Tabel 2.Hasil konsentrasi kadar Partikulat di udara

menjadi masalah adalah pencemaran NO yang diproduksi oleh kegiatan manusia karena jumlahnya akan meningkat pada tempat-tempat tertentu Mulia,2005

4.2 Tabel 2.Hasil konsentrasi kadar Partikulat di udara

No Sampel Volume udara yang dihisap L Kadar Debu Total di Udara mgL Pagi Sore Pagi Sore 1 Filter Blanko Awal B 1 2 Filter Sampel Awal W 1 114.52 117.835 0,1 1,272 x 10 -5 3 Filter Blanko Akhir B 2 4 FilterSampel Akhir W 2 Partikulat atau debu merupakan partikel padatan dan cairan halus yang tersuspensi dalam udara ambient. Ukuran diameternya berkisar 0.01 mikron hingga 100 mikron. Partikulat dalam atmosfer dapat bersumber dari alamiah dan sumber buatan. Hembusan angin berdebu alamiah menyediakan konsnetrasi partikulat “background”, sedangkan sumber-sumber buatan termasuk aktivitas konstruksi dan proses-proses industri. Dampak buruk kesehatan akibat partikulat dalam atmosfer telah diketahui untuk konsentrasi rataan tahunan 80 gm3. Partikulat dapat mengakibatkan gangguan bronkhitis, gangguan emphysema dan penyakit kardiovaskuler Baird, 1995. Perhitungan nilai partikulat digunakan metode gravimetri, dalam percobaan ini ditentukan kadar debu total udara, sebelum ditentukan kadar debu total ditentukan terlebih dahulu volume udara yang diserap dari sampling udara tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan kadar debu yang dihitung yaitu perhitungan pada sore hari adalah sebesar 1,272 x 10 -5 mgL. Perhitungan nilai kadar debu ini masih diatas nilai standar yaitu 150 µgm 3 atau 15 x 10 -8 mgL. Hal ini menunjukkan bahwa kadar partikulat atau debu yang berada di sekitar ciputat melebihi ambang batas. Tingginya nilai ini disebabkan karena di daerah tersebut merupakan jalan raya dimana banyak terdapat mobil dan motor yang setiap saat selalu melintas. Debu partikulat ini juga terutama dihasilkan dari emisi gas buang kendaraan. Sekitar 50 - 60 dari partikel melayang merupakan debu berdiameter 10 µm atau dikenal dengan PM10. Debu PM10 ini bersifat sangat mudah terhirup dan masuk ke dalam paru-paru, sehingga PM10 dikategorikan sebagai Respirable Particulate Matter RPM . Akibatnya akan mengganggu sistem pernafasan bagian atas maupun bagian bawah alveoli. Pada alveoli terjadi penumpukan partikel kecil sehingga dapat merusak jaringan atau sistem jaringan paru- paru, sedangkan debu yang lebih kecil dari 10 µm, akan menyebabkan iritasi mata, mengganggu serta menghalangi pandangan mata. Chahaya, 2003 . PM 10 memiliki dampak terhadap kesehatan menunjukan bahwa partikel debu dengan ukuran di bawah 10 μm akan terisap langsung ke dalam paru-paru dan mengendap di alveoli, sehingga dapat membahayakan sistem pernapasan.Sementara partikel debu yang mengandung Pb akan merusak otak, dan pada tanaman dapat menyebabkan kekeringan pada daun yang pada akhirnya akan menyebabkan tanaman tersebut mati Nugroho,2005 Ukuran debu atau partikel yang masuk ke dalam paru-paru akan menentukan letak penempelan atau pengendapannya. Partikel yang terhisap oleh manusia dengan ukuran kurang dari 1 mikron akan ikut keluar saat napas dihembuskan. Partikel yang berukuran 1-3 mikron akan masuk ke dalam kantong udara paru-paru, menempel pada alveoli. Partikel berukuran 3-5 mikron akan tertahan pada saluran pernapasan bagian tengah. Partikel yang berukuran di atas 5 mikron akan tertahan di saluran napas bagian atas Sunu, 2001. Penyakit peneumokoniosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel yang masuk atau terhisap ke dalam paru-paru.

4.3 Tabel 3. Hasil konsentrasi SO