Geomorfologi ANALISIS ANOMALI GAYABERAT DI DAERAH REMBANG HIGH BERDASARKAN PEMODELAN INVERSI 3D
                                                                                Di atas Formasi Ngrayong, endapannya dicirikan kembali oleh endapan karbonat berumur  Miosen  Akhir  sampai  Pliosen  dari  Formasi-formasi  Bulu,  Wonocolo,
Ledok  dan  Mundu.  Fase  regresi  menandai  bagian  atas  Zona  Rembang  seperti ditunjukkan  oleh  endapan  batupasir  globigerina   Formasi  Selorejo  dan
batulempung Formasi Lidah  sebelum diendapkan Formasi Paciran sebagai satuan batugamping  termuda  di  zona  ini  Pringgoprawiro,  1983.  Susunan  stratigrafi
zona Rembang dari tua ke muda berurutan ditunjukkan oleh Gambar 4. 2.3.3.    Struktur Geologi
Evolusi  tektonik  daerah  penelitian  merupakan  refleksi  dari  evolusi  tektonik  di Jawa  Timur  yang  bisa  diikuti  mulai  dari  Jaman  Akhir  Kapur 85–65  juta  tahun
yang lalu sampai sekarang Pulonggono dan Martodjojo, 1994. Karena  masuk  dalam  cekungan  Jawa  Timur  Utara  yang mengalami  dua periode
waktu  yang  menyebabkan  arah  relatif  jalur  magmatik  atau  pola  tektoniknya berubah,  yaitu  pada  jaman Paleogen Eosen–Oligosen,  yang  berorientasi  Timur
Laut  –  Barat  Daya  searah  dengan  pola  Meratus.  Pada  Eosen  Cekungan  Jawa Timur bagian Utara  mengalami rejim tektonik regangan yang diindikasikan oleh
litologi batuan dasar berumur Pra – Tersier yang mempunyai pola akresi berarah Timur Laut – Barat Daya, yang ditunjukkan oleh orientasi sesar – sesar di batuan
dasar,  horst  atau  sesar  –  sesar  anjak  dan  graben  atau  sesar  tangga.  Dan  pada jaman  Neogen  Miosen–Pliosen  berubah menjadi  relatif  Timur –  Barat  searah
dengan  memanjangnya  Pulau  Jawa,  yang  merupakan  rejim  tektonik  kompresi, sehingga  menghasilkan  struktur  geologi  lipatan,  sesar  –  sesar  anjak  dan
menyebabkan cekungan Jawa Timur Utara terangkat Orogonesa Plio–Pleistosen Pulonggono dan Martodjojo, 1994.
Kurun waktu Neogen – Resen, pola tektonik yang berkembang di Pulau Jawa dan sekitarnya,  khususnya  Cekungan  Jawa  Timur  bagian  Utara  merupakan  zona
penunjaman convergent zone, antara lempeng Eurasia dengan lempeng Hindia – Australia Pulonggono dan Martodjojo, 1994.
Zona  pegunungan  Rembang  –  Madura  Northern  Java  Hinge  Belt  dapat dibedakan  menjadi  2  bagian  yaitu  bagian  Utara  Northern  Rembang
Anticlinorium dan bagian Selatan Middle Rembang Anticlinorium. Bagian Utara pernah mengalami pengangkatan yang lebih kuat dibandingkan dengan di bagian
selatan  sehingga  terjadi  erosi  sampai  Formasi  Tawun,  bahkan  kadang  –  kadang sampai  Kujung  Bawah.  Di  bagian  selatan  dari  daerah  ini  terletak  antara  lain
struktur – struktur Banyubang, Mojokerep dan Ngrayong. Bagian Selatan Middle Rembang  Anticlinorium  ditandai  oleh  dua  jalur  positif  yang  jelas  berdekatan
dengan Cepu Prihatin, 2009. Pulunggono  dan  Martodjojo  1994  menyatakan  bahwa  pola  struktur  dominan
yang berkembang di Pulau Jawa adalah Gambar 5:
  Pola Meratus, berarah timur  laut-barat  daya NE-SW terbentuk pada 80 sampai  53  juta tahun  yang  lalu  Kapur Akhir   -    Eosen Awal.    Pola  ini
ditunjukkan  oleh  Tinggian  Karimunjawa  di  kawasan  Laut  Jawa  yang diperkirakan menerus ke arah barat  daya ke daerah  antara Luk Ulo Jawa
Tengah sampai Sesar Cimandiri Jawa Barat.   Pola Sunda, berarah utara-selatan N-S terbentuk 53 sampai 32 juta tahun
yang  lalu  Eosen  Awal  -  Oligosen  Awal.    Pola  kelurusan  struktur  ini
                                            
                