Teguh Mahgditian, 2014 Peran Sekolah Dalam Membina Karakter Anti Kekerasan Di Kalangan Pelajar
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
2. Membina Karakter
Menurut Dede Kusuma 2009: 8 membina adalam usaha kegiatan mengarahkan para peserta didik dalam melaksanakan suatu kegiatan mengarahkan
para peserta didik dalam melaksanakan suatu kegiatan berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Menurut Martin H. Manser seperti yang dikutip oleh Amirulloh Syarbini 2012: 13 dalam bahasa inggris, karakter character diberi arti a distinctive
differentiating mark, tanda atau sifat yang membedakan seseorang dengan orang lain.
Menurut Doni Kesuma seperti yang dikutip oleh Amirulloh Syarbini 2012: 13 menjelaskan bahwa kita sering mengasosiasikan karakter denga apa
yang disebut temperamen yang memberinya defenisi yang menentukan unsur psikososial yang dikaitkan dengan pendidikan dan konteks lingkungan.
Selanjutnya karakter menurut Rencana Aksi Nasional Pendidikan Pendidikan Karakter 2010 disebutkan bahwa:
“Pendidikan karakter adalah “pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, dan pendidikan akhlak yang bertujuan mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk memberi keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-sehari dengan
sepenuh hati”. Dari uraian diatas pendidikan karakter bertujuan membina tingkah laku
peserta didik dalam kebaikan, baik itu di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat. Jika peserta didik mempunyai akhlak dan moral yang
baik tentunya akan mempunyai tingkah laku yang baik pula.
3. Pelajar
Menurut Sulaiman Masri dkk 2006: 104 Kata pelajar sesuai digunakan bagi pembelajar sekolah menengah, maktab dan universiti.
Teguh Mahgditian, 2014 Peran Sekolah Dalam Membina Karakter Anti Kekerasan Di Kalangan Pelajar
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Menurut Mohd Azidan Abdul Jabar 2006: 3 pelajar hari ini adalah pelajar yang hidup dalam alaf baru baru yang menyaksikan era globalisasi dan
kehidupan dunia tanpa sempadan negara.
C. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan dan metode penelitian mempunyai peranan yang sangat penting untuk pencapaian keberhasilan penelitian. Secara metodologis penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode penelitian studi kasus. Penelitian ini menggunakan kualitatif agar penelitian dapat lebih jelas dan tepat
terhadap permasalahan, serta agar lebih fleksibel dan menyeluruh dalam mencari faktor permasalahan yang akan diteliti mengenai peran sekolah dalam membina
karakter anti kekerasan di kalangan pelajar. Hal ini sesuai dengan hakikat penelitian kualitatif, Moleong 2010: 6
mengungkapkan bahwa “penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara
kuantifikasi lainnya”. Pendapat tersebut dipertegas oleh Sugiyono 2008 bahwa:
Metode penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, sebagai lawannya adalah eksperimen
dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi gabungan, analisis data bersifat induktif, dan
hasil penelitian lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Berdasarkan apa yang dikemukakan diatas, maka alasan menggunakan pendekatan
kualitatif dalam
penelitian ini
karena peneliti
berusaha mengungkapkan fenomena-fenomena yang terjadi dilapangan, yang terkait
dengan permasalahan yang akan diteliti kemudian dapat diuraikan dalam bentuk pemaparan yang menunjukkan bagaimana peran sekolah dalam membina karakter
anti kekerasan. Metode sebagaimana yang diungkapkan oleh Mulyana 2010: 145 bahwa
“metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan untuk
Teguh Mahgditian, 2014 Peran Sekolah Dalam Membina Karakter Anti Kekerasan Di Kalangan Pelajar
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
mendekati problem dan mencari jawaban, dan suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian”. Di samping itu, Narbuko dan Achmadi 2009: 1
menjela skan bahwa “metodologi adalah cara melakukan sesuatu dengan
menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan”. Maka dalam penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Fathoni
2006: 99 mengungkapkan bahwa “studi kasus adalah penelitian terhadap suatu kejadian atau peristiwa yang mengandung masalah atau perkara, sehingga perlu
ditelaah kemudian dicarikan penanggulangannya”. Hal tersebut dipertegas oleh Masyhuri dan Zainuddin 2008: 35 menjelaskan bahwa:
Penelitian studi kasus dan lapangan case and field study adalah; i penelitian tentang status subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu
fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas; ii penelitian yang menekankan pada penelitian sosial; iii kecenderungan pendekatannya
adalah induktif; dan iv penelitian identik dengan penelitian bersifat kualitatif.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini menggunakan metode studi kasus agar dalam penelitian yang dilakukan dapat mengungkapkan sejumlah fakta yang
terkait dan sesuai dengan yang terjadi dilapangan mengenai peran sekolah dalam membina karakter anti kekerasan di kalangan pelajar. Serta peneliti dapat
melakukan penelitiannya secara mendalam dan menyeluruh tentang informasi yang mendukung penelitian. Peneliti pun lebih mendalam mengetahui karakter-
karakter yang dikembangkan di sekolah dan karakter-karakter yang dimilik oleh pelajar yang telibat kekerasan.
D. Teknik pengumpulan data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini berdasarkan pada metode penelitian studi kasus, yang menggunakan beberapa
teknik penelitian, yaitu teknik wawancara, observasi, studi dokumentasi, catatan lapangan dan studi literatur. Untuk lebih jelasnya, masing-masing teknik tersebut
akan dijelaskan sebagai berikut: 1.
Wawancara