3 Sebagai pedoman awal bagi penelitian yang ingin medalami
masalah ini. b.
Manfaat Praktis 1
Penulis berharap agar memberikan sumbangan pemikiran mengenai aspek Hukum Tata Negara mengenai Kewenangan
Mahkamah Kehormatan
Dewan dalam
memberikan izin
penyidikan terhadap anggota DPR yang diduga melakukan tindak pidana.
2 Agar hasil penelitian ini menjadi perhatian dan dapat digunakan
oleh semua pihak baik itu pemerintah, masyarakat umum maupun setiap pihak yang bekerja seharian di bidang hukum, khususnya
Hukum Tata Negara.
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kepustakaan library research, yang bersifat yuridis
normatif,
9
yaitu penelitian yang mengacu pada norma-norma hukum yang ada dalam peraturan perundang-undangan, literatur, makalah-makalah dan
hasil penelitian yang berkaitan dengan kewenangan Mahkamah Kehormatan Dewan dalam memberikan izin pemanggilan dan
pemeriksaan terhadap anggota DPR yang diduga melakukan tindak pidana
9
Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakata:PT. Raja Grafindo ,1994 , h. 37.
serta kedudukan hukum anggota DPR tersebut jika ditinjau dari asas persamaan di depan hukum.
2. Pendekatan Masalah
Sehubungan tipe penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif, maka penulis menggunakan beberapa pendekatan yang akan dilakukan
yaitu, pendekatan Perundang-undangan dan Pendekatan Sejarah. Pendekatan
Sejarah, digunakan
untuk mengungkap
filosofis, kontekstualitas masa lahirnya Undang-Undang No 42 Tahun 2014.
Pendekatan Perundang-undangan Statute-Approach adalah pendekatan dengan mengkaji lebih lanjut untuk menjawab rumusan masalah, dalam
hal Kewenangan Mahkamah Kehormatan Dewan memberikan izin penyidikan terhadap anggota DPR yang diduga melakukan tindak pidana.
Pendekatan Perundang- undangan digunakan untuk menela’ah dan
menganalisa bentuk pelaksanaan Mahkamah Kehormatan Dewan Memberikan Izin Penyidikan terhadap anggota DPR yang diduga
melakukan tindak pidana serta bagaimana kedudukan hukum dari anggota DPR yang diduga melakukan tindak pidana yang dimaksud dalam pasal
245 Undang-Undang No 42 Tahun 2014.
3. Sumber Data
Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga jenis, yaitu:
a. Bahan Hukum Primer
Bahan Hukum primer adalah bahan hukum yang mencangkup ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
mempunyai hukum
10
yang mengikat. Bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
2 Undang-Undang No 17 Tahun 2014 tentang MD3.
3 Undang-Undang No 42 Tahun 2014 tentang MD3.
4 Undang-Undang No 12 Tahun 2005 Tentang Hak-Hak Sipil dan
Politik. b.
Sumber Hukum Sekunder. Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang diperoleh dari
penelusuran buku-buku dan artikel-artikel yang berkaitan dengan penelitian ini. Bahan hukum sekunder yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari buku-buku yang berkenaan dengan Lembaga Perwakilan Rakyat dan buku-buku hukum, Skripsi Hukum Tata
Negara, Tesis Hukum Tata Negara ataupun materi-materi mengenai hukum yang berkaitan tentang Dewan Perwakilan Rakyat umumnya
dan Kewenangan Mahkamah Kehormatan Dewan Khususnya. c.
Bahan Hukum Tersier. Merupakan bahan hukum yang mendukung bahan hukum primer
dan bahan hukum sekunder dengan memberikan pemahaman dan pengertian atas bahan hukum lainnya. Bahan hukum tersier
10
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Cet-3 Jakarta, UI Press, 1986, h. 52.
memberikan petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap hukum primer dan sekunder, seperti kamus hukum, Ensiklopedia, Kamus
Besar Bahasa Indonesia dan lain-lain.
11
4. Prosedur Pengumpulan Data