Tahap Pelaksanaan Penelitian Prosedur Penelitian

Anggi Tifani, 2016 PEMBINAAN KARAKTER SISWA DALAM UPAYA PENGAMBILAN SUMBER DAYA MANUSIA SDM YANG UNGGUL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Selanjutnya Nasution Sugiyono, 2008: 60 menyatakan : Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama, alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalh, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya. Sesuai dengan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa instrumen utama dalam penelitian kualitatif adalah Peneliti itu sendiri, posisi ini menuntut kualitas Peneliti yang benar-benar memahami metodologi penelitian, mencatat segala seuatu atau semua gejala selama proses penelitian, didukung dengan pengalaman yang cukup dalam melakukan penelitian, agar mampu menghasilkan penelitian yang bermutu.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik-teknik pengumpulan data pada penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu Mulyana, 2006: 180. Definisi tersebut, sejalan dengan pendapat Esterberg Sugiyono, 2008: 72 wawancara adalah a meeting of two persons to exchange information and idea throughy question and responses, resulting in communication and join construction of meaning about a particular topic. Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk bisa menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan, dan sebagainya, untuk merekonstruksi beragam hal seperti itu sebagai bagian dari pengalaman masa lampu, dan memproyeksikan hal-hal itu yang dikaitkan dengan harapan yang bisa terjadi di masa yang akan datang H.B. Sutopo, 2006: 68. Pelaksanaan dalam wawancara dilakukan secara mendalam, sesuai dengan informan yang benar-benar memahami terhadap permasalahan yang dihadapi penulis. Adapun sejumlah informan yang diwawancarai oleh Penulis di lapangan adalah Wakasek Kesiswaan, Koordinator Bimbingan dan Konseling, Koordinator