25
3.5.9 Analisis Data Secara Statistik 3.5.9.1 Penolakan Hasil Pengamatan
Menurut Sudjana 2005, kadar besi, magnesium dan seng yang diperoleh dari hasil pengukuran masing-masing larutan sampel dianalisis, dengan rumus
standar deviasi :
SD =
1 -
n X
- Xi
2
∑
Keterangan : Xi = Kadar logam dalam sampel
−
X = Kadar rata-rata logam dalam sampel
n = Jumlah perlakuan
Untuk mencari t hitung digunakan rumus: t
hitung
=
n SD
X Xi
−
dan untuk menentukan kadar mineral di dalam sampel dengan interval kepercayaan 99,
α = 0.01, dk = n-1, dapat digunakan rumus: Kadar Mineral : µ
=
X
± tα2, dk x SD √n Keterangan :
−
X = Kadar rata-rata logam dalam sampel
SD = Standar Deviasi
dk = Derajat kebebasan dk = n-1
α = Interval kepercayaan
n = Jumlah perlakuan
3.5.10 Pengujian Beda Nilai Rata-Rata Antar Sampel
Menurut Sudjana, 2005 sampel yang dibandingkan adalah independen dan jumlah pengamatan masing-masing lebih kecil dari 30 dan variansi
σ tidak
26 diketahui sehingga dilakukan uji F untuk mengetahui apakah variansi kedua
populasi sama σ = σ atau berbeda σ
≠ σ dengan menggunakan rumus dibawah ini :
F
O
=
S
1 2
S
2 2
Keterangan : F
o
: beda nilai variansi yang dihitung S
1
: Standar deviasi terbesar S
2
: Standar deviasi terkecil Apabila dari hasilnya F
o
tidak melewati nilai kritis F maka dilanjutkan dengan distribus t dengan rumus :
t
o
=
�
X
1
−
X
2
� S
p
�1n
1
+ 1n
2
keterangan :
X
1
: kadar rata-rata logam 1 n
1
: jumlah perlakuan sampel 1 X
2
: kadar rata-rata logam 2 n
2
: jumlah perlakuan sampel 2 S
P
: Simpangan baku keterangan :
X
1
: kadar rata-rata logam 1 n
1
: jumlah perlakuan sampel 1
X
2
: kadar rata-rata logam 2 n
2
: jumlah perlakuan sampel 2 S
1
: standar deviasi sampel 1 S
2
: standar deviasi sampel 2 kedua sampel dinyatakan berbeda apabila t
o
yang diperoleh melewati nilai kritis t, dan sebaliknya.
3.5.11 Uji Perolehan Kembali Recovery
Menurut Harmita 2004, uji perolehan kembali atau recovery dapat dilakukan dengan metode penambahan larutan standar standard addition
method. Dalam metode ini, kadar mineral dalam sampel ditentukan terlebih dahulu, selanjutnya dilakukan penentuan kadar mineral dalam sampel setelah
27 penambahan larutan standar dengan konsentrasi tertentu Ermer dan McB.Miller,
2005. Larutan baku yang ditambahkan untuk daun bangun-bangun segar besi, magnesium dan seng yaitu 0,1 ml, 2 ml dan 0,02 ml konsentrasi 1000 µgml.
Larutan baku yang ditambahkan pada daun bangun-bangun yang direbus untuk mineral besi, magnesium dan seng berturut-turut adalah 0,07 ml, 0,07 ml, dan
0,02 ml konsentrasi 1000 µgml. Daun bangun-bangun yang telah dihaluskan ditimbang secara seksama
sebanyak 25 gram di dalam krus porselen, lalu ditambahkan larutan baku besi, magnesium dan seng berturut-turut sebanyak 0,1 ml, 2 ml dan 0,02 ml
konsentrasi 1000 µgml, kemudian dilanjutkan dengan prosedur destruksi kering seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Untuk daun bangun-bangun yang
direbus, daun bangun-bangun yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 25 gram dan dimasukkan ke dalam kurs porselen, lalu ditambahkan larutan baku besi,
magnesium dan seng berturut-turut sebanyak 0,07 ml, 0,07 ml dan 0,02 ml konsentrasi 1000 µgml, kemudian direbus dan dilanjutkan dengan prosedur
destruksi kering seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Menurut Harmita 2004, persen perolehan kembali dapat dihitung dengan
rumus di bawah ini: Perolehan Kembali= C
F
- C
A
x 100 C
A
Keterangan : C
A
= Kadar logam dalam sampel sebelum penambahan baku C
F
= Kadar logam dalam sampel setelah penambahan baku C
A
= Kadar larutan baku yang ditambahkan
28
3.5.12 Simpangan Baku Relatif