Daya Tarik Isi Motto Serve With Heart Oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung Terhadap Sikap Karyawannya

(1)

iv Oleh :

ADELINA. S. SIMANGUNSONG Skripsi ini dibawah bimbingan:

Drs.Manap.Solihat, M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana Daya Tarik Isi Motto Serve With Heart Oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung Terhadap Sikap Karyawannya. Sehingga untuk dapat melihat seberapa besar pengaruhnya, peneliti mencoba untuk menganalisis dari daya tarik rasional, daya tarik emosional, daya tarik moral isi motto serve with heart, dan sejauhmana perhatian, pengertian serta penerimaan karyawan hotel terhadap isi motto serve with heart.

Tipe penelitian ini adalah kuantitatif, sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan teknik analisa deskriptif. Data dikumpulkan melalui angket dan wawancara serta didukung oleh studi pustaka. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung per Juli 2010 dengan jumlah unit 210 orang, yang kemudian di peroleh jumlah sampel sebesar 68 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah proportional stratified random sampling (teknik sampling berstrata proprosional). Teknik analisa data yang digunakan adalah penyeleksian data, klasifikasi data, coding book dan coding sheet, mentabulasikan data, analisa data dengan skala likert dan mengolah data menggunakan program SPSS 16.0.

Dari hasil pengolahan data penelitian, memperlihatkan bahwa daya tarik isi motto serve with heart oleh humas hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap sikap karyawannya diketahui hasil yang cukup baik, dengan nilai korelasi 0,573, hal ini merupakan pengaruh dari isi motto serve with heart yang dikemas dengan baik oleh komunikator dengan bahasa yang mudah dan dimengerti sehingga karyawan mengerti akan makna dari isi motto tersebut. Namun ada beberapa hal yang menunjukan bahwa daya tarik isi motto serve with heart terhadap sikap karyawan yang kurang baik apabila ditinjau dari manfaat, kegunaan isi motto, sehingga permasalahan perlu ditanggulangi untuk dapat meningkatkan semangat bagi karyawan dalam melakukan pekerjaan di hotel Savoy Homann Bidakara Bandung.

Jadi dapat disimpulkan berdasarkan daya tarik isi motto serve with heart, bahwa manfaat, kegunaan isi motto serve with heart ini belum maksimal terhadap sikap karyawannya. Sehingga seorang komunikator harus dapat lebih memahami, karekter karyawan (hal mana yang dapat dimengerti dan tidak dapat dimengerti) , sehingga dapat membentuk sikap yang positif dengan pesan yang telah diterima oleh seorang karyawan.

Untuk itu peneliti menyarankan agar hotel Savoy Homann Bidakara Bandung sebagai salah satu hotel yang diminati oleh para tamu baik di dari masyarakat Bandung maupun masyarakat diluar kota Bandung, untuk dapat menekankan kembali apa yang menjadi tujuan, manfaat dan makna dari isi motto serve with heart kepada karyawan saat melakukan pekerjaan di hotel, sehingga karyawan selalu mengingat bahkan menerapkannya makna dari isi motto pada saat melakukan setiap pekerjaan setiap harinya.


(2)

v Oleh :

ADELINA. S. SIMANGUNSONG This Essay guided under: Drs.Manap.Solihat, M.Si

This study aims to identify the contents fascination motto "Serve With Heart" by Public Relations Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung Against Employees Attitudes. So to be able to see how big the impact, the researchers tried to analyze the rational appeal, emotional appeal, the moral appeal of the contents of the motto of “serve with heart”, and the extent of attention, understanding and acceptance of the content of the motto of hotel employees “serve with heart”.

This type of research is quantitative, while the research method used is survey method with a descriptive analysis techniques. Data were collected through questionnaires and interviews and supported by literature study. The population in this study were all employees of Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung per July 2010 with total 210 units, which later acquired the number of samples is 68 people. The sampling technique used is proportional stratified random sampling (stratified sampling technique proprosional). Data analysis technique used is the selection of data, data classification, coding book and coding sheets, tabulating data, analyzing data with a Likert scale and process the data using SPSS 16.0.

From the data processing of research, shows that the attractiveness of the contents of the motto of serve with heart by PR Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung to the attitude of employees note the good result, with a correlation value of 0.573, it is the influence of the contents of serve with a motto which is packed with a good heart by a communicator with a language that is easy and understandable so that employees understand the meaning of the contents of the motto. But there are some things that

indicate that the attractiveness of the contents of the motto of “serve with heart” against

a poor employee attitude when viewed from the benefits, uses the contents of the motto, so that problems need to be tackled in order to increase the number of guests who will be staying at the Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung.

So it can be concluded based on the attractiveness of the contents of the motto of

“serve with heart”, that the benefits, uses the motto of serve with the content is not yet maximal heart attitude towards its employees. So the communicator must to understand, employee character or the something to able understand and not understand, so it can be to shape the positive of attitude with the message received on the employees.

To the researchers suggested that Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung as one of the preferred hotel by guests both local people or outside people of Bandung City to be able to re-emphasize what the objectives, benefits and meaning of the contents of the motto "serve with heart" to the employees when doing work in hotels.


(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan dan persaingan dunia bisnis diantara perusahaan-perusahaan baik perusahaan swasta maupun perusahaan pemerintah sekarang ini semakin tinggi dan semakin ketat. Perusahaan-perusahaan tersebut secara umum mempunyai tujuan untuk mendapatkan profit dan disisi lain juga menyangkut keinginan untuk melakukan peningkatan pelayanan maupun perluasan usaha bisnis, hal ini dilakukan dengan mengarah pada tujuan yaitu pengembangan bisnis yang maju dan ketat. Dalam hal ini sesuatu yang tidak mudah bagi perusahaan-perusahaan ketika menghadapi persaingan seperti yang dikemukakan sebelumnya, maka setiap perusahaan harus dapat mempersiapkan diri dan mengembangkan komunikasi secara efektif, baik kepada pihak internal maupun eksternal.

Dalam memenuhi kebutuhan sosial manusia memerlukan komunikasi, sebab hubungan tidak akan terjadi tanpa adanya proses komunikasi. Melalui komunikasi manusia dapat mengungkapkan berbagai perasaan maupun keinginan pada manusia dan dapat mempengaruhi tingkah laku manusia lain. Komunikasi memegang peran yang sangat penting bagi sebuah perusahaan untuk menciptakan suasana kerja yang menyenangkan bagi karyawannya dan dengan adanya komunikasi dapat mengetahui respon atau sikap dari dalam diri seseorang


(4)

karyawan dalam suatu perusahaan, sehingga dengan adanya komunikasi yang baik dan efektif maka sebuah perusahaan akan berkembang kearah yang lebih baik dan mencapai tujuan yang di inginkan.

Setiap perusahaan menginginkan seorang karyawan memiliki sikap yang baik, mau diajak untuk bekerjasama dengan cepat, sikap yang terarah , namun hal itu tidaklah gampang sebab setiap orang memiliki suatu sikap yang berbeda-beda, sehingga memerlukan suatu pembentukan sikap pada setiap karyawan dalam suatu perusahaan. Dimana proses pembentukan sikap di awali dengan penglihatan, pendengaran, dan fungsi alat indera lainnya dapat menimbulkan suatu attention atau perhatian, pengertian, atau pemahaman dari pemikiran seorang karyawan. Setelah itu komponen sikap akan menentukan seseorang karyawan dalam memberikan respon berupa tingkah laku.

Menurut Alex Tan, ada tiga komponen dalam pembentukan sikap yaitu : 1. Komponen kognisi

Komponen ini berhubungan dengan alasan tidak tahu menjadi tahu, dan bingung menjadi jelas

2. Komponen afeksi

Komponen ini berkaitan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek

3. Komponen behavioral

Komponen ini bersangkutan dengan niat, tekad, upaya usaha yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan (Effendy,1986:66-67) Komponen sikap tersebut akan menentukan seorang karyawan dalam tingkah laku pada suatu perusahaan dimana dia bekerja. Sikap yang dimaksud adalah merupakan kumpulan dari kegiatan, keyakinan dan pengetahuan karyawan tersebut.


(5)

Menurut Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi

Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi yang menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang diharapkan dan diinginkan. Sikap mengandung atau tidak menyenangkan, timbul dari pengalaman, tidak dibawa sejak lahir, tetapi merupakan hasil belajar sehingga sikap dapat dibentuk dan dapat dirubah. (Rakhmat,1993:223)

Sikap tidak dibawa dari lahir namun sikap lebih dapat dibentuk, dikembangkan, dipengaruhi, dan diubah. Sehingga sikap yang dimiliki seseorang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Sikap dapat dibentuk dari berberapa hal misalnya dari faktor lingkungan, orang tua, suatu masalah atau suatu objek yang dapat menarik perhatian seseorang. Begitu juga halnya dengan sikap karyawan yang dapat dibentuk kearah yang positip sesuai dengan keinginan perusahaan yaitu dengan stimulus yang diberikan. Agar sikap karyawan kearah yang lebih baik lagi sesuai dengan keinginan perusahaan maka setiap perusahaan melakukan beberapa pengembangan dan pelatihan-pelatihan yang tujuannya agar sikap karyawan dapat diubah menjadi lebih baik (positif) dalam melakukan suatu pekerjaan.

Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa keikutsertaan mereka aktivitas perusahaan tidak akan terjadi. Sehingga karyawan semakin dipandang sebagai aset yang sangat penting dari suatu perusahaan. Semakin banyak tantangan bisnis yang dihadapi perusahaan maka kedudukan karyawan menjadi semakin sangat strategis. Keunggulan kompetitif suatu perusahaan sangat bergantung pada mutu sumber daya manusia karyawan.


(6)

Artinya ketika perusahaan akan menghadapi proses pengubahan atau terlibat dalam menciptakan suatu perubahan maka karyawan diposisikan sebagai pemain utama perusahaan.

Perusahaan menyadari berhasil tidaknya perusahaan tergantung pada faktor kerja sumber daya manusia. Sumber daya terpenting dalam organisasi adalah sumber daya manusia yaitu orang-orang memberikan tenaga, bakat dan kreaktivitas usaha mereka kepada organisasi dan perusahaan. Terlebih pada saat sekarang para karyawan dituntut harus bisa menyesuaikan kemampuan yang dimiliki dengan kemajuan teknologi yang semakin maju. Berbicara pengembangan kualitas karyawan tidak terlepas dari sumber daya manusia. Di zaman seperti ini sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting. Karena karyawan merupakan faktor penentu dalam mengoprasikan faktor-faktor produksi lainnya didalam perusahaan. Cara yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam rangka pembinaan terhadap karyawan adalah dengan melalui program pengembangan kualitas karyawan.

Pengembangan sumber manusia adalah suatu kegiatan manajemen yang ingin menyiapkan para karyawan untuk memegang tanggungjawab pekerjaan pada waktu yang akan datang (Handoko,2001:114). Sehingga dengan adanya pengembangan karyawan akan memperbaiki dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia baik pengetahuan, kemapuan, sikap dan sifat-sifat pribadi. Dengan demikian, pembentukan sikap atau proses dari terjadinya sikap adalah sesuatu yang dipelajari dan melalui proses yang sangat panjang. Oleh karena itu,


(7)

sikap lebih dapat dibentuk, dikembangkan, dipengaruhi, diubah serta kesediaan seseorang untuk bertindak sesuai dengan stimuli (rangsangan) yang diterimanya.

Suatu perusahaan menyadari pengembangan karyawan merupakan hal yang terpenting bagi kelangsungan suatu perusahaan atau organisasi. Latihan dan pengembangan mempunyai manfaat karier jangka panjang yang akan membantu kelangsungan tanggungjawab lebih besar diwaktu yang akan datang. Perusahaan yang ingin maju merubah karyawannya mempunyai mutu serta kinerja yang baik agar membuat mereka lebih produktif dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab mereka. Program latihan dan pengembangan karyawan dirancang untuk meningkatkan prestasi kerja, mengurangi absensi, serta memperbaiki kepuasaan kerja. Para karyawan yang memperluas kecakapannya serta kemampuan melalui program pengembangan kualitas karyawan akan memperoleh hasil dan mutu yang lebih baik dalam melakukan pekerjaan dan tugasnya.

Demikian pula pada hotel Savoy Homann Bidakara Bandung yang merupakan hotel berbintang empat yang memiliki karyawan sebanyak 210 orang. Dimana latar belakang pendidikan yang dimiliki karyawan bervariasi, mulai dari tingkat SLTP, SMU, DI sampai dengan S3. Jumlah terbesarnya adalah karyawan dengan tingkat pendidikan SMU dan diploma perhotelan. Dengan demikian untuk meningkatkan kualitas kerja karyawan maka pemimpin hotel memberikan pendidikan dan pelatihan atau training awal berupa pengarahan, teori dan praktek guna dapat membentuk sikap yang baik dalam melakukan pekerjaan pada karyawan baru maupun karyawan lama yang direkrut oleh hotel Savoy Homann Bidakara Bandung.


(8)

Untuk dapat tetap mempertahankan kualitas karyawannya maka hotel Savoy Homann Bidakara Bandung melakukan berbagai pelatihan, seminar dan kursus bagi para karyawan sesuai dengan bidang pekerjaannya, baik itu pelatihan operasional maupun managerial skill. Tujuannya untuk menambah pengetahuan dan keterampilan karyawan mengenai pelayanan hotel yang baik sesuai dengan keinginan pengunjung, yaitu memberikan prioritas utama pada kepuasan pengunjung, diantaranya adalah kebersihan, kecepatan, ketepatan, keahlian karyawan, pemberian informasi yang lengkap dan akurat, etika sopan dalam melayani pengunjung, penyediaan lapangan parkir yang memadai, dan kondisi kenyamanan ruangan, juga agar karyawan selalu mengetahui informasi dan perkembangan terbaru tentang dunia pariwisata dan perhotelan.

Kegiatan pelatihan tersebut beragam bentuknya, ada yang dilakukan didalam internal manajemen, mengundang para pakar atau narasumber untuk memberikan materi pelatihan ke hotel Savoy Homann Bidakara ataupun juga mengirimkan karyawan untuk mengikuti pelatihan diluar hotel Savoy Homann Bidakara Bandung.

Untuk mempertahankan kualitas, mutu serta kelangsungan hidup perusahaan atau organisasi tidaklah mudah maka badan usaha yang baik harus melakukan berbagai macam strategi begitu pula halnya dengan hotel Savoy Homann Bidakara Bandung membutuhkan bagian khusus yang menangani hubungan dengan karyawannya yaitu bagian di bidang Humas/PR.


(9)

Menurut Cultip, Center & Brown (2000) sebagaimana dikutip oleh Soleh Soemirat bahwa:

“PR is the distcive management function which help establish and mutual lines of communications, understanding, acceptance and copertion between

on organization at it’s public. (PR adalah fungsi manajemen secara khusus yang mendukung terbentuknya saling pengertian dalam komunikasi, pemahaman, penerimaan dan kerjasama antara organisasi dengan berbagai publiknya”. (Cultip, Center & Brown dalam Soemirat, 2000 : 14).

Menurut Edward L.Bernay (1952) sebagaimana dikutip oleh Ruslan bahwa: Terdapat beberapa fungsi utama Humas, yaitu : memberikan penerangan kepada masyarakat, melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung, dan mengupayakan untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya.(Edward L.Bernay dalam Ruslan 2007:18)

Dalam penjabaran definisi PR diatas, dapat diketahui bahwa PR memiliki peran penting dalam sebuah organisasi atau perusahaan, dimana PR merupakan ujung tombak dari perusahaan. PR adalah mediator sebuah perusahaan dengan publiknya. Hakekat PR sebagai penciptaan umpan balik yang berakhir pada sebuah opini publik dan citra positif perusahaan.

Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya mempunyai arah atau tujuan yang ingin dicapainya dan untuk merealisasikan tujuan tersebut, sebuah perusahaan merencanakan dengan matang dan seksama, agar tujuan dapat tercapai salah satunya melalui pembuatan visi, misi, dan tujuan perusahaan menjadi dasar atau landasan bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatannya. Visi, misi dan tujuan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perusahaan, hal tersebut bisa


(10)

dikatakan sebagai sebuah identitas atau ciri suatu perusahaan yang membedakan dengan perusahaan yang lainnya.

Pembentukan visi, misi dan tujuan perusahaan dibuat oleh seseorang atau beberapa pendiri perusahaan yang mempunyai filosofi tersendiri yang menjadi latarbelakang dalam mendirikan perusahaan tersebut. Setelah proses penentuan misi, visi dan tujuan perusahaan diciptakanlah sebuah motto yang merupakan rangkuman atau inti dari visi, misi dan tujuan perusahaan berupa kata yang menggambarkan visi, misi dan tujuan. Motto sendiri didefenisikan sebagai “ kata “ atau seruan yang menggambarkan motivasi, semangat, dan tujuan dari suatu organisasi. Motto sebagai implementasi dari visi, misi dan tujuan perusahaan harus dapat di aplikasikan oleh para karyawan dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya berupa perilaku yang dapat mencerminkan dari perusahaan tersebut. Pencerminan perilaku tersebut harus diarahkan atau dibentuk oleh perusahaan sehingga para karyawan mampu mengaplikasikannya dalam kegiatan bekerja sehari-hari yang diharapkan menjadi sebuah kebiasaan atau budaya perusahaan.

Pada tahun 2000 ketika saham hotel Savoy Homann dibeli oleh PT. Bidakara pada saat itu hotel Savoy Homann Bidakara Bandung menggunakan motto yaitu Serve With Heart yang artinya melayani dengan setulus hati. Adapun latar belakang dari motto ini terdiri dari dua faktor yaitu pertama disebabkan karena bergerak di bidang jasa dan pelayanan sehingga dibutuhkan untuk melayani dengan setulus hati. Kedua, terletak pada budaya kota Bandung yaitu parahiangan yang artinya bahwa pendudukannya yang sopan dan ramah tamah yang


(11)

mencerminkan ciri khas masyarakat kota Bandung tersebut. Begitu pula halnya dengan karyawan di hotel Savoy Homann Bidakara sebagai karyawan yang mayoritas adalah masyarakat kota Bandung. Adapun isi motto serve with heart sebagai berikut :

1. Berpenampilan rapih, bersih dan menarik 2. Smiling Face (murah senyum)

3. Selalu greeting (selalu menyapa dengan hangat) 4. Helful (selalu siap dan suka membantu)

5. Selalu berperilaku sopan 6. Berbicara santun dan ramah 7. Selalu dapat mengendalikan emosi 8. Jujur dan dapat dipercaya

9. Bertindak cepat, tepat dan tanggap 10. Selalu bersemangat

11. Memiliki “sense of belonging” 12. Memiliki “sense of responsibility

13. Selalu dapat memahami kebutuhan pelanggan (customer oriented) 14. Selalu peduli terhadap hal-hal yang dianggap kecil

15. Senantiasa menciptakan rasa aman bagi orang lain

16. Selalu mengucapkan “terimakasih”

17. Tidak “Tip Hunter”

Dengan demikian, isi motto Serve With Heart memiliki daya tarik tersendiri yaitu isi motto yang disampaikan menggunakan bahasa yang mudah untuk dapat


(12)

dipahami, pengemasan isi pesan, warna tulisan, penyampaian isi pesan oleh komunikator dengan baik dan dikemas dengan membentuk suatu pin mungil dengan warna yang menarik, dengan demikian dapat menarik hati para karyawan untuk menerapkan isi motto tersebut dalam suatu pekerjaan sehingga dapat menimbulkan sikap yang baik terhadap isi motto tersebut.

Dengan adanya daya tarik dari isi motto Serve With Heart di hotel Savoy Homann Bidakara Bandung dapat membentuk sikap karyawannya kearah yang positip dalam melakukan suatu pekerjaan, hal itu disebabkan karena isi motto tersebut menjadi acuan dalam suatu aturan bagi karyawannya. Dimana setiap karyawan dalam memberikan pelayanan kepada para pelanggan harus menggunakan cara yang sesuai dengan isi dari motto “Serve With Heart” salah satu diantaranya bersikap selalu menyapa dengan hangat, bertindak cepat dan tanggap, serta murah senyum terhadap setiap pelanggannya maupun pengunjung dari hotel Savoy Homann Bidakara Bandung, karena jika karyawan tidak melaksanakan salah satu isi dari motto tersebut maka karyawan akan mendapatkan sanksi berupa teguran, nasihat dan surat peringatan artinya bahwa saat karyawan direkrut oleh hotel Savoy Homann Bidakara ada suatu perjanjian kerjasama bersama antara kedua belah pihak.

Sehingga motto “Serve With Heart” merupakan salah satu aturan yang telah ditetapkan terhadap seluruh karyawan hotel Savoy Homann Bidakara Bandung dalam memberikan pelayanan kepada setiap pelanggannya. Yang mana pada saat pin terpasang di dada sebelah kiri karyawan pada saat itu segala pikiran, sikap dan tindakan karyawan mencerminkan spirit “ Serve With Heart”.


(13)

Oleh karena itu pembentukan sikap karyawan tercipta dari adanya isi motto tersebut melalui pelatihan-pelatihan, yaitu bagaimana cara menyambut tamu dan melayani tamu dengan setulus hati sehingga pelanggan akan merasa puas atas pelayanan yang diberikan.

Dari latar belakang di atas maka peneliti menyimpulkan rumusan masalah yaitu: “Sejauhmana Daya Tarik Isi Motto “Serve With Heart” Oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung Terhadap Sikap Karyawannya”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari rumusan masalah yang masih luas dan bersifat umum, agar penelitian mempunyai alur pikir yang terarah maka disusun identifikasi sebagai berikut : 1. Sejauhmana daya tarik rasional isi motto “Serve With Heart” oleh Humas

Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap sikap karyawannya ?

2. Sejauhmana daya tarik emosional isi motto “Serve With Heart” oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap sikap karyawannya ?

3. Sejauhmana daya tarik moral isi motto “Serve With Heart” oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap sikap karyawannya ?

4. Sejauhmana daya tarik isi motto “Serve With Heart” oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap perhatian karyawannya ?

5. Sejauhmana daya tarik isi motto “Serve With Heart” oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap pengertian karyawannya ?

6. Sejauhmana daya tarik isi motto “Serve With Heart” oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap penerimaan karyawannya ?


(14)

7. Sejauhmana daya tarik isi motto “Serve With Heart” oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap sikap karyawannya ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, dan menjelaskan fenomena yang terjadi dengan teknik yang tepat dalam menjawab hasil penelitian yang diperoleh melalui pengukuran tentang sejauhmana Daya Tarik Isi Motto “Serve With Heart” oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung Terhadap Sikap Karyawannya.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui daya tarik rasional isi motto “Serve With Heart” oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap sikap karyawannya.

2. Untuk mengetahui daya tarik emosional isi motto “Serve With Heart” oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap sikap karyawannya.

3. Untuk mengetahui daya tarik moral isi motto “Serve With Heart” oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap sikap karyawannya.


(15)

4. Untuk mengetahui daya tarik isi motto “Serve With Heart” oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap perhatian karyawannya.

5. Untuk mengetahui daya tarik isi motto “Serve With Heart” oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap pengertian karyawannya.

6. Untuk mengetahui daya tarik isi motto “Serve With Heart” oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap penerimaan karyawannya.

7. Untuk mengetahui daya tarik isi motto “Serve With Heart” oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap sikap karyawannya.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Kegunaan hasil penelitian ini secara teoritis dapat memberikan masukan bagi perkembangan Ilmu Komunikasi pada umumnya dan Ilmu Humas khususnya terhadap penerapan-penerapan teori komunikasi dalam memecahkan masalah yang ada pada objek penelitian yang berhubungan dengan Ilmu Komunikasi dan Ilmu Humas mengenai daya tarik Serve With Heart oleh humas hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap sikap karyawannya.


(16)

1.4.2 Kegunaan Praktis a. Bagi Peneliti

Penelitian ini berguna bagi peneliti sebagai pengalaman dalam mengaplikasikan teori komunikasi dan model komunikasi yang telah dipelajari untuk mencoba menganalisa fakta, gejala dan peristiwa yang terjadi kemudian ditarik kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan, selain itu penelitian ini juga diharapkan menambah wawasan pengetahuan peneliti dalam bidang komunikasi terutama mengenai sikap karyawan terhadap isi motto Serve With Heart

b. Bagi Program Studi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan literatur dan acuan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya mengenai sikap karyawan terhadap isi motto Serve With Heart.

c. Bagi Perusahaan

Memberikan informasi yang bermanfaat dan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi Humas (PR) di Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung dalam menyampaikan isi pesan yang terdapat pada isi motto Serve With Heart dengan baik agar dapat diterima oleh karyawannya yang bertujuan untuk membentuk sikap positip karyawannya terhadap isi motto dalam melakukan suatu pekerjaan.


(17)

1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1 Kerangka Teoritis

Dalam kerangka teoritis ini, peneliti akan berusaha membahas masalah pokok skripsi. Bahan tersebut akan dijelaskan dengan menggunakan konsep dan teori yang ada hubungannya untuk membantu menjawab pokok masalah. Didalam sebuah perusahaan, praktisi Humas/PR selalu berhubungan dengan publik perusahaannya melalui komunikasi dua arah (timbal balik) yang menjalin hubungan tersebut, baik komunikasi antara pimpinan dengan karyawan, maupun dari karyawan untuk karyawan lainnya. Dengan terciptanya komunikasi yang baik antara perusahaan dengan publiknya, maka hubungan baik pun akan tercipta. Seorang praktisi Humas/PR harus dapat mengemas setiap pesan komunikasi yang baik, rapi dan terencana yaitu dengan melalui berbagai cara atau strategi telah diciptakan untuk menjaga hubungan komunikasi tersebut.

Menurut keterangan Onong Uchjana Effendy yang ditulis dalam kamus komunikasi di jelaskan, “Daya Tarik adalah kekuatan atau penampilan komunikator dalam memikat perhatian, sehingga seseorang mampu untuk mengungkapkan kembali pesan yang ia terima dari media komunikasi”. (Effendy,1989:18)

Isi pesan adalah bahan atau materi yang dipilih dan ditentukan komunikator untuk mengkomunikasikan maksudnya. Isi pesan itu biasanya dilengkapi dengan formulasi yang memudahkan penerimaan pesan tersebut, formulasi yang harus diperhatikan dalam penyampaian isi pesan diantara


(18)

pesan tersebut harus jelas dan lengkap supaya para pembaca nyaman. Dalam hal ini isi pesan memiliki daya tarik tertentu.

Menurut Kotler dalam Sindoro, daya tarik isi pesan meliputi : 1. Daya tarik rasional

Daya tarik berfungsi untuk membangkitkan kepentingan diri audiens. Daya tarik ini menunjukan manfaat atau kegunaan dari isi pesan tersebut.

2. Daya tarik Emosional

Daya tarik ini berusaha untuk membangkitkan emosional negatif atau positif yang dapat memotivasi audiens.

3. Daya tarik moral

Daya tarik moral diarahkan pada perasaan audiens tentang apa yang benar dan tepat, sehingga sering digunakan untuk mendorong seseorang mendukung masalah-masalah sosial (Sindoro,1998:81). Sebagaimana yang telah di jabarkan diatas fungsi utama adanya PR/Humas yaitu untuk memberikan penerangan, mengubah sikap serta berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan badan/lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya menuju kearah yang positif.

Menurut Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi

Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi yang menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang diharapkan dan diinginkan. Sikap mengandung atau tidak menyenangkan, timbul dari pengalaman, tidak dibawa sejak lahir, tetapi merupakan hasil belajar sehingga sikap dapat dibentuk dan dapat dirubah (Rakhmat,2003:223)


(19)

Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Prof.Dr Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan Dan Pengukurannya”, mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu :

1. Perhatian 2. Pengertian

3. Penerimaan (Effendy,2003:256)

Untuk memperjelas judul penelitian ini, maka peneliti menggunakan kerangka pemikiran yang berhubungan dengan salah satu teori komunikasi yaitu teori S-O-R seperti yang terlihat pada gambar sebagai berikut:

Gambar 1.1 Teori S-O-R

(Sumber : Effendy 2003:256)

Dari rumusan diatas dapat kita ketahui bahwa stimulus atau pesan yang disampaikan kepada organisme (komunikan) mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan yang

Stimulus

Organisme - Perhatian - Pengertian - penerimaan

Respon Perubahan sikap


(20)

mengerti sehingga kemampuan komunikator inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolah dan menerimanya, maka terjadilah untuk mengubah suatu sikap”. Sehingga dampak atau pengaruh yang terjadi pada pihak penerima pada dasarnya merupakan suatu reaksi tertentu dari stimulus tertentu. Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh tersebut terjadi tergantung pada isi dan penyajian stimulus. Terdapat 3 elemen penting dalam dalam teori diatas yaitu:

1. S : Stimulus

2. O : Organisme dalam hal ini pihak pertama

3. R : Respon, akibat atau pengaruh terjadi, diterima pihak menerima (Effendy,2003:254)

Bahwa stimulus (pesan) yang diberikan kepada komunikan dapat ditolak maupun diterima. Hal ini tergantung pada kekuatan dari stimulus (pesan) tersebut, dengan demikian adanya proses komunikasi yang berlangsung yang menimbulkan perhatian dari komunikan, maka proses selanjutnya akan mengerti terhadap stimulus (pesan) yang diberikan dan komunikan dapat menerima stimulus (pesan) sehingga komunikan dapat melanjutkan proses berikutnya. Dimana komunikan mengerti terhadap stimulus (pesan) tersebut, hal itu merupakan respon terhadap rangsangan dari lingkungan melalui kekuatan stimulus. Selanjutnya komunikan akan megolah dan menerima stimulus (pesan) yang diberikan oleh komunikator, maka setelah itu akan terjadi respon yang diharapkan yaitu respon yang positif terhadap stimulus (pesan) tersebut, memperlihatkan bahwa respon akan terbentuk dengan baik


(21)

apabila stimulus (pesan) yang diberikan oleh komunikator diterima secara baik.

1.5.2 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu Daya tarik isi pesan sebagai variabel X dan Sikap sebagai variabel Y. Sebagai konsep dalam penelitian ini menjelaskan variabel X yang meliputi tiga indikator yaitu daya tarik rasional, daya tarik emosional dan daya tarik moral sedangkan variabel Y yang meliputi tiga indikator yaitu perhatian, pengertian, dan penerimaan.

Daya tarik isi pesan terdiri dari daya tarik rasional, daya tarik emosional, dan daya tarik moral yang apabila diaplikasikan ke dalam penelitian sehingga konsep dalam model ini dapat dioperasionalisasikan menjadi variabel-variabel penelitian dimana yang menjadi indikatornya adalah daya tarik rasional yang diukur dengan manfaat isi motto serta kegunaan isi motto. Selanjutnya adalah daya tarik emosional yang diukur dengan perasaan negatif dan positif dari dalam diri karyawan tentang isi motto maupun memotivasi karyawan dari isi motto. Daya tarik moral dioperasionalisasikan menjadi perasaan yang mampu menilai yang benar (tepat) dan yang salah terhadap isi motto dan mendukung isi motto tersebut.

Sikap karyawan terdiri dari perhatian, pengertian, dan penerimaan yang apabila di aplikasikan ke dalam penelitian sehingga konsep dalam model ini dapat ini dapat dioperasionalisasikan menjadi variabel-variabel penelitian dimana yang menjadi indikatornya adalah perhatian yang diukur dengan mendengarkan isi motto, mengetahui isi motto dan membaca isi motto.


(22)

Selanjutnya adalah pengertian yang diukur dengan pengetahuan karyawan tentang isi motto, mampu menggambarkan isi motto dan mampu mendefinisikan isi motto tersebut. Dan penerimaan diukur dengan menghargai isi motto, pemahaman karyawan tentang isi motto dan melakukan isi motto.

Kepribadian seseorang terbentuk oleh pengaruh lingkungan dan sosial yang sangat besar, hal ini disebabkan karena manusia tidak pernah lepas berhubungan dengan orang lain serta berbagai situasi yang harus dihadapinya untuk melihat kepribadian seseorang. Meskipun kita dapat melihat bagaimana sikap seseorang karena sikap menunjukkan keadaan mental pribadi seseorang, namun sangatlah sulit untuk dapat mengetahui dan mengamati sikap.

Bila dikaitkan dengan masalah yang peneliti lakukan, maka suatu instansi/organisasi bermaksud untuk menciptakan pengertian bersama, menumbuhkan kerjasama dan mengubah sikap, maka diperlukan komunikasi timbal balik antara pemimpin perusahaan dengan karyawannya dilingkungan perusahaan tersebut. Adapun konteks komunikasi pada penelitian ini yaitu komunikasi organisasi yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi, dimana komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi formal dan informal, serta bentuk-bentuk komunikasi antarpersonal dan komunikasi kelompok. Makna dan tujuan isi dari motto serve with heart disampaikan oleh pemimpin hotel kepada karyawan tidak hanya melalui media cetak saja akan tetapi adanya melalui komunikasi interpersonal.


(23)

Jika dikaitkan dengan masalah peneliti, maka dapat dijelaskan pada gambar pengaplikasian sebagai berikut :

Gambar 1.2 Aplikasi Teori S-O-R

Sumber : Analisa peneliti, 2010

Proses tersebut menggambarkan perubahan sikap dan perilaku yang tergantung pada proses yang terjadi pada individu. Proses perubahan sikap yang terjadi pada individu dapat diuraikan sebagai berikut.

Stimulus Isi motto serve with

heart

Organisme - Perhatian

(Timbul suatu perhatian dari dalam diri seorang karyawan terhadap isi moto serve with heart)

- Pengertian

(Akan timbul suatu pengertian dari dalam diri karyawan tentang isi dari motto serve with heart)

- Penerimaan

(Mau menerima isi motto serve with heart dan memiliki kesediaan untuk mengubah sikap)

Respon

Perubahan sikap yaitu sikap karyawan untuk menerapkan isi motto dan memutuskan untuk menerapkan keseluruhan isi motto serve with heart dalam pekerjaannya.


(24)

Serve with heart merupakan dari isi motto di hotel Savoy Homann Bidakara Bandung. Isi motto serve with heart ini adalah stimulus (pesan) yang disampaikan oleh komunikator (pemimpin-pemimpin hotel) kepada komunikan (karyawan hotel) dapat diterima maupun ditolak. Hal ini terjadi apabila tidak adanya kekuatan dan aktualitas dari isi pesan tersebut sehingga karyawan hotel tidak memahami apa makna, tujuan dan daya tarik dari isi motto tersebut. Maka dalam hal ini diperlukan pengemasan isi motto yaitu dikemas ke dalam sebuah bentuk pin mungil yang harus digunakan oleh setiap karyawan saat bekerja, pemasangan isi motto di setiap ruangan karyawan, pengemasan warna tulisan isi motto, bentuk tulisan, menggunakan bahasa yang mudah untuk di pahami oleh karyawan dan teknik cara penyampaian pesan yang dapat menarik perhatian karyawan, hal tersebut bertujuan untuk dapat menarik perhatian karyawan untuk mendengar bakhan menerapkannya.

Dengan demikan jika isi motto serve with heart telah mendapat perhatian dari dalam diri karyawan proses selanjutnya adalah karyawan mengerti terhadap isi motto tersebut, dengan upaya dapat membangkitkan perhatian karyawan Hotel Savoy Homann Bidakara, yang dapat dilakukan dengan berbicara dan berkata-kata yang dapat merangsang daya pikir karyawan saat mendengarkan, memperhatikan dan melihat penjelasan tentang isi pesan motto tersebut, baik melalui media yang digunakan maupun pada saat training yang dilakukan hotel saat merekrut karyawan baru, pada saat seminar, kursus, briefing, isi motto serve with heart di refresh kembali oleh pemimpin hotel, dan pada saat santaipun (ngopi bareng, makan bareng dan sharing-sharing


(25)

dalam banyak hal misalnya dalam ruang lingkup kerja, keluarga bahkan diluar pekerjaan) pemimpin hotelpun selalu mengingatkan atau menekankan kembali tentang isi motto kepada karyawan agar tetap melekat pada pemikiran setiap karyawan dimana dengan adanya komuniksi interpersonal ini dalam menyampaikan isi motto tersebut pemimpin hotel dapat langsung mengetahui respon karyawan serta menjalin keakraban dan kedekatan satu dengan yang lainnya, sehingga pada tahap perhatian ini ada suatu respon dari karyawan terhadap isi pesan yang disampaikan oleh komunikator tersebut.

Sehingga dengan adanya perhatian dari diri karyawan terhadap isi motto serve with heart menimbulkan suatu pengertian tentang tujuan dan makna dari isi motto tersebut, dan selanjutnya akan menghasilkan suatu penerimaan dalam diri karyawan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan isi motto tersebut. Meski dari respon setiap diri karyawan menimbulkan sikap yang positif (diterima) dan sikap yang negatif (ditolak) tentang isi dari motto serve with heart untuk menerapkan atau tidak menerapkan secara keseluruhan dari isi motto serve with heart.

Walaupun demikian sangat sulit untuk dapat mengetahui dan mengamati sikap. Dengan demikian, pembentukan sikap atau proses dari terjadinya sikap adalah sesuatu yang dipelajari dan melalui proses yang sangat panjang. Oleh karena itu, sikap lebih dapat dibentuk, dikembangkan, dipengaruhi, diubah serta kesediaan seseorang untuk bertindak sesuai dengan stimuli (rangsangan) yang diterimanya. Dengan demikian teori ini menitikberatkan pada penyebab


(26)

sikap yang dapat mengubahnya dan tergantung pada kualitas isi pesan yang di sampaikan oleh Humas melalui motto serve with heart.

1.6 Operasionalisasi Variabel

Setiap penelitian dibutuhkan adanya variabel-variabel yang masih berbentuk konsep abstrak agar dapat suatu bentuk yang lebih nyata. Proses tersebut dinamakan operasionalisasi variabel dari penelitian ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 1.1

Operasionalisasi Variabel

No Variabel Indikator Alat Ukur

1

Variabel X: Daya Tarik Isi

Motto

Daya tarik rasional - Manfaat isi motto - Kegunaan isi motto Daya tarik emosional

- Perasaan negatif dari isi motto - Perasaan Positif dari isi motto - Memotivasi karyawan dari isi

motto

Daya tarik moral - Mampu menilai benar atau salah dari isi motto

- Mendukung isi motto

2

Variabel Y: Sikap

Perhatian

- Mendengarkan isi motto - Mengetahui isi motto - Membaca isi motto Pengertian

- pengetahuan karyawan terhadap isi motto

- Mampu mendefinisikan isi motto - Menggambarkan isi motto

Peneriman

- Menghargai isi motto - Pemahaman isi motto - Melakukan isi motto


(27)

1.7 Hipotesis

Bertolak dari identifikasi masalah maka dapat dijelaskan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Ada pengaruh antara daya tarik isi motto “Serve With Heart” oleh Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap sikap Karyawannya Ho : Tidak ada pengaruh antara daya tarik isi motto “Serve With Heart” oleh

Humas Hotel Savoy Humann Bidakara Bandung terhadap sikap Karyawannya.

1.8 Populasi dan Sampel 1.8.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generelasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas maupun karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya (Sugiono, 2003:72). Untuk penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh karyawan Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung yang berjumlah 210 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.2 pada halaman 26:


(28)

Tabel 1.2

Data Jumlah Karyawan Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung

N = 210

Sumber : Arsip Dept Personalia Hotel Savoy Homann

1.8.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah atau karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono,2003:73). “Jika tingkatan” diperhatikan dalam suatu populasi maka terdapat beberapa hal utama yang harus diketahui yaitu berupa banyaknya strata yang ada selanjutnya setiap strata harus diwakili dalam sampel penyelidikan dan subjek yang ditugaskan dalam tiap-tiap sampel dari setiap-tiap strata suatu populasi tersebut serta harus dicerminkan juga dalam masing-masing strata suatu sampel sahingga dapat dipandang sebagai wakil yang terbaik bagi populasi.

Dalam menentukan sampel, peneliti menggunakan teknik sampling berstrata proprosional (proportional stratified random sampling). Teknik ini digunakan apabila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak

No Uraian Populasi

1 Front Office 19

2 Operator 4

3 Business Center 4

4 House Keeping 45

5 F&B (Food&Beverage),Service 35

6 Kitchen 27

7 Accounting 25

8 Security 14

9 Personalia 10

10 Artist & Guests Relation Officer 5

11 Engineering 13

12 Sales & Marketing 9


(29)

homogen dan berstrata secara proprosional (Sugiyono,2003:60), arti dari tidak homogen disini yaitu dilihat dari lapisan dari setiap bidang dalam suatu pekerjaan dalam departemen hotel Savoy Homann Bidakara Bandung. Besarnya jumlah sampel dapat ditentukan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Yamane yang dikutip oleh Rahmat, yaitu sebagai berikut :

Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi

d = nilai presisi / tingkat kesalahan ditetapkan 10% ( sumber : Rakhmat,2001:81)

Jika dimasukkan ke dalam rumus dengan tingkat kesalahan/presisi 10% (0,1), maka menjadi :

n = 210 210x(0,1)2+1

n = 210

3,1

n = 67,7 n = 68

Maka jumlah sampel yang diperoleh pada penelitian ini, sebesar 68 orang responden.

n = N N(d)2+1


(30)

Dalam penyebaran angket yang dilakukan peneliti terhadap responden dilakukan dengan cara diundi terlebih dahulu berdasarkan jumlah dari setiap bidang dalam populasi karyawan kemudian nama yang muncul menjadi sampel selanjutnya dalam memberikan angket untuk diisi sendiri oleh responden.

Karena menggunakan Sampling Berstrata Proposional, maka jumlah sampel ditiap bidang pekerjaan menjadi berbeda, yaitu dengan merumuskan sebagai berikut :

dimana n : jumlah seluruh anggota sampel

Pk : jumlah anggota populasi yang terdapat dalam kelompok ke-k P : jumlah populasi seluruhnya

Nk : anggota sampel dalam kelompok ke-k (Singarimbun,1990:89) Sehingga hasil dari jumlah sampel dengan menggunakan Sampling Berstrata Proposional dapat dilihat pada tabel 1.3 halaman 29.

Nn = Pk x n p


(31)

Tabel 1.3

Jumlah Sampel Dari Setiap Bidang Pekerjaan Di Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung

n = 68

No Uraian Populasi Sampel

1 Front Office 19 19/210x68 =6

2 Operator 4 4/210x68 =1

3 Business Center 4 4/210x68 =1

4 House Keeping 45 45/210x68 =15

5 FB (Food&Beverage),Service 35 35/210x68 =11

6 Kitchen 27 27/210x68 =9

7 Accounting 25 25/210x68 =8

8 Security 14 14/210x68 =5

9 Personalia 10 10/210x68 =3

10 A & G 5 5/210x68 =2

11 Engineering 13 13/210x68 =4

12 Sales & Marketing 9 9/210x68 =3

Jumlah 210 68

Sumber : Data peneliti 2010

1.9 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipe penelitian kuantitatif sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan teknik analisis deskriptif.

Menurut Sugiono tipe penelitian kuantitatif: “Digunakan dalam meneliti status kelompok manusia, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada waktu tertentu sehingga melalui metode ini akan diperoleh data dan informasi tentang gambaran suatu fenomena tertentu secara komprehensif dan integral. Dengan demikian pengulangan dalam penelitian kuantitatif dilakukan dalam rangka mendapatkan konsistensi atau reliabilitas data penelitian dalam membuktikan penelitian yang ada”(Sugiono, 2003:19).


(32)

Metode survey analisis deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan peristiwa yang telah atau sedang terjadi. Berkaitan dengan hal tersebut, Winarno Surrachmand mengatakan “penyelidik deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang terdapat pada masalah sekarang yang mencakup berbagai teknik diantaranya adalah penyelidik

yang menuturkan, menganalisa, dan mengklasifikasikan”

(Surracmand,1982:13)

Penelitian deskriptif ditujukan untuk :

1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada 2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek

yang berlaku

3. Membuat perbandingan atau evaluasi

4. Menentukan apa yang dilakukan oleh orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang (Rakhmat,2005:25).

Melalui metode survey dengan analisis deskriptif ini, peneliti bermaksud untuk mengukur sejauhmana pengaruh daya tarik isi motto Serve With Heart oleh Humas Savoy Homann Bidakara Bandung terhadap sikap karyawannya.

1.10 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kuisioner /Angket

Kusioner atau angket “suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak), dilakukan dengan jalan mengedarkan suatu daftar pertanyaan berupa formulir-formulir, yang diajukan secara tertulis


(33)

kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan (respon) tetulis seperlunya”. (Kartono,1988:200). Pada penelitian ini kusioner diberikan kepada karyawan Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung.

2. Wawancara

Merupakan salah satu bentuk pengumpulan data dengan tanya jawab kepada bagian Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung. Menurut Kartono bahwa “wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu, ini merupakan proses tanya jawab secara lisan, dimana dua orang atau lebih yang berhadapan secara fisik”. (Kartono, 1986:171). Pada penelitian ini wawancara ditujukan pada Kepala Humas Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung.

3. Studi Kepustakaan

Adalah suatu cara teknik pengumpulan data dengan menggunakan buku atau referensi sebagai penunjang penelitian, dan dengan melengkapi atau mencari data-data yang dibutuhkan dari literatur, referensi, makalah, internet, dan yang lainnya. Sehingga peneliti memperoleh data-data yang tertulis melalui telaah bacaan yang ada kaitannya dengan masalah peneliti.

4. Internet Searching

Merupakan sebagai salah satu hasil kemajuan dunia teknologi, kini sudah menjadi pusat data dan informasi yang penting dalam rangka melakukan riset,

khusus bidang komunikasi. Salah satu fungsi utama internet adalah www (world wide web). (Umar,2002:91)


(34)

1.11 Teknik Analisa Data

Setelah memperoleh data yang diperlukan untuk penelitian, maka selanjutnya dilakukan beberapa hal sebagai berikut :

1. Penyeleksian data yaitu pemeriksaan kelengkapan dan kesempurnaan data serta kejelasan data

2. Klasifikasi data yaitu mengelompokkan data serta melakukan pengelompokan berdasarkan jenisnya

3. Melakukan uji validitas dan reabilitas pada kusioner yang telah disebar untuk pertama ke sebanyak responden. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan reabilitas menunjukan akan adanya konsistensi dan stabilitas antar pertanyaan di dalam kusioner, dengan kata lain reabilitas ini untuk menguji keterkaitan antara pertanyaan yang satu dengan pertanyaan yang lain dalam kusioner.

4. Kemudian data dimasukkan kedalam cooding book (buku koding) dan cooding sheet (lembaran koding)

5. Selanjutnya mentabulasikan data yaitu menyajikan data dalam sebuah tabel sesuai dengan tujuan analisis data

6. Data yang ditabulasi dengan koefisien korelasi Spearman, analisis data kuantitatif dilakukan dengan cara memindahkan data kualitatif ke dalam


(35)

data kuantitatif, dengan cara pemberian skor atas pilihan yang diberikan oleh setiap responden. Pemberian skor dimaksudkan untuk memindahkan data kualitatif yang berupa jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan dalam angket kedalam nilai-nilai kuantitatif.

Dalam menentukan skor, peneliti menggunakan skala likert, dengan masing-masing pernyataan responden diberi nilai sebagai berikut : sangat setuju = 5, setuju = 4, cukup setuju = 3, kurang setuju= 2, sangat tidak setuju = 1.

Dalam pengolahan data, maka peneliti menggunakan uji statistik dengan menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS 16. Adapun uji statistik yang peneliti gunakan yaitu menggunakan rumus Rank Spearman.

Sedangkan untuk menganalisa pengaruh koefisien determinan (KD) antara variabel x dan y digunakan rumus :

Keterangan : KD = koefisien determinan

r = besarnya korelasi (Kriyantono, 2006:191) untuk menguji hipotesis digunakan rumus uji t yaitu :

keterangan : r = besarnya korelasi


(36)

n = besarnya sampel 1.12 Model Penelitian

Dari uraian diatas, maka model penelitan yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

Gambar 1.3 Model Penelitian

(Sumber : analisa peneliti 2010)

Pada gambar model diatas terlihat bahwa variabel X yaitu daya tarik isi motto serve with heart mempengaruhi variabel Y yaitu sikap karyawan. Dengan demikian indikator variabel X (daya tarik rasional, daya tarik emosional dan daya tarik moral) secara tidak langsung mempengaruhi tingkat perhatian, tingkat pengertian dan tingkat penerimaan dari setiap dalam diri karyawan hotel Savoy Homann Bidakara Bandung, sehingga pada akhirnya mempengaruhi sikap karyawan melalui isi pesan dalam motto serve with heart dalam melakukan suatu pekerjaan.

Variabel X : Daya Tarik Indikatornya :

- Daya tarik rasional - Daya tarik Emosional - Daya tarik moral

Variabel Y : Sikap Indikatornya :

- Perhatian - Pengertian - Penerimaan


(37)

1.13 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

1.13.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung yang terletak di jalan Asia Afrika No.112 Bandung 40261 Tlp.022-4232244 Fax : 022-4236187 Email : savoy@bdg.centrinanet.id

1.13.2 Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan untuk penelitian ini dilaksanakan 6 bulan dimulai dari bulan Februari sampai dengan bulan Juli tahun 2010, dengan proses penelusuran ke lapangan, pengumpulan data dari Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.4 pada halaman 36.


(38)

(39)

1.14 Sistematika Penulisan

Pada penelitian ini peneliti menampilkan sistematika penelitian yang terdiri dari 1 Bab yaitu sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan tentang penjelasan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan, kegunaan peneliti, kerangka pemikiran (kerangka teoritis, kerangka konseptual), hipotesis, operasionalisasi variabel, metode penelitian, tehnik pengumpulan data, populasi dan sampel, analisis data, lokasi dan waktu, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan tentang mengenai komunikasi (pengertian komunikasi,proses komunikasi, komponem komunikasi, dan tujuan komunikasi), tinjauan tentang komunikasi organisasi (pengertian komunikasi organisasi, ciri-ciri komunikasi organisasi, tujuan komunikasi organisasi), tinjauan tentang Humas (pengertian Humas, fungsi humas, program kerja Humas, tujuan Humas dan kegiatan Humas), tinjauan tentang motto, tinjauan tentang daya tarik, tinjauan tentang pesan, tinjauan tentang sikap, dan tinjauan tentang karyawan.


(40)

BAB III : OBJEK PENELITIAN

Pada BAB ini menjelaskan tentang sejarah Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung, visi dan misi, logo, isi dari motto, struktur organisasi, job description, sarana dan prasarana.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Pada BAB ini peneliti menguji validitas dan reliabilitas angket serta menguraikan hasil penelitian berdasarkan angket data yang terkumpul, yang meliputi analisa deskriptif identitas responden dan analisis deskriptif hasil penelitian serta melakukan pengolahan dan melaporkan data hasil penelitian.

BAB V : PENUTUP

Pada BAB ini peniliti menarik kesimpulan dari hasil pembahasan yang ada pada indentifikasi masalah, dan juga memberikan saran dan harapan pada perusahaan, masyarakat, dan untuk peneliti berikutnya.


(41)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi

2.1.1 Pengertian Tentang Komunikasi

Manusia sebagai mahluk sosial, dalam menjalankan kehidupannya akan saling berhubungan atau saling berinteraksi serta saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya, yang tujuannya untuk mendapatkan suatu kerjasama. Dalam artian bahwa manusia tidak bisa hidup sendirian, ia membutuhkan orang lain, baik demi kelangsungan hidupnya, keamanan hidupnya, maupun demi keturunannya. Alat untuk melaksanakan hubungan tersebut adalah komunikasi.

Begitu pentingnya komunikasi bagi kehidupan manusia, karena sejak lahir kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu dapat berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan dan minum, serta memenuhi psikologis kita seperti sukses dan kebahagian.

Kata atau istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris yaitu Communication dan dalam bahasa latin berasal dari kata Communicatus yang artinya berbagi atau menjadi milik bersama. Dengan demikian menurut Lexicographer salah satu ahli kamus bahasa, mengartikan


(42)

komunikasi yang menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan.

Beberapa pakar telah mendefinisikan komunikasi seperti yang dikutip oleh Sendjaja dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi, antara lain :

Berelson dan Steiner mendefinisikan bahwa komunikasi adalah “Proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain, melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain”. (Berelson dan Steiner dalam Sendjaja, 2004: 1.11)

Laswell memberikan definisi bahwa “Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa?, mengatakan apa?, kepada siapa?, dan dengan akibat atau hasil apa atau who, say what, in which channel, to whom, and with what effect. (Laswell dalam Sendjaja, 2004: 1.11)

Gode mendefinisikan bahwa komunikasi adalah “Suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih”. (Gobe dalam Sendjaja, 2004: 1.11)


(43)

Barlund mendefinisikan bahwa “Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego”. (Barlund dalam Sendjaja, 2004: 1.11)

Ruesch memberikan definisi bahwa “Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan”. (Ruesch dalam Sendjaja, 2004: 1.11)

Weaver mendefinisikan bahwa “Komunikasi adalah seluruh

prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya”. (Weaver dalam Sendjaja, 2004: 1.11)

Carl I. Hovland memberikan definisi bahwa “Komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap”. (Hovland dalam Sendjaja, 2004: 1.11)

Wursanto dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Ilmu Organisasi, memberikan definisi bahwa “Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepada pihak lain untuk mendapatkan saling pengertian”. (Wursanto, 2007: 154)


(44)

2.1.2 Proses Komunikasi

Sendjaja dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Ilmu Komunikasi”, menyebutkan bahwa proses komunikasi terdiri dari dua cara yaitu :

1. Proses cara primer, adalah proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang pada orang lain dengan menggunakan simbol sebagai media. Lambang media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya, yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.

2. Proses secara sekunder, adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau saran media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. (Sendjaja,2004.113)

2.1.3 Unsur-Unsur Komunikasi

Menurut Onong Effendy dalam buku yang berjudul “ Dinamika Komunikasi”, unsur-unsur komunikasi adalah :

1. Komunikator (sumber) yaitu orang yang menyampaikan pesan 2. Pesan yaitu pernyataan yang didukung oleh lambang

3. Komunikan yaitu orang yang menerima pesan

4. Media atau saluran yaitu sasaran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya


(45)

5. Efek yaitu dampak sebagai pengaruh dari pesan. (Effendy, 2004:6)

2.1.4 Tujuan Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy, tujuan dari komunikasi adalah : 1. Perubahan sikap, yaitu komunikan dapat merubah sikap,

setelah dilakukan suatu proses komunikasi

2. Perubahan pendapat, yaitu perubahan pendapat dapat terjadi dalam suatu komunikasi yang tengah dan sudah berlangsung dan itu tergantung bagaimana komunikator menyampaikannya. 3. Perubahan perilaku, yaitu perubahan perilaku dapat terjadi

bilamana dalam suatu proses komunikasi apa yang dikemukakan komunikator sesuai dengan yang disampakainnya dan ini tergantung dari kredibiltas komunikator itu sendiri 4. Perubahan sosial, yaitu perubahan yang terjadi dalam tatanan

masyarakat itu sendiri sesuai dengan lingkungan ketika berlangsungnya komunikasi. (Effendy,2003:55)

Sedangkan tujuan komunikasi pada umumnya menurut Cangara Hafiea adalah mengandung hal-hal sebagai berikut :

a. Supaya yang disampaikan dapat dimengerti

Seseorang komunikator harus dapat menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas, sehingga mereka dapat


(46)

mengikuti apa yang dimaksud oleh pembicara/penyampai pesan (komunikator)

b. Memahami orang

Sebagai komunikator harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya, jangan hanya berkomunikasi dengan kemauannya sendiri

c. Supaya gagasan dapat diterima oleh orang lain

Komunikator harus berusaha agar gagasan dapat diterima oleh orang lain dengan menggunakan pendekatan yang persuasif bukan dengan memaksakan kehendak.

d. Menggerarakan orang lain untuk melakukan sesuatu

Menggerakan sesuatu itu dapat berupa kegiatan yang lebih banyak mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki. (Cangara,2002:22)

2.1.5 Fungsi Komunikasi

Menurut Onong Uchajana Effendy dalam buku yang berjudul, “Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi”, fungsi komunikasi adalah :

1. Menginformasikan (To Inform) 2. Mendidik (To Educate)

3. Menghibur (To Entertain)


(47)

2.1.6 Hambatan Komunikasi

Menurut Onong Uchajana Effendy dalam buku yang berjudul “Dinamika Organisasi”, faktor-faktor penghambatan komunikasi adalah:

1. Hambatan sosio-psikologi 2. Hambatan semantik

3. Hambatan mekanis. (Effendy, 2004:11)

Menurut Onong Uchajana Effendy dalam buku “Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi”, ada beberapa hal yang merupakan hambatan komunikasi yang harus menjadi perhatian bagi komunikator bila ingin komunikasinya sukses, yaitu sebagai berikut:

1. Gangguan 2. Kepentingan 3. Motivasi terpendam

4. Prasangka. (Effendy, 2003:45)

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi

2.2.1 Pengertian Tentang Komunikasi Organisasi

Istilah “organisasi” dalam bahasa Indonesia atau organization dalam bahasa Inggris bersumber pada perkataan Latin organization yang berasal dari kata kerja bahasa Latin yaitu organizare yang berarti to form as or into a whole consisting of interdependent or coodinnated parts


(48)

(membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bergantung atau terkordinasi). Jadi, secara harfiah organisasi itu berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Diantara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga menamakannya sarana, dan lain-lain.

Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, yang bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi sering sekali melibatkan komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi dan ada kalangan juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur orginasasi yakni komunikasi kebawah, komunikasi ke atas dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat juga termasuk gosip.

Komunikasi organisasi menurut Dedy Mulyana dalam buku yang berjudul “Ilmu Komunikasi Suatu Penghantar”, yaitu :

“Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi dan ada kalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi kebawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal. Sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antarsejawat, juga termasuk gosip”.(Mulyana,2003:75)


(49)

Pengertian komunikasi organisasi menurut Wiryanto dalam buku yang berjudul “Pengantar Ilmu Komunikasi”, yaitu:

“Komunikasi organisasi dapat bersifat formal dan informal. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Adapun komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual. (Wiryanto,2004:54)

Sedangkan menurut S. Djuarsa Sendjaja dalam buku yang berjudul “Teori Komunikasi”, komunikasi organisasi : “Merupakan satu kumpulan atau sistem individual yang melalui satu hierakhi jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan”. (Sendjaja, 1994:132).

Menurut Goldhaber yang dikutip oleh S. Djuarsa Sendjaja dalam buku yang berjudul “Teori Komunikasi”, pengertian komunikasi

organisasi adalah “Arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat

hubungannya saling bergantung satu sama lain”.(Sendjaja, 1994:133) Dalam landasan dan konsep pengertian komunikasi organisasi yang telah dijelaskan diatas sehingga batasan tentang komunikasi organisasi, yaitu : komunikasi antara manusia yang terjadi dalam konteks organisasi dapat berbentuk komunikasi formal atau komunikasi informal.


(50)

2.2.2 Fungsi Komunikasi Organisasi

Dalam suatu organisasi tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yakni: fungsi informatif, regulatif, persuasif dan integratif.

1. Fungsi informatif

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem proses informasi (information-processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. 2. Fungsi regular

Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini. Pertama, atasan atau orang-orang yang berada di tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Kedua, berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya


(51)

bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.

3. Fungsi persuasif

Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

4. Fungsi integratif

Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan yang lebih baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam sebuah organisasi tersebut (newsletter, bulletin) dan laporan kemajuan organisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata (Sendjaja,Rahardjo dan Pradekso,2004:136).


(52)

2.2.3 Tujuan Komunikasi Organisasi

Tujuan komunikasi organisasi adalah untuk memahami organisasi dengan mendeskripsikan komunikasi organisasinya, memahami kehidupan organisasi, dan menemukan bagaimana kehidupan terwujud lewat komunikasi. Tekanannya adalah pada bagaimana suatu organisasi di konstruksikan dan dipelihara lewat proses komunikasi.

Menurut R. Wayne. Pace dan Don F.Faules dalam bukunya “Komunikasi Organisasi” tujuan utama komunikasi organisasi yaitu memperbaiki organisasi ditafsirkan sebagai memperbaiki hal-hal untuk mencapai tujuan manajemen, serta memperoleh hasil yang diinginkan.

2.3 Tinjauan Umum Tentang Humas 2.3.1 Pengertian Humas

Pada dasarnya, Humas (hubungan masyarakat) merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik organisasi yang bersifat komersial (perusahaan) maupun organisasi yang nonkomersial. Mulai dari yayasan, perguruan tingi, dinas militer, sampai lembaga-lembaga pemerintah, bahkan pesantren dan usaha bersama Gerakan Nasional Orang Tua Asu (GN-OTA) pun memerlukan Humas. Kebutuhan tidak bisa dicegah, terlepas dari kita menyukainya atau tidak, karena Humas merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi secara positif. Arti penting Humas sebagai


(53)

sumber informasi terpecaya kian terasa pada era globalisasi dan “banjir informasi” seperti saat ini.

Humas yang merupakan terjemahan bebas dari istilah public relations atau PR, kedua istilah ini akan dipakai secara bergantian itu terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang berkepentingan dengannya.

PR/Humas pada hakekatnya adalah kegiatan komunikasi, kendati lain dengan kegiatan komunikasi lainnya, karena ciri hakiki dari komunikasi PR/Humas adalah two way communication (komunikasi dua arah/timbal balik). Arus komunikasi timbal balik ini yang harus dilakukan dalam kegiatan PR/Humas, sehingga terciptanya umpan balik yang merupakan prinsip pokok dalam PR/Humas (Rahmadi,1994:7).

Rachmadi menyebutkan PR/Humas adalah salah satu bidang Ilmu Komunikasi praktis, yaitu penerapan Ilmu Komunikasi pada suatu organisasi/perusahaan dalam melaksanakan fungsi manajemen.

Menurut Howard Bonham, PR/Humas adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu atau organisasi/perussahaan.

Menurut defenisi kamus terbitan Institute of public relations (IPR), yakni sebuah lembaga Humas termuka di Inggris dan Eropa, terbitan bulan November 1987, “Humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan


(54)

secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya”.

Pada pertemuan asosiasi-asosiasi Humas seluruh dunia di Mexico City Agustus 1978, ditetapkan defenisi Humas sebagai berikut : Humas adalah seni dan ilmu pengetahuan sosial yang dapat dipergunakan untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensi-konsekuensinya, menasihati para pemimpin organisasi, dan melaksanakan program yang terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani baik untuk kepentingan organisasi maupun kepentingan publik atau umum.

2.3.2 Fungsi Humas

Menurut Edward L.Bernay, dalam bukunya Publik Relations (1952, Univerity of Oklahoma Press), terdapat 3 fungsi utama PR/Humas, yaitu :

1. Memberikan penerangan kepada masyarakat

2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung

3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya.(Edward L.Bernay dalam Ruslan 2007:18)


(55)

Kemudian, berdasarkan ciri khas kegiatan Humas/PR tersebut, menurut pakar Humas Internaisonal, Cultip dan Centre, and Canfield (1982) fungsi publik relations dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Menunjang aktivitas utama manjemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manejemen lembaga/organisasi).

b. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya yang merupakan khalyak sasaran.

c. Mengindentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi, dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya.

d. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pemimpin manajemen demi tujuan dan manfaat bersama.

4. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak. ( Cultip dan Centre, and Canfield dalam Ruslan 2007:19)

2.3.3 Proses Perencanaan Program Kerja Humas

Pada dasarnya tujuan umum dari program kerja dan berbagai aktivitas Publik Relations atau Humas di lapangan adalah cara menciptakan hubungan harmonis antara organisasi/perusahaan yang diwakilinya dengan publiknya atau stakeholder-sasaran khalayak yang terkait. Hasil yang diharapkan adalah terciptanya citra positif (good


(56)

image), kemauan baik (good will), saling menghargai (mutual appreciation), saling timbul pengertian (mutual understanding), toleransi (tolerance) antara kedua belah pihak.

Perencanaan, pengorganisasian, pengkomunikasian hingga pengevaluasian suatu program kerja Humas/PR melalui berbagai aktivitas yang dilaksanakan oleh Humas/PR. Kegiatan Humas/PR tersebut bukanlah pekerjaan yang mudah atau hanya kerja sambilan, tetapi harus dikelolah secara professional dan serius serta penuh konsentrasi, karena berkaitan dengan kemampuan Humas/PR dalam manajemen teknis dan sebagai keterampilan manejerial, agar dapat mencapai tujuan atau sasaran sebagaimana yang direncanakan.

Aktivitas praktisi Humas/PR dilapangan mencakup sebagai konseptor (conceptor), penasihat (counselor), komunikator (communicator) dan penilaian (evaluator) yang handal. Oleh karena itu, menjadi sangat penting apabila pejabat Humas/PRO dituntut untuk memiliki kemampuan memecahkan berbagai macam masalah yang dihadapinya dalam organisasi.

Scott M.Cultip & allen H.Center (Prentice-Hall,Inc.1982:139), menyatakan bahwa proses perencanaan program kerja melalui “proses empat tahapan atau langkah-langkah pokok” yang menjadi landasan acuan untuk pelaksanaan program kerja kehumasan adalah sebagai berikut :


(57)

a. Penelitian dan mendengarkan (research – listening)

Dalam tahap ini, penelitian yang dilakukan berkaitan dengan opini, sikap dan reaksi dari mereka yang berkepentingan dengan aksi dan kebijaksaan-kebijaksanaan suatu organisasi

b. Perencanaan dan mengambil keputusan (planning-decision)

Dalam tahap ini, sikap, opini, ide-ide dan reaksi yang berkaitan dengan kebijaksanaan serta penetapan program kerja organisasi yang sejalan dengan kepentingan atau keinginan-keinginan yang berkepentingan mulai diberikan.

c. Mengkomunikasikan dan pelaksanaan (communication-action)

Dalam tahap ini, informasi yang berkenaan dengan langkah-langkah yang dilakukan dijelaskan sehingga mampu menimbulkan kesan-kesan yang secara efektif dapat mempengaruhi pihak-pihak yang dianggap penting dan berpotensi untuk memberikan dukungan sepenuhnya. d. Mengevaluasi

Pada tahapan ini, pihak Humas/PR mengadakan penilaian terhadap hasil-hasil dari program-program kerja atau aktivitas Humas/PR yang telah dilaksnakan. Termasuk mengevaluasi keefektivitasan dari teknik-teknik manajemen dan komunikasi yang telah dipergunakan. (Scott M.Cultip & allen H.Center dalam Ruslan 2007:22)

Tiap-tiap tahapan dari keempat tahapan yang disebutkan di atas saling berkaitan erat satu dengan yang lainya. Artinya tahapan satu dengan tahapan yang lainnya saling berhubungan erat tidak dapat dipisahkan,


(58)

dalam 4 tahapan tersebut tergambar “plan your work, and work your plan” rencanakan kerja anda, dan kerjakanlah rencana anda.

2.3.4 Tujuan Humas

Didalam menunaikan tujuan dari Humas/PR ini, terlebih dibagi pengertian tujuan Humas/PR tersebut berdasarkan kegiatannya. Diketahui secara teoritis, adapun pembagian kegiatan Humas/PR tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Tujuan berdasarkan kegiatan internal Humas/PR b. Tujuan berdasarkan kegiatan eksternal Humas/PR

Tujuan Humas/PR berdasarkan kegiatan internalnya, dalam hal ini dapat mencakup kepada beberapa hal yaitu:

a. Mengadakan suatu penilaian terhadap sikap, tingkah laku dan opini publik terhadap perusahaan, terutama sekali ditujukan kepada kebijakan perusahaan yang sedang dijalankan

b. Mengadakan suatu analisis dan perbaikan terhadap kebijaksanaan yang sedang dijalankan, guna mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan dengan tidak melupakan kepentingan publik

c. Memberikan penerangan kepada publik karyawan mengenai suatu kebijaksaan perusahaan yang bersifat objektif serta menyangkut kepada berbagai aktivitas rutin perusahaan tersebut. Dimana pada tahap selanjutnya diharapkan publik karyawan akan tetap well inform.


(59)

d. Merencanakan bagi penyusunan suatu staff bagi perusahaan kegiatan yang bersifat internal, Humas/PR dalam perusahaan tersebut (Djaja,1985:17)

Sedangkan tujuan dari Humas/PR berdasarkan bentuk kegiatan eksternalnya, yang dimaksudkan adalah untuk mendapatkan dukungan dari publik. Pengertian dukungan publik disini dibatasi pada pengertian :

- Memperluas langganan atau pemasaran

- Memperkenalkan sesuatu jenis hasil produksi atau gagasan yang berguna bagi publik dalam arti luas

- Mencari dan mengembangkan

- Memperbaiki perusahaan terhadap pendapat masyarakat luas, guna mendapatkan opini publik yang positip. (Djaja,1985:20)

Oleh karena itu seorang pimpinan perusahaan perlu lebih memperhatikan melalui Humas/PR departemen untuk memikirkan sesuatu langkah dalam mendayagunakan tujuan dari kegiatan eksternal Humas/PR itu. Secara paratis tujuan Humas/PR itu harus dapat menyelenggarakan tujuan dari kegiatan eksternal itu harus dapat menyelenggarakan komunikasi yang efektif dimana mempunyai sifat informasi dan persuasif, guna memperoleh dukungan dari publik disesuaikan dengan yang diinginkan oleh komunikator.

Mengenai istilah informasi itu sendiri, dalam kegiatan komunikasi, dimaksudkan agar seorang petugas Humas/PR harus dapat menumbuhkan


(1)

vi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rakhmat dan karuniaNya serta memberikan kesempatan, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini, banyak menemukan kesulitan dan hambatan disebabkan keterbatasan dan kemampuan peneliti, namun berkat bantuan, doa, semangat bimbingan serta dukungan yang peneliti terima baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak, disertai keinginan yang kuat dan usaha yang sungguh-sungguh, maka akhirnya penelitian ini dapat diselesaikan sebagaimana diharapkan.

Dalam penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang membantu hingga skripsi ini selesai, untuk itu pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk Orang tua tercinta Mama dan Papa serta kakak dan abangku tersayang yang selalu memberikan do’a restu, kasih sayang, cinta, perhatian, motivasi, dan limpahan materi yang tidak akan pernah terbalas hingga kapanpun.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:


(2)

vii

1. Yth. Bapak Prof. Dr. J. M. Papasi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, yang telah mengeluarkan surat pengantar skripsi dan memberikan pengesahan pada penelitian ini.

2. Yth. Ibu Rismawaty, S. Sos, M.Si. Selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, yang telah banyak memberikan nasehat, motivasi serta ijin di dalam penelitian ini.

3. Yth. Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si. Selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, dan kesempatan untuk memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran kepada peneliti

4. Yth. Ibu Melly Maulin, S. Sos., M.Si. Selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations serta selaku dosen wali yang selalu memberikan nasihat, motivasi, saran-saran yang membangun selama kuliah. Terima kasih atas dukungan Ibu selama ini.

5. Yth. Ibu Desayu Eka Surya, S. Sos., M.Si. Selaku dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, terima kasih atas nasihat, saran dan semua ilmu yang telah diberikan kepadaku, semoga berguna bagi kehidupanku.

6. Yth, Bapak / Ibu Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, Bapak Gumgum Gumilar., S.Sos., M.Si. Bapak Sangra Juliano P. S.I.Kom. Ibu Ratna Imanira Sofiani, S.S. Bapak Andi Nurul Huda S.I.Kom. Bapak Inggar Prayoga, S.I.Kom.


(3)

viii

Bapak Adiyana Slamet S.IP.M.Si, dan semua dosen – dosen lain yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Terima kasih atas ilmu yang telah diberikan 7. Yth, Ibu Astri Ikawati., A.Md., Kom serta Mbak Ferina Tanjung,S.Ds. selaku

Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations FISIP UNIKOM. Yang telah membantu kelancaran administrasi perkuliahaan.

8. Yth. Seluruh staf dosen dan karyawan Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

9. Yth. Bapak, Syachdan, selaku Ast Personalia Mgr Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung, yang telah memberikan saran, motivasi, nasihat dan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian di instansi ini.

10. Yth. Seluruh staf karyawan Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung, yang telah memberikan bantuan dan kerjasama yang baik kepada peneliti.

11. Untuk semua keluarga besar ku yang telah memberikan doa, seluruh kasih sayang serta perhatian dan memberikan doa dan semangat untuk penulis, sehingga penulis dengan lancar menyelesaikan skripsi ini.

12. Untuk Abang-abangku dan kakaku tercinta (Bang Tofo, Bang Aldo, Eda Aldo, Ka Egi, Bang Egi, Ka Ikel, Bang Ikel, Ka Desi, dan Ka Nita,), terimah kasih banget buat motivasi, saran, doa dan bantuan materi yang dapat mempelancar dalam penulisan skripsi ini

13. Sahabatku tercinta, Rebecca Octavia, terima kasih atas cinta dan perhatiannya selama ini semoga persahabatan dan persaudaraan kita tetap abadi selamanya.


(4)

ix

14. Untuk sahabat-sahabat terbaikku Nining dan Yesiana yang telah membantu dan memberikan semangat serta terima kasih atas persahabatan selama ini.

15. Teman-teman seperjuanganku Stephani, Ane, Rahmad, Made, Ronal, Lusi, Citra terimakasih buat bantuannya untuk saling berbagi selama berjuang dalam skripsi. 16. Teman-teman Angkatan 2006 Program Studi Ilmu Komunikasi yang tidak bisa

peneliti sebutkan satu persatu, terima kasih atas pertemanan dan dukungannya. 17. Seluruh teman – temanku (IK-3 dan IK–Humas 2) yang telah memberikan

masukan dan motivasi.

18. Seluruh saudara-saudariku yang ada di Naftali ( Ka Rina, Ka Juli, Bang Johnson, Bang Luis, Ka Ana, Ka Sari, Wihelmina, Roy Kenzo, Heri, Lince, Harlina ), makasih buat motivasi dan dukungan serta doa nya.

19. Buat ka ruth dameria siahaan (yang selalu memotivasi peneliti) dan puspa sari ( teman seperjuangan) makasih buat motivasi serta doannya.

20. Serta semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skiripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Semoga Tuhan Yesus memberkati dan memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala dorongan, bimbingan, kebaikan, dan kebersamaan yang telah diberikan semua pihak kepada peneliti, karena demikian adanya.

Bandung, Juli 2010 Penulis


(5)

Lampiran 14

194

DOKUMENTASI HOTEL SAVOY HOMANN BIDAKARA BANDUNG

Gedung Hotel Savoy Homann Bidakara

Sarana Dan Prasarana Hotel Savoy

Homann Bidakara Bandung gambar motto, visi, misi di ruangan personalia

Ruang Pertemuan Pemimpin Dengan Karyawan karyawan mengisi angket Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung


(6)