Berdasarkan Tabel 4 di atas diketahui bahwa dari 28 soal yang diujikan terdapat 6 butir soal pada variabel kebiasaan belajar yang tidak valid yaitu soal nomor
8,13,18,19,23, dan 27 yang diketahui r
hitung
r
tabel
. Dengan demikian pada 6 soal yang tidak valid maka peneliti bermaksud untuk membuang soal tersebut, karena
soal tersebut sudah terwakili pada nomor soal yang lain.
Tabel 5. Hasil Uji Coba Validitas Angket Lingkungan Belajar di Rumah Lingkungan Belajar di Rumah X2
No Soal r
xy
r
table
Keterangan 1
0,417 0,576
Tidak Valid 2
0,756 0,576
Valid 3
0,660 0,576
Valid 4
0,831 0,576
Valid 5
0,686 0,576
Valid 6
0, 901 0,576
Valid 7
0, 901 0,576
Valid 8
0,736 0,576
Valid 9
0,790 0,576
Valid 10
0,533 0,576
Tidak Valid 11
0, 692 0,576
Valid 12
0, 823 0,576
Valid 13
0, 918 0,576
Valid 14
0, 696 0,576
Valid 15
0, 896 0,576
Valid 16
0, 862 0,576
Valid 17
0,712 0,576
Valid 18
0,706 0,576
Valid 19
0,862 0,576
Valid 20
0,789 0,576
Valid 21
0,409 0,576
Tidak Valid 22
-0,930 0,576
Tidak Valid Sumber: Data Perhitungan Uji Coba angket Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 5 di atas diketahui bahwa dari 22 soal yang diujikan terdapat 4 butir soal pada variabel lingkungan belajar di rumah yang tidak valid yaitu soal
nomor 1,10,21 dan 22 yang diketahui r
hitung
r
tabel
. Dengan demikian pada 4 soal
yang tidak valid maka peneliti bermaksud untuk membuang soal tersebut, karena soal tersebut sudah terwakili pada nomor soal yang lain.
b Uji Reliabilitas Angket
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika memiliki taraf kepercayaan yang tinggi dan keajegan. Untuk mengukur tingkat reliabilitas menggunakan
rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:
Kriteria pengujian reliabilitas angket: 1.
Jika r
11
r
tabel
untuk taraf signifikan α = 0,05 yaitu 0,576 dengan n=12, artinya
item reliabel, dapat digunakan sebagai angket. 2.
Jika r
11
r
tabel
untuk taraf signifikan α = 0,05 yaitu 0,576 dengan n=12 artinya
item tidak reliabel, tidak digunakan sebagai angket. Berdasarkan hasil perhitungan secara manual diketahui bahwa pada variabel
kebiasaan belajar X
1
adalah 0,982 pada Lampiran 6, dan variabel lingkungan belajar di rumah X
2
adalah 0,982 pada Lampiran 10. Dengan demikian hasil r alpha r tabel dengan taraf signifikan 0,05 adalah 0,576 maka reliabel sehingga
kuesioner dapat digunakan sebagai alat pengumpul data tentang kebiasaan belajar dan lingkungan belajar di rumah.
G. Analisis Data Penelitian
Analisa data yang digunakan dalam pengujian hipotesis pertama dan kedua pada penelitian ini adalah analisa Korelasi Produck Moment dengan rumus sebagai
berikut:
Keterangan: r
xy
= Koefisien korelasi X
= Variabel bebas Y
= Variabel terikat ∑X
2
= Jumlah kuadrat dari nlai X ∑Y
2
= Jumlah kuadrat dari nilai Y N
= Jumlah sampel yang diteliti Kriteria pengujian dapat dilihat dari:
1. Ada hubungan antara X dan Y jika koefisien korelasi tidak sama dengan 0
nol atau r
xy≠0
, dan tidak ada hubungan jika r
xy
sama dengan 0 nol atau r
xy=0
. 2.
Jika nilai r
xy
positif maka hubungan antara X dan Y bersifat positif, jika nilai r
xy
negatife maka hubungan antara X dan Y bersifat negatife.
3. Untuk tingkat hubungan X dan Y dapat diketahui setelah nilai r diperoleh yang
dikonsultasikan pada Tabel 6 interprestasi nilai r. 4.
Untuk mengetahui signifikan dengan taraf kesalahan 0,05 adalah apabila r hitung sama atau lebih besar dari r tabel r
hitung
≥r
tabel
.
Tabel 6. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r. No
Besarnya Nilai r Interpretasi
1 Antara 0,80 sampai dengan 1,000
Sangat Kuatsangat tinggi 2
Antara 0,60 sampai dengan 0,799 Kuattinggi
3 Antara 0,40 sampai dengan 0,599
Sedangcukup 4
Antara 0,20 sampai dengan 0,399 Rendah
5 Antara 0,00 sampai dengan 0,199
Sangat Rendah tidak berkolerasi Suharsimi Arikunto, 2006:276
Rumus Korelasi Ganda
Keterangan:
R
x1.x2.y
: Nilai Korelasi Antar Variabel dan Variabel Ganda
r
2 x1.y
: Nilai Korelasi Kuadrat X
1
terhadap Y
r
2 x2.y
: Nilai Korelasi Kuadrat X
2
terhadap Y
r
x1.y
: Nilai Korelasi X
1
terhadap Y
r
x2.y
: Nilai Korelasi X
2
terhadap Y
r
x1.x2
: Nilai Korelasi X
1
dan X
2
r
2 x1.x2
: Nilai Korelasi Kuadrat X
1
dan X
2
Suharsimi Arikunto, 2006:280
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan hasil pembahasan penelitian mengenai hubungan antara kebiasaan belajar dan lingkungan belajar di rumah dengan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran IPS kelas VIII di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun pembelajaran 2011-2012 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan positif yang erat dan signifikan antara kebiasaan belajar
dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VIII di SMP Negeri 3 Jati Agung, yang ditunjukan dengan r
xy
=0,711 dengan tingkat keeratan hubungan yang erat dan signifikan yaitu r
hitung
0,711 r
tabel
0,312. Dengan taraf signifikan α = 0,05. Hal ini berarti ada kecenderungan semakin
baik kebiasaan belajar IPS siswa maka semakin tinggi prestasi belajar IPS yang dicapai. Sebaliknya semakin buruk kebiasaan belajar IPS siswa maka semakin
rendah prestasi belajar IPS yang dicapai siswa. 2.
Terdapat hubungan positif yang erat dan signifikan antara lingkungan belajar di rumah dengan prestasi belajar IPS siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Jati
Agung, yang ditunjukkan dengan r
xy
= 0,624 dengan tingkat keeratan hubungan yang signifikan yaitu r
hitung
0,624 r
tabel
0,312 dengan taraf signifikan α =
0,05. Hal ini berarti ada kecendrungan semakin mendukungnya lingkungan belajar IPS siswa di rumah maka semakin tinggi prestasi belajar yang dicapai.
Sebaliknya semakin tidak mendukungnya lingkungan belajar IPS siswa di rumah maka semakin rendah prestasi belajar yang dicapai siswa.
3. Terdapat hubungan positif yang erat dan signifikan antara kebiasaan belajar
dan lingkungan belajar di rumah dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VIII di SMP Negeri 3 Jati Agung, yang ditunjukan dengan
r
x1.x2.y
=0,784 dengan tingkat keeratan hubungan yang erat dan signifikan yaitu r
hitung
0,784 r
tabel
0,312. Sementara itu, dari hasil perhitungan yang telah dilakukan juga dapat diketahui bahwa untuk hipotesis pertama bernilai 0,711
lebih besar dari hipotesis kedua yang bernilai 0,624. Ini menunjukkan bahwa antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar memiliki hubungan yang lebih
erat jika dibandingkan dengan hubungan antara lingkungan belajar di rumah dengan prestasi belajar.
B. Saran
Berdasarkan data dan hasil penelitian tentang kebiasaan belajar dan lingkungan belajar di rumah dengan prestasi belajar IPS siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Jati
Agung, maka penulis menyarankan sebagai berikut: 1.
Hendaknya siswa dapat menerapkan kebiasaan belajar yang baik dengan cara melaksanakan jadwal belajar yang telah dibuat, rajin membaca buku pelajaran,
sering mengulang kembali pelajaran di rumah dan rajin mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Keteraturan dalam hal belajar dapat menimbulkan