Tabel 3. Hasil konsentrasi SO

mengganggu sistem pernafasan bagian atas maupun bagian bawah alveoli. Pada alveoli terjadi penumpukan partikel kecil sehingga dapat merusak jaringan atau sistem jaringan paru- paru, sedangkan debu yang lebih kecil dari 10 µm, akan menyebabkan iritasi mata, mengganggu serta menghalangi pandangan mata. Chahaya, 2003 . PM 10 memiliki dampak terhadap kesehatan menunjukan bahwa partikel debu dengan ukuran di bawah 10 μm akan terisap langsung ke dalam paru-paru dan mengendap di alveoli, sehingga dapat membahayakan sistem pernapasan.Sementara partikel debu yang mengandung Pb akan merusak otak, dan pada tanaman dapat menyebabkan kekeringan pada daun yang pada akhirnya akan menyebabkan tanaman tersebut mati Nugroho,2005 Ukuran debu atau partikel yang masuk ke dalam paru-paru akan menentukan letak penempelan atau pengendapannya. Partikel yang terhisap oleh manusia dengan ukuran kurang dari 1 mikron akan ikut keluar saat napas dihembuskan. Partikel yang berukuran 1-3 mikron akan masuk ke dalam kantong udara paru-paru, menempel pada alveoli. Partikel berukuran 3-5 mikron akan tertahan pada saluran pernapasan bagian tengah. Partikel yang berukuran di atas 5 mikron akan tertahan di saluran napas bagian atas Sunu, 2001. Penyakit peneumokoniosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel yang masuk atau terhisap ke dalam paru-paru.

4.3 Tabel 3. Hasil konsentrasi SO

2 di udara Konsentrasi nitrit standar mgmL Absorbansi standar Sampel ID Jumlah SO 2 sampel µg Konsentrasi SO 2 udara µgNm 3 -0.793 Sampel A -0,5127 0,1 4 0,0215 Sampel B 1,1174 3,793 6 0,1225 8 0,2263 Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa kadar SO 2 yang dihasilkan di lingkungan sekitar UIN Syarif Hidayatullah masih jauh dari nilai ambang batas yang diperbolekan oleh PP No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara yakni 900 μg N m 3 . Untuk mendukung praktikum ini telah diukur beberapa faktor fisik serta jumlah kendaraan yang melewati kawasan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan data ini tersedia di lampiran. Selain itu hasil perhitungan ini juga disebabkan pembacaan pada spektroforometer UV-Vis yang kecil sehingga nilai konsentrasi SO 2 kurang dari 0.1 µgNm 3 Tabel 5 yang berada dilampiran menunjukkan faktor fisik dan banyaknya kendaraan bermotor yang melewati titik pengambilan sampel. Walaupun jumlah kendaraan yang melewati kawasan ini mencapai ribuan, namun kadar SO 2 di wilayah ini masih tergolong sangat rendah dan masih jauh dari baku mutu yang diperbolehkan. Hal ini dikarenakan sumber emisi SO 2 teresar adalah aktivitas vulkanik. Wiharja 2005 menyatakan bahwa meskipun pembakaran fosil oleh manusia merupakan salah satu sumber emisi SO 2 ke udara, namun diperkirakan jumlah emisi ini hanya sepertiga dari total emisi SO 2 yang ada.Penyumbang terbesar dari polutan ini adalah berasal dari letusan gunung berapi yang menghasilkan gas H 2 S. Melalui H 2 S ini berubah menjadi gas SO 2 . Sakti 2012 menambahkan bahwa sumber SO 2 secara alami adalah letusan vulkanik, alga yang menghasilkan dimetil sulfide,dan proses pembusukan pada tanah dan tumbuhan. Sumber SO 2 hasil aktivitas manusia mayoritas berasal dari proses pembakaran dan proses industri. Selain itu, SO 2 juga dihasilkan dari kendaraan bermotor meskipun persentasinya kecil. Proses pembakaran yang dapat menghasilkan SO 2 adalah pembakaran batubara pada generator listrik dan mesin-mesin. Proses industri yang menghasilkan SO 2 adalah industri pemurnian petroleum, industri asam sulfat, industri peleburan baja, dan sebagainya Fardiaz, 1992. Upaya yang dapat dilakuan untuk mengurangi konsentrasi SO 2 di udara adalah dengan memasang filter absorber pada cerobong asap industri. Hal ini dimaksudkan agar asap buangan yang akan dibuang ke atsmosfer telah berkurang konsentrasi pencemarannya. Selain itu, sebaiknya uji sap buangan industri yang konsentrasi SO 2 nya melebihi baku mutu emisi dapat langsung ditangani. SO 2 juga dapat berasal dari kendaraan bermotor, upaya yang dapat dilakuakan untuk pencegahan adalah dengan menggunakan bahan bakar yang kandungan sulfurnya rendah. Selain itu, mengganti bahan bakar cair dengan bahan bakar gas BBG juga dapat menjadi solusi karena BBG rendah polusi Sakti, 2012.

4.4 Tabel 4. Hasil Konsentrasi NH