Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air

(1)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

KARBONILASI METIL OLEAT DENGAN

KATALIS PdCl

2

/CuCl

2

MENGGUNAKAN

AEROSIL SEBAGAI PENYERAP AIR

SKRIPSI

SEPRIANA SARAGIH 030802001

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009


(2)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

KARBONILASI METIL OLEAT DENGAN KATALIS PdCl2/CuCl2 MENGGUNAKAN

AEROSIL SEBAGAI PENYERAP AIR

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

SEPRIANA SARAGIH 030802001

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2008


(3)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

PERSETUJUAN

Judul : KARBONILASI METIL OLEAT DENGAN

KATALIS PdCl2/CuCl2 MENGGUNAKAN AEROSIL SEBAGAI PENYERAP AIR

Kategori : SKRIPSI

Nama : SEPRIANA SARAGIH

Nomor Induk Mahasiswa : 030802001

Program Studi : SARJANA (S1) KIMIA

Departemen : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERAUTARA

Disetujui di Medan, April 2009

Komisi Pembimbing :

Pembimbing II Pembimbing I

Drs. Nimpan Bangun, MSc Andriayani, SPd, MSi

NIP 130872295 NIP 132240153

Disetujui oleh

Departemen Kimia FMIPA USU Ketua,

Dr. Rumondang Bulan, MS NIP 131459466


(4)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

PERNYATAAN

KARBONILASI METIL OLEAT DENGAN KATALIS PdCl2/CuCl2 MENGGUNAKAN

AEROSIL SEBAGAI PENYERAP AIR

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja Saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, April 2009

SEPRIANA SARAGIH 030802001


(5)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

PENGHARGAAN

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Ucapan terimakasih Saya sampaikan kepada Orangtua, Kakak dan Adik Saya atas dukungan dan doa kepada penulis selama kuliah hingga selesainya skripsi ini. Ibu Andriayani, SPd, MSi selaku dosen pembimbing pertama serta Bapak Drs. Nimpan Bangun, M.Sc. selaku dosen pembimbing kedua, Ketua Bidang Kimia Anorganik dan Kepala Laboratorium yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis selama melakukan penelitian hingga selesainya penulisan skripsi ini. Ibu Rumondang Bulan, MS dan Drs. Bapak Firman Sebayang, MS selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Kimia FMIPA-USU Medan. Kepala Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UGM Yokyakarta atas bantuannya dalam menganalisa hasil penelitian ini. Almarhum Prof. DR. Hemat R. Brahmana, MSc selaku dosen penasehat akademik. Seluruh teman – teman atas segala bantuan dan perhatiannya dalam kelancaran penelitian ini.


(6)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

ABSTRAK

Reaksi karbonilasi metil oleat dengan menggunakan katalis PdCl2 dilakukan dengan mencampurkan metil oleat, PdCl2/CuCl2, HCOOH, CH3OH, pelarut THF dan aerosil sebagai penyerap air. Campuran dipanaskan pada suhu 50oC sambil diaduk selama 2 jam dibawah tekanan gas CO/O2. Zat hasil reaksi yang diperoleh dikarakterisasi dengan menggunakan spektroskopi FT-IR dan 1H-NMR.


(7)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

CARBONYLATION OF METHYL OLEATE USING PdCl2/CuCl2 CATALYST AND

AEROSIL AS WATER ABSORBENT ABSTRACT

A carbonylation of methyl oleate using PdCl2 as catalyst had been carried out by mixing methyl oleate, PdCl2/CuCl2, HCOOH, CH3OH, THF and aerosil to adsorb the water. The mixture was heated at 50o C and stirred for 2 hours under pressure of CO/O2 gases. Product was characterized using FT-IR and 1H-NMR spectroscopy.


(8)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Abstrak v

Abstract vi

Daftar Isi vii

Daftar Gambar ix

Bab 1. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Permasalahan 2

1.3. Tujuan Penelitian 2

1.4. Manfaat Penelitian 3

1.5. Lokasi Penelitian 3

1.6. Metodologi Penelitian 4

Bab 2. TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1. Minyak Kelapa Sawit 5

2.2. Metil Oleat 5

2.3. Reaksi Karbonilasi 6

2.3.1. Karbonilasi Ester 7

2.3.2. Reaksi Water-Gas Shift 7

2.3.3. Karbonilasi Metanol 8

2.3.4. Reaksi Hidroformilasi 9

2.4. Katalis 9

2.4.1. Katalis Homogen 10

2.4.2. Katalis Heterogen 10

2.4.3. Katalis Palladium 11

2.4.4. Katalisis dengan Kompleks logam Transisi 12

2.5. Aerosil 12

Bab 3. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN 13

3.1. Alat – alat 13

3.2. Bahan – bahan 13

3.3. Prosedur Penelitian 14


(9)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

Bab 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 16

4.1. Hasil 16

4.2. Identifikasi Hasil 17

4.2.1. Analisa FT-IR 17

4.2.2. Analisa 1H-NMR 17

Bab 5. KESIMPULAN SARAN 21

5.1. Kesimpulan 21

5.2. Saran 21

DAFTAR PUSTAKA 22


(10)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1. Spektrum FT-IR Hasil Karbonilasi Metil Oleat 19


(11)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Indonesia sangat banyak memiliki perkebunan kelapa sawit sehingga hal ini menjadi salah satu faktor yang sangat mendukung bagi pengembangan industri oleokimia. Pada saat ini dan waktu yang akan datang, produk oleokimia diperkirakan akan semakin banyak berperan menggantikan produk-produk turunan minyak bumi (petrokimia). Minyak kelapa sawit yang dihasilkan terdiri dari asam miristat (1%), asam palmitat (45%), asam stearat (4,7%), asam oleat (39%) dan asam linoleat (11%) ( Tim Penulis PS, 1997 ).

Secara umum minyak kelapa sawit (CPO) sejauh ini masih berupa komoditi yang diekspor. Karena itu, perlu usaha untuk meningkatkan nilai dari bahan CPO dengan mentransformasi bahan ini menjadi bahan yang lebih berguna seperti ester, diester, dan lain – lain.

Asam oleat telah ditransformasi menjadi senyawa dikarboksilat maupu diester. Salah satu turunannya adalah asam karboksi stearat yang diperoleh melalui reaksi karbonilasi. Pemakaian bahan dikarboksilat dan turunannnya sudah dikenal luas seperti poliester, plastisizer, pelumas, bahan pelapis, serat dan resin ( Kadesch, 1979 ).

Silalahi mengkarbonilasi metil oleat dengan katalis Pd(OOCCH3)2/CuCl2 dalam pelarut THF dan etanol menghasilkan senyawa etil karboksi metil stearat ( Silalahi B, 2002 ). Reaksi yang sama dengan menggunakan pelarut dietil eter, aseton dan benzen dan menghasilkan senyawa diester yaitu campuran 9-metil karboksi metil stearat dan 10-metil karboksi metil stearat dengan hasil < 20% berdasarkan interpretasi 1H-NMR ( Keristyna, 2005 ).


(12)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

Persamaan reaksinya sebagai berikut :

Pada akhir reaksi didapati larutan berwarna hitam, diduga adalah Pd(0) :

2HCl + PdCl2 H2PdCl4

CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOCH3 +H2PdCl4 CH

3(CH2)8-CH-CH2(CH2)7COOCH3

PdCl4

+ CO CH3OH CH3-(CH2)8-CH-(CH2)7-C-O-CH3 C-OCH3

O

O CH3(CH2)8-CH-CH2(CH2)7COOCH3

PdCl4

+ Pd(0) + 4Cl- + 4H+

Pd(0) +2CuCl2 PdCl2 + 2CuCl

4CuCl + O2 + 4H+ 4CuCl

2+ 2H2O

+ 4Cl

-Dalam reaksi ini digunakan CuCl2 untuk mengoksidasi Pd(0) menjadi PdCl2 dan O2 digunakan untuk mengoksidasi CuCl menjadi CuCl2. Dalam proses oksidasi CuCl

PdCl2/CuCl2,Me-OH

CO/O2, THF, 50oC

Metil Oleat

9-metil karboksi metil stearat

+

10-metil karboksi metil stearat H3C (CH2)8 CH

C OCH3

(CH2)7 COOCH3 CH3 (CH2)7 CH

C OCH3

O O

(CH2)8 COOCH3


(13)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

menjadi CuCl2 diperoleh H2O yang diduga dapat menghambat oksidasi CuCl menjadi CuCl2. Hal inilah yang diduga menjadi penyebab utama hasil karbonilasi rendah. Karena itu H2O perlu diserap dari sistem reaksi agar reaksi lebih efektif. Dalam penelitian ini, reaksi karbonilasi dilakukan dengan menambahkan aerosil yang diharapkan dapat menyerap air yang terbentuk.

Aerosil merupakan silikon dioksida murni yang dapat didisperikan ke dalam bahan yang bersifat cair (Wikipedia, 2008 ). Bahan ini menyerap air sangat besar, sehingga dalam jumlah kecil dapat menyerap air.

1.2.Permasalahan

Apakah aerosil dapat meningkatkan produk senyawa dikarbonil pada reaksi karbonilasi metil oleat?

1.3.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah pada reaksi karbonilasi dihasilkan air. Hal ini dilihat secara tidak langsung dengan menggunakan aerosil sebagai penyerap air dalam reaksi karbonilasi.

1.4.Manfaat Penelitian

Penelitian memakai bahan aerosil bermanfaat untuk meningkatkan kinerja reaksi karbonilasi metil oleat menjadi 9(10)-metil karboksi metil stearat sehingga mendukung bagi perkembangan teknologi reaksi kimia organo logam.

1.5. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium kimia Anorganik FMIPA-USU Medan. Karakterisasi spektroskopi FT-IR dan 1H-NMR dilakukan di laboratorium kimia organik FMIPA-UGM Yogyakarta.


(14)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

1.6. Metodologi Penelitian

Metil oleat bercampur dengan PdCl2/CuCl2, asam formiat, metanol, aerosil dikarbonilasi pada suhu 50oC dibawah tekanan gas CO dan O2 dalam pelarut THF. Campuran hasil reaksi kemudian diuapkan untuk mengeluarkan pelarut THF. Residu diekstraksi dengan n-heksan,lalu dicuci dengan aquades. Fraksi n-heksan dikeringkan dengan Na2SO4 anhidrat, disaring, kemudian n-heksan diuapkan. Produk berupa cairan dikarakterisasi dengan spektroskopi FT-IR dan 1HNMR.


(15)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Minyak kelapa sawit

Minyak kelapa sawit banyak mengandung lemak asam lemak, karoten dan tokofereol. Asam lemak yang terdapat dalam minyak kelapa sawit adalah asam miristat (1,1 – 2,5)%, asam palmitat (40 – 43)%, asam stearat (3,6 – 4,7)%, dan asam oleat (39 - 45)% ( Ketaren, 1986 ).

Asam oleat mempunyai rumus CH3-(CH2)7-CH=CH-(CH2)7-COOH memiliki ikatan rangkap pada posisi atom C9,10. Asam oleat ini memiliki dua sifat yaitu sifat olefinik dan sifat asam. Asam oleat ini telah dikarbonilasi menghasilkan asam anhidrik melingkar ( Bangun N dan Siahaan D, 2207 ).

Asam oleat telah telah dikonversi menjadi asam karboksi stearat yang melibatkan reaksi karbon monoksida terhadap ikatan rangkap. Reppe mengkonversi asam oleat menjadi asam karboksistearat dengan menggunakan katalis Ni(CO)4/NiI2 ( Buchner dan Roelen, 1962 ). Senyawa ini merupakan asam berbasa dua yang banyak digunakan sebagai bahan untuk pembuatan poliester, poliamida dan ester plastisizer. Selain asam karboksi stearat juga dikenal beberapa asam berbasa dua dengan berbagai jumlah atom karbon seperti asam suberat (C8), asam azelat (C9), asam sebasat (C10), asam undekanoat (C11), asam dodekanoat (C12) dan asam brassilat (C13). Kegunaan asam dikarboksilat dan turunannya sudah dikenal luas seperti , plastisizer, pelumas, dan surfaktan ( Kadesch, 1979 ).


(16)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

2.2. Metil Oleat

Metil oleat merupakan turunan asam oleat yang diperoleh melalui esterifikasi asam oleat dengan metanol menggunakan katalis asam atau basa. Metil oleat mempunyai rumus molekul C19H36O2, berupa cairan tak berwarna, larut dalam pelarut organik, tidak larut dalam air, digunakan sebagai bahan plastisizer dan softener ( Parker, 1984). Sama seperti asam oleat, metil oleat juga memiliki sifat olefinik sehingga dapat mengalami reaksi karbonilasi.

2.3. Reaksi Karbonilasi

Reaksi karbonilasi adalah reaksi yang melibatkan insersi C=O sebagian atau tanpa gugus lain ( bila ada, seperti –OMe, -OEt,dll) terhadap berbagai substrat seperti alkena, alkohol, alkuna, alkil ahlida, amina, senyawa nitro atau senyawa aromatik yang sesuai. Reaksi ini merupakan salah satu transformasi menggunakan katalis kompleks logam transisi yang paling bermanfaat ( Chaudari, 2005 ).

Asam oleat yang dikarbonilasi pada suhu kamar di bawah tekanan gas CO dan O2 menggunakan katalis PdCl2 menghasilkan senyawa berbentuk siklis anhidrik. Bahan ini dihirolisis dalam basa dan diekstraksi dalam larutan asam menghasilkan suatu asam dikarboksilat. Senyawa dikarboksilat ini dapat diesterifikasi menggunakan campuran metanol/asam sulfat menghasilkan dimetil-2-oktil undekana-1,11-dioat (Bangun N, 2007)

Karbonilasi metil oleat dengan menggunakan pelarut dietil eter, aseton dan benzena akan menghasilkan senyawa diester yaitu campuran 9-metil karboksi metil stearat dan 10- metil karboksi metil stearat. Metil oleat dikarbonilasi pada suhu 90o C dibawah tekanan gas CO dan O2 menggunakan katalis PdCl2/CuCl2 selama 5 jam menghasilkan senyawa dimetil karboksistearat dengan hasil < 20% berdasarkan interpretasi 1H-NMR.


(17)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

Persamaan reaksinya sebagai berikut :

CH3-(CH2)7-CH=CH-(CH2)6-CH2COOCH3 PdCl2/CuCl2,Me-OH

CH3-(CH2)8-CH-(CH2)7-C-O-CH3

C-OCH3

O

CO/O2,pelarut,50oC Metil Oleat

9-metil karboksi metil stearat

CH3-(CH2)7-CH-(CH2)8-C-OCH3

C-OCH3

O

O +

10-metil karboksi metil stearat O

2.3.1. Karbonilasi Ester

Karbonilasi suatu ester dengan katalis logam golongan VIII menghasilkan anhidrida RC(O)OR + CO RC(O)OC(O)R

Kobalt dan nikel mengkatalisis karbonilasi ester siklik seperti -propiolakton dan butirolakton. Palladium klorida mengkarbonilasi ester dari alil alkohol menjadi 3-butanoat anhidrida pada suhu 100o dan 9,6 Mpa (Tsuji,1964)

2.3.2. Reaksi Water-Gas Shift

Reaksi water-gas shift :

H2O + CO CO2 + H2

telah mendapat perhatian karena kebutuhan untuk memproduksi hidrogen dari sumber non-migas (misalnya batu bara). Secara komersial, reaksi yang paling baik dilakukan dengan memakai katalis oksida logam pada suhu tinggi. Reaksi dapat diproses secara homogen menggunakan larutan alkali dari senyawa-senyawa logam karbonil. Siklus umum reaksinya digambarkan sebagai berikut :


(18)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

LnM CO

OH

-LnM HC

O OH

LnM CO

LnM H2

H

H

CO2

LnM

H

CO2H H2O

OH

-Pada mekanisme reaksi ini, MLn yaitu Fe(CO)4. Penyerangan hidroksida pada LnMCO diperkirakan membentuk suatu intermediet asam karboksilat anionik yang akan mengabstraksi sebuah proton dari pelarut membentuk LnMH(COOH). Kemudian zat ini mengalami dekarboksilasi membentuk senyawa dihidrid, kemudian secara reduksi mengeliminasi H2 lalu mengaddisi CO untuk membentuk kembali LnMCO, selanjutnya membentuk siklus kembali (Jolly W.L, 1991)

2.3.3. Karbonilasi Metanol

Karbonilasi metanol merupakan siklus katalitik. Reaktan adalah CO dan metanol, dan produk adalah asam asetat. Siklus katalitik untuk karbonilasi metanol adalah sebagai berikut :


(19)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

CH3I

CH3COI

Rh CO

I

CO I

CH3OH

CH3COOH

Rh

CO I

OC

I I CCH

3 O CO Rh CO I I I CCH 3 O Rh CO I I

I CH3 CO

1

2 3

Tahap pertama (1) melibatkan kompleks rhodium dengan bilangan oksidasi +1 [Rh(1)] dengan dua ligan iodida dan dua ligan karbonil, kompleks tersebut adalah suatu anion dan larut dalam pelarut polar. Senyawa ini bereaksi dengan kecepatan yang ditentukan oleh ko-katalis (promotor), yaitu metil iodida, tahap ini disebut addisi oksidatif karena rhodium dioksidasi dari (+1) menjadi (+3), bilangan oksidasi kedua ligan bertambah, satu untuk metil dan satu untuk iodida. Tahap selanjutnya (2) adalah insersi ligan karbonil di antara logam dan gugus karbonil, lebih tepat digambarkan sebagai reaksi migrasi metil. Tahap selanjutnya (3) adalah asosiasi ligan dari reaktan CO pada sisi ikatan yang terbuka. Tahap terakhir dalam siklus ini adalah eliminasi reduktif, menghasilkan produk (Gates, 1987).

2.3.4. Reaksi Hidroformilasi

Reaksi hidroformilasi adalah adalah reaksi penambahan H2 dan CO pada senyawa olefin untuk membentuk suatu senyawa aldehid ( Jolly, 1991).


(20)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

Hidroformilasi metal oleat dengan katalis rhodium / trifenil-fosfin menghasilkan campuran senyawa metil-9-formilstearat dan metil-10-formil stearat.

CH3-(CH2)7-CH2=CH2-(CH2)6-CH2COOCH3 CO, H2

CH3-(CH2)8-CH-(CH2)7-C-O-OCH3

Rh / PPh3 Metil Oleat

metil 9-formilstearat

CH3-(CH2)7-CH-(CH2)8-C-O-OCH3 +

metil 10-formilatearat

CHO CHO

Dalam reaksi ini terlihat bahwa ada dua kemungkinan logam terikat ke atom C. Jika terikat pada atom C nomor 9 maka yang terbentuk metil-9-formilstearat, sedangkan yang lain pada atom C nomor 10 menghasilkan metal-10-formilstearat (Frankel, 1972).

2.4. Katalis

Katalis adalah suatu zat yang mengakibatkan reaksi lebih cepat mencapai kesetimbangan. Katalis tidak akan mengubah nilai tetapan kesetimbangan dan tidak mengalami perubahan apapun. Menurut teori kecepatan reaksi absolut peranan katalis adalah menurunkan energi bebas pengaktifan. Beberapa katalis melakukannya dengan membentuk pereaksi untuk mencapai kompleks teraktifkan yang sama dengan bila tanpa adanya katalis,namun kebanyakan katalis tampaknya memberikan suatu mekanisme yang berbeda, yang mengikatnya secara sementara dan berenergi bebas rendah (Cotton dan Wilkinson,1989 ).

2.4.1. Katalis Homogen

Dalam katalisis homogen reaktan, produk dan katalis secara molekular berada dalam satu fase, biasanya berupa cairan. Contohnya adalah hidrogenasi dari 1-heksena dalam


(21)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

pelarut hidrokarbon yang dikatalisis oleh [(C6H5)3P]3RhH (reaksi 1) dan hidrolisis ester dengan menggunakan katalis asam (reaksi 2) (Parker, 1982)

CH2=CHCH2CH2CH2CH3 + H2 CH3CH2CH2CH2CH2CH3 (1)

CH3COOC2H5 + H2O H

+

CH3COOH + HOC2H5 (2)

Keuntungan dari katalis homogen adalah spesifik untuk reaksi tertentu dan tidak membutuhkan suhu dan tekanan yang tinggi dalam reaksi, katalis yang larut lebih mudah dikarakterisasi, misalnya secara spektroskopi.. Kerugian dari katalis homogen adalah katalis sulit dipisahkan dari produknya dan katalis dapat terdegradasi serta harganya relatif tinggi (Leach,1983).

2.4.2. Katalis heterogen

Dalam katalisis heterogen, katalis berada pada fase yang berbeda, reaktan dan produk biasanya berupa berupa gas atau cairan dan katalis adalah padatan. Reaksi katalitik terjadi di atas permukaan padatan. Contohnya adalah dehidrasi dan dehidrogenasi iopropil alkohol (reaksi 1 dan 2) (Parker, 1982)

CH3CHOHCH3 CH3CH=CH2 H2O

CH3CHOHCH3 CH3COCH3 H2

+ +

(1) (2)

Keuntungan dari katalis heterogen adalah katalis mudah untuk dipisahkan dari produknya, katalis dapat diaktifkan kembali dan dapat diadaptasikan dengan berbagai macam reaktor. Kerugian dari katalis heterogen adalah dibutuhkannya suhu dan tekanan yang tinggi selama reaksi berlangsung (Leach,1983).

2.4.3. Katalis Palladium

Palladium merupakan logam transisi yang berada pada golongan VIIIB dan banyak digunakan sebagai katalis. Garam maupun senyawa palladium telah lama dikenal


(22)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

penggunaannya dalam reaksi sintesis organik yaitu sebagai katalis heterogen. Tetapi dalam beberapa tahun terakhir ini penggunaan senyawa palladium sebagai katalis homogen telah memberikan inovasi dalam reaksi sintesis organik (Tsuji,1995). Katalis palladium dapat didaur ulang tetapi daya aktivitasnya semakin menurun dan ini terjadi setelah empat kali siklus.

Sejak abad ke-19, telah diketahui bahwa PdCl2 dapat digunakan untuk mengoksidasi etilen menjadi aldehid. Reaksi tersebut menggunakan katalis PdCl2 dan menghasilkan endapan Pd(0). Hal ini membutuhkan pemikiran yang dapat dikembangkan bahwa reaksi tersebut dapat digunakan untuk skala industri, karena sejauh ini PdCl2 sangat mahal untuk digunakan dalam proses sintesis. J.Smidt (1950) menyadari bahwa pengendapan Pd(0)dapat dicegah dengan menggunakan CuCl2, yang mengoksidasi kembali palladium dan CuCl2 tersebut tereduksi menjadi kupro klorida, yang sensitif terhadap udara dan teroksidasi kembali menjadi Cu(II) (Crabtree, 1994). Pola reaksi untuk proses katalisis di atas adalah sebagai berikut :

O2

H2O

Cu(II)

Cu(I)

Pd(II)

Pd(0)

CH3CHO

C2H4

2.4.4. Katalisis dengan kompleks logam transisi

Kimia organologam adalah pusat dari sebagian besar reaksi katalisis. Katalis dapat berupa logam, oksida logam, ataupun sulfida logam; reaktan pada umumnya adalah senyawa organik dan senyawa antara adalah organologam, penggabungan reaktan-ligan yang terikat ke pusat logam didorong oleh katalis. Apakah pusat logam adalah


(23)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

bagian dari molekul dalam larutan atau baian dari permukaan merupakan prinsip mendasar dari kimia organologam.

Kimia organologam telah dikembangkan secara besar-besaran beberapa dekade yang lampau. Yang paling menonjol dalam sejarah kimia organologam adalah penemuan katalis Ziegler untuk polimerisasi olefin tahun (1955), katalis Wilkinson untuk hidrogenasi olefin (1965) dan katalis untuk menghidroformilasi olefin dan karbonilasi metanol adalah penemuan selanjutnya (Collman dan Hegedus, 1980). Kimia organologam dan senyawa yang terbentuk melalui ikatan gugus organik (ligan) dengan logam; ikatan logam-karbon merupakan ciri khas dari senyawa organologam (Gates, 1987)

2.5. Aerosil

Aerosil merupakan silikon dioksida murni, diperoleh melalui penguapan silikon tetraklorida, yang dioksidasi dengan nyala suhu tinggi dengan H2 dan O2. Partikel utama yang amorf berukuran nano yang terkumpul menghasilkan material berupa serbuk ( Wikipedia, 2008 ). Luas permukaan aerosil bervariasi, yaitu 50 sampai 400 m2 / g. Permukaan partiekl aerosil bersifat hidrofilik dan terus menyerap air ( Pevzner B, 1973 ). Bahan ini memberi efek mengentalkan dan thixotropy dengan mendispersikannya ke dalam bahan yang bersifat cair. Produk hidrofilik standar dibuat dari partikel utama dengan ukuran 7 nm sampai 40 nm, dan produk ini juga yang domodifikasi menjadi produk yang memiliki permukaan yang hidrofobik. Adapun kegunaan dari aerosil adalah sebagai bahan pengalir untuk toner, makanan, dan bidang farmasi; sebagai pengontrol reologi, cat, mantel, lem, sealant, plastik, film, serat, keramik, pendukung katalisator ( Wikipedia, 2008 ).


(24)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Alat – alat

- Neraca Analitis Mettler PM 2003

- Hot Plate

- Gelas Ukur Pyrex

- Gelas Beaker Pyrex

- Termosetting - Pengaduk Magnet

- Autoclave Duragauge

- Termometer Fisher

- Labu Schlenk Pyrex

- Corong Saring Pyrex

- Corong pisah Pyrex

- Statif dan klem - Vacum System

3.2. Bahan – bahan

- Metil Oleat p.a ( E’merck)

- PdCl2(s) p.a (E’merck)


(25)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

- HCOOH p.a (Fisons)

- CH3OH p.a (E;merck)

- Na2SO4 anhidrat(s) p.a (E’merck) - Aerosil

- THF p.a (E’merck)

- n-heksan p.a (E’merck)

- Aquades - Gas CO dan O2

3.3. Prosedur Penelitian

Ke dalam autoclave dimasukkan 5 g metil oleat (0,0169 mol), 0,0345 g PdCl2 (0,00169 mol), 0,670 g CuCl2 (0,0507 mol), 1,55 g asam formiat (0,0338 mol), 30 mg aerosil (0,0005 mol), 20 mL metanol dan 30 mL THF kering. Campuran reaksi diaduk dengan pengaduk magnet dan dialirkan 70 psi gas CO dan140 psi gas O2 ke dalam autoclave. Campuran direaksikan selama 2 jam pada suhu 50oC. Campuran hasil reaksi diuapkan sampai semua pelarut THF menguap. Residu diekstraksi dengan n-heksan, lalu dicuci dengan aquades. Fraksi n-heksan dikeringkan dengan Na2SO4 anhidrat,disaring kemudian diuapkan pelarutnya. Produk yang diperoleh dikarakterisasi dengan spektroskopi FT-IR dan 1HNMR.


(26)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009


(27)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

PdCl2/CuCl2

HCOOH CH3OH

Campuran Reaksi

Cairan Kental

Fraksi n-heksan Fraksi aquades

THF Kering CO, O2

Diaduk sambil dipanaskan pada suhu 50o C selama 2 jam

Diuapkan Pelarutnya

Diekstraksi dengan n-heksan : aquades Dipisahkan

Diuapkan pelarutnya

Produk

Analisa FT-IR, 1H-NMR

Na2SO4 anhidrat Metil Oleat

Aerosil


(28)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Metil oleat dikarbonilasi dibawah tekanan gas CO / O2 dengan menggunakan katalis PdCl2/ CuCl2 maenghasilkan suatu senyawa yang dikarakterisasi dengan spektroskopi FT-IR dan 1H-NMR.

Reaksi dapat digambarakan sebagai berikut:

Produk yang diperoleh adalah berupa campuran antara senyawa 9-metil karboksi-metil stearat dan 10-karboksi-metil karboksi-karboksi-metil stearat. Terbentuknya senyawa 9-karboksi-metil karboksi-metil stearat dikarenakan logam palladium berikatan ke atom C nomor 9, sedangkan jika logam palladium berikatan dengan atom C nomor 10 maka terbentuk senyawa 10-metil karboksi-metil stearat.

Dalam penelitian ini digunakan aerosil untuk mengikat air yang dihasilkan pada reaksi karbonilasi karena peneliti sebelumnya telah berhasil mengkarbonilasi metil oleat, tetapi hasil yang diperoleh rendah. Hal ini disebabkan karena air yang dihasilkan pada reaksi karbonilasi dapat menghambat reaksi.

PdCl2/CuCl2,Me-OH

CO/O2, THF, 50oC

Metil Oleat

9-metil karboksi metil stearat

+

10-metil karboksi metil stearat H3C (CH2)8 CH

C OCH3

(CH2)7 COOCH3 CH3 (CH2)7 CH

C OCH3

O O

(CH2)8 COOCH3


(29)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

4.2. Identifikasi Hasil

4.2.1. Analisa FT-IR

Dari data spektrum FT-IR pada gambar 4.1, menunjukkan metil oleat telah terkarbonilasi. Hal ini dibuktikan dengan tidak terdapatnya spektrum ikatan rangkap pada bilangan gelombang 1654,8 cm-1 yang merupakan ikatan olefinik dari metil oleat. Adanya serapan pada daerah 2923,91 cm-1 dan 2853,19 cm-1 menunjukkan regangan C–-H dari CH2 yang diperkuat oleh tekukan pada daerah 1464 cm-1. Terdapatnya dua buah pita uluran pada daerah 1741,62 cm-1 dan 1710,56 cm-1 menunjukkan adanya dua buah gugus karbonil (C=O) dari diester, yang didukung oleh serapan 1170,57 cm-1 yang menunjukkan gugus C–O–C metil ester dari asam alifatik. Hal ini telah disesuaikan dengan literatur

( Silverstein, 1986).

Dari uraian spektrum FT-IR di atas, dapat dilihat bahwa spektrum FT-IR hasil karbonilasi metil oleat pada gambar 4.1. telah mengalami perubahan dari spektrum FT-IR metil oleat pada lampiran 1.

4.2.2. Analisa 1H-NMR

Spektrum 1H-NMR dari hasil karbonilasi metil oleat pada gambar 4.2,menunjukkan

puncak pada daerah 0,9 ppm adalah proton CH3. Pada daerah 1,3 ppm menunjukkan proton CH2 dari –(CH2)n–. Pada daerah 2,3 ppm menunjukkan proton CH2OOC– dan –CHCOO–. Pada daerah 3,7 ppm menunjukkan proton CH3 pada gugus metoksi (–OCH3) yang terikat ke gugus karbonil. Pada daerah 5,2 ppm menunjukkan proton dari –CH=CH– yang merupakan proton dari gugus olefin pada senyawa metil oleat yang tidak terkarbonilasi.

Dari uraian spektrum 1H-NMR di atas, dapat dilihat bahwa spektrum 1 H-NMR campuran metil oleat dan produk karbonilasinya pada gambar 4.2. telah mengalami perubahan dari spektrum 1H-NMR metil oleat pada lampiran 2. Hal ini


(30)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

dapat dilihat bahwa pada gambar 4.2, sudah terdapat pergeseran kimia pada 2,3 ppm yang menunjukkan adanya proton –CH– dari produk karbonilasi. Selain itu, jumlah proton metoksi pada spektrum 1H-NMR gambar 4.2. lebih besar dibandingkan jumlah proton metoksi pada lampiran 2.

Menurut perhitungan spektrum 1H-NMR, perbandingan proton olefinik terhadap OCH3 sebesar 3,4 : 16,2. Campuran ini terdiri dari metil oleat dan 9(10)-metil karboksi-9(10)-metil stearat. Skala proton olefinik 3,4 berarti memiliki proton OCH3 sebesar 3/2 x 3,4 = 5,1. Sisa proton OCH3 yaitu 16,2 – 5,1 = 11,1 untuk dua gugus OCH3. Perbandingan metil oleat dengan 9(10)-metil karboksi-metil stearat adalah

2 1 , 11 1 ,

5 ÷ = 5,1 : 5,55. Dari hasil perbandingan ini diperoleh kadar 9(10)-metil karboksi-metil stearat sebesar 52,112%. Hal ini menunjukkan bahwa produk karbonilasi metil oleat telah mengalami kenaikan dibandingkan dengan peneliti sebelumnya. Berdasarkan uraian ini, dapat disimpulkan bahwa aerosil dapat berfungsi aktif menyerap air pada proses karbonilasi sehingga hasil reaksi meningkat.


(31)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.


(32)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009


(33)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009


(34)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Reaksi karbonilasi metil oleat dengan menggunakan katalis PdCl2/CuCl2, HCOOH, metanol, gas CO dan O2, pelarut THF dan penambahan aerosil sebagai penyerap air pada suhu 50oC selama 2 jam menghasilkan senyawa 9(10)-metil karboksi metil-stearat dengan hasil reaksi mencapai 52,112% berdasarkan interpretasi 1H-NMR.

5.2. Saran

Dalam penelitian ini, produk yang diperoleh masih berupa campuran dengan pereaksi yang tidak habis bereaksi sehingga perlu membuat reaksi lebih lama agar hasil yang diperoleh lebih murni.


(35)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Bangun, N dan Siahaan, D. 2007. Asam Dikarboksilat dan Dimetil Ester Stearat dari

Hasil Karbonilasi Asam Oleat Menggunakan Katalis PdCl2. Laporan

Penelitian. Lembaga Penelitian USU. Medan

Buchner, K. Roelen, O. Meis, J. dan Langwald, H. 1962. Carbonylation of Oleic Acid with CO and Water, Catalyzed by Ni(CO)4 NiI2. US. 3,043,871.

Chaudari, V.R. dan Sarkar, R.B. 2005. Carbonylation of Alkynes, Alkenes and Alcohols Using Metal Complex Catalysts. Catalysis Survey from Asia. Vol. 9

Cotton, F.A. dan Wilkinson, G. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI-Press. Crabtree, R.H. 1994. The Organometallic Chemistry of The Transition Metal. Second

Edition. New York: John Wiley & Sons.

Frankel, E.N. dan F. L. Thomas. 1972. Selective Hydroformilation of Plyunsaturated fats with a Rhodium – Triphenylphosphin Catalyst. JAOC’S. Vol. 49 Gates, B.C. 1987. Catalyst Design Progress and Perspectives. New York: John Wiley

& Sons.

Jolly, W.L. 1991. Modern Inorganic Chemistry. Second Edition. USA: McGraw-Hill, Inc.

Kadesch, R.G. 1979. Fat-Based Dibasic Acids. J.Am.Oil.Chemists’Soc. Vol. 56. Keristyna, Bangun, N. dan Andriayani. 2005. Karbonilasi Metil Oleat dan Esterifikasi

Produk Karbonilasi dengan Metanol Menggunakan Katalis PdCl2/CuCl2

dengan Pelarut Dietil-Eter, Aseton dan Benzena. Skripsi Jurusan Kimia. FMIPA USU. Medan.

Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan Pertama. Jakarta : UI-Press

Leach, B.E. 1983. Applied Industrial Catalysis. Volume 2. New York: Academic Press


(36)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

Parker, S.P. 1984. Dictionary of Chemical Terms. USA : McGraw-Hill Book Company.

Pevzner, B. Z. 1973. Effect of SuspendingAdditives on The Properties of Enamels. New York : Plenum Publishing Corporation.

Silalahi, B. Bangun, N dan Sembiring, SB. 2002. Karbonilasi Metil Oleat Memakai Katalis Pd(OOCH3)2 dan CuCl2 sebagai Kokatalis dalam Pelarut THF dan Etanol. Skripsi Jurusan Kimia. FMIPA USU. Medan.

Silverstein, R.M. dan Bassler, G.C. dan Morril, T.C. 1986. Penyidikan Spektrometrik Senyawa Organik. Edisi Keempat. Jakarta : Erlangga

Sleight, H. W. 1983. Catalyst Design and Section. New York : Academic Press. Tim Penulis PS. 1997. Kelapa Sawit. Jakarta : Penebar Swadaya.

Tsuji, J. dan Imamura, S. 1964. J. Am. Chem. Soc. 86. 4350.

Zuckerman, J. J. 1993. Inorganic Reactions and Methods. Volume 16 New York: VCH Publisher, Inc.


(37)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.


(38)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009


(39)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009


(1)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Reaksi karbonilasi metil oleat dengan menggunakan katalis PdCl2/CuCl2, HCOOH,

metanol, gas CO dan O2, pelarut THF dan penambahan aerosil sebagai penyerap air

pada suhu 50oC selama 2 jam menghasilkan senyawa 9(10)-metil karboksi metil-stearat dengan hasil reaksi mencapai 52,112% berdasarkan interpretasi 1H-NMR.

5.2. Saran

Dalam penelitian ini, produk yang diperoleh masih berupa campuran dengan pereaksi yang tidak habis bereaksi sehingga perlu membuat reaksi lebih lama agar hasil yang diperoleh lebih murni.


(2)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Bangun, N dan Siahaan, D. 2007. Asam Dikarboksilat dan Dimetil Ester Stearat dari

Hasil Karbonilasi Asam Oleat Menggunakan Katalis PdCl2. Laporan

Penelitian. Lembaga Penelitian USU. Medan

Buchner, K. Roelen, O. Meis, J. dan Langwald, H. 1962. Carbonylation of Oleic Acid

with CO and Water, Catalyzed by Ni(CO)4 NiI2. US. 3,043,871.

Chaudari, V.R. dan Sarkar, R.B. 2005. Carbonylation of Alkynes, Alkenes and

Alcohols Using Metal Complex Catalysts. Catalysis Survey from Asia.

Vol. 9

Cotton, F.A. dan Wilkinson, G. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI-Press. Crabtree, R.H. 1994. The Organometallic Chemistry of The Transition Metal. Second

Edition. New York: John Wiley & Sons.

Frankel, E.N. dan F. L. Thomas. 1972. Selective Hydroformilation of Plyunsaturated

fats with a Rhodium – Triphenylphosphin Catalyst. JAOC’S. Vol. 49

Gates, B.C. 1987. Catalyst Design Progress and Perspectives. New York: John Wiley & Sons.

Jolly, W.L. 1991. Modern Inorganic Chemistry. Second Edition. USA: McGraw-Hill, Inc.

Kadesch, R.G. 1979. Fat-Based Dibasic Acids. J.Am.Oil.Chemists’Soc. Vol. 56. Keristyna, Bangun, N. dan Andriayani. 2005. Karbonilasi Metil Oleat dan Esterifikasi

Produk Karbonilasi dengan Metanol Menggunakan Katalis PdCl2/CuCl2 dengan Pelarut Dietil-Eter, Aseton dan Benzena. Skripsi Jurusan Kimia.

FMIPA USU. Medan.

Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan Pertama. Jakarta : UI-Press

Leach, B.E. 1983. Applied Industrial Catalysis. Volume 2. New York: Academic Press


(3)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

Parker, S.P. 1984. Dictionary of Chemical Terms. USA : McGraw-Hill Book Company.

Pevzner, B. Z. 1973. Effect of SuspendingAdditives on The Properties of Enamels. New York : Plenum Publishing Corporation.

Silalahi, B. Bangun, N dan Sembiring, SB. 2002. Karbonilasi Metil Oleat Memakai

Katalis Pd(OOCH3)2 dan CuCl2 sebagai Kokatalis dalam Pelarut THF dan Etanol. Skripsi Jurusan Kimia. FMIPA USU. Medan.

Silverstein, R.M. dan Bassler, G.C. dan Morril, T.C. 1986. Penyidikan Spektrometrik

Senyawa Organik. Edisi Keempat. Jakarta : Erlangga

Sleight, H. W. 1983. Catalyst Design and Section. New York : Academic Press. Tim Penulis PS. 1997. Kelapa Sawit. Jakarta : Penebar Swadaya.

Tsuji, J. dan Imamura, S. 1964. J. Am. Chem. Soc. 86. 4350.

Zuckerman, J. J. 1993. Inorganic Reactions and Methods. Volume 16 New York: VCH Publisher, Inc.


(4)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.


(5)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009


(6)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009