commit to user 7
Pada Gambar 2.1 a struktur stabil karena struktur belum mendapatkan gaya dari luar, apabila suatu struktur dikenakan gaya horisontal maka akan terjadi deformasi
seperti yang terlihat pada Gambar 2.1 b. Hal ini disebabkan karena struktur tidak mempunyai kapasitas yang cukup untuk menahan gaya horisontal dan struktur
tidak mempunyai kemampuan untuk mengembalikan bebtuk struktur ke bentuk semula apabila beban horisontal dihilangkan sehingga akan terjadi simpangan
horisontal drift yang berlebihan yang dapat menyebabkan keruntuhan. Terdapat beberapa cara untuk menjamin kestabilan struktur seperti pada Gambar 2.1 c
Cara pertama dengan menambahkan elemen struktur diagonal pada struktur, sehingga struktur tidak mengalami deformasi menjadi jajaran genjang seperti pada
Gambar 2.1 b. Hal ini disebabkan karena dengan menambahkan elemen struktur diagonal gaya-gaya yang dikenakan pada struktur akan disebarkan ke seluruh
bagian termasuk ke elemen diagonal, gaya- gaya yang diterima masing-masing struktur akan brerkurang sehingga simpangan yang dihasilkan lebih kecil. Cara
kedua adalah dengan menggunakan dinding geser. Elemennya merupakan elemen permukaan bidang kaku, yang tentunya dapat menahan deformasi akibat beban
horisontal dan simpangan horisontal yang akan dihasilkan akan lebih kecil. Cara ketiga adalah dengan mengubah hubungan antara elemen struktur sedemikian
rupa sehingga perubahan sudut untuk suatu kondisi pembebanan tertentu. Hal ini dengan membuat titik hubung kaku diantara elemen struktur sebagai contoh, meja
adalah struktur stabil karena adanya titik hubung kaku di antara setiap kaki meja dengan permukaan meja yang menjamin hubungan sudut konstan di antara elemen
tersebut, sehingga struktur menjadi lebih kaku. Dalam menentukan letak bresing maupun dinding geser hendaknya simetris. Hal ini untuk menghindari efek
torsional Schodek, 1999.
2.2 Konsep Perancangan
2.2.1 Analisis Pembebanan
Dalam melakukan perencanaan struktur bangunan, seorang perencana harus memperhatikan beban-beban yang akan terjadi pada bangunan tersebut. Seringkali
beban yang terjadi diluar dugaan sehingga diperlukan adanya pendekatan dengan
commit to user 8
asumsi mendekati beban yang sebenarnya. Beberapa jenis beban yang digunakan dalam bangunan gedung meliputi :
a. Beban Akibat Gaya luar, yang terdiri : 1 Beban Gempa
Perubahan simpangan horisontal drift dapat disebabkan karena kemampuan struktur bangunan menahan gaya gempa yang terjadi. Apabila struktur memiliki
kekakuan yang besar untuk melawan gaya gaya gempa maka struktur akan mengalami simpangan horisontal yang lebih kecil dibandingkan dengan struktur
yang tidak memiliki kekakuan yang cukup besar. Gempa bumi terjadi karena adanya kerusakan kerak bumi yang terjadi secara tiba-tiba yang umumnya diikuti
dengan terjadinya sesarpatahan fault. Timbulnya patahan atau sesar tersebut karena adanya gerakan plat-plat tektoniklapis kerak bumi yang saling
bertubrukan, bergeser atau saling menyusup satu dengan yang lain Widodo, 2000.
Berdasarkan SNI 03-1726-2002 pasal 5.8.2 menyatakan untuk mensimulasikan
arah pengaruh Gempa Rencana yang sembarang terhadap struktur gedung, pengaruh pembebanan gempa dalam arah utama harus dianggap efektif 100 dan
harus dianggap terjadi bersamaan dengan pengaruh gempa dalam arah tegak lurus pada arah utama tadi tetapi efektifitasnya hanya 30. Gaya gempa terletak di
pusat massa lantai-lantai tingkat.
2 Beban Angin Semua struktur pasti akan terkena angin. Namun selain jembatan-jembatan
panjang, hanya struktur dari bangunan tiga lantai atau lebih saja yang
membutuhkan pertimbangan secara khusus Salmon dan Johnson, 1992.
Beban angin merupakan beban horisontal yang harus dipertimbangkan dalam mendesain struktur. Pada daerah tertantu tekanan angin yang besar dapat
menyebabkan rubuhnya bangunan. Besarnya tekanan yang diakibatkan angin pada suatu titik akan tergantung kecepatan angin, rapat massa udara, lokasi yang
commit to user 9
ditinjau pada stuktur, perilaku permukaan struktur, bentuk geometris struktur,
dimensi struktur Schodek,1999.
b. Beban Gravitasi, yang terdiri : 1 Beban Mati
Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap berupa balok, kolom, dinding, dan juga termasuk segala unsur tambahan,
finishing, mesin-mesin serta peralatan-peralatan tetap yang merupakan bagian
yang tidak tepisahkan dari gedung itu Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung – SNI 03-1726-2002.
Beban mati merupakan beban gaya berat pada suatu posisi tertentu. Beban ini desebut demikian karena ia bekerja terus menerus menuju arah bumi pada saat
struktur telah berfungsi Salmon dan Johnson, 1992.
2 Beban Hidup
Besarnya beban pada suatu bangunan dapat berubah-ubah, tergantung pada fungsi bangunan tersebut. Beban hidup dapat menimbulkan lendutan pada struktur,
sehingga harus dipertimbangkan dalam mendesain sehingga struktur tetap aman menurut peraturan yang berlaku. Beban yang disebabkan oleh isi benda-benda di
dalam atau di atas suatu bangunan dimanakan beban penghunian occupancy load. Beban ini mencakup beban peluang untuk berat manusia, perabot partisi
yang dapat dipindahkan, lemari besi, buku, lemari arsip, perlengkapan mekanis
seperti misalnya komputer Schueller, 1998.
2.2.2 Struktur Tanpa Bresing