commit to user ada dan menghasilkan teks terjemahan yang membawa pemirsa ke pemahaman
yang jauh dari yang diharapkan film sumbernya domestikasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerjemahan film secara umum
merupakan proses pentransferan makna tuturan dari bahasa asli ke bahasa sasaran dengan memperhatikan bentuk terjemahannya. Apabila berwujud
subtitle, maka teks terjemahan berupa dua baris teks tertulis, dan dubbing berwujud suara yang dialihkan ke bahasa sasaran. Hal ini seperti yang
dinyatakan Baker 2001:244 bahwa terdapat dua jenis penerjemahan film, yaitu subtitling dan dubbing: ”Since 1929, when the first sound films reached
an international audience, two methods have been dominant: subtitling and dubbing”.
b. Proses Penerjemahan Film
Proses yang harus ditempuh ketika menerjemahkan teks tertulis seperti buku, novel, dan poem memang agak berbeda dibandingkan dengan
menerjemahkan film. Dalam kegiatan menerjemahkan, bukan hanya bahasa yang harus ditransfer ke bahasa sasaran, melainkan seluruh konteks yang
menyertai bahasa sumber. Perbedaan yang paling mencolok adalah dalam buku atau novel, pemahaman konteks diperoleh dari teks tersebut, sedangkan dalam
film, konteks diperoleh dari gambar dan suara yang meliputi: dialog, mimik muka, backsound, setting waktu dan tempat, dan sebagainya. Dalam bahasa
penerjemahan, kegiatan ini disebut sebagai pemahaman makna, yang meliputi makna semantik, sintaktik, dan pragmatik. Pendekatan semantik dan sintaktik
digunakan untuk pemahaman makna dasar proporsional, sedangkan
commit to user pendekatan pragmatik digunakan untuk pemahaman makna ilokusioner Joko
Nurkamto, 2001: 93. Sebagai contoh, seruan wow pada data nomor S.38D.38 dapat memiliki
makna ganda. Tanpa pemahaman ilokusioner yang tepat, kalimat tersebut dapat diartikan berbeda. Dalam situasi berikut, wow berarti seruan kagum:
A: Lihat itu B: Wow, indah sekali Kapan terakhir kali kau ke sini?
A: Tahun lalu. Tidak banyak yang berubah. Pemandangannya tetap menakjubkan.
Berbeda dengan situasi pada film ini. Berikut cuplikan percakapannya: Dora
: Apa itu? Boots
: Aku tidak tahu. Dora
: Aku akan lihat...Itu adalah komet Komet
: Wow Dora
: Ini ada lagi Komet
: Hati-hati Aku datang Tidak bisa berhenti Awas Dora Boots : Jangan jatuh Jangan jatuh
Pada situasi kali ini, wow diserukan untuk mengungkapkan ketakutan karena komet kehilangan keseimbangan dan sebentar lagi menabrak Bintang
Kecil. Maka dari itu, pemahaman pragmatik sangat diperlukan dalam penerjemahan film, yakni dalam menemukan makna yang sesuai konteks.
Secara singkat, Nornes seperti yang dikutip Venuti 2000:452 membedakan antara proses penerjemahan film dan teks terjemahan yang
diharapkan selalu memperhatikan ketentuan berikut: tiap ucapan dalam film
commit to user dibagi berdasarkan waktu sehingga jeda dalam pengucapan ditandai juga
dengan jeda penelitian teks terjemahan di layar. Penerjemah dibatasi dengan ketentuan panjang maksimal kata dalam satu detik.
Selain masalah waktu, penerjemah juga harus menyesuaikan dengan suara dan gambar teks bahasa sumber. Kerumitan proses ini mengarah pada
corruption atau distorsi dalam penerjemahan film. Akan tetapi batasan waktu dan tempat yang disediakan untuk teks terjemahan sebenarnya juga turut
menentukan, sedangkan jumlah spasi yang disediakan untuk teks terjemahan bergantung pada format film mesin, bahasa sasaran, dan kemampuan pemirsa
dalam membaca teks terjemahan.
c. Jenis Penerjemahan Film