Model Banathy Model PPSI

2. Langkah-langkah model Secara singkat, menurut model ini terdapat beberapa langkah, yaitu: 1 Menentukan tujuan dan daftar topik, menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran tiap topiknya 2 Menganalisis karakteristik peserta didik, untuk siapa pembelajaran tersebut didesain 3 Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya dapat dijadikan tolok ukur perilaku peserta didik 4 Menentukan isi materi pelajar yang dapat mendukung tiap tujuan 5 Pengembangan penilaian awal untuk menentukan latar belakang peserta didik dan pemberian level pengetahuan terhadap suatu topik 6 Memilih aktivitas dan sumber pembelajaran yang menyenangkan atau menentukan strategi pembelajaran, jadi peserta didik akan mudah menyelesaikan tujuan yang diharapkan 7 Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana pembelajaran. 8 Mengevaluasi pembelajaran peserta didik dengan syarat mereka menyelesaikan pembelajaran serta melihat kesalahan-kesalahan dan peninjauan kembali beberapa fase dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan yang terus menerus, evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

C. Model Banathy

1. Deskripsi model Model Banathy dikembangkan pada tahun 1968 oleh Bela H. Banahty. Model yang dikembangkannya ini berorientasi pada hasil pembelajaran, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sistem. Pengembangan sistem instruksional adalah suatu proses menentukan dan menciptakan situasi dan kondisi tertentu yang menyebabkan siswa dapat berinteraksi sedemikian rupa sehingga terjadi perubahan di dalam tingkah lakunya. 2 2. Langkah-langkah model Secara garis besar, pengembangan system instruksional model Banathy dapat diformulasikan dalam enam langkah, sebagai berikut: 1 Merumuskan tujuan Dalam langkah ini guru harus merumuskan kemampuan yang harus dikuasai peserta didik setelah mengikuti program pengajaran tertentu. 2 Mengembangkan test Dalam mengembangkan evaluasi ini perlu didasarkan pada tujuan instruksioanal yang telah dirumuskan. 3 Menganalisis kegiatan belajar Dalam langkah ini perlu dirumuskan kegiatan belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan. 4 Mendesain system instruksional Dalam langkah ini ditetapkan jadwal dan tempat dari masing-masing komponen instruksional. Seluruh komponen instruksional yang telah dirumuskan perlu ditetapkan sebagai suatu system pengajaran. 5 Melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil Dalam langkah ini sistem instruksional yang telah didesain perlu diujicobakan dan dilaksanakan, selain itu juga perlu mengadakan penilaian terhadap hasil belajar yang dicapai peserta didik. 6 Mengadakan perbaikan Hasil yang diperoleh dari evaluasi dapat digunakan sebagai umpan balik feed back dalam rangka mengadakan perbaikan sistem.

D. Model PPSI

1. Deskripsi model PPSI dilihat dari segi makna kata. Kata “prosedur” berarti tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktifitas. Kata “pengembangan” berarti membuat tumbuh secara teratur untuk menjadikan sesuatu lebih besar, lebih baik, lebih efektif dan sebagainya. Kata “Intruksional” berhubungan dengan proses pembelajaran. Dari arti kata tersebut, PPSI dapat di artikan adalah suatu tahapan kegiatan pengembangan perencanaan komponen-komponen pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan. 2. Langkah-langkah model Model pengembangan intruksional PPSI ini memiliki 5 langkah pokok yaitu: 3 1 Perumusan tingkah laku dan kemampuan kompetensi Merumuskan tingkah laku dan kompetensi yang akan dimiliki oleh pebelajar. Sebelum melakukan proses pembelajaran, pembelajar harus merumuskan tingkah laku dan kompetensi yang nantinya akan di miliki oleh pebelajar dalam setelah melakukan proses pembelajaran, satu rumusan untuk satu tingkah laku dan kompetensi. 2 Perumusan alat evaluasi atau tes Perumusan alat evaluasi ini di tujukan untuk mengukur dan menilai sampai berapa jauh kemampuan yang telah dikuasai pebelajar, yang akan dibuat acuan untuk merumuskan apa yang harus dilakukan oleh pembelajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Hal ini di lakukan untuk melakukan pre-test dan post test, yang nantinya dapat member informasi seberapa jauh pemahaman pebelajar tentang materi yang nantinya akan di sampaikan. 3 Perumusan kegiatan belajar Pembelajar menetapkan kegiatan belajar yang sesuai dengan tujuan yang telah di tentukan, penentuan kegiatan belajar di lakukan dengan bertahap. Tahapan pertama menetukan seluruh kegiatan yang di mungkinkan dilakukan oleh pebelajar. Tahap kedua mengeliminasi kegiatan yang tidak sesuai dengan tujuan. Tahap terahir menentukan dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang di lakukan dalam proses pembelajaran. Semisal kegiatan belajar berapa diskusi, Tanya jawab antar pebelajar atau bisa yang lainya. 4 Menentukan program kegiatan Setelah kegiatan belajar di putuskan, maka selanjutnya untuk memastikan tercapainya kegiatan belajar tersebut di lakukan, harus di tentukan program kegiatan yang menjamin terlaksananya kegiatan belajar. Semisal menentukan program kegiatan berupa presentasi makalah kelompok, maka yang harus di lakukan adalah menentukan materi presentasi, pembagian anggota kelompok, mencari referensi, menentukan sistematika presentasi, menentukan media yang akan dipakai dalam presentasi, penentuan waktu presentasi makalah kelompok, menentukan tempat presentasi. 5 Implementasi program kegiatan 4 Langkah terahir yaitu langkah implementasi program kegiatan seperti pre-test, melakukan proses pembelajaran, post-test, langkah terahir ini juga dilengkapi dengan evaluasi, evaluasi dilakukan untuk mengoreksi seberapa berhasilnya model desain pembelajaran yang telah dilakukan, evaluasi dilakukan dengan mencari kelemahan dan kelebihan dari model desain pembelajaran yang telah dilakukan.

E. Model Henich, Molenda, Russell, dan Smaldino ASSURE