Critical Review Jurnal Analisa Lokasi dan Keruangan
5 | P a g e
karena jasa angkutan sudah sangat jauh berkembang dibandingkan pada masa itu, sehingga area pertanian tidak harus selalu mendekati pusat pasar atau kota. Untuk
mengetahui teori lokasi yang sudah dikembangkan dapat dilihat dari Teori Weber.
2.2 Alasan Pemilihan Lokasi
Jumlah penduduk yang semakin meningkat maka penggunaan ruang di pusat kota akan semakin terbatas. Samarinda merupakan sebuah kota di Kalimantan Timur
yang memiliki 10 kecamatan yakni Loa Janan Ilir, Palaran, Samarinda Ilir, Samarinda Kota, Samarinda Seberang, Samarinda Ulu, Samarinda Utara, Sambutan, Sungai
Kunjang, dan Sungai Pinang. Akan tetapi Kota Samarinda memiliki perkembangan yang berada di pusat kota, yaitu di kawasan tepian mahakam. Dalam pengembangannya,
Kota Samarinda tidak lagi mengembangkan “kota lama” akan tetapi lebih mengarah ke pengembangan “kota-kota baru”. Pusat pengembangan baru nantinya akan terpisah
dengan “kota induk” kota lama, dimana pengembangan kota baru tersebut diarahkan terjadi secara menyebar.
Upaya pengembangan kutub-kutub pusat ditujukan untuk fungsi lokal, selain itu juga untuk penggunaan fungsi regional. Pengembangan titik-titik kutub tersebut terdiri
dari lima bagian fungsi yaitu: 1 Samarinda Seberang sebagai pusat pemerintahan kota dan pendidikan, 2 Palaran sebagai kota baru New Town berbasis industri, 3
Makroman Samarinda Ilir sebagai pusat kota pemerintahan Propinsi Kalimantan Timur, 4 Lempake Samarinda Utara sebagai kawasan pariwisata dan fungsi lindung,
dan 5 Samarinda Ilir sebagai Central Bussiness District. Kecamatan Samarinda Ilir dan Kecamatan Palaran merupakan kecamatan yang
memiliki pembangunan sarana dan prasarana yang pesat. Kecamatan Samarinda Ilir merupakan kawasan yang terdapat Central Bussiness District CBD dan pendukung
Central Bussiness District. Sedangkan Kecamatan Palaran merupakan kecamatan terluas kedua di Samarinda yang saat ini sedang dilakukan berbagai pembangunan
diantaranya pembangunan pelabuhan, stadion dan lain-lain. Dua kecamatan ini sama- sama memiliki pembangunan yang pesat sehingga harga lahannya semakin lama
semakin tinggi karena dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas pendukung yang ada dibandingkan dengan wilayah kecamatan lainnya.
Aktivitas pengembangan sejumlah proyek berskala besar akan memicu kenaikan harga lahan. Terbukti pada Kecamatan Palaran yang merupakan wilayah di Kota
Samarinda yang pada tahun 2008 itu sedang berkembang dengan maraknya pembangunan berbagai sarana prasarana perkotaan diantaranya pembangunan
pelabuhan terpadu Palaran, Stadion Utama dan Jembatan Mahkota II. Di Kecamatan ini
Critical Review Jurnal Analisa Lokasi dan Keruangan
6 | P a g e
juga terdapat kawasan industri yang dapat memacu perkembangan kota baik secara langsung maupun tidak langsung.
2.3 Faktor-faktor Lokasi