TELAAH RENSTRA KL DAN RENSTRA PROPINSI

Merekonstruksi nasib rakyat menjadi masyarakat sejahtera kelas dunia 1 Pemberdayaan masyarakat yang masih belum optimal 1 Belum tersedianya Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah 1 Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional 2 Pengembangan kompetensi SDM Pariwisata yang belum optimal 2 Masih kurang memadainya sumber daya manusia baik dari segi kuantitas maupun kualitas 2 Tersedianya APBD 3 Belum sinerginya program pengelolaan kepariwisataan antar sektor yang terkait 3 Masih belum jelasnya pembagian tugas antar pemangku kebijakan kepariwisataan 3 Telah dibentuknya Badan Promosi Pariwisata Daerah yang memiliki tugas dan fungsi melakukan promosi pariwisata 4 Belum optimalnya pemahaman aparatur terhadap tugas dan fungsinya 4 Masih kurangnya sarana dan prasarana pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif 4 Adanya kemitraan dengan lembaga terkait dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif 5 Pertumbuhan angka kunjungan wisatawan yang meningkat dari tahun ke tahun

3.3 TELAAH RENSTRA KL DAN RENSTRA PROPINSI

Berdasarkan UU No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan. Kepariwisataan didefinisikan sebagai keseluruhan kegiatan yang berkaitan dengan pariwisata yang bersifat multi disiplin yang muncul sebgaia wujud kebutuhan setiap orang dean Negara serta interksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha. Keberhasilan pembangunan kepariwisataan bergantung pada keunggulan daya tarik wisata, Rencana Strategis Disparekraf Kota Makassar Tahun 2014-2019 kualitas sarana dan prasarana di destinasi wisata, dan keberadaan industri pariwisata. Berbeda denga sector kepariwisataan, ekonomi kreatif merupakan sektor baru yang diangkat oleh pemerintah untuk dikelola hingga tingkat Kementrian. Sebelumnya, sektor ekonomi kreatif belum dikelola secara terkoordinasi di tingkat kementerian tertapi tersebar di 28 kementerianlembaga badan serta seluruh kepala daerah baik tingkat propinsi dan kabupaten kota, hal ini sesuai dengan Instruksi Presiden No. 6 tahun 2009 tetang Pengembangan Ekonomi Kreatif. Diangkatnya sektor ekonomi kreatif hingga tingkat kementerian oleh Pemerintah, disebabkan oleh karena sektor ekonomi kreatif memiliki nilai strategis bagi Indonesia, yaitu kontribusi ekonomi yang signifikan, penciptaan iklim bisinis yang positif, mengangkat citra dan identitas bangsa, menggunakan sumber daya terbarukan, mendorong terciptanya inovasi, dan memberikan dampak sosial yang positif. Indonesia memiliki sejumlah permasalahan yang harus diatasi untuk meningkatkan kualitas pariwisata dan ekonomi kreatif. Permasalah yang dialami sektor pariwisata antara lain dalah hal infrastruktur, pengembangan destinasi, perluasan pasar wisata di dalam dan luar negeri, kelembagaan, dan sumber daya manusia. Sementara permasalah yang dialami oleh sektor industry kreatif adalah iklim usaha, perluasan pasar produk kreatif, teknologi dan konten, sumberdaya baik alam maupun manusia, dan akses pembiayaan bagi pelaku ekonomi kreatif. Prinsip dasar pengembangan kepariwisataan dan ekonomi kreatif nasional 2012 – 2014 merupakan acuan dasar dalam menentukan arah, strategi, proram, dan kegiatan pengembangan kepariwisataan dan ekonomi kreatif. Prinsip dasar pengembangan kepariwisataan dan ekonomi kreatif meliputi : 1. Pro Growth, yaitu peningkatan laju pertumbuhan ekonomi melalui sektor – sektor industry pariwisata dan ekonomi kreatif. 2. Pro Jobs, yaitu menciptakan dan memprluas lapangan kerja, dengan focus utama untuk menggerakkan sektor riil yang dapat menciptakan Rencana Strategis Disparekraf Kota Makassar Tahun 2014-2019 lapangan kerja, sehingga dapat menurunkan tingkat pengangguran nasional. 3. Pro Poor, yaitu mengurangi tingkat kemiskinan nasional melalui peningkatan pendapatan masyarakat di sektor pariwisata dan enkonomi kreatif, baik sektor formal maupun non formal. 4. Pro Enviroment, yaitu mengupayakan pembangunan dengan menggunakan sumber daya terbarukan dan mengembangkan karya yang ramah lingkungan. 5. Mendukung penguatan nilai sosial dna budaya, yaitu mengupayakan terciptanya tradisi yang yang hidup di dalam masyarakat melalaui pelestarian perlidungan, pengembangan dan pemanfaatan nilai sosial budaya. 6. Menciptakan kualitas hidup, yaitu memperkuat perbaikan ekonomi masyarakat dengan penciptaan lingkungan ekonomi masyarakat dengan penciptaan lingkungan sosial budaya yang berkualitas, perbaikan kesehatan mental, kreativitas masyarakat, rekreasi dan pemanfaatan waktu senggang, serta toleransi dan kepedulian sosial secara berkelanjutan, melalui peran sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. 7. Menciptakan nilai tambah, yaitu tidak hanyameningkatkan nilai melalui peningkatan volume produk dan layanan tetapi mengutamakan penciptaan nilai yang tinggi pada produk dan layanan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif melalui pemanfaatan kreativitas yang tidak terbatas. Tujuan prinsip dasar pengembangan kepariwisataan dan ekonomi kreatif 2012 – 2014 ini merupakan satu kesatuan utuh, yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang alinnya. Dengan demikian prinsip ini diartikan bahwa Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif senantiasa berupaya menciptakan laju pertumbuhan ekonomi sektor pariwisata dan penguragan tingkat pengangguran, pengurangan tingkat kemiskinan, peningkata kelestarian lingkungan yang berkelanjutan, penguatan nilai sosial budaya, dan Rencana Strategis Disparekraf Kota Makassar Tahun 2014-2019 peningkatan kualitas hidup masyarakat, serta peningkatan penciptaan nilai tambah, sehingga pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, inklusif, dan berkeadilan dapat dicapai. Tabel 3.2 Permasalahan Pelayanan SKPD berdasarkan Sasaran Renstra KL beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya No Sasaran Jangka Menengah Renstra KL Permasalahan Pelayanan SKPD Faktor Penghambat Pendorong 1 2 3 4 5 1 Terciptanya diversifikasi destinasi pariwisata 1 Belum optimalnya pengembangan destinasi pariwisata 1 Masih kurangnya sarana dan prasarana pendukung destinasi pariwisata 1 Telah dibentuknya desa wisata melalui PNPM Mandiri 2 Meningkatnya kuantitas wisman ke Indonesia dan perjalanan wisata 2 Ketersediaan data angka kunjungan yang tidak akurat 2 Sumber data yang bervariasi 2 Adanya kemitraan dengan lembaga terkait dalam pengolahan data 3 Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga kerja sektor ekonomi kreatif 3 Tidak adanya data terkait tenaga kerja dan unit usaha ekonomi kreatif 3 Urusan ekonomi kreatif merupakan tupoksi baru SKPD 4 Meningkatnya unit usaha sektor ekonomi kreatif Rencana Strategis Disparekraf Kota Makassar Tahun 2014-2019 5 Meningkatnya profesionalisme pelaku sektor pariwisata dan ekonomi kreatif 4 Rendahnya kualitas pelaku sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Belum adanya standar kompetensi kerja sektor pariwisata dan ekonomi kreatif 3 Permenbudpar No. PM.07DL107MKP2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Berbasis kompetensi di sektor pariwisata 6 Meningkatnya konsumsi produk dan jasa kreatif lokal oleh masyarakat Indonesia 5 Fasilitasi bagi pelaku kreatif yang belum optimal 5 Ketersediaan akses pasar yang masih terbatas 4 Adanya kegiatan pameran,festival dan promosi yang dilaksanakan Tabel 3.3 Permasalahan Pelayanan SKPD berdasarkan Sasaran Renstra Propinsi beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya No Sasaran Jangka Menengah Renstra Provinsi Permasalahan Pelayanan SKPD Faktor Penghambat Pendorong 1 2 3 4 5 1 Meningkatnya kualitas daya tarik dan keterjangkauan destinasi wisata unggulan 1 Belum optimalnya pengembangan destinasi pariwisata 1 Masih kurangnya sarana dan prasarana pendukung destinasi pariwisata 1 Telah dibentuknya desa wisata melalui PNPM Mandiri 2 Meningkatnya jumlah destinasi wisata unggulan 3 Meningkatnya wisatawan mancanegara yang tertarik berkunjung ke Sulawesi Selatan 2 Ketersediaan data angka kunjungan yang kurang akurat 2 Sumber data yang bervariasi 2 Adanya kemitraan dengan lembaga terkait dalam pengolahan data Rencana Strategis Disparekraf Kota Makassar Tahun 2014-2019 4 Meningkatnya wisatawan nusantara yang tertarik berkunjung ke Sulawesi Selatan 5 Meningkatnya sinergi pemerintah dengan dunia usaha dalam industri pariwisata yang berdaya saing 3 Rendahnya kontribusi dunia usaha dalam pengembangan paket wisata 3 Rendahnya pemahaman dunia usaha tentang posisi dan perannya dalam pengembangan pariwisata 3 Adanya kegiatan sosialisasi dan pelatihan bagi dunia usaha 6 Meningkatnya sinergi pemerintah dengan masyarakat lokal dalam industri pariwisata yang berdaya saing 4 Rendahnya kontribusi masyarakat dalam pengembangan pariwisata 4 Rendahnya wawasan kepariwisataan masyarakat 4 Adanya kegiatan pelatihan bagi masyarakat 7 Meningkatnya produk ekonomi kreatif berbasis media, disain dan iptek 5 Fasilitasi bagi pelaku kreatif yang belum optimal 5 Ketersediaan akses pasar yang masih terbatas 5 Adanya kegiatan pameran,festival dan promosi yang dilaksanakan 8 Meningkatnya produk ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya

3.4 TELAAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KAJIAN