215
PT Adi Sarana Armada Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
Pt adi Sarana arMada tbk dan entitaS anaKnYa
Catatan ataS laPoran Keuangan KonSolidaSian
tanggal 31 desember 2015 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain PT ADI SARANA ARMADA Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2015 and
For the Year then Ended Expressed in Rupiah, unless otherwise stated
20
2. iKhtiSar KebiJaKan aKuntanSi Penting
lanjutan 2.
SUMMARY OF
SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES continued j.
Sewa lanjutan j.
Leases continued
Kelompok usaha sebagai lessee The Group as lessees
Dalam sewa
operasi, Kelompok
usaha mengakui pembayaran sewa sebagai beban
tahun berjalan dengan metode garis lurus selama masa sewa.
Under an
operating lease,
the Group
recognizes lease payments as an expense in the current year operations on a straight-line
method over the lease term.
Kelompok usaha sebagai lessor The Group as lessors
Dalam sewa menyewa biasa, Kelompok usaha mengakui aset untuk sewa operasi di laporan
posisi keuangan konsolidasian sesuai sifat aset
tersebut. Biaya
langsung awal
sehubungan dengan proses negosiasi sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari
aset sewaan dan diakui sebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan
pendapatan sewa. Sewa kontinjen, apabila ada, diakui sebagai pendapatan pada periode
terjadinya. pendapatan sewa operasi diakui sebagai pendapatan atas metode garis lurus
selama masa sewa. In the ordinary lease, the Group recognized an
asset for operating lease in the consolidated statement of financial position based on the
nature of the assets. Initial direct costs in connection with the process of negotiating an
operating lease are added to the carrying amount of the leased asset and recognized as
an expense over the lease term on the same basis with rental income. Contingent rental, if
any, is recognized as revenue in the period incurred.
Operating lease
revenue is
recognized as revenue on a straight-line method over the lease term.
Seperti dijelaskan
dalam Catatan
10, perusahaan
menyewakan kendaraannya
kepada pelanggan. risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan kendaraan yang
disewakan tersebut berada pada perusahaan, sehingga sewa-sewa tersebut diklasifikasikan
sebagai sewa operasi. As discussed in Note 10, the Company leases
its vehicles to customers. The risks and rewards of ownership of those leased-out
vehicles are retained by the Company and therefore the leases are accounted for as
operating leases.
Berdasarkan pSaK no. 30 revisi 2011, ketika sewa mengandung elemen tanah dan
bangunan sekaligus, entitas harus menelaah klasifikasi untuk setiap elemen secara terpisah
apakah sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi.
Sebagai hasil
dari penelaahan
terpisah yang dilakukan oleh entitas dengan mempertimbangkan
perbandingan antara
masa sewa dengan umur ekonomis yang ditelaah ulang dari masing-masing elemen dan
faktor-faktor lainnya
yang relevan,
setiap elemen mungkin akan menghasilkan klasifikasi
sewa yang berbeda. Based on PSAK No. 30 Revised 2011,
when a lease includes both land and building elements,
an entity
should assess
the classification of each element separately as
finance or operating lease. As a result of separate assessment performed by an entity
by considering the comparison between lease period and the economic life which is
reassessed from each element and other relevant factors, each element may result in a
different classification of lease.
216
PT Adi Sarana Armada Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
Pt adi Sarana arMada tbk dan entitaS anaKnYa
Catatan ataS laPoran Keuangan KonSolidaSian
tanggal 31 desember 2015 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain PT ADI SARANA ARMADA Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2015 and
For the Year then Ended Expressed in Rupiah, unless otherwise stated
21
2. iKhtiSar KebiJaKan aKuntanSi Penting
lanjutan 2.
SUMMARY OF
SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES continued k.
aset takberwujud k.
Intangible asset
aset takberwujud
diukur sebesar
nilai perolehan pada pengakuan awal. Setelah
pengakuan awal, aset takberwujud dicatat pada
nilai perolehan
dikurangi akumulasi
amortisasi dan rugi penurunan nilai jika ada. umur manfaat aset takberwujud dinilai apakah
terbatas atau tidak terbatas. aset takberwujud dengan umur terbatas diamortisasi selama
umur manfaat ekonomi dan dievaluasi apabila terdapat indikator adanya penurunan nilai
untuk aset takberwujud. periode dan metode amortisasi untuk aset takberwujud dengan
umur terbatas ditelaah setidaknya setiap akhir tahun tutup buku.
Intangible asset
is measured
on initial
recognition at
cost. Following
initial recognition, intangible asset is carried at cost
less any accumulated amortization and any impairment loss if any. The useful lifes of
intangible asset is assessed to be either finite or indefinite. Intangible asset with finite lives
are amortized over the useful economic life and assessed for impairment whenever there
is an indication that the intangible asset may be impaired. The amortization period and the
amortization method for an intangible asset with a finite useful life are reviewed at least at
each of financial year end.
l. Penurunan nilai aset non-keuangan
l. Impairment of non-financial asset
efektif tanggal 1 Januari 2015, Kelompok usaha menerapkan secara prospektif pSaK
no. 48 2014, “penurunan nilai aset”. Effective on January 1, 2015, the Group
adopted PSAK No. 48 2014, “Impairment of Assets”, prospectively.
pSaK no. 48 2014 memberikan tambahan persyaratan pengungkapan untuk setiap aset
individual termasuk
goodwill atau
unit penghasil kas, yang mana kerugian atas
penurunan nilai telah diakui atau dibalik selama satu periode.
PSAK No. 48 2014 provides additional disclosure terms for each individual asset
including goodwill or a cash-generating unit, for which an impairment loss has been
recognized or reversed during the period.
penerapan pSaK
no. 48
2014 tidak
memberikan dampak yang signifikan pada pelaporan keuangan.
The adoption of PSAK No. 48 2014 has no significant impact on the financial reporting.
pada setiap
akhir periode
pelaporan, Kelompok usaha menilai apakah terdapat
indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat
pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Kelompok usaha membuat estimasi
formal jumlah terpulihkan aset tersebut. The Group assesses at each annual reporting
period whether there is an indication that an asset may be impaired. If any such indication
exists, or when annual impairment testing for an asset is required, the Group makes an
estimate of the asset’s recoverable amount.
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi
antara nilai wajar aset atau unit penghasil Kas “upK” dikurangi biaya untuk menjual dengan
nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian
besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset atau upK lebih
besar daripada jumlah terpulihkannya, maka aset
tersebut dipertimbangkan
mengalami penurunan
nilai dan
nilai tercatat
aset diturunkan
menjadi sebesar
jumlah terpulihkannya.
An asset’s recoverable amount is the higher of an asset’s or Cash Generating Unit’s “CGU”
fair value less costs to sell and its value in use, and is determined for an individual asset,
unless the asset does not generate cash inflows that are largely independent of those
from other assets or groups of assets. Where the carrying value of an asset or CGU exceeds
its
recoverable amount,
the asset
is considered impaired and is written down to its
recoverable amount.