Hubungan bimbingan guru di kelas, minat belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial : studi kasus pada siswa kelas VIII SMP Santa Theresia, Pangkalpinang.
xii
HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN GURU DI KELAS, MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR
SISWA DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Studi kasus pada siswa kelas VIII SMP Santa Theresia, Pangkalpinang
Cornelia Santy Kurniawati Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial : (2) hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial : (3) hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII SMP Santa Theresia, Jalan Toniwen no.99 kecamatan bintang, Pangkalpinang pada bulan November – Desember 2007. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas VIII SMP Santa Theresia yang berjumlah 185 siswa. Jumlah sampel adalah sebanyak 148 siswa. Pengambilan sampel menggunakan random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan korelasi partial.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) tidak ada hubungan antara bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (ρ = 0,832 > α = 0,05); (2) tidak ada hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (ρ = 0,112 > α = 0,05); (3) ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (ρ= 0,017 < α= 0,05).
(2)
xiii
THE RELATIONSHIP BETWEEN TEACHER’S GUIDANCE IN CLASS, MOTIVATION AND LEARNING INTEREST TOWARDS THE STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT IN STUDYING SOCIAL
SCIENCES
A Case Study on The Eighth Grade Students of Santa Theresia Junior High School in Pangkalpinang
Cornelia Santy Kurniawati Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
This research aims to find out : (1) The relation between teacher’s guidance in class and student’s learning achievement in studying social sciences ; (2) The relation between student’s learning interest and student’s learning achievement in studying social sciences ; (3) The relation between learning motivation and student’s learning achievement in studying social sciences.
This research was conducted on the eighth grade students of Santa Theresia Junior High School at 99 Jalan Toniwen Bintang District, Pangkalpinang in November – December 2007. The population of this research were students of the eighth grade of Santa Theresia Junior High School. The amount of the samples were 148 students. The method to collect the samples was random sampling.The data collected by distributing the questionnaire. The data analysing technique was the partial correlation.
The results of the research are: (1) There is no relationship between teacher’s guidance in class and student’s learning achievement in studying social sciences (ρ=0.832 > α=0.05); (2) There is no relationship between student’s learning interest and student’s learning achievement in studying social sciences (ρ=0.112 > α=0.05); (3) There is a relation between learning motivation and student’s learning achievement in studying social sciences (ρ=0.017 <α=0.05).
(3)
i
MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Studi Kasus : Siswa Kelas VIII SMP Santa Theresia, Pangkalpinang
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun oleh : Cornelia Santy Kurniawati
NIM : 031334066
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
(4)
(5)
(6)
iv
TUNJUK SATU BINTANG
Jangan bersedih dan putus asa
Slalu ada jalan bila kau truss berdoa
Tabur harapmu sebanyak bintang
Sebanyak bintang-bintang di angkasa
Gapai bintangmu gapai impian
Jangan menyerah sebelum kau mencoba
Saatnya tiba kau kan bahagia
Melihat bintangmu bercahaya
Tunjuk satu bintang dan raihlah
Jangan kau berhenti dan menyerah
Saatnya kan tiba bintangmu bersinar
Saat impianmu jadi nyata
(Idola cilik_2008)
U CAN...IF U THINK U CAN...
(NN)
LAST!!! BUT NEW SPIRIT WAS BORN!!!!
(7)
v
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu membimbing dan melindungi saya.
Almarhum papa F.X Wagiman
yang selalu menjaga, melindungi, menyayangi dan membesarkan saya.
Mama Elyah Kesuma yang selalu memberi dorongan, kasih sayang, dan bantuan materi kepada saya.
Kakak-kakak ku tercinta : Iin, Ema, Mas Catur, Yudhy, Mimi dan keponakanku terimut : Bagas dan Citra, thanks banget yach...atas doa kalian akhirnya diriku lulus juga...
Wardino Wenseslaus (my cupha) : dukunganmu, kasih sayangmu, kesabaranmu dan emosimu yang bisa menenangkan aku dari segala masalah.
My Best Friend : Matilda Mety
Ga’a (my mamet),
thanks...banget...udah menjadi sahabat yang terbaik bagiku.
(8)
(9)
vii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Cornelia Santy Kurniawati
Nomor Mahasiswa : 031334066
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Hubungan Bimbingan Guru di Kelas, Minat Belajar dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 30 September 2008 Yang menyatakan
(10)
viii
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat, serta bimbingan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul : ”HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN GURU DI KELAS, MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (Studi Kasus : Siswa Kelas VIII SMP Santa Theresia Pangkalpinang)”. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mengalami hambatan dan keterbatasan mulai dari tahap awal maupun sampai tahap akhir. Penulis menyadari banyak pihak yang memberikan bantuan yang berupa dorongan, bimbingan, dan sarana. Dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama SJ., M.Sc. Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. T. Sarkim., M.Ed., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
(11)
ix
Pendidikan Akuntansi Sanata Dharma Yogyakarta. Terimakasih karena sudah memberikan kritik, saran, dan nasehat yang berarti kepada saya.
5. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., terima kasih karena sudah berkenan membimbing, memberi masukan dan bantuan dalam penyusunan skripsi dan juga telah memberikan pengalaman kerja yang sangat berarti buat saya.
6. Bapak Drs. F.X. Muhadi, M.Pd yang berkenan mendampingi dan mempertanggungjawabkan skripsi ini.
7. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. yang berkenan mendampingi dan mempertanggungjawabkan skripsi ini.
8. Bapak Drs. Wawiek Wakidjo dan Mbak Theresia Aris Sudarsilah serta segenap dosen dan staf karyawan Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi.
9. Kepada Kepala Sekolah, guru-guru dan staf karyawan SMP Santa Theresia Pangkalpinang yang telah memberikan ijin dan memberikan bantuan dalam memperoleh data-data yang penulis butuhkan.
10. Kepada Alm Papa F.X. Wagiman (my hero) yang telah memberikan perlindungan, bimbingan, doa dan pelajaran yang terbaik buat saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
11. Kepada Mama tersayang (Elyah Kesuma) yang selalu memberikan dorongan, kasih sayang, doa, semangat dan nasehat kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan kuliah ini dengan baik.
(12)
x
keponakanku yang imut (Bagas dan Citra), thanks yach...atas semua yang telah kalian berikan padaku...akhirnya, anak yang bungsu ini sudah menyelesaikan skripsi dan kuliah berkat doa dari kalian semua...I Love U All.. 13. My Cupha (Wardino Wenseslaus), terima kasih karena sudah mengikuti
perjalanan kuliah ku dari semester 1 sampai sekarang. Semua dukungan, doa, cinta dan kasih sayang dari kamu tidak akan pernah aku lupakan. I’m promise! 14. My best friend (Matilda Mety Ga’a). “Apa gunanya berlari, bila ternyata salah jalan…Apa gunanya terbang, bila tempatmu bukan di awan…Ada baiknya berjalan perlahan, agar mengerti arti dari setiap jengkal kehidupan…Akan lebih menyenangkan…Jika langkahku diiringi langkahmu…Sebagai sahabat setia…Karna itu akan lebih nyaman…FRIENDSHIP FOREVER…”
15. Seluruh keluargaku di Kebon Agung dan Pangkalpinang yang selalu membantu dan mendukung saya.
16. Kepada teman-temanku Pak B 2003 yang sangat kucintai : Anes endut, Lala, Ana, Chui, Nining, Yiska, Tiara, Siska, Wulan, Septi, Tari, Uke, Siwi, Agus, Ari W, Yudo, Encep, Dewi, Wita, Adel, Mety, Wawan, Yohana, Bram, Yeni dan semuanya….terimakasih atas bantuan, dukungan dan doanya!!!!
17. Kepada Astri, Endah, Andriyani (adek kelasku), semangat terus yach…dan terima kasih atas semua doa dan dukungan yang telah kalian berikan kepada saya.
(13)
xi
(akun), Mbak Ela dan semuanya yang telah membantu dan mendukungku dalam menulis skripsi.
19. Untuk semua saudara dan teman-temanku yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan serta jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.
Yogyakarta, 5 September 2008 Penulis
(14)
xii
HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN GURU DI KELAS, MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR
SISWA DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Studi kasus pada siswa kelas VIII SMP Santa Theresia, Pangkalpinang
Cornelia Santy Kurniawati Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial : (2) hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial : (3) hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII SMP Santa Theresia, Jalan Toniwen no.99 kecamatan bintang, Pangkalpinang pada bulan November – Desember 2007. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas VIII SMP Santa Theresia yang berjumlah 185 siswa. Jumlah sampel adalah sebanyak 148 siswa. Pengambilan sampel menggunakan random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan korelasi partial.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) tidak ada hubungan antara bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (ρ = 0,832 > α = 0,05); (2) tidak ada hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (ρ = 0,112 > α = 0,05); (3) ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (ρ= 0,017 < α= 0,05).
(15)
xiii
THE RELATIONSHIP BETWEEN TEACHER’S GUIDANCE IN CLASS, MOTIVATION AND LEARNING INTEREST TOWARDS THE STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT IN STUDYING SOCIAL
SCIENCES
A Case Study on The Eighth Grade Students of Santa Theresia Junior High School in Pangkalpinang
Cornelia Santy Kurniawati Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
This research aims to find out : (1) The relation between teacher’s guidance in class and student’s learning achievement in studying social sciences ; (2) The relation between student’s learning interest and student’s learning achievement in studying social sciences ; (3) The relation between learning motivation and student’s learning achievement in studying social sciences.
This research was conducted on the eighth grade students of Santa Theresia Junior High School at 99 Jalan Toniwen Bintang District, Pangkalpinang in November – December 2007. The population of this research were students of the eighth grade of Santa Theresia Junior High School. The amount of the samples were 148 students. The method to collect the samples was random sampling.The data collected by distributing the questionnaire. The data analysing technique was the partial correlation.
The results of the research are: (1) There is no relationship between teacher’s guidance in class and student’s learning achievement in studying social sciences (ρ=0.832 > α=0.05); (2) There is no relationship between student’s learning interest and student’s learning achievement in studying social sciences (ρ=0.112 > α=0.05); (3) There is a relation between learning motivation and student’s learning achievement in studying social sciences (ρ=0.017 <α=0.05).
(16)
xiv
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... xii
ABSTRACT ... xiii
DAFTAR ISI... xiv
DAFTAR TABEL ...xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 3
C. Rumusan Masalah... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Bimbingan Guru ... 6
(17)
xv
1. Minat ... 11
2. Belajar ... 16
3. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Minat Belajar ... 19
C. Motivasi Belajar ... 19
1. Pengertian Motivasi Belajar ... 19
2. Bentuk Motivasi Belajar ... 24
3. Unsur-unsur yang Berhubungan dengan Motivasi ... 26
4. Motivasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 26
D. Prestasi Belajar ... 27
1. Pengertian Prestasi Belajar ... 27
2. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Prestasi Belajar ... 28
E. Kerangka Berfikir... 29
F. Hipotesis ... 30
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 32
B. Jadwal Penelitian ... 32
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 33
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel... 33
E. Metode Pengumpulan Data ... 34
F. Data yang Diperlukan ... 35
G. Variabel Penelitian ... 35
(18)
xvi
J. Teknis Analisis Data ... 44
BAB IV. GAMBARAN UMUM A. Lingkungan Sekolah ... 49
B. Identitas Sekolah ... 49
C. Visi dan Misi ... 50
D. Tujuan
...
51E. Keadaan Sekolah ... 52
F. Personil Sekolah ... 53
G. Peserta Didik ... 54
H. Kerjasama ... 54
I. Prestasi Sekolah ... 55
BAB V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 59
B. Analisis Data ... 62
1. Uji Normalitas ... 62
2. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 63
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 69
BAB VI. KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 76
(19)
xvii
C. Saran ... 77
(20)
xviii
Tabel 3.1 Tabel Skala Likert ... 36
Tabel 3.2 Tabel Kisi-kisi Kuesioner ... 37
Tabel 3.3 Tabel Validitas Bimbingan Guru di Kelas ... 39
Tabel 3.4 Tabel Validitas Minat Belajar ... 40
Tabel 3.5 Tabel Validitas Motivasi Belajar ... 41
Tabel 3.6 Tabel Kriteria Reliabilitas ... 43
Tabel 3.7 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 43
Tabel 3.8 Indeks dan Interpretasi Korelasi ... 47
Tabel 5.1 Penilaian Bimbingan Guru di Kelas ... 60
Tabel 5.2 Penilaian Minat Belajar ... 60
Tabel 5.3 Penilaian Motivasi Belajar ... 61
(21)
xix
Lampiran I Instrumen Penelitian ... 80
Lampiran II Uji Validitas dan Reliabilitas ... 89
Lampiran III Data Induk ... 96
1. Data Induk Variabel Bimbingan Guru di Kelas ... 97
2. Data Induk Minat Siswa ... 101
3..Data Induk Motivasi Siswa ... 105
4..Data Induk Prestasi Belajar dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ... 109
Lampiran IV Perhitungan PAP Tipe II ...114
Lampiran V Uji Normalitas ... 118
Lampiran VI Uji Korelasi ... 120
Lampiran VII Tabel F ... 125
(22)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Usaha meningkatkan kualitas pendidikan tanpa mengutamakan perbaikan kualitas guru, bukan hanya omong kosong, tetapi juga telah memasung kemerdekaan berpikir. Lalu, apa ukuran guru disebut pintar? Pertama, pintar memberi motivasi kepada anak didik supaya mereka mempunyai idola positif yang menjadi teladan sebagai manusia yang berbudaya. Dengan begitu siswa tergugah empati, simpati dan semangatnya berupaya dan berusaha keras meniru keberhasilan dan prestasinya, minimal semangat juangnya. Kedua, guru menguasai ilmu yang harus diajarkan kepada anak didiknya. Ketiga, guru mampu mengajarkan mata pelajaran yang menjadi tanggung-jawabnya dengan cara-cara yang kreatif, menyenangkan, menarik, mudah, dan jelas untuk ditangkap anak serta meresap pada anak. Keempat, guru dapat mengikuti proses kemajuan zaman, inovatif, suka pada hal-hal baru yang terkait dengan model atau metode pembelajaran, menggunakan alat peraga yang bervariasi serta membangun kondisi proses pembelajaran berdasarkan kegembiraan siswa dan guru (Kompas, 04 September 2006).
Pendidikan merupakan kebutuhan yang mutlak bagi pembangunan masyarakat suatu negara, sebab pendidikan merupakan dasar bagi perkembangan
(23)
pembangunan nasional harus didukung oleh manusia cerdas, terampil, berbudi pekerti, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peranan penting bagi pembinaan generasi muda untuk berpartisipasi dalam proses terjadinya perubahan tertentu dengan cara bertindak yang tepat dan selaras dengan situasi yang dihadapinya. Proses perubahan tersebut mengalami perbuatan belajar. Proses perbuatan belajar ini banyak sekali aspek-aspeknya, seperti latar belakang timbulnya belajar, jenis dan bentuk-bentuk belajar, faktor yang mempengaruhi perbuatan belajar yang efisien, transfer dalam belajar dan sebagainya. Belajar membawa suatu perubahan terhadap individu yang melakukannya. Perbuatan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga berbentuk percakapan, sikap, pengertian, pengharapan, minat, penyesuaian diri. Pendeknya, mengenal aspek-aspek organisasi pribadi seseorang.
Dalam profil pendidikan, seseorang dikatakan belajar jika berusaha mengembangkan dirinya agar dapat berdiri sendiri dan mandiri dalam berbagai pengalaman tersebut. Sebagai contoh, bagaimana cara mencapai suatu prestasi yang tinggi. Dalam mencapai prestasi belajar, ada dua faktor yaitu faktor dari luar dan faktor dari dalam diri siswa itu sendiri. Faktor dari dalam adalah segala sesuatu yang mempengaruhi individu dalam mencapai prestasi belajar, sebagai contoh adalah kondisi fisik, minat, dan motivasi. Faktor yang berasal dari luar adalah segala sesuatu yang berasal dari luar individu siswa, sebagai contoh adalah lingkungan yang bersifat sosial.
(24)
Agar prestasi siswa meningkat, maka siswa harus belajar dengan giat serta mendapat bimbingan dari guru untuk mengembangkan minat belajar. Dengan bimbingan guru, minat belajar dan motivasi belajar, siswa dapat aktif dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas. Makin banyak siswa yang aktif di kelas, makin tinggi kemungkinan prestasi belajar yang dicapainya.
Hubungan bimbingan guru di kelas, minat belajar dan motivasi belajar dipilih untuk diteliti hubungannya dengan prestasi belajar, karena faktor tersebut merupakan keberhasilan siswa dalam belajar. Keberhasilan belajar akan nampak dalam prestasi belajar siswa yang diraih. Sebagai alat untuk melihat prestasi belajar siswa, biasanya digunakan evaluasi atau test belajar. Dengan evaluasi atau test dapat mengukur kemampuan siswa dalam menguasai suatu pelajaran.
Prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kurang baik karena kurangnya bimbingan guru di kelas, minat belajar dan motivasi belajar siswa dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial. Berdasarkan pada uraian latar belakang tersebut, maka penulis mengambil judul “Hubungan
antara Bimbingan Guru di Kelas, Minat Belajar dan Motivasi Belajar
dengan Prestasi Belajar dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial”.
B. Batasan Masalah
Dalam proposal ini, penulis membatasi masalah pada hubungan bimbingan guru di kelas, minat belajar dan motivasi belajar dengan prestasi
(25)
belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Santa Theresia Pangkalpinang.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan antara bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ?
2. Apakah ada hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa ?
3. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti tentang ;
1. ada tidaknya hubungan antara bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ;
2. ada tidaknya hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ;
3. ada tidaknya hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ;
(26)
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru dan siswa
Untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan bimbingan guru di kelas, minat belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan. 2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan.
3. Bagi penulis
Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan dan dapat menerapkan teori yang diperoleh di bangku kuliah.
(27)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Bimbingan Guru
1. Pengertian Bimbingan Guru
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam menentukan pilihan dan mengadakan penyesuaian secara logis dan nalar, dan juga bimbingan merupakan suatu bagian yang integral dari pendidikan. Menurut Sukardi (1998 : 8) bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dalam menetapkan pilihan dan penyesuaian diri serta di dalam memecahkan masalah-masalah. Bimbingan berarti pemberian bantuan kepada seseorang atau kepada sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup. Bantuan itu bersifat psikologis, yang artinya dengan bantuan itu seseorang akhirnya dapat mengatasi sendiri masalah yang dihadapinya (Winkel, 1991 : 17). Bimbingan ditinjau dari arti-arti seperti di atas, menunjukkan dua hal yaitu memberikan informasi, menuntun atau mengarahkan ke arah suatu tujuan (Sukardi, 1983 : 63).
Dengan bimbingan di kelas diartikan suatu proses bantuan kepada anak didik yang dilaksanakan secara terus-menerus supaya anak didik dapat menentukan cara belajar yang efisien dan efektif.
(28)
2. Tujuan Bimbingan Belajar
Belajar merupakan suatu kegiatan pengajaran di sekolah, maka murid-murid dibimbing agar mencapai tujuan belajar. Tujuan bimbingan belajar secara umum adalah membantu murid agar mendapat penyesuaian yang baik di dalam situasi belajar, sehingga setiap murid dapat belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, dan mencapai perkembangan yang optimal.
Tujuan bimbingan belajar secara terperinci menurut Sukardi (1983 : 79) adalah sebagai berikut :
a. mencarikan cara-cara yang efisien dan efektif bagi anak didik;
b. menunjukkan cara-cara mempelajari sesuatu dan menggunakan buku pelajaran;
c. menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi.
Dengan bimbingan belajar diharapkan murid-murid bisa melakukan penyesuaian yang baik dalam situasi belajar seoptimal mungkin sesuai potensi-potensi, bakat, minat, motivasi serta kemampuan yang ada.
3. Bimbingan Guru di Kelas
Bimbingan dari seorang guru dirasa sangat besar manfaatnya bagi siswa. Siswa sebagai subyek didik tentunya dalam proses belajar banyak mengalami masalah atau kesulitan, terutama dari diri siswa. Dengan munculnya berbagai masalah dalam diri siswa tersebut, maka perlu adanya
(29)
bimbingan dari guru, sebab selama berada di sekolah, gurulah yang bertanggung jawab terhadap siswa.
Pendidikan (termasuk di dalam pengajaran) ialah suatu proses yang diorganisasi dengan tujuan mencapai suatu hasil yang tampak sebagai perubahan dalam tingkah laku anak didik. Aktivitas “mendidik” adalah aktivitas yang melakukan pengawasan atas terjadinya perubahan tingkah laku di pihak anak didik. Interaksi murid-murid dapat dipakai sebagai salah satu jalan mengarah ke tujuan, apapun bentuknya tujuan itu. Guru membentuk satu pola resesi guru-murid supaya tujuan pendidikannya tercapai. Menurut Dep. P dan K (1973 : 155), bentuk pola itu berbeda-beda, prosedur pembimbingannya pun berbeda-beda pula.
Dengan adanya bantuan ini diharapkan siswa dapat mengatasi sendiri masalah yang dihadapinya saat ini dan untuk selanjutnya lebih mampu untuk mengatasi masalah yang akan dihadapi kelak di kemudian hari. Dalam hal ini ada unsur “kepercayaan” antara guru dan siswa, guru sebagai pihak yang memberikan bantuan percaya bahwa siswa akan mampu menuntun dirinya sendiri, meskipun kemampuan itu mungkin harus digali dan dikembangkan melalui bimbingan, baik di dalam pelajaran maupun di luar pelajaran (Rooijakkers, 1991 : 27). Guru memberikan kepercayaan kepada siswa dalam proses belajar maupun bimbingan di kelas misalnya guru mengajukan pertanyaan kepada siswa secara teratur dan tanpa nada mengancam sehingga siswa tidak malu dalam menyatakan pendapat. Guru juga perlu meyakinkan
(30)
siswa bahwa “bertanya dan menjawab” bukanlah hal yang memalukan untuk dilakukan karena hal tersebut cukup bermanfaat bagi guru itu sendiri (Rooijakkers, 1991 : 54).
Pandangan seorang murid terhadap gurunya dan sebaliknya pandangan guru terhadap muridnya mempengaruhi sifat bimbingan belajar yang diberikan guru, dengan demikian tentu akan mempengaruhi prestasi belajar yaitu perubahan tingkah laku yang diharapkan. Guru memberikan “perhatian” dalam bimbingannya dengan memberi bantuan tambahan selama siswa menerima penjelasan yang diberikan guru misalnya mengajak siswa untuk membaca kembali catatannya dan memberikan kesempatan untuk berfikir (Rooijakkers, 1991 : 29) sehingga kesulitan yang mungkin dihadapi siswa akan cepat terdeteksi. Selain itu, cara penyampaian bantuan dan bimbingan dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa karena jika tidak, siswa menjadi tidak mengerti apa-apa mengenai hal yang diajarkan.
Unsur lain dalam bimbingan yang dilakukan guru adalah
“penghargaan”. Komentar ataupun reaksi terhadap kesulitan dan pertanyaan (yang berasal dari guru maupun siswa) bernilai sama pentingnya dengan pertanyaan itu sendiri (Rooijakkers, 1991 : 30). Pengajar harus bersikap positif terhadap reaksi siswa (baik berupa pertanyaan maupun jawaban) karena kegiatan belajar mengajar akan menjadi sesuatu yang menarik dan membangun jika guru mampu menangani reaksi dan kegiatan murid secara cermat. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan adanya
(31)
unsur-unsur bimbingan belajar yaitu adanya kepercayaan, perhatian dan penghargaan.
Guru sebagai pengelola pelajaran dituntut untuk memiliki kemampuan mengelola seluruh proses belajar-mengajar dengan menciptakan kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap murid dapat belajar dengan baik. Guru dengan fungsinya sebagai evaluator, dituntut untuk secara terus-menerus mengikuti prestasi belajar yang telah dicapai muridnya. Guru sebagai pembimbing dituntut untuk memberikan pendekatan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dalam setiap proses belajar-mengajar berlangsung.
Bimbingan yang dimaksud di sini adalah bimbingan yang diberikan oleh seorang guru yang menjadi seorang pendidik sekaligus menjadi pembimbing. Bimbingan dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun anak didik dalam belajar serta membantu anak didik dalam mengatasi masalah, sebagai contoh bimbingan dalam menemukan cara yang tepat. Bimbingan dalam penelitian ini adalah bimbingan yang dilakukan guru dalam membantu murid untuk lebih mendalami suatu materi khususnya akuntansi. Bimbingan itu sendiri bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa bagi yang kurang mampu dalam menguasai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
(32)
B. Minat Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
1. Minat
Minat secara sederhana berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu hal. Minat dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Menurut Hornby (1974 : 45), Wayan Nurkancana (1981 : 124), Kartini Kartono (1980 : 109) minat pada hakikatnya merupakan perhatian, keinginan, rasa suka dan rasa terikat dengan sesuatu obyek walaupun tidak ada yang menyuruh. Minat mengandung unsur keinginan, baik keinginan untuk memiliki maupun keinginan untuk mengetahui obyek yang diingini. Walgito (1982 : 123) mengatakan bahwa keinginan merupakan usaha aktif menuju pelaksanaan suatu tujuan. Minat juga mengandung unsur rasa suka atau rasa senang terhadap suatu obyek. Sebagai contoh, seseorang yang suka akan pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), maka orang itu akan merasa senang melihat, membaca dan mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Minat menurut Winkel (1980 : 105) diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan senang mempelajari materi tersebut. Slameto (1988 : 183) mengatakan bahwa beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subjek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada.
(33)
Di samping memanfaatkan minat siswa yang telah ada disarankan agar pengajar membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang, sikap siswa dalam mengikuti pelajaran harus tetap dijaga serta suasana pelajaran.
Minat mempunyai dua aspek, yaitu aspek kognitif dan aspek
afektif. Aspek kognitif didasarkan atas konsep yang dikembangkan anak mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Aspek afektif, konsep yang membangun minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan oleh minat.
Minat merupakan suatu perasaan atau sikap, oleh karena itu keberadaan dan kekuatannya hanya dapat diduga. Menurut Sukardi (1988 : 63) ada tiga cara yang digunakan untuk menentukan minat, yaitu sebagai berikut.
a. Minat yang diekspresikan (expressed interest), yaitu seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata tertentu. Contohnya : seseorang mengatakan bahwa dirinya suka mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
b. Minat yang diwujudkan (manifest interest), yaitu seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata tetapi melalui tindakan
(34)
atau perbuatan, ikut berperan aktif dalam suatu aktivitas tertentu. Contohnya : siswa yang aktif dalam salah satu kegiatan sekolah.
c. Minat yang diinventarisasikan (inventoried interest), yaitu seseorang dapat diukur minatnya dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu.
Faktor-faktor pendorong minat adalah sebagai berikut. a. Drive determinant, dorongan untuk mempertahankan hidup.
b. Dorongan keadaan, yang mana keadaan itu ditimbulkan oleh dorongan
determinantdi atas.
c. Kegiatan mencapai tujuan. Komponen ini dilandasi oleh komponen dorongan drive determinant dan dorongan keadaan hingga tercapainya tujuan individu.
d. Mengendurnya dorongan karena tujuan telah tercapai serta keinginan dan kebutuhan telah tercapai.
e. Efek mengendurnya dorongan semula karena munculnya dorongan lain yang baru, yang menghendaki perumusannya.
Kemampuan komponen itu bekerja berhubungan atau berkelanjutan dari yang pertama hingga yang terakhir, sebagai landasan tumbuhnya minat seseorang untuk bertindak atau memusatkan perhatiannya ke dalam suatu hal (Soewardi, 1987 : 183). Minat berhubungan dengan kecenderungan individu untuk memusatkan perhatian dan meningkatkan aktivitas mental dan kegiatan kepada suatu obyek. Minat selalu berhubungan dengan kemampuan,
(35)
kebutuhan dan pengalaman pada diri individu. Jadi minat bertujuan kepada suatu obyek yang banyak sangkut-pautnya dengan individu. Minat seseorang dapat diukur melalui kegiatan-kegiatan yang sering dilakukan dan melalui pernyataan senang atau tidak senang terhadap suatu obyek.
Super dan Crites yang dikutip oleh Kils (1988 : 33) mengemukakan bahwa ada empat cara untuk mengetahui minat seseorang melalui :
a. pertanyaan-pertanyaan mengenai hal-hal yang disenangi dan yang tidak disenangi;
b. pengamatan mengenai hal-hal yang sering dilakukan; c. tes obyektif;
d. tes minat yang telah dipersiapkan secara baku
Seorang guru perlu mengadakan pengukuran terhadap minat anak-anak antara lain sebagai berikut.
a. Meningkatkan minat anak-anak
Setiap guru perlu mempunyai kewajiban untuk meningkatkan minat anak-anak. Minat merupakan komponen yang penting dalam kehidupan pada umumnya dan dalam pendidikan serta pengajaran pada khususnya. Guru yang mengabaikan hal ini tidak akan berhasil di dalam pekerjaannya sebagai seorang pengajar yang baik.
(36)
Apabila anak-anak menunjukkan minat yang kecil, maka merupakan tugas guru untuk mengembangkan minat tersebut.
c. Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik
Oleh karena itu, sekolah adalah suatu lembaga yang menyiapkan anak-anak untuk hidup di dalam masyarakat. Sekolah harus mengembangkan aspek-aspek ideal agar anak-anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh dari pengalaman belajar. Dengan demikian, perlu meningkatkan minat dalam diri anak karena peningkatan minat merupakan bantuan terhadap anak agar memandang sendiri hubungan antara materi pelajaran dengan dirinya sebagai individu. Minat yang timbul dari anak-anak merupakan pendorong bagi anak-anak dalam melaksanakan usahanya. Jadi minat adalah sangat penting dalam dunia pendidikan, sebab minat merupakan sumber dari usaha. Sering muncul pertanyaan bagaimana seseorang dapat berminat terhadap suatu obyek? Pada kenyataannya, anak-anak tidak dilahirkan dengan minat yang sudah tersedia, sebaliknya minat adalah hasil dari belajar, yaitu sebagai berikut.
a. Belajar coba-ralat, yaitu anak-anak menemukan bahwa sesuatu itu menarik perhatian mereka. Bila dikombinasikan dengan bimbingan belajar, coba-ralat merupakan cara yang berharga untuk mengembangkan minat baru, karena anak mempunyai kesempatan mencoba apa yang menarik bagi mereka dan melihat apakah hal itu benar-benar memenuhi kebutuhan tertentu dalam kehidupan mereka atau tidak.
(37)
b. Dalam belajar melalui identifikasi dengan orang yang dikagumi, anak-anak mengambil-alih minat orang lain dan juga perilaku mereka sebagai pola tingkah lakunya.
c. Minat mungkin berkembang melalui bimbingan dan pengarahan seseorang yang mahir dalam menilai kemampuan anak.
Dengan demikian, yang dimaksud minat dalam penelitian ini adalah perhatian, keinginan, rasa suka dan rasa tertarik siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
2. Belajar
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kegiatan yang dilakukan yang merupakan suatu gejala dari belajar. Winkel (1983 : 150) menyebutkan belajar adalah suatu proses mental yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan/skill, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan, dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku yang merupakan hasil dari belajar.
Dalam metode belajar dan kesulitan-kesulitan belajar, Hamalik (1983 : 21) menyebutkan bahwa belajar adalah merupakan integrasi dari berbagai pandangan tentang belajar dari ketiga teori, yaitu sebagai berikut.
(38)
Manusia terdiri dari berbagai daya upaya seperti daya pikir, mengingat dan mengenal. Belajar di sini dapat diartikan usaha melatih daya-daya itu agar dapat berkembang.
b. Ilmu jiwa asosiasi
Manusia terdiri dari asosiasi dari berbagai tanggapan yang masuk ke dalam jiwa kita. Jadi belajar di sini artinya membentuk hubungan-hubungan stimulus response dan melatih hubungan-hubungan-hubungan-hubungan itu agar bertalian erat.
c. Ilmu jiwa gestalt atau organisme
Jiwa manusia terdiri dari satu keseluruhan yang bulat dan berstruktur sehingga manusia beraktivitas dan berinteraksi dengan lingkungan. Jadi belajar di sini artinya mengalami, berbuat, bereaksi, dan berpikir secara kritis.
Dengan demikian, belajar adalah suatu proses akhir dimana terjadi
hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan
lingkungannya. Menurut Ahmadi (1991 : 130-131), ada beberapa ciri yang berhubungan dengan masalah belajar, ciri-ciri tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Dalam belajar terdapat perubahan tingkah laku, baik tingkah laku yang diamati maupun tingkah laku yang tidak dapat diamati secara langsung. b. Dalam belajar, perubahan tingkah laku meliputi tingkah laku kognitif,
(39)
c. Dalam belajar, perubahan tingkah laku menjadi suatu yang relatif menetap d. Dalam belajar, perubahan terjadi melalui pengalaman dan latihan
e. Belajar merupakan proses usaha yang artinya belajar berlangsung dalam kurun waktu yang relatif lama.
Menurut Ahmadi (1991 : 130-131), pengertian belajar dapat dikemukakan dalam lima karakteristik/sifat sebagai berikut.
a. Belajar terjadi dalam situasi yang berarti secara individual, belajar sebagai proses perubahan tingkah laku.
b. Motivasi sebagai daya penggerak
c. Hasil belajar adalah kebulatan pada tingkah laku d. Murid menghadapi situasi secara pribadi
e. Belajar adalah mengalami apa yang artinya menghayati sesuatu aktual penghayatan yang mana akan menimbulkan respon-respon tertentu dari pihak murid.
Masyarakat lebih percaya pada hasil belajar dari suatu lembaga pendidikan atau sekolah, karena di sekolah siswa benar-benar belajar dengan baik dengan adanya peraturan dari sekolah. Fungsi pendidikan itu sendiri adalah melatih siswa atau anak didik untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan, nilai-nilai serta sikap yang telah distandarkan menurut ukuran-ukuran tertentu sehingga mendorong perkembangan individu sebagai warga negara yang baik.
(40)
3. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Minat Belajar
Keberhasilan atau kegagalan dalam belajar sangat berhubungan dengan minat. Menurut Prayitno, Faktor-faktor tersebut meliputi :
a. perkembangan fisik dan mental, minat tumbuh bersamaan dengan
perkembangan fisik dan mental pada waktu mencapai kematangan
minat stabil ;
b. kesempatan belajar, minat tumbuh dari rumah, namun karena luasnya lingkup sosial, anak menjadi tertarik pada minat orang di luar rumah ; c. pengaruh orang tua, orang tua mempengaruhi sikap anak ;
d. hubungan guru dengan murid ;
e. penerimaan kelompok oleh teman sebaya ; f. keberhasilan akademis ;
g. lingkungan sosial.
C. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Pengertian motivasi berasal dari bahasa latin yaitu “mover” yang artinya sebagai “menggerak”, dalam bahasa Inggris bersumber pada kata “to move” yang bila dihubungkan dengan tingkah laku manusia berarti sesuatu yang menggerakkan timbulnya prilaku. Helmut and Eberhand (1983 : 4), Bigge and Hunt (1980 : 30) mendefinisikan motivasi sebagai dorongan rasa
(41)
keinginannya tersebut. Wexley and Yude (1984 : 13) menyatakan bahwa motivasi adalah suatu proses yang menyebabkan tingkah laku seseorang menjadi lebih kuat dan terarah pada sesuatu yang sedang dikerjakan. Dengan demikian sikap terhadap motivasi belajar adalah dorongan rasa ingin tahu dan usaha seseorang untuk melakukan kegiatan belajar.
Pengukuran terhadap motivasi perlu dilakukan dengan melihat peranannya yang sangat menentukan terhadap belajar siswa. Menurut para ahli pendidikan, bahwa dalam dunia pendidikan perhatian terhadap usaha memotivasi anak didik mutlak perlu. Konsentrasi merupakan salah satu unsur pokok yang perlu untuk belajar dengan baik dan mencapai keberhasilan belajar (The Liang Gie, 1980 : 30). Oleh karena itu motivasi belajar siswa perlu mendapat perhatian agar tetap tinggi.
Motivasi mempengaruhi seseorang untuk melakukan usaha kegiatan, dapat timbul dari dalam dirinya sendiri atau timbul akibat pengaruh dari luar. Menurut Bigge and Hunt (1986 : 30), motivasi dapat timbul karena adanya kebutuhan dan rangsangan. Kebutuhan akan menimbulkan dorongan dari dalam diri. Oleh karena itu perlu pembekalan dengan berbagai rangsangan kepada siswa sehingga dalam diri siswa tersebut, belajar adalah suatu kebutuhan, dengan demikian mereka berkeinginan dan berusaha dalam kegiatan belajar untuk mencapai hasil yang baik.
Motivasi belajar terdiri dari tiga komponen yaitu : (1) dorongan kognitif, (2) harga diri, (3) kebutuhan berafiliasi (Slameto, 1988 : 2).
(42)
Dorongan kognitif adalah kebutuhan untuk mengetahui, mengerti dan memecahkan masalah. Dorongan kognitif timbul didalam interaksi individu dengan yang dipelajari. Harga diri adalah kebutuhan untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan untuk mendapat status. Ada orang yang tekun belajar dan mengerjakan tugas-tugas dengan baik bukan terutama untuk memperoleh pengetahuan/keterampilan, melainkan hanya semata-mata untuk memperoleh status atau harga diri. Kebutuhan berafiliasi adalah kebutuhan untuk menguasai bahan pelajaran untuk memperoleh pembenaran/penerimaan dari teman-temannya atau orang lain untuk dapat memberi status kepadanya.
Teevan and Smith (1976 : 11) melakukan penelitian yang hasilnya menyatakan bahwa siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi selalu berusaha kontinyu sampai meraih tujuan yang dicita-citakannya, selalu dapat berhasil menyelesaikan setiap persoalan, selalu membutuhkan pemusatan (konsentrasi) pikiran.
Usaha belajar yang disebutkan diatas sangat tepat bagi mereka yang mempunyai motivasi belajar tinggi dan sedikit kemungkinan dapat dilakukan oleh mereka yang motivasi belajarnya rendah. Oleh karena itu motivasi belajar siswa mutlak perlu mendapat perhatian agar mereka tetap memiliki motivasi belajar tinggi, sehingga selalu berkeinginan dan berusaha dalam kegiatan belajar baik di sekolah maupun di rumah. Di sekolah selalu aktif dalam kegiatan belajar mengajar, bila belum dapat memahami penjelasan dari guru akan berusaha untuk bertanya baik kepada guru maupun teman yang
(43)
lain. Di rumah selalu berusaha mengerjakan semua tugas-tugas dengan baik, dengan memanfaatkan waktu yang luang untuk membaca buku yang mendukung dan menambah pengetahuan yang sudah dimiliki.
Pada hakekatnya, setiap individu memiliki motivasi terhadap suatu obyek/tujuan yang dihadapi. Motivasi adalah tenaga penggerak yang
menimbulkan atau mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Dikemukakan oleh (Suardiman 1985 : 94) ada tiga kebutuhan pokok yang menyebabkan seseorang yang berusaha untuk mencapai suatu obyek yang dikehendaki, ketiga kebutuhan tersebut yaitu : kebutuhan berprestasi, kebutuhan berafiliasi dan kebutuhan berkuasa. Ketiga konsep kebutuhan tersebut lebih dikenal dengan “social motives theory”. Pengertian kebutuhan berprestasi (motivasi berprestasi) disebut sebagai keberhasilan bersaing dengan beberapa keunggulan. Sejalan dengan batasan diatas, Boocock (1968 : 74) menyatakan bahwa motivasi mengacu pada respon individu terhadap situasi dimana standar terbaik dapat dilibatkan pada tingkah lakunya.
Sedangkan Marjoribanks (1968 : 11) berpendapat bahwa motivasi
memberikan daya dorong psikologis untuk mengungguli dimana standar terbaik dilibatkan.
Menurut Heckhausen yang dikutip oleh Sri Mulyani Martaniah (1984 : 23), membedakan tiga standar keunggulan. Pertama yang berhubungan dengan tugas yaitu menilai atas dasar kesempurnaan hasil. Kedua yang berhubungan dengan diri sendiri yaitu membandingkan dengan hasil sendiri
(44)
atau prestasi yang sebelumnya. Ketiga yang berhubungan dengan orang lain yaitu membandingkan dengan hasil orang lain. Di lain pihak, Winkel (1983 : 29) mengemukakan bahwa ukuran mengenai taraf tinggi rendah hasil belajar mungkin itu ditentukan oleh siswa sendiri. Kalau taraf yang ditentukan itu tercapai, siswa akan merasa puas dan kalau tidak, siswa akan merasa kecewa.
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dalam kegiatan belajar-mengajar, dikenal adanya motivasi belajar yaitu keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar-mengajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi tercapainya suatu tujuan (Winkel, 1989 : 92).
Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberi gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Maka dari itu motivasi belajar penting bagi guru dan siswa (Dimyati dan Mudjiono, 1994 : 85). Bila motivasi disadari oleh siswa, maka sesuatu pekerjaan, dalam hal ini tugas belajar akan terselesaikan dengan baik. Guru juga mempunyai tugas untuk mengubah siswa tak berminat menjadi bersemangat belajar, mengubah siswa cerdas yang acuh tak acuh menjadi semangat.
(45)
Siswa yang mempunyai motivasi tinggi akan merasa menyesal pada dirinya sendiri apabila prestasi belajarnya tidak sebaik yang diharapkan, karena harapannya mencapai prestasi yang baik, kalau ia berusaha. Hal ini diungkapkan oleh Hudgins (1983 : 409) bahwa mereka yang mempunyai motivasi tinggi, kegagalan disebabkan kurangnya usaha sehingga mereka menyesal kepada diri sendiri, karena dia yakin bahwa dirinya mampu melakukan dengan baik.
Usaha untuk mencapai hasil yang baik tersebut berkaitan dengan harapan sukses dan kecendrungan menghindari kegagalan. Makin tinggi harapan untuk berhasil dengan prestasi yang baik dan kegigihan untuk menghindari kegagalan yang diikuti semangat untuk berusaha adalah kondisi utama untuk mencapai prestasi yang lebih baik.
2. Bentuk Motivasi Belajar
Motivasi belajar terbagi atas dua bentuk (Winkel, 1983 : 27), yaitu sebagai berikut.
a. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaannya karena pengaruh rangsangan dari luar. Motivasi ekstrinsik bukan merupakan perasaan atau keinginan yang sebenarnya yang ada dalam diri siswa untuk belajar. Menurut Sudirman, yang tergolong dalam motivasi ekstrinsik yaitu belajar demi memenuhi kewajiban, belajar demi menghindari
(46)
hukuman yang diancamkan, belajar demi memperoleh hadiah yang dijanjikan, belajar demi meningkatkan gengsi sosial, belajar demi memperoleh pujian dari orang lain, dan belajar demi tuntutan yang diraih.
Cara-cara yang dapat digunakan untuk menimbulkan motivasi ekstrinsik yaitu :
1. Memberikan penghargaan dan celaan 2. Persaingan atau kompetisi
3. Hadiah dan hukuman
4. Pemberitahuan tentang kemajuan belajar siswa
b. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan oleh faktor pendorong dari dalam diri (internal) individu. Tingkah laku yang terjadi tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor dari lingkungan. Jadi motivasi muncul dari kesadaran diri sendiri, bukan orang lain. Individu bertingkah laku karena mendapatkan energi dan pengaruh tingkah laku yang tidak dapat kita lihat sumbernya dari luar atau dengan kata lain individu terdorong untuk bertingkah laku ke arah tujuan tertentu tanpa adanya faktor luar.
Di dalam proses belajar individu yang termotivasi secara intrinsik dapat dilihat dari kegiatannya yang tekun dalam mengerjakan tugas-tugas belajar karena merasa butuh dan ingin mencapai tujuan belajar yang
(47)
sebenarnya. Individu yang termotivasi secara intrinsik aktifitasnya lebih baik dalam belajar daripada individu yang termotivasi secara ekstrinsik.
3. Unsur-unsur yang Berhubungan dengan Motivasi
Ada beberapa unsur yang berhubungan dengan motivasi belajar. (Dimyati dan Mudjiono, 1994 : 97) mengemukakan unsur-unsur tersebut adalah :
a. cita-cita/aspirasi siswa; b. kemampuan siswa; c. kondisi siswa;
d. kondisi lingkungan siswa;
e. unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran; f. upaya guru dalam membelajarkan siswa.
4. Motivasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Di dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi sangat diperlukan baik dari dalam maupun dari luar siswa itu sendiri. Motivasi bagi pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam kaitan itu perlu diketahui cara meningkatkan motivasi siswa, dalam hal ini guna meningkatkan motivasi siswa untuk belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
(48)
Ada beberapa bentuk dan cara untuk meningkatkan motivasi dalam belajar (Dimyati dan Mudjiono, 1994 : 101), yaitu :
a. optimalisasi penerapan prinsip belajar;
b. optimalisasi unsur-unsur dinamis belajar dan pembelajaran; c. optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa; d. pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar.
Dengan motivasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial yang tinggi siswa akan merasa senang belajar akuntansi dan terdorong untuk belajar giat serta mendapatkan suatu prestasi yang memuaskan bagi siswa.
D. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Winkel (1987 : 36) belajar adalah suatu aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan sikap. Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang biasanya ditunjukkan dengan nilai-nilai tes yang diberikan oleh guru.
(49)
Menurut Rostiyah (1982 : 159) faktor yang berhubungan dengan belajar adalah dapat digolongkan menjadi 2 (dua).
a. Faktor eksternal
Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu, antara lain :
1. faktor dari lingkungan keluarga ; 2. faktor yang datang dari masyarakat ;
3. faktor yang datang dari lingkungan sekolah.
Faktor-faktor eksternal tersebut sangat mempengaruhi siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya.
b. Faktor internal
Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor-faktor yang timbul dari diri anak itu sendiri. Faktor internal tersebut adalah sebagai berikut. 1. Minat terhadap bahan pelajaran
Dalam mengikuti pelajaran di sekolah hendaknya siswa mempunyai minat terhadap pelajaran yang sedang diikutinya. Kurangnya minat akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.
2. Tujuan belajar siswa
Tujuan yang samar-samar dan tidak realistis akan menjadi penghalang atas kemajuan belajarnya. Bukan kemajuan yang akan diperoleh melainkan kegagalan atau kekecewaan yang akan didapat.
(50)
Badan yang sehat akan lebih menguntungkan bagi setiap orang.
Dengan badan yang sering sakit-sakitan dan kurang vitamin
merupakan faktor yang menghambat kemajuan belajar. 4. Kecakapan mengikuti pelajaran
Cakap mengikuti pelajaran apabila siswa mengerti hal yang diajarkan dan kemudian merangsangnya menambah pengetahuan yang lebih luas. Untuk itu bisa memahami dan mengerti isi pelajaran yang diperlukan.
E. Kerangka Berpikir
1. Hubungan antara Bimbingan Guru di Kelas dengan Prestasi Belajar
Siswa
Prestasi belajar adalah penguasaan ketrampilan terhadap mata pelajaran yang diberikan melalui hasil tes. Bimbingan adalah bantuan yang
diberikan guru kepada siswa dalam hal pelajaran. Bimbingan yang
diberikan guru kepada murid tentu mempunyai maksud yang baik. Dengan bimbingan dari guru, siswa menjadi berminat untuk belajar sehingga prestasi siswa dapat lebih baik.
(51)
Prestasi belajar adalah penguasaan ketrampilan terhadap mata pelajaran yang diberikan melalui hasil tes. Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap suatu hal. Minat belajar sangat berperan untuk menentukan keberhasilan prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran IPS.
3. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar adalah penguasaan ketrampilan terhadap mata pelajaran yang diberikan melalui hasil tes. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan menimbulkan arah pada kegiatan belajar demi tercapainya suatu tujuan. Motivasi yang diberikan guru yang tepat sasaran akan meningkatkan semangat belajar sehingga prestasi belajar anak tersebut akan meningkat.
F. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan penelitian. Berdasarkan kajian di atas, maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut.
1. Ada hubungan antara bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar siswa
(52)
2. Ada hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
3. Ada hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa
(53)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini ditinjau dari segi tujuan termasuk penelitian terapan, karena dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis (Sugiyono, 1999 : 5).
Ditinjau menurut metodenya, penelitian ini termasuk penelitian survei karena penelitian ini dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil populasi tersebut sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel (Sugiyono, 1999 : 7). Dilihat dari jenis data, penelitian ini termasuk data kuantitatif karena data berupa angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 1999 : 14).
B. Jadwal Penelitian
Waktu : Bulan November – Desember 2007
Tempat : SMP Santa Theresia, Pangkalpinang
(54)
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah orang yang akan diteliti atau orang yang akan menjadi subyek informasi. Di sini yang akan menjadi subyek dari penelitian ini adalah siswa-siswa kelas 8 SMP Santa Theresia Pangkalpinang. 2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah objek yang berkaitan dengan sasaran penelitian yakni data atau informasi apa yang akan dicari. Objek penelitian yang diperlukan adalah bimbingan guru di kelas, minat belajar dan motivasi belajar dan prestasi belajar IPS.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas 8 SMP Santa Theresia Pangkalpinang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini, digunakan sampel karena mengingat keterbatasan waktu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel sebanyak 148 siswa.
3. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling atau pengambilan sampel secara acak yang artinya
(55)
pengambilan sampel anggota populasi dilakukan undian sehingga semua subyek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subyek untuk memperoleh kesempatan menjadi sampel.
E. Metode Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian digunakan alat pengumpul data. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Kuesioner
Kuesioner menurut Suharsimi Arikunto (1991 : 124) adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang perlu diketahui. Kuesioner dalam penelitian ini untuk mengungkapkan data tentang bimbingan guru di kelas, minat belajar, dan motivasi belajar mata pelajaran IPS siswa. 2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data berdasarkan data yang sudah ada di SMP Santa Theresia Pangkalpinang. Data tersebut meliputi data-data monografi tentang keadaan sekolah seperti jumlah siswa, jumlah guru, fasilitas siswa, dan prestasi belajar IPS siswa.
(56)
F. Data Yang Diperlukan
Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui daftar pertanyaan yang meliputi tentang :
a. data pribadi siswa ; b. bimbingan guru di kelas ; c. minat belajar siswa ; d. motivasi belajar siswa.
G. Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek peneliti atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 1993 : 91). Variabel penelitian ini dapat disebutkan sebagai berikut.
1. Variabel bebas (X) adalah himpunan seluruh gejala yang dimiliki berbagai aspek atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan munculnya variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Bimbingan guru di kelas
b. Minat belajar siswa c. Motivasi belajar siswa
2. Variabel terikat (Y) adalah prestasi belajar yang merupakan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.
(57)
H. Pengukuran Variabel Penelitian
1. Untuk mengukur bimbingan guru di kelas, minat belajar dan motivasi belajar IPS siswa digunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang. Skala Likert yang digunakan sebagai berikut : sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju diberi skor 5, 4, 3, 2, 1.
Dalam skala likert ini digunakan pengukuran sebagai berikut. Tabel 3.1
Jawaban Pertanyaan Positif Pertanyaan negatif
- Sangat Setuju (SS) - Setuju (S)
- Netral (N)
- Tidak Setuju (TS)
- Sangat Tidak Setuju (STS)
5 4 3 2 1
1 2 3 4 5
Adapun pengelompokkan variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Varibel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah :
1) pengaruh bimbingan guru di kelas ; 2) minat belajar ;
(58)
b. Variabel terikat adalah variabel yang nilainya akan dipengaruhi variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS.
Adapun indikator dari masing-masing variabel nampak dalam Tabel di bawah ini.
Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner
Variabel Indikator Item positif Item negatif
1. Bimbingan guru
2. Minat belajar
3. Motivasi belajar
a. Kepercayaan b. Perhatian c. Penghargaan a. Keinginan siswa
dalam belajar b. Sikap siswa dalam
mengikuti pelajaran c. Suasana pelajaran a. Ketekunan b. Dorongan untuk
lebih baik c. Memenuhi
kewajiban d. Tuntutan yang
diraih e. Hukuman
1, 2, 4, 5, 6 8, 9
1, 3, 4, 5, 7, 8 9
1, 2
3
4, 5, 6, 7
8 3 7 10 10 2, 6 9, 10
(59)
2. Prestasi belajar IPS siswa dapat diperoleh dari dokumentasi nilai raport yang ada di sekolah SMP Santa Theresia Pangkalpinang.
I. Pengujian Kuesioner
Untuk mengetahui apakah kuesioner ini valid dan reliabel atau tidak maka perlu diadakan pengujian validitas dan reliabilitas sebagai berikut.
1. Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi atau instrumen dikatakan valid apabila instrumen itu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dalam penelitian ini, besar koefisien validitas yang digunakan dalam menganalisis soal menggunakan rumus Product-Moment Pearson (Arikunto, 1996 : 254) :
2 2 2 2 ) ( ) ( ) )( ( Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan :N = jumlah responden
X = skor item
Y = skor total
(60)
Setelah koefisien relasi (rxy) ditemukan, perlu diuji dengan product
moment tabel (rtb) pada taraf signifikan 5% dan N. Jika rxy > rtb berarti alat
ukur tersebut valid.
Pelaksanaan analisis uji coba validitas penelitian ini diberikan kepada siswa kelas 8 A SMP Santa Theresia Pangkalpinang dengan jumlah responden 37 siswa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka tingkat validitas kuesioner telah diuji dan untuk proses perhitungan, peneliti menggunakan bantuan program komputer yaitu SPSS pada taraf signifikansi 5% dan jumlah n : 37 dengan dk = n – 2 (dk = 37-2 = 35) sehingga di dapat rtabelsebesar
0,325.
a. Bimbingan Guru di Kelas
Butir pertanyaan dari variabel bimbingan guru yang berjumlah 10 butir diperoleh 10 butir semuanya valid. Berikut ini disajikan hasil pengukuran uji validitas dan untuk hasil selengkapnya ada pada lampiran.
Tabel 3.3
Validitas Bimbingan Guru di Kelas
Butir Pertanyaan Rhitung rtabel Keterangan
Bimb.G 1 Bimb.G 2 Bimb.G 3 Bimb.G 4 Bimb.G 5 Bimb.G 6 0,787 0,750 0,692 0,553 0,479 0,775 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 Valid Valid Valid Valid Valid Valid
(61)
Bimb.G 7 Bimb.G 8 Bimb.G 9 Bimb.G 10 0,426 0,441 0,391 0,772 0,325 0,325 0,325 0,325 Valid Valid Valid Valid
b. Minat Belajar
Butir pertanyaan dari variabel kepuasan kerja yang berjumlah 10 butir dan juga diperoleh 10 butir yang valid. Berikut ini disajikan hasil pengukuran uji validitas dan untuk hasil selengkapnya ada di lampiran.
Tabel 3.4
Validitas Minat Belajar
Butir Pertanyaan Rhitung rtabel Keterangan
Min.Blj 1 Min.Blj 2 Min.Blj 3 Min.Blj 4 Min.Blj 5 Min Blj 6 Min.Blj 7 Min.Blj 8 Min Blj 9 Min Blj 10
0,515 0,379 0,668 0,637 0,567 0,483 0,401 0,536 0,716 0,447 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
(62)
c. Motivasi Belajar
Butir pertanyaan dari variabel motivasi belajar yang berjumlah 10 butir dan juga diperoleh 10 butir yang valid. Berikut ini disajikan hasil pengukuran uji validitas dan hasil selengkapnya ada pada lampiran.
Tabel 3.5
Validitas Motivasi Belajar
Butir Pertanyaan Rhitung rtabel Keterangan
Mo.Blj 1 Mo.Blj 2 Mo.Blj 3 Mo.Blj 4 Mo.Blj 5 Mo.Blj 6 Mo.Blj 7 Mo.Blj 8 Mo.Blj 9 Mo.Blj 10 0,611 0,386 0,460 0,606 0,581 0,501 0,586 0,398 0,336 0,358 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu (Arikunto, 1996:168). Menurut Suharsimi Arikunto (1996:190-191), untuk menguji reliabilitas butir kuesioner dalam penelitian ini digunakan teknik koefisienalpha, dengan formula:
(63)
22 1 1 b b tt k k r Keterangan:
rtt : Reliabilitas
K : Banyaknya butir pertanyaan
2 b : Jumlah varians butir
2 b
: Varians total
Reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach. Jika koefisien alpha rtabel dengan taraf signifikan 5 %, maka
instrumen penelitian tersebut reliabel. Sebaliknya alpha rtabeldengan taraf
signifikan 5 %, maka instrumen penelitian tersebut tidak reliabel.
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas, maka angka reliabilitas hasil perhitungan dibandingkan dengan indeks korelasi (Hadi, 2004:303) dalam tabel berikut.
Tabel 3.6
Kriteria Reliabilitas
Indeks Korelasi Interprestasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah Antara 0,000 sampai dengan 0, 200 Sangat Rendah
(64)
Pengujian reliabilitas dikerjakan dengan bantuan program komputer SPSS pada taraf signifikansi 5 %. Adapun sampel yang digunakan berukuran n = 37. Dari perhitungan tersebut diperoleh hasil rhitung= 0,874 untuk variabel
bimbingan guru, rhitung = 0,838 untuk variabel minat belajar, rhitung = 0,804
untuk variabel motivasi belajar. Dalam penelitian ini, semua variabel mempunyai r hitung yang lebih besar dari 0,60 sehingga dapat dikatakan bahwa instrumen dalam kuesioner ini dapat diandalkan atau reliabel.
Tabel. 3.7
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel
r hitung
Indeks Korelasi Keterangan
Bimbingan guru Minat belajar Motivasi belajar
0,874 0,838 0,804
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Antara 0,800 sampai dengan 1,000
Tinggi Tinggi Tinggi
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen dalam kuesioner ini sudah dianggap memenuhi kedua prasyarat instrumen yang baik yaitu valid dan reliabel. Jadi instrumen bimbingan guru, minat belajar dan motivasi belajar, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh data.
(65)
J. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisa data, peneliti menggunakan persamaan regresi. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam penggunaan regresi.
a) Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas data yang digunakan untuk mengetahui apakah skor-skor dalam sampel dapat masuk akal dianggap berasal dari suatu populasi dengan distribusi teoritis (Siegel, 1997 : 59). Uji normalitas menguji apakah pada model regresi, variabel dependen, variabel independent, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
b) Pengujian Hipotesis Penelitian
Data dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Untuk menguji hipotesis 1 digunakan teknik analisis korelasi parsial (Sugiyono, 2005:221)..
2 1 .xx y r = 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 . yx x x x x yx yx r r r r r Keterangan: 2 1 .xx y
r : koefisien korelasi partial antara bimbingan guru dengan prestasi belajar siswa
1 yx
r : koefisien korelasi antara bimbingan guru dengan prestasi belajar siswa
2 yx
r : koefisien korelasi antara minat belajar, motivasi belajar dan prestasi belajar
(66)
2 1x x
r : Koefisien korelasi antara bimbingan guru, minat belajar dan motivasi belajar
untuk menguji signifikansi koefisien korelasi parsial dari hasil perhitungan (rxy) menggunakan statistik uji t dengan rumus:
thitung=
p p
r n r
2 1
3
keterangan:
rp : Koefisien korelasi antara bimbingan guru dengan prestasi belajar
n : Jumlah anggota sampel
Kriteria pengambilan keputusan yaitu jika nilai thitung > ttabel pada taraf
signifikansi 5%, maka Ho ditolak berarti antara variabel yang diuji terdapat hubungan yang positif dan signifikan maka ada hubungan antara bimbingan guru dengan prestasi belajar. Jika didapatkan nilai thitung< ttabel
pada taraf signifikansi 5%, maka Ho gagal ditolak berarti antara variabel tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan hubungan antara bimbingan guru dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran ilmu Pengetahuan Sosial.
Untuk memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat digunakan tabel interpretasi korelasi (Sugiyono, 2005:216).
b. Untuk menguji hipotesis 2 digunakan teknik analisis korelasi parsial (Sugiyono, 2005:221).
(67)
2 1 .xx y r = 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 . yx x x x x yx yx r r r r r Keterangan: 2 1 .xx y
r : koefisien korelasi partial antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa
1 yx
r : koefisien korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa
2 yx
r : koefisien korelasi antara bimbingan guru, motivasi belajar dan prestasi belajar
2 1x x
r : Koefisien korelasi antara minat belajar, bimbingan guru dan motivasi belajar
untuk menguji signifikansi koefisien korelasi parsial dari hasil perhitungan (rxy) menggunakan statistik uji t dengan rumus:
thitung=
p p r n r 2 1 3 keterangan:
rp : Koefisien korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar
n : Jumlah anggota sampel
Kriteria pengambilan keputusan yaitu jika nilai thitung > ttabel pada taraf
signifikansi 5%, maka Ho ditolak berarti antara variabel yang diuji terdapat hubungan yang positif dan signifikan maka ada hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar. Jika didapatkan nilai thitung < ttabel
pada taraf signifikansi 5%, maka Ho gagal ditolak berarti antara variabel tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan hubungan antara
(68)
minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Untuk memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat digunakan tabel interpretasi korelasi (Sugiyono, 2005:216)
c. Untuk menguji hipotesis 3 digunakan teknik analisis korelasi parsial (Sugiyono, 2005:221)..
2 1 .xx y r = 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 . yx x x x x yx yx r r r r r Keterangan: 2 1 .xx y
r : koefisien korelasi partial antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa
1 yx
r : koefisien korelasi antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa
2 yx
r : koefisien korelasi antara bimbingan guru, minat belajar dan prestasi belajar
2 1x x
r : Koefisien korelasi antara motivasi belajar, bimbingan guru dan minat belajar
untuk menguji signifikansi koefisien korelasi parsial dari hasil perhitungan (rxy) menggunakan statistik uji t dengan rumus:
thitung=
p p r n r 2 1 3
(69)
keterangan:
rp : Koefisien korelasi antara motivasi belajar dengan prestasi belajar
n : Jumlah anggota sampel
Kriteria pengambilan keputusan yaitu jika nilai thitung > ttabel pada taraf
signifikansi 5%, maka Ho ditolak berarti antara variabel yang diuji terdapat hubungan yang positif dan signifikan maka ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar. Jika didapatkan nilai thitung< ttabel
pada taraf signifikansi 5%, maka Ho gagal ditolak berarti antara variabel tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Untuk memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat digunakan tabel interpretasi korelasi (Sugiyono, 2005:216)
Tabel 3.8
Indeks dan Interpretasi Korelasi
r Interprestasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Sangat Kuat
Antara 0,600 sampai dengan 0,799 Kuat
Antara 0,400 sampai dengan 0,599 Sedang
Antara 0,200 sampai dengan 0,399 Rendah
(70)
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Lingkungan Sekolah
SMP Santa Theresia Pangkalpinang beralamat di Jalan Toniwen no. 99 kecamatan Bintang, Pangkalpinang. Lokasi SMP Santa Theresia berada di seberang jalan tepatnya di depan toko buku gramedia. SMP Santa Theresia ini berada di pinggir jalan tetapi sekolah ini jauh dari kebisingan dan keributan jalan karena SMP Santa Theresia di kelilingi tembok yang sangat kokoh. Halaman depan sekolah SMP Santa Theresia cukup luas. SMP Santa Theresia masih dalam satu kompleks dengan TK, SD dan Susteran Santa Theresia.
B. Identitas Sekolah
SMP Santa Theresia Pangkalpinang merupakan sekolah menengah pertama swasta yang dikelola oleh Yayasan Tunas Karya. SMP Santa Theresia dibawah naungan Paroki Santo Yosef. SMP Santa Theresia berasal dari nama Santa Theresia dimana Santa Theresia merupakan seorang yang teladan, penolong dan pelindung umat manusia dengan kasih sayang yang dimilikinya. Dengan demikian diharapkan bagi semua komunitas menjadi teladan, penolong dan mempunyai kasih sayang seperti Santa Theresia.
(71)
C. Visi dan Misi
Visi
SMP Santa Theresia Pangkalpinang bercita-cita menjadi lembaga pendidikan yang didasari oleh relasi yang berbela rasa untuk membantu peserta didik membentuk diri menjadi pribadi yang utuh, bermoral baik, berkemampuan intelektual memadai, cerdas, mandiri, kreatif, terampil, memiliki wawasan kebangsaan dan semangat berbela rasa terhadap sesama manusia terutama yang miskin, tersisih, dan menderita.
Misi
1. Ambil bagian dalam misi pendidikan Yayasan Tunas Karya
2. Membantu peserta didik agar dalam dirinya tumbuh semangat berbela rasa tinggi terhadap sesama terutama yang miskin, tersisih, dan menderita
3. Menciptakan suasana belajar yang kondusif agar peserta didik mampu mengenali dan mengembangkan potensi dirinya sendiri secara optimal
4. Mengupayakan terjadinya komunikasi dan kerjasama yang harmonis antara
sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam rangka mengoptimalkan
pendampingan terhadap peserta didik
5. Memberikan perhatian khusus terhadap pendidikan nilai khusunya nilai-nilai kristiani agar terbentuk watak baik, sikap jujur, adil, dan berbudi pekerti luhur 6. Membantu peserta didik agar memiliki kemampuan akademik yang memadai
(72)
7. Mendampingi peserta didik agar mampu mengembangkan semangat persaudaraan sejati dengan melatih diri untuk mengelola perbedaan diantara mereka
8. Membantu peserta didik agar memiliki keterampilan khusus di luar akademik sehingga mampu ambil bagian dalam kehidupan bermasyarakat
9. Membantu peserta didik agar mampu ambil bagian dalam gerakan penegakan keadilan, perdamaian, dan penyelamatan lingkungan hidup
D. Tujuan
Tujuan umum pendidikan menengah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Sedangkan tujuan khususnya adalah sebagai berikut :
1. Memberi pelayanan pendidikan sesuai dengan visi dan misi pendidikan Yayasan Tunas Karya
2. Membantu peserta didik agar dalam dirinya tumbuh semangat berbela rasa tinggi terhadap sesama terutama yang miskin, tersisih, dan menderita
3. Membantu siswa dan siswi agar mampu mengenali dan mengembangkan potensi dirinya sendiri secara optimal
4. Mendampingi siswa dan siswi secara optimal dengan mengembangkan komunikasi dan kerjasama yang harmonis antara sekolah, orang tua, dan masyarakat
(73)
5. Mendampingi siswa-siswi agar terbentuk watak yang baik, bersikap jujur, adil, dan berbudi pekerti luhur dengan memberikan perhatian khusus terhadap pendidikan nilai khususnya nilai-nilai kristiani, memiliki semangat persaudaraan sejati, memiliki keterampilan khusus di luar akademik sehingga mampu ambil bagian dalam kehidupan bermasyarakat, mengambil bagian
dalam gerakan penegakan keadilan, perdamaian, dan penyelamatan
lingkungan hidup
E. Keadaan Sekolah
Dalam proses belajar mengajar SMP Santa Theresia memiliki sarana dan prasarana pendukung antara lain :
15 Ruang Kelas
1 Ruang Kantor Kepala Sekolah 1 Ruang Kantor TU
1 Ruang Perpustakaan 1 Ruang Laboratorium IPA
1 Ruang Laboratorium Komputer (On Line Internet) 1 Ruang Guru
1 Ruang perlengkapan olah raga 1 Ruang UKS
1 Ruang gudang 1 Ruang OSIS
(74)
1 Ruang Teori 1 Ruang Ketrampilan
Lapangan Olah Raga (Basket,Volleydan Bulutangkis) 1 Kantin
2 Parkiran kendaraan Deskripsi singkat :
Kompleks SMP Santa Theresia Yogyakarta memiliki keadaan yang nyaman untuk proses belajar mengajar karena suasana tenang. Di setiap koridor sekolah terdapat taman yang dikelola dengan baik sehingga semakin mendukung kenyamanan sekolah. Perpustakaan menerapkan sistem terbuka yaitu setiap siswa dapat memilih buku yang diperlukan secara langsung. Didukung pula adanya Lab. komputer yang on line internet sehingga semakin mendukung dalam mengakses informasi pembelajaran.
F. Personil Sekolah
Personil sekolah yang mengampu proses pendidikan di SMP Santa Theresia sebagai berikut :
Ijazah Tertinggi
Jumlah Jumlah
GT GTT PT PTT
S2
S1 11 1 12
D3 2 2
D2 3 3
D1 1 1 2
(75)
SLTP 1 1
SD 2 2
Jumlah 30
G. Peserta Didik
Jumlah siswa
Kelas Jumlah
7 A 44
7 B 44
7 C 44
7 D 44
7 E 44
8 A 38
8 B 38
8 C 36
8 D 37
8 E 37
9 A 32
9 B 32
9 C 32
9 D 32
9 E 32
Jumlah 566
H. Kerjasama
Dalam pengelolaan dan pengembangan sekolah, pihak sekolah melakukan kerjasama dengan :
1. English FirstNusantara Memohon kerjasama untuk ;
- Menyosialisasikan kehadiran EF English First Nusantara ini kepada orangtua maupun kepada siswa.
(76)
- Memberi informasi tentang EF English First Nusantara secara tepat sehingga orangtua dan siswa memilih EF Nusantara sebagai pilihan dalam memperdalam Bahasa Inggris.
- Mengijinkan untuk menempel poster dan menyebarkan brosur EF
Nusantara di papan pengumuman sekolah maupun kepada orangtua dan siswa.
- Memebrikan kesempatan kepada Tim Pengelola EF Nusantara melakukan ”Sosialisasi dan Jumpa Orangtua” pada waktu yang disepakati.
2. Lembaga Pendidikan Primagama
Melakukan kerjasama untuk kepentingan promosi Program Bimbingan yang ada di Lembaga Pendidikan Primagama.
3. SMA Santo Yosef
Melakukan kerjasama dalam ;
- Pemasangan pamflet SMA Santo Yosef di SMP Santa Theresia.
- Memberikan informasi tentang SMA Santo Yosef kepada siswa-siswi SMP Santa Theresia.
4. Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Pangkalpinang
Bekerjasama dalam pemberian dan penyaluran dana beasiswa bakat prestasi untuk SMP.
(77)
I. Prestasi Sekolah
Untuk mengembangkan dan mengukur kemampuan seluruh unsur di SMP Santa Theresia, maka pihak sekolah mengikuti berbagai lomba, baik bidang akademik maupun non akademis. Prestasi yang berhasil diraih sebagai berikut : 1. Prestasi siswa dalam bidang akademik non kurikuler dalam empat tahun
terakhir
No. Jenis Prestasi Tahun Juara Tingkat
Lokal Nasional Internasional
1 SLTP English
News Reading
Contest on thee 36 th Anniversary St. Paulus
2003 3 √
2 Lomba Pidato Bhs
Inggris 2003 2 √
3 Olimpiade Sains
SMP 2003 2 √
4 Lomba IPTEK 2
5 Lomba Sains 2003 1 √
6 Lomba Sains 2003 15 √
7 Lomba Matematika 2003 19 √
8 Juara EF
Spelingbee 2005 3 √
9 Juara Sains Biologi 2005 1 √
10 Lomba Sinopsis 2005 2 √
11 Juara EF
Spelingbee 2005 2 √
12 Lomba Matematika 2006 1 √
13 Lomba Matematika 2006 2 √
14 Lomba Matematika 2006 3 √
15 Lomba Cerpen
(78)
2. Prestasi siswa non akademik dalam empat tahun terakhir
No. Jenis Prestasi Tahun Juara Tingkat
Lokal Nasional Internasional
1 Kompetisi bola
basket putra 2003 1 √
2 Kompetisi bola
basket putri 2003 2 √
3 Modern Dance
lustrum 8 2003 2 √
4 Bola basket HUT
39 SMUN 2 2003 1 √
5 Lomba koor pesta
pelindung kel. St. Andreas
2003 Juara
favorite √
6 Renang 200 m
gaya ganti putra 2003 2 √
7 Juara solo 2003 1 √
8 Lomba mata
pelajaran seni
budaya
2003 1 √
9 Lomba mata
pelajaran seni
budaya
2003 Harapan
1 √
10 Lomba mading
SMP 2004
Harapan
II √
11 Lomba vokal
group lagu daerah 2004 3 √
12 Lomba renang
100m gaya dada 2004 1 √
13 Tenis lapangan
ganda putri 2004 3 √
14 Lomba renang
50m gaya kupu-kupu
2004 1 √
15 Porseni basket 2005 2 √
16 Renang 100 m
gaya dada 2005 1 √
17 Renang 50 m
gaya dada 2005 1 √
18 Renang 50 m
(79)
19 Renang 50 m
gaya kupu-kupu 2005 2 √
20 Renang 100 m
gaya punggung 2005 2 √
21 Bakti Cup basket
putri kel A 2006 2 √
22 Bakti Cup basket
putri kel B 2006 3 √
23 Bakti Cup basket
putra 2006 3 √
24 Lomba cerdas
cermat 2006 3 √
25 Lomba cerdas
cermat bakti cup 2006 2 √
26 POPDA basket
Putra 2006 1 √
27 POPDA basket
putri 2006 1 √
28 POPDA renang 2006 2 √
29 PORSENI
bulutangkis putra 2007 3 √
30 PORSENI
bulutangkis putri 2007 2 √
31 PORSENI renang 2007 2 √
32 PORSENI volley
(80)
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang diperoleh, maka dalam bab ini akan disajikan analisis data. Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu akan disajikan deskripsi data dengan menggunakan distribusi frekuensi. Untuk menganalisis adanya hubungan positif antara bimbingan guru di kelas, minat belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, peneliti akan menggunakan metode statistik dan dibantu dengan program SPSS
for windowsversi 12.
A. Deskripsi Data
Hasil penelitian diperoleh dari hasil kuesioner yang diisi oleh siswa dan siswi kelas 8 B sampai 8 E di SLTP Santa Theresia, Pangkalpinang. Responden yang diteliti berjumlah 148 orang siswa dari populasi sebanyak 566 orang siswa. Dari kuesioner yang disampaikan kepada responden keseluruhannya kembali dan diisi secara lengkap oleh responden. Kuesioner yang dibagikan terdiri dari 4 bagian, pertama berisi tentang identitas responden, bagian kedua berisi tentang bimbingan guru di kelas, bagian ketiga tentang minat belajar IPS siswa dan bagian keempat berisi tentang motivasi belajar IPS siswa.
(81)
Pada sub pokok bahasan ini akan diuraikan tentang masukan data dari masing-masing variabel yaitu variabel bimbingan guru di kelas, minat belajar dan variabel motivasi belajar. Sebaran nilai ketiga variabel selengkapnya sebagai berikut
1. Variabel Bimbingan Guru di Kelas
Pengidentifikasi kategori dan kecenderungan bimbingan guru di kelas digunakanlah pengkategorian dan penginterprestasian sebagai berikut
Tabel 5.1
Penilaian Bimbingan Guru di Kelas
Skor Frekuensi Frekuensi relatif (%) Penilaian
42 - 50 6 0,04 Sangat tinggi
36 – 41 88 0,60 Tinggi
32 – 35 36 0,24 Sedang
28 – 31 14 0,09 Rendah
< 28 4 0,03 Sangat Rendah
Perhitungan kecenderungan ini secara lengkap dapat dilihat pada lampiran IV, halaman 122 dan 123. Dengan melihat mean data variabel (Lampiran V, halaman 127) yaitu sebesar 36,23 maka tampak bahwa kecenderungan untuk variabel bimbingan guru di kelas yang diperoleh dari siswa kelas 8 B sampai 8 E termasuk dalam kategori tinggi.
2. Variabel Minat Belajar
Pengidentifikasi kategori dan kecenderungan dari minat belajar maka digunakanlah kategori dan interpretasi sebagai berikut
(82)
Tabel 5.2
Penilaian Minat Belajar
Skor Frekuensi Frekuensi relatif (%) Penilaian
42 - 50 1 0 Sangat tinggi
36 – 41 56 0,38 Tinggi
32 – 35 64 0,43 Sedang
28 – 31 23 0,16 Rendah
< 28 4 0,03 Sangat Rendah
Perhitungan kecenderungan ini secara lengkap dapat dilihat pada lampiran IV, halaman 123 dan 124. Dengan melihat mean data variabel (Lampiran V, halaman 127) yaitu sebesar 34,46 maka tampak bahwa kecenderungan untuk variabel minat belajar yang diperoleh dari siswa kelas 8 B sampai 8 E termasuk dalam kategori sedang.
3. Variabel Motivasi Belajar
Pengidentifikasi kategori dan kecenderungan dari motivasi belajar maka digunakanlah kategori dan interpretasi sebagai berikut
Tabel 5.3
Penilaian Motivasi Belajar
Skor Frekuensi Frekuensi relatif (%) Penilaian
42 - 50 5 0,03 Sangat tinggi
36 – 41 67 0,45 Tinggi
32 – 35 56 0,38 Sedang
28 – 31 17 0,12 Rendah
< 28 3 0,02 Sangat Rendah
Perhitungan kecenderungan ini secara lengkap dapat dilihat pada lampiran IV, halaman 124 dan 125. Dengan melihat mean data variabel
(1)
(2)
Lampiran Tabel F
Variabel Bimbingan Guru di Kelas
df F 2 19.4431 15 2.3398 30 1.9452 45 1.8226 60 1.7625 75 1.7269 90 1.7033 105 1.6865 120 1.6739 125 1.6704 128 1.6684 129 1.6677 130 1.6671 132 1.6659
Variabel Minat Belajar
df F 2 19.4291 15 2.4034 30 2.0148 45 1.8949 60 1.8364 75 1.8018 90 1.7789 105 1.7627 120 1.7505 125 1.7471 128 1.7452 129 1.7446 130 1.744 132 1.7428
(3)
Variabel Motivasi Belajar
df F 2 19.4402 15 2.3533 30 1.9601 45 1.8381 60 1.7784 75 1.743 90 1.7196 105 1.7029 120 1.6904 125 1.6869 128 1.685 129 1.6843 130 1.6837 132 1.6825(4)
(5)
(6)