Kajian Penelitian Terdahulu Mengenai Kopi
kopi di Kabupaten Lampung Barat peka terhadap perubahan harga bahan baku pada harga privat namun pada harga sosialnya tidak terjadi
kepekaan. Kenaikan ataupun penurunan bahan baku akan mempengaruhi keunggulan kompetitif agroindustri di Kabupaten Lampung Barat.
Rahmatika 2011 PT. Perkebunan Nusantara IX Persero kebun getasassinan Semarang memiliki PCR Private Cost Ratio sebesar 0,73
yang menunjukkan bahwa perusahaan memiliki keunggulan kompetitif dan DRCR Domestic Resource Cost Ratio sebesar 0,72 yang
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki keunggulan komparatif dalam mengusahakan kopi kering. Nilai DRCR tersebut berarti bahwa untuk
setiap dollar devisa Negara yang dikeluarkan untuk mengimpor komoditi kopi jika digunakan untuk memproduksi didalam negerinya dibutuhkan
biaya sebesar 0,72 dollar. Pemerintah dapat menghemat 0,28 dollar dari biaya impor yang harus dikeluarkan sehingga lebih menguntungkan jika
kopi diproduksi di dalam negeri daripada melakukan impor.
Indra 2011 tentang usaha tani kakao di Kecamatan Limau di Kabupaten Tanggamus memiliki keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif
dengan nilai PCR Private Cost Ratio sebesar 0,24139 dan nilai DRC Domestic Resource Cost sebesar 0,16749 sehingga layak dan
mengguntungkan untuk diusahakan. Keunggulan kompetitif dan komparatif usaha tani kakao di Kecamatan Limau Kabupaten Tanggamus
peka terhadap perubahan harga output pada harga privat dan pada harga sosial. Kenaikan ataupun penurunan dari harga kakao akan
mempengaruhi keunggulan kompetitif dan komparatif usaha tani kakao di Kecamatan Limau Kabupaten Tanggamus.