru professional dan diberikan sedikit uang sepertinya

11.Apakah sekolah memberikan kesempatan mengikuti pelatihan?

Kalau pelatihan saya sudah beberapa kali, terakhir itu saya mengikuti di SMKN 8 Jakarta tentang pelatihan program kewirausahaan sesuai dengan bidang mengajarnya 12.Apakah guru diberikan kesempatan mendapatkan studi lanjut?

Studi lebih lanjut sepertinya tidak, biasnya studi lebih lanjut itu dari uang sendiri dulu, tapi untuk beasiswa bagaimana kita mengajukan atau pendekatan kepada yayasan

13.Bagaimana peran organisasi keguruan terhadap peningkatan kinerja guru?

Untuk PGRI saya pernah diangkat menjadi bidang kerohanian, tetapi bisa dikatakan tidak berjalan karena yang saya tahu hanya orang PGRI saja yang mengurusi kita tidak dilibatkan


(4)

Hasil wawancara guru

Nama : Mulyono, M.Pd.

Guru mata pelajaran : Kewirausahaan 1. Menurut bapak kinerja guru itu apa?

Kinerj guru sudah bagus, kehadiran sudah diatas 94%, kemudian secara prestasi kemarin kita bisa juara umum lomba kompetensi siswa dari 21 mata lomba kita masuk kekota itu 14 mata lomba juara 1 nya, yang lainnya juara 2 dan juara 3, artinya kegiatan guru kita itu sudah lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya

2. Bagaimana penguasaan kompotensi guru menurut bapak?

Sudah kompeten, karena sudah teruji dari setifikasi lulus, hampir semuanya guru kita sudah sertifikasi, kemudian diadakan latihan bagi guru yang belum kompeten dan itu rutin baik itu dari dinas maupun dari yayasan

3. Pendapat bapak peran guru dan pendidik itu bagaimana? 4. Bagaima peran guru selain pendidik dan pengajar?

5. Menurut bapak faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang guru? Faktor dari internalnya itu adalah dari pihak yayasan secara kesejahteraan itu harus lebih baik, kalau bagus kesejahteraannya kinerja juga akan bagus juga untuk semangat penyemangat, yang kedua dari eksternal karena mempunyai kewajiban sebagai guru sertifikasi wajib untuk meningkatkan loyalitasnya kepada sekolah

6. Proses penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah itu seperti apa?

Penilainnya itu berdasarkan prestasi yang diberikan kepada siswa sebagai juara berapa, yang kedua dari presntase kehadiran baik itu disekolah maupun dikelas, kemudian respon dari anak termasuk kategori guru yang menyenangkan atau tidak, termasuk juga media pembelajaran yang digunakan menggunakan sistem yang lebih modern atau sistem catat di papan tulis, kalau sudah masuk kategori media yang lebih modern menggunakan infokus dan sebagainya berarti guru itu sudah guru yang kompeten, baik secara penguasaan dikelas maupun secara jaringannya

7. Bagaimana Pelaksanaan pengawasan kinerja oleh kepala sekolah?

Kita menggunakan sistem supervise yang pertama, yang kedua dengan cara menginformasikan kepada siswa kehadiran guru dikelas bagi guru yang jarang masuk secepatnya ditindak lanjuti dengan cara dipanggil, kemudian diberi peringatan, apa bila belum berubah di berikan kepada yayasa

8. Bagaiama Proses pembinaan Disiplin guru oleh kepala sekolah?

Disiplin kita itu hanya kepada secara pemanggilan saja dan pemberian informasi tentang kehadiran selam satu bulan kita sampaikan keguru, bagi guru yang memangkurang dari 80 % kehadiran guru dikelas maupun di sekolah, maka kami adakan pengecekan berupa pemanggilan kepada guru yang bersangkutan, artinya guru tersebut loyalitas dan dedikasinya kurang kita panggil, tapi kalau sudah diatas 90% walaupun ada yang kurang pemanggilannya bukan secara resmi, tetapi agak


(5)

biasa terlalu memaksakan harus seperti ini, tetapi dengan cara sistem kekeluargann saja

9. Bagaimana Proses pemberian motivasi oleh kepala sekolah?

Setiap akhir tahun itu memberikan punishment dan reward, punishment diberikan kepada guru yang secara kehadiran kurang loyalitas kurang, prestasi kurang itu berupa pengurangan jam atau teguran seara lisan maupun tertulis itu bagi yang kurang dedikasinya, bagi yang sudah memberikan kontribusi bagus prestasi bagus kami berikan penghargaan baik secara materi maupun non materi

10.Apakah sekolah memberikan kesempatan mengikuti pelatihan?

Untuk dari yayasan kami rutin setiap tahun, dari sekolah itu sendiri pada saat awal masuk kami adakan pelatihan, kemudian yang ketiga itu dari dinas terkait biasanya kota maupun propinsi syukur-syukur ada dari nasional

11.Apakah guru diberikan kesempatan mendapatkan studi lanjut?

Untuk saat ini belum, karena kami anggap itu program yayasan, kalau program sekolah itu hanya sebatas pada kegiatan pemberian punishment sama rewardnya saja, untuk tindak lanjut yang berikutnya itu pr untuk yayasan

12.Bagaimana peran organisasi keguruan terhadap peningkatan kinerja guru?

Melalui MGMP mata pelajarn ada, ada pemanggilan dari propinsi terhadap bidang studi mata pelajarn yang memiliki prospek kedepan untuk dikembangkan contohnya kewirausahaan


(6)