diterapkan saat ini. Tidak hanya menyampaikan kebijakan tetapi juga memberikan kontribusi efektif yang difokuskan kepada sasaran inti bisnis, fleksibel dalam
menggunakan sumber-sumber yang ada, mengurangi biaya, peningkatan kompetensi, ketrampilan, dan pelatihan staf yang lebih baik Ali Purwito M,
2010:33.
3. Aspek-Aspek Kepabeanan Aspek berkaitan erat dengan sumber daya manusia., moral dan digabungkan dengan
tujuan organisasi kepabenan yang bersifat universal yang terikat dnegan konvensi internasional, perjanjian multilateral dan bilateral. Sesuai dengan jiwa perpajakan,
aspek kepabenan terdiri dari aspek keadilan, pemberian intensif pendirian kawasan yang dapat digunakan untuk memperoses,perseyujuan impor barang sebelum bea
masuk dilunasi, netralitas dalam pemungutan bea masuk, kelayakan administrasi, pengendalian,pengawasan,pemantauan dan praktik kepabenan internasional Ali
Purwito M, 2010:36
D. Barang Impor
1. Pengertian Barang Impor Barang Impor adalah kegiatan membeli barang atau jasa dari negara lain yang akan
menghasilkan devisa bagi negara. Devisa merupakan masuknya uang asing kenegara kita dapat digunakan untuk membayar pembelian atas impor dan jasa dari luar negeri.
Kegiatan impor dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Produk impor merupakan barang-barang yang tidak dapat dihasilkan atau negara yang sudah dapat
dihasilkan,tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan rakyat. Barang Impor ada yang bersifat permanent dan sementara. Barang impor permanent adalah pemasukan
barang kedaerah pabean dan tidak akan diekspor kembali, melainkan dikonsumsi dalam negeri. Sedangkan barang impor sementara adalah pemasukan barang kedaerah
pabean yang nyata-nyata akan diekspor kembali dalam jangka waktu tertentu. Barang impor sementara inilah yang banyak dilakukan dalam perdagangan dunia. Barang
impor dapat dikeluarkan sebagai barang impor sementara apabila pada waktu impornya dipenuhi persyarata tidak akan habis didalam masa pengimporan
sementara, dalam pengimporan sementara tidak berubah bentuk kecuali karena aus dalam penggunaan, jelas identitasnya, ada dokumen pendukung bahwa barang
tersebut diekspor kembali Abdul Sani,R, 2007: 2.
Berdasarkan Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi Nomor 28KPI1982 yang telah beberapa kali diubah dan ditambah, dan terakhir Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan Nomor 229MPPKep71997 tanggal 4 Juli 1997 tentang Ketentuan Umum di Bidang Impor, yang di dalamnya meliputi: Impor hanya
dapat dilakukan oleh Perusahaan yang telah memiliki API; Barang impor harus dalam keadaan baru; Pengecualian: Barang Pindahan, Barang Impor Sementara, Barang
Kiriman, Barang Contoh Tidak Diperdagangkan, Hadiah, Barang Perwakilan Negara Asing dan Barang Untuk Badan InternasionalPejabatnya Bertugas di Indonesia;
Kapal Pesiar dan kapal Ikan, atau Ditetapkan Lain Oleh Menteri Perdagangan; barang tertentu yang ditetapkan oleh Menteri Perdagangan Abdul Sani,R, 2007: 11.
2. Pengelompokan Barang Impor a. Barang Yang Dapat di Impor
1 Barang Modal Bukan Baru mesin bekas Sebagai sarana pengangkutan untuk mendorong kegiatan usaha industri. Serta
mendorong pertumbuhan dan pengembangan industri rekondisi dalam rangka penyediaan lapangan kerja serta meningkatkan tambah hasil industri. Impor mesin ini
diperbolehkan karena Harga barang modal yang baru relatif mahal dan tidak dapat dijangkau oleh Dunia Usaha; Menjamin pemenuhan kebutuhan barang modal bukan
baru di dalam negeri, baik untuk menunjang sektor riil. Adapun Pokok-pokok pengaturannya yaitu :
1 Impor Mesin dan Peralatan Mesin bukan baru yang diatur impornya 2 Impor barang modal bukan baru hanya dapat dilakukan oleh industri rekondisi
dan pengguna langsung. 3
Sebelum barang modal bukan baru dipindah tangankan, diwajibkan kepada usaha rekondisi untuk melakukan perawatan dan memberikan pelayanan
purnajual. 4 Importasi barang modal bukan baru dapat dilakukan setelah memperoleh
persetujuan impor terlebih dahulu dari Departemen Perdagangan. 5 Persetujuan impor disertai kartu kendali untuk memonitor realisasi impor barang
modal bukan baru yang ditandasyahkan oleh petugas Bea dan Cukai di masingmasing pelabuhan tujuan.
2 Bahan Baku Plastik Untuk melindungi industri pengguna bahan baku plastik dalam negeri sekaligus
memenuhi kebutuhan industri dalam negeri oleh karena itu bahan baku plastik diperbolehkan untuk diimpor.
3 Garam Industri pengguna barang di dalam negeri pabrik kertas, pulp, kaustik soda dan
pengeboran minyak selama ini menggunakan garam impor dengan alasan garam dalam negeri kualitasnya tidak memenuhi syarat dan harganya relatif mahal serta
untuk beberapa jenis garam belum dapat diproduksi di dalam negeri. 4 Tekstil Dan Produk Tekstil
Karena Semakin maraknya peredaran tekstil asal impor illegal di pasaran dalam negeri yang berdampak pada kerugian industri Tekstil dan Produk Tekstil TPT
dalam negeri, pemerintah berusaha mempertahankan iklim usaha tetap kondusif di pasaran dalam negeri serta mencegah praktek perdagangan tidak adil yang
mengakibatkan kerugian terhadap industri dan konsumen TPT. Maka impor tekstil dan produk tekstil diperbolehkan.
5 Prekursor Prekusor adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia tertentu yang dapat
digunakan sebagai bahan penolong untuk keperluan proses produksi pharmasi atau non pharmasi, apabila disimpangkan dapat dipergunakan dalam memproses
pembuatan narkotika dan atau psikotropika. Prekusor diperbolehkan diimpor untuk menjamin tersedianya bahan bakupenolong untuk industri farmasi dan nonfarmasi.
6 Bahan Perusak Lapisan Ozon BPO Berbagai industri di Indonesia masih membutuhkan senyawa kimia yang merupakan
BPO sebagai bahan baku penolong. Berdasarkan konvensi WINA dan Monterial protokol Indonesia untuk dapat melaksanakan program penghapusan penggunaan
BPO sampai batas waktu tertentu. 7 Minyak Pelumas
Tata Niaga Impor Minyak Pelumas bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri, menjamin kelancaran dan penyediaan serta kebutuhan produksi dalam negeri
untuk melindungi konsumem dari minyak pelumas palsu. 8 Gula
Gula dalam negeri tidak dapat bersaing dengan gula impor karena petani dinegara pengekspor diberi subsidi oleh pemerintahnya. Pemerintah Indonesia tidak memiliki
dana untuk memberikan subsidi.Petani tebu sangat tergantung kepada industri gula, maka diberikan insentif kepada industri gula dan mewajibkan untuk membeli
menyangga gula petani pada tingkat harga yang wajar agar petani mampu memperbaiki budi daya tanamannya.
9 Beras Beras dalam negeri tidak dapat bersaing dengan beras impor karena petani di negara
pengekspor diberi subsidi oleh pemerintahnya. Pemerintah Indonesia tidak memiliki dana untuk memberikan subsidi.Pengadaan beras untuk Program RASKIN selama ini
berasal dari impor sehingga perlu didorong untuk membeli beras yang berasal dari dalam negeri,dalam rangka ketahanan pangan.
k. Bahan Berbahaya B2 Untuk menghindari dampak negative yang ditimbulkan dari penyimpangan dan
penyalahgunaan B2 oleh masyarakat, maka importasi barang berbahaya diperbolehkan.
DAFTAR BAHAN BERBAHAYA YANG DIATUR TATA NIAGA IMPORNYA BERDASARKAN KEPUTUSAN MENPERINDAG
NO. 254MPPKep72000.
No NOMORHS
URAIAN BARANG
1 2
3 4
5 2805.40.00.00
2811.19.00.00 2840.11.00.00
2840.19.00.00 2904.90.00.00
Sodium Borat dan pekatannya dikasinasi Air Raksa
Sianida dan sianida kompleks dari natrium Sodium Sianida
Borat Lainnya
10 Bahan Peledak Mengingat bahan peledak banyak diperlukan oleh industri peralatan militer. Dan
beberapa jenis industri komersial non militer lainnya, maka impornya perlu diawasi dan dibatasi untuk mencegah penyalahgunaanpenyimpangan.
11 Minol Minuman Beralkohol Tata niaga impor minol minuman beralkohol bertujuan disamping untuk memenuhi
kebutuhan hotel, pub, bar, dan tamu restoran atau wisatawan asing dan toko bebas
bea juga untuk membatasi kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol yang tidak sesuai dengan budaya bangsa dan agama.
12 Cengkeh. Produksi cengkeh nasional kenyataannya melebihi kebutuhan cengkeh dalam negeri
termasuk untuk kebutuhan industri rokok kretek didalam negeri. Sebelum dikeluarkan ketentuan pengaturan impor, industry rokok kretek banyak menggunakan cengkeh
impor yang pada dasarnya kualitasnya tidak berbeda dengan kualitas cengkeh dalam negeri.
13 Fotocopy Berwarna Mesin foto copy berwarna dapat dibuat reproduksi bahan cetakan berwarna yang
serupa dengan aslinya, hal ini dapat disalahgunakan untuk mencetak mereproduksi uang kertas serta surat-surat berharga lainnya.
b. Barang yang tidak dapat di Impor 1 Udang
Impor udang dihentikan sementara karena merugikan pengusaha, selain itu, Indonesia sebagian besar wilayahnya adalah perairan, maka pemerintah berupaya agar
Indonesia mengembangkan potensi dan tidak mengimpor udang hal ini tercantum dalam Peraturan Bersama Menteri Perdagangan dan Menteri Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia Nomor 37MDAGPER122005 dan Nomor SKB.05MEN2005 Tentang Larangan Sementara Impor Udang ke Wilayah Republik Indonesia.
2 Daging Sapi Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor 757MPPKep122003
Tentang Larangan sementara impor hewan Ruminansia dan produk turunannya yang berasal dari Amerika Serikat, disebabkan sapi di daerah tersebut sedang rawan
terinfeksi oleh penyakit. 3 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun B3
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor 231MPpKep71997 Tentang prosedur Impor Limbah menuliskan bahwa impor bahan berbahaya dan
beracun di Indonesia dilarang untuk melindungi masyarakat dari wabah penyakit. 4 Produksi Industri Percetakan dalam Bahasa Indonesia Ataupun Bahasa Daerah
Indonesia Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor
62MPPKep022001 tanggal 21 Pebruari 2001 menuliskan bahwa melarang impor produksi percetakan dalam Bahasa Indonesia ataupun Bahasa Daerah Indonesia untuk
melindungi cagar kekayaan budaya Indonesia. 5 Barang Bukan Baru Bekas
Barang bukan baru ataupun barang bekas dilarang diimpor untuk melindungi Industri dalam Negeri, barang bukan baru tersebut termasuk pakaian bekas.
6 Psikotropika Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 , bahwa Impor psikotropika
hanya dapat dilakukan oleh pabrik obat atau pedagang besar farmasi yang telah memiliki izin sebagai importir sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, serta lembaga penelitian atau lembaga pendidikan. Oleh karena itu psitropika tidak boleh sembarangan diimpor.
7 Narkotika Berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 pasal 14 bahwa Pelaksanaan
impor narkotika dilakukan atas dasar persetujuan pemerintah negara pengekspor dan persetujuan tersebut dinyatakan dalam dokumen yang sah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di negara pengekspor sepanjang barnag tersebut tidak melanggar ketentuan yang berlalaku dalam undang-undanag tersebut.
8 Bahan Senjata Kimia Konvensi tentang Pelarangan Pengembangan, Produksi, Penimbunan, dan
penggunaan Senjata Kimia serta tentang pemusnahannya, sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 1998.
3. Dokumen Kelengkapan Impor Contoh dokumen pelengkap dalam rangka impor :
1
Invoice yaitu bukti transaksi yang diimpor dengan minimal memberitahukan jumlah barang, pemilik barang, satuan mata uang kurs yang dipakai, nama
pihak pembeli dan tempat melakukan pembayaran Sugianto SH.MM, 2008:76
2
Bill of lading merupakan surat perjanjian pengangkutan sarana pengangkut berupa kapal laut yang berisikan tentang nama sarana pengangkut, nomor
voyage, tempat bertolak dan tempat atau pelabuhan yang akan dituju serta jumlah muatan kapal Sugianto SH.MM, 2008:76.
3
Packing list merupakan dokumen yang memberitahukan jumlah muatan barang atau daftar kemasan barang secara lebih terperinci Sugianto SH.MM, 2008:77
4
Manifest adalah dokumen yang berisikan tentang muatan barang yang dibawa oleh sarana pengangkut Sugianto SH.MM, 2008:77.
E. Pelakasanaan Kegiatan Impor
Kegiatan pertukaran barang dan jasa antara Indonesia dan luar negeri yang di merupakan pertukaran barang dan jasa antara satu negara dengan negara lain
dilakukan dalam bentuk kerjasama a Kerjasama Bilateral. Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan oleh
kedua negara dalam pertukaran barang dan jasa. b Kerjasama regional.
c Kerja sama regional adalah kerja sama yangdilakukan dua negara atau lebih yang berada dalam satu kawasan atauwilayah tertentu.
d Kerja sama multilateral. Kerja sama multilateral adalah kerja sama yang dilakukan oleh lebih dua negara yang dilakukan dari seluruh dunia.
1. Persyaratan Impor Persyratan impor barang antara lain adalah :
a Tidak akan habis dipakai b Tidak berubah bentuk selama masa pengimporan sementara kecuali harus karena
penggunaan. c Identitas jelas dan pasti.
d Ada dokumen pendukung bahwa barang tersebut akan di eksport kembali. e Dilengkapi sertifikat kesehatan dari negara asal dan negara transit yang
diterbitkan oleh pejabat yang berwenang. f Surat keterangan asal bagi media yang tergolong benda lain yang diterbitkan oleh
perusahaan tempat pengolahan di daerah asal.
F. Sistem Pengawasan Kepabeanan
Untuk menjaga dan memastikan agar semua barang, kapal dan orang yang keluarmasuk dari dan ke suatu negara mematuhi semua ketentuan kepabeanan,
Setiap administrasi pabean harus melakukan kegiatan pengawasan. Kegiatan pengawasan pabean meliputi seluruh pelaksanaan wewenang yang dimiliki oleh
petugas pabean dalam perundang-undangannya yaitu memeriksa kapal, barang, penumpang, dokumen, pembukuan, melakukan penyitaan, penangkapan, penyegelan,
dan lain-lain. Dalam modul pencegahan pelanggaran kepabeanan yang dibuat oleh World Customs Organization WCO disebutkan bahwa pengawasan pabean adalah
salah satu metode untuk mencegah dan mendeteksi pelanggaran kepabeanan. Berdasarkan modul WCO tersebut dinyatakan bahwa pengawasan Bea Cukai yang
mampu mendukung pendeteksian dan pencegahan penyelundupan paling tidak harus mencakup kegiatan :penelitian dokumen, pemeriksaan fisik, dan audit pasca impor.
Di samping tiga kegiatan itu menurut hemat penulis patroli juga merupakan pengawasan Bea Cukai untuk mencegah penyelundupan Miranti Eliyanti, 2009:5.