Hubungan minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri Babarsari tahun pelajaran 2011/2012.

(1)

viii

ABSTRAK

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI BABARSARI TAHUN

PELAJARAN 2011/2012

Victor Indra Sukmana

Universitas Sanata Dharma

2013

Tujuan penelitian ini untuk: (1) mengetahui kondisi minat belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Babarsari tahun ajaran 2011/2012, (2) mengetahui kondisi prestasi belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Babarsari tahun ajaran 2011/2012, (3) mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara minat dan prestasi belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Babarsari tahun ajaran 2011/2012, dan (4) mengetahui seberapa besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri Babarsari tahun ajaran 2011/2012

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif tingkat korelasi dengan hasil akhir menemukan korelasi antara dua variabel, bebas dan terikat. Variabel bebas penelitian ini adalah minat belajar sedangkan variabel terikat adalah prestasi belajar. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Babarsari Tahun Ajaran 2011/2012. Data minat diperoleh dengan menggunakan kuesioner sedangkan data prestasi belajar diperoleh dengan menggunakan data nilai raport semester ganjil dari lima bidang studi pokok. Subjek yang diteliti berjumlah 36 orang peserta didik. Teknik analisis data yang digunakan mengacu pada rumus korelasi serial dengan taraf signifikansi 1 %.

Hasil penelitian yang didapat: (1) minat belajar rendah sebesar 2,78 %, minat belajar sedang sebesar 47,22 % minat belajar tinggi sebesar 50 %. (2) Prestasi belajar siswa 13,89% tinggi, 22,22% sedang, 63,89% rendah.(3) nilai koefisien korelasi rhitung sebesar 0,637. koefisien korelasi 0,637 berada pada tingkat yang kuat ( ±0,60 - ±0,799). Pada taraf signifikan 1 % dengan N = 36 maka di peroleh koefisien korelasi rtabel = 0,424. Bisa dinyatakan bahwa rhitung > rtabel (0,637 > 0,424) sehingga menunjukan hubungan yang positif dan signifikan. (4) Minat belajar memberikan sumbangan sebesar 63,7 % terhadap prestasi belajar siswa SD kelas VI Negeri Babarsari Tahun Pelajaran 2011/2012.


(2)

ix

ABSTRACT

THE CORELATION BETWEN LEARNING MOTIVATION AND THE LEARNING ACHIEVEMENT OF THE SIXTH GRADE STUDENTS OF PUBLIC ELEMENTARY SCHOOL BABARSARI IN THE ACADEMIC

YEAR OF 2011/2012

Victor Indra Sukmana

Universitas Sanata Dharma

2013

This research is purposed : (1) to know the sixth grade students’ learning motivation condition at Sekolah Dasar Negeri Babarsari school year 2011/2012 (2) to know the condition of sixth grade students’ learning achievement at Sekolah Dasar Negeri Babarsari school year 2011/2012, (3) to know corelation betwen the learning motivation and the learning achivement of sixth grade students at

Sekolah Dasar Negeri Babarsari school year 2011/2012, (4) to know the contribution of the learning motivation to the learning achivement of sixth grade students at Sekolah Dasar Negeri Babarsari school year 2011/2012.

This research is descriptive quantitatif with the result is to find out corelation betwen two variabels, free and bound variabels. The free variable of this research is the learning motivation while the bound variable is the learning achievement. Researched subjects are sixth grade at Sekolah Dasar Negeri Babarsari school year 2011/2012. Ouestionaire is used as motivation data parameter while the value report uneven semester from five basic subject study is used as achievement data parameter. This Research is followed by 36 students. The data analysis technique uses corelation serial formula with 1% significance level.

This research results: (1) 2,78 % for students with low learning motivation , 47,22 % for students with medium learning motivation, and 50 % for students with high learning motivation. (2) students’ learning achievement is 13,89% high, 22,22% medium, 63,89% low (3) the pattern of coefisien corelation leveled at 0,637. The coefisien corelation leveled at 0,637 on strengh level ( ±0,60 - ±0,799). By 1% signification level with N=36, it is founded that the coefisien corelation

rtabel = 0,424. The point is that rhitung>rtabel ( 0,637>0,424 ), showing a positive and signifikan corelation.(4) Learning motivation contributes 63,7% to the learning achievement of sixth grade students at Sekolah Dasar Negeri Babarsari school year 2011/2012.


(3)

i

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

KELAS VI SD NEGERI BABARSARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana pendidikan

Oleh,

Victor Indra Sukmana

NIM 081134094

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN MOTTO

Tuhan beserta kita (IMMANUEL)

Fiat Foluntas Tua

Hidup itu sederhana, berani bermimpi

lalu mewu

judkannya (‘Para pemimpi’,

SILENTIUM)


(7)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus , teladan dan sumber semangatku

Santo Victor sebagai Santo pelindungku

Orang tuaku, Alm. Bapak FX. Sugimin yang menjadi teladan serta panutan dan Ibu Yuliana Sutarmi yang senantiasa mendukung dan

mendoakannku

Kakak-kakakku tercinta : Mas Ari, Mbak Indha, dan kakak ipar Mas Arator Sabre

Teman-teman yang spesial Budi, Dwi, Sugra, Dimas, Afif, Alex, Kupank, Ison, Babon, Broto dan semua yang tidak bisa disebut satu

per satu

Teman-temanku OMK Santa Theresia Jombor dan OMK Santo Alloysius Rabbata Mlese

Kelas A PGSD 2008 yang sangat spesial


(8)

vi


(9)

(10)

viii

ABSTRAK

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI BABARSARI TAHUN

PELAJARAN 2011/2012

Victor Indra Sukmana

Universitas Sanata Dharma

2013

Tujuan penelitian ini untuk: (1) mengetahui kondisi minat belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Babarsari tahun ajaran 2011/2012, (2) mengetahui kondisi prestasi belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Babarsari tahun ajaran 2011/2012, (3) mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara minat dan prestasi belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Babarsari tahun ajaran 2011/2012, dan (4) mengetahui seberapa besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri Babarsari tahun ajaran 2011/2012

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif tingkat korelasi dengan hasil akhir menemukan korelasi antara dua variabel, bebas dan terikat. Variabel bebas penelitian ini adalah minat belajar sedangkan variabel terikat adalah prestasi belajar. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Babarsari Tahun Ajaran 2011/2012. Data minat diperoleh dengan menggunakan kuesioner sedangkan data prestasi belajar diperoleh dengan menggunakan data nilai raport semester ganjil dari lima bidang studi pokok. Subjek yang diteliti berjumlah 36 orang peserta didik. Teknik analisis data yang digunakan mengacu pada rumus korelasi serial dengan taraf signifikansi 1 %.

Hasil penelitian yang didapat: (1) minat belajar rendah sebesar 2,78 %, minat belajar sedang sebesar 47,22 % minat belajar tinggi sebesar 50 %. (2) Prestasi belajar siswa 13,89% tinggi, 22,22% sedang, 63,89% rendah.(3) nilai koefisien korelasi rhitung sebesar 0,637. koefisien korelasi 0,637 berada pada tingkat yang kuat ( ±0,60 - ±0,799). Pada taraf signifikan 1 % dengan N = 36 maka di peroleh koefisien korelasi rtabel = 0,424. Bisa dinyatakan bahwa rhitung > rtabel (0,637 > 0,424) sehingga menunjukan hubungan yang positif dan signifikan. (4) Minat belajar memberikan sumbangan sebesar 63,7 % terhadap prestasi belajar siswa SD kelas VI Negeri Babarsari Tahun Pelajaran 2011/2012.


(11)

ix

ABSTRACT

THE CORELATION BETWEN LEARNING MOTIVATION AND THE LEARNING ACHIEVEMENT OF THE SIXTH GRADE STUDENTS OF PUBLIC ELEMENTARY SCHOOL BABARSARI IN THE ACADEMIC

YEAR OF 2011/2012

Victor Indra Sukmana

Universitas Sanata Dharma

2013

This research is purposed : (1) to know the sixth grade students’ learning motivation condition at Sekolah Dasar Negeri Babarsari school year 2011/2012 (2) to know the condition of sixth grade students’ learning achievement at Sekolah Dasar Negeri Babarsari school year 2011/2012, (3) to know corelation betwen the learning motivation and the learning achivement of sixth grade students at

Sekolah Dasar Negeri Babarsari school year 2011/2012, (4) to know the contribution of the learning motivation to the learning achivement of sixth grade students at Sekolah Dasar Negeri Babarsari school year 2011/2012.

This research is descriptive quantitatif with the result is to find out corelation betwen two variabels, free and bound variabels. The free variable of this research is the learning motivation while the bound variable is the learning achievement. Researched subjects are sixth grade at Sekolah Dasar Negeri Babarsari school year 2011/2012. Ouestionaire is used as motivation data parameter while the value report uneven semester from five basic subject study is used as achievement data parameter. This Research is followed by 36 students. The data analysis technique uses corelation serial formula with 1% significance level.

This research results: (1) 2,78 % for students with low learning motivation , 47,22 % for students with medium learning motivation, and 50 % for students with high learning motivation. (2) students’ learning achievement is 13,89% high, 22,22% medium, 63,89% low (3) the pattern of coefisien corelation leveled at 0,637. The coefisien corelation leveled at 0,637 on strengh level ( ±0,60 - ±0,799). By 1% signification level with N=36, it is founded that the coefisien corelation

rtabel = 0,424. The point is that rhitung>rtabel ( 0,637>0,424 ), showing a positive and signifikan corelation.(4) Learning motivation contributes 63,7% to the learning achievement of sixth grade students at Sekolah Dasar Negeri Babarsari school year 2011/2012.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri Babarsari Tahun Pelajaran 2011/2012”. Skripsi ini disusun untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai jika tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., sebagai dosen pembimbing I, yang telah membimbing dan memberi motivasi selama proses mengerjakan skripsi. 4. Bapak Drs. J.Sumedi., sebagai dosen pembimbing II, yang telah membimbing

dan mengarahkan selama proses mengerjakan skripsi.

5. Bapak Rusmawan, S.Pd., M.Pd., sebagai dosen penguji ketiga. 6. Bapak Prihamanto, S.Pd., Kepala Sekolah Dasar Negeri Babarsari 7. Bp. Sadana, S.Pd ,wali kelas VIA SDN Babarsari

8. Bapak Hariyadiyanto,A.Ma, wali kelas VIB SDN Babarsari

9. Peserta didik kelas VIA dan VIB SDN Babarsari Tahun ajaran 2011/2012 10. Teman-teman kelompok PPL: Budi, Dwi, Sugra, Alex, Dimas, Helga, Meta,

dan Nia

11. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian ini.


(13)

(14)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAF TAR DIAGRAM ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 4

C.Batasan Masalah ... 5

D.Tujuan Penelitian ... 5


(15)

xiii

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Minat ... 8

1. Pengertian Minat Belajar ... 8

2. Pentingnya Minat ... 9

3. Ciri-ciri Minat ... 9

4. Cara Membangkitkan Minat ... 11

5. Faktor yang Mempengaruhi Minat ... 12

6. Cara Mengukur Minat ... 12

7. Indikator Minat Belajar ... 13

B. Prestasi Belajar ... 15

1. Pengertian Belajar ... 15

2. Pengertian Prestasi Belajar... 17

3. Tujuan Belajar ... 17

4. Ciri-ciri Belajar ... 18

5. Pengukuran Prestasi Belajar ... 19

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 20

C. Penelitian yang Relevan ... 23

D. Hubungan Minat Belajar dan Prestasi Belajar ... 24

E. Hipotesis ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26

A. Jenis Penelitian ... 26


(16)

xiv

C. Definisi Operasional Variabel ... 27

D. Tempat Penelitian ... 28

E. Jadwal Penelitian ... 28

F. Populasi dan Sampel ... 28

G. Alat Pengumpulan Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Hasil Penelitian ... 42

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 61

BAB V PENUTUP ... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 70


(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rincian jumlah Sampel Penelitian ... 28

Tabel 3.2 Rangkuman hasil uji validitas ... 33

Tabel 3.3 Klasifikasi koefisien reliabilitas suatu tes ... 33

Tabel 3.4 Hasil perhitungan koefisien reliabilitas ... 36

Tabel 3.5 Pengelompokan skor minat belajar siswa ... 38

Tabel 3.6 Pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi ... 40

Tabel 4.1 Klasifikasi skor minat belajar ... 43

Tabel 4.2 Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa SDN Babarsari Kelas VI ... 47

Tabel 4.3 Pembagian Subjek Tiap Kelompok ... 52

Tabel 4.4 Data nilai P beserta ordinat ... 56


(18)

xvi

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Diagram minat belajar siswa SDN Babarsari kelas VI. ... 45


(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Indikator Minat Belajar Siswa ... 76

LAMPIRAN 2 Angket uji coba ... 83

LAMPIRAN 3 Tabel Indikator sebaran item untuk uji coba ... 89

LAMPIRAN 4 Tabel hasil uji coba angket (skor 1 dan 0) ... 91

LAMPIRAN 5 Tabel penghitungan X dan Y ... 96

LAMPIRAN 6 HASIL ANALISIS UJI VALIDITAS MINAT BELAJAR (UJI COBA)... 98

LAMPIRAN 7 TABEL INDIKATOR DAN SEBARAN ITEM MINAT ... 100

LAMPIRAN 8 ANALISIS UJI RELIABILITAS UNTUK UJI COBA ... 102

LAMPIRAN 9 TABEL INDIKATOR DAN SEBARAN ITEM MINAT ... 104

LAMPIRAN 10 KISI-KISI ITEM SETELAH UJI COBA... 105

LAMPIRAN 11 Kuesioner penelitian ... 106

LAMPIRAN 12 Tabel Data Skor Minat Belajar Siswa ... 110

LAMPIRAN 13 Data Prestasi Belajar siswa ... 112

LAMPIRAN 14 Data Prestasi Siswa Berdasarkan Urutan Kualifikasi ... 114

LAMPIRAN 15 Tabel Perbandingan Minat Belajar dan Prestasi Belajar ... 116

LAMPIRAN 16 Tabel skor hasil penelitian 1,2,3,4 ... 118

LAMPIRAN 17 Tabel X dan Y penelitian ... 120

LAMPIRAN 18 TABEL HUBUNGAN


(20)

xviii

DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

KELAS VI SD NEGERI BABARSARI ... 122

LAMPIRAN 19 TABEL ORDINAT PADA KURVA NORMAL ... 124

LAMPIRAN 20 TABEL NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT DARI PEARSON ... 126

LAMPIRAN 21 TABEL NILAI-NILAI DALAM DISTRIBUSI t ... 128

LAMPIRAN 22 SURAT IJIN PENELITIAN ... 130

LAMPIRAN 23 SURAT KETERANGAN PENELITIAN ... 131


(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk dapat

menunjang kemajuan suatu bangsa dan negara. Untuk itu pendidikan harus

lebih diperhatikan karena kualitas dari manusianya tergantung dari hal itu.

Pendidikan yang bermutu akan sangat berpengaruh bagi peserta didiknya,

maka seorang pendidik juga harus dituntut profesional dan berkompeten. Di

era sekarang, dalam dunia pendidikan guru bukanlah aktor utama, dan yang

menjadi aktor utamanya adalah siswa-siswinya. Jadi, di sini guru hanya

sebagai fasilitator dan juga sebagai pendamping.

Peran guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai seorang

yang menyelenggarakan kegiatan mengajar dan mengevaluasi hasil belajar.

Sedangkan peran siswa dalam proses belajar mengajar adalah belajar, yaitu

suatu kegiatan untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pegalaman siswa dalam interkasi dalam kelas. Penyelenggaraan proses belajar

mengajar yang dilaksanakan guru diusahakan dapat ditingkatkan kualitasnya.

Dalam hal ini guru tidak hanya jadi transfer ilmu bagi siswa (teacher center),

begitu pula siswa tidak hanya duduk manis dalam kelas mendengarkan guru

dalam menyampaikan materi. Banyak faktor yang menyebabkan hasil prestasi

belajar maupun minat dalam belajar siswa menurun. Nurkancana (1983:225)

menyatakan bahwa minat yang timbul dari kebutuhan anak, akan menjadi


(22)

Winkel (1989:105) memberikan pendapat bahwa minat diartikan

sebagai kecenderungan subjek yang menetap, untuk merasa tertarik pada

bidang studi tertentu atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang

mempelajari materi itu. Sedangkan menurut Gunarso ( 1995: 68 ) berpendapat

bahwa minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap.

Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka dan minat juga penting

dalam mengamabil keputusan, minat dapat menyebabkan seseorang giat

dalam melakukan sesuatu yang telah menarik minatnya. Di sini, berarti minat

merupakan faktor penting yang harus dimiliki bagi masing-masing individu

siswa.

Menurut Zaenal Arifin ( 2009: 12 ), Prestasi belajar (achievement)

berbeda dengan hasil belajar (learning outcome). Prestasi belajar pada

umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar

meliputi aspek pembentukan watak siswa. Prestasi belajar siswa merupakan

hasil dari pencapaian dari setiap siswa-siswi. Sedangkan Winkel ( 1986 )

berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan salah satu bukti yang

menunjukan kemampuan atau keberhasilan seseorang yang melakukan proses

belajar sesuai dengan bobot atau nilai yang berhasil diraihnya.

Tinggi rendahnya suatu minat yang dimiliki peserta didik dapat dilihat

dari semangat dan antusias saat mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas.

Peserta didik tersebut akan lebih memperhatikan dan lebih fokus saat

mengikuti mata pelajaran di kelasnya, dan sebaliknya peserta didik yang


(23)

dapat dilihat dari semangat dan antusiasnya yang kurang, maka peserta didik

tersebut tidak akan dapat mencapai prestasi yang lebih maksimal. Hal ini

tentu akan sangat merugikan peserta didik tersebut, karena minat sangat

mempengaruhi prestasi belajar yang akan dicapainya. Jadi, guru harus

dituntut mau dan mampu untuk membangkitkan serta meningkatkan minat

belajar peserta didiknya untuk menunjang prestasi belajar.

Berdasarkan pengalaman peneliti selama PPL di Sekolah Dasar

Negeri Babarsari rata-rata siswa memiliki minat belajar yang rendah. Siswa

yang memiliki minat belajar tinggi cenderung lebih sedikit. Semua dapat

terlihat dari antusias siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar di

sekolah. Siswa yang kurang berantusias dalam belajar dapat terbukti dari

banyak siswa yang kurang memperhatikan guru saat menerangkan, banyak

yang suka mengobrol dengan temannya, bermain saat pelajaran, sering tidak

mengerjakan PR, kurang berkonsentrasi saat di kelas. Maka dari itu peneliti

ingin melakukan penelitian untuk mengetahui tentang seberapa besar minat

belajar siswa dan adakah hubungan antara minat belajar siswa terhadap

prestasi belajar siswa SD Negeri Babarsari, dan peneliti mengambil sampel

dari kelas VIB. Semoga hasil penelitian diharapkan dapat memberikan

pengetahuan bagi peneliti dan guru tentang seberapa besar minat belajar

siswa saat kegiatan belajar mengajar, dan mengetahui pengaruh minat belajar

terhadap prestasi belajar siswa. Setelah itu guru diharapkan mau dan mampu


(24)

Prestasi belajar dari siswa dapat dilihat dari nilai rata-rata lima mata

pelajaran inti di Sekolah Dasar yang ada pada rapor. Kelima mata pelajaran

tersebut adalah Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan

Sosial, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Untuk

mendapatkan prestasi belajar yang baik dalam kelima mata pelajaran tersebut,

peserta didik harus rajin belajar dan memiliki minat yang tinggi, dan harus

mampu mengatasi kesulitan dan hambatan yang dialaminya.

Melalui penelitian yang dilaksanakan ini, peneliti ingin mengetahui

apakah ada hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar yang

dicapai peserta didik. Judul penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah “

Hubungan Antara Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa kelas VI SD

Negeri Babarsari Tahun Pelajaran 2011/2012”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang akan diteliti, masalah

dikhususkan pada :

1. Bagaimana minat belajar pada siswa kelas VI SD Negeri Babarsari

Tahun Pelajaran 2011/2012 ?

2. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri Babarsari

Tahun Pelajaran 2011/2012 ?

3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat

belajar dan prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri Babarsari


(25)

4. Seberapa besar pengaruh minat belajar dan prestasi belajar siswa

kelas VI SD Negeri Babarsari Tahun Pelajaran 2011/2012 ?

C. Batasan Masalah

Peneliti merumuskan dua batasan istilah di dalam penelitian ini :

1. Minat belajar siswa adalah dorongan yang muncul dari dalam diri

siswa untuk merasa senang dan tertarik untuk mengikuti

aktvitas-aktivitas selama proses pembelajaran dalam rangka memenuhi

kebutuhan belajar demi mencapai prestasi belajar yang optimal.

2. Prestasi Belajar adalah hasil yang telah didapat atau dicapai oleh

peserta didik dalam menuntut suatu pelajaran yang menunjukkan

tingkat kemampuannya dalam mengikuti proses pembelajaran

dalam kurun waktu tertentu, sesuai dengan kurikulum yang telah

ditentukan.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk

mencapai tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui minat belajar pada siswa kelas VI SD Negeri

Babarsari Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri


(26)

3. Untuk mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara

minat belajar dan prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri

Babarsari Tahun Pelajaran 2011/2012.

4. Mengetahui seberapa besar pengaruh minat belajar terhadap

prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri Babarsari Tahun

Pelajaran 2011/2012.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut :

1. Bagi Guru

a. Memberikan masukan atau bahan pertimbangan mengenai

pentingnya menumbuhkan minat belajar siswa.

b. Memberi tahukan hubungan antara minat belajar dan prestasi

belajar dari penelitiannya.

2. Bagi Siswa

a. Membangkitkan dan meningkatkan minat belajarnya.

b. Meningkatkan prestasi belajarnya.

3. Bagi peneliti

a. Sebagai seorang calon guru, peneliti diharapkan mau dan

mampu membangkitkan serta meningkatkan minat belajar siswa.

b. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang akan ia didik


(27)

4. Bagi rekan-rekan mahasiswa atau siapa saja yang tertarik pada

bidang penelitian

a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan

informasi bagi penelitian-penelitian yang relevan.


(28)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Minat

1. Pengertian Minat Belajar

Minat memiliki banyak definisi yang disampaikan oleh para ahli atau

tokoh-tokoh pemerhati pendidikan. Berikut akan disampaikan beberapa

pengertian minat yang disampaikan para ahli.

W.J.S Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

menyampaikan bahwa minat berarti perhatian; kesukaan (kecenderungan

hati) kepada sesuatu; keinginan.

Winkel (1989:105) memberikan pendapat bahwa minat diartikan

sebagai kecenderungan subjek yang menetap, untuk merasa tertarik pada

bidang studi tertentu atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang

mempelajari materi itu.

Slameto ( 2010: 180 ) menyampaikan bahwa minat adalah suatu rasa

lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada

yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu

hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau

dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Menurut Gunarso ( 1995: 68 ) minat adalah sesuatu yang pribadi dan

berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi


(29)

dapat menyebabkan seseorang giat dalam melakukan sesuatu yang telah

menarik minatnya.

2. Pentingnya Minat

Nurkancana (1983:225) menyatakan bahwa minat yang timbul dari

kebutuhan anak, akan menjadi faktor pendorong bagi anak dalam

melaksanakan usahanya. Jadi dapat dilihat bahwa minat adalah sangat

penting dalam pendidikan, sebab merupakan sumber dari usaha. Anak

tidak perlu mendapat dorongan dari luar, apabila pekerjaan yang

dilakukannya cukup menarik minatnya.

3. Ciri-ciri Minat

Hurlock (1995:117) menjelaskan ciri-ciri minat anak antara lain

sebagai berikut:1)

a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental.

Minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan

mental. Pada waktu pertumbuhan terlambat dan kematangan dicapai,

minat menjadi lebih stabil. Dengan demikian perkembangan fisik dan

mental seorang siswa akan tumbuh bersamaan dengan minat siswa

tersebut.

b. Minat bergantung pada kesiapan belajar

Anak-anak tidak dapat mempunyai minat sebelum mereka siap secara


(30)

minat yang sungguh-sungguh untuk permainan bola sampai mereka

memiliki kekuatan dan koordinasi otot yang diperlukan untuk

permainan bola tersebut.

c. Minat bergantung pada kesempatan belajar

Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan minat,

baik anak-anak maupun dewasa, yang menjadi bagian dari lingkungan

anak. Karena lingkungan anak kecil sebagian besar terbatas pada

rumah. Minat mereka “tumbuh dari rumah.” Dengan bertambah

luasnya lingkup sosial, mereka menjadi tertarik pada minat orang di

luar rumah yang mulai mereka kenal.

d. Perkembangan minat mungkin terbatas

Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang

terbatas membatasi minat anak. Anak yang cacat fisik misalnya, tidak

mungkin memiliki minat yang sama pada olahraga seperti teman

sebayanya yang perkembangan fisiknya normal.

e. Minat dipengaruhi pengaruh budaya

Anak-anak mendapat kesempatan dari orang tua, guru, dan orang

dewasa lain untuk belajar mengenai apa saja yang oleh kelompok

budaya mereka dianggap minat yang sesuai dan mereka tidak diberi

kesempatan untuk menekuni minat yang dianggap tidak sesuai bagi


(31)

f. Minat berbobot emosional

Bobot emosional-aspek afektif dari minat menentukan kekuatannya.

Bobot emosional yang tidak menyenangkan melemahkan minat, dan

bobot emosional yang menyenangkan memperkuatnya.

g. Minat itu egosentris

Sepanjang masa kanak-kanak, minat itu egosentris. Misalnya minat

anak laki-laki pada matematik, sering berlandaskan keyakinan bahwa

kepandaian itu bidang matematik di sekolah akan merupakan langkah

penting menuju kedudukan yang menguntungkan dan bergengsi di

dunia usaha.

4. Cara Membangkitkan Minat Siswa

Menurut Slameto ( 2010 ) berdasarkan kesimpulan dari pendapat

beberapa ahli mengenai cara paling efektif untuk membangkitkan minat

siswa pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan

minat-minat siswa yang telah ada. Misalnya siswa menaruh minat-minat pada olah raga

balap mobil. Sebelum mengajarkan percepatan gerak, pengajar dapat

menarik perhatian siswa dengan menceritakan sedikit mengenai balap

mobil yang baru saja berlangsung, kemudian sedikit demi sedikit

diarahkan ke materi pelajaran yang sesungguhnya.

Sardiman (1986:95) menjelaskan beberapa cara untuk menciptakan

minat, adalah : Membangkitkan adanya suatu kebutuhan untuk belajar,


(32)

masa lampau, Memberi kesempatan kepada siswa untuk berlomba

mendapatkan hasil yang lebih baik, Menggunakan berbagai macam cara

mengajar supaya siswa tidak merasa bosan.

5. Faktor yang Mempengaruhi Minat

W. S. Winkel (1983:31) menjelaskan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi minat, antara lain:

a. Perasaan senang dapat menimbulkan minat. Perasaan tidak senang

menghambat dalam belajar.

b. Sikap positif didapatkan dari perasaan senang. Sikap positif

berpengaruh dalam membentuk minat yang positif juga.

6. Cara Mengukur Minat

Minat siswa dapat diukur menggunakan penilaian non tes. Masidjo

(1995: 59) menjelaskan bahwa non tes merupakan rangkaian pernyataan

atau pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dalam situasi yang

kurang distandarisasikan. Di mana yang dimaksudkan untuk mengukur

kemampuan atau hasil belajar yang dapat diamati secara konkrit dari

individu atau kelompok. Penilaian non tes dapat berupa pengamatan

(observasi), catatan anekdot, daftar cek, skala nilai, angket dan wawancara.

Pada penelitian ini minat siswa diukur menggunakan pengamatan


(33)

Selain pengamatan (observasi), minat siswa dapat didukung dengan

menggunakan wawancara. Wawancara adalah suatu cara untuk

mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang

lain (Hopkins dalam Kunandar, 2008 : 157). Wawancara dilakukan secara

bertatap muka langsung kepada guru dan beberapa siswa.

7. Indikator Minat Belajar

Minat belajar memiliki beberapa indikator yang bisa digunakan

apakah seorang peserta didik sungguh-sungguh memiliki minat untuk

belajar. Peneliti menyimpulkan beberapa indikator minat belajar

berdasarkan teori yang telah dikemukakan diatas. Indikator ini juga

mengacu pada indikator yang digunakan oleh Nindya Ayu Wulandari

dalam skripsi berjudul Hubungan Minat Belajar dan Prestasi Belajar Siswa

Kelas V SD Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011, Indikator

tersebut antara lain :

a. Menunjukan minat terhadap pelajaran.

Bersemangat saat mengikuti pelajaran dan menyukai terhadap semua

pelajaran akan menunjukan minat siswa terhadap pelajaran.

b. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajari lagi.

Mengulangi pelajaran dirumah atau dalam kesempatan lain diluar jam

sekolah merupakan bukti bahwa siswa mengingat dan mempelajari lagi


(34)

c. Tekun menghadapi tugas

Belajar diidentifikasikan dengan macam-macam tugas yang diterima

siswa. Siswa akan mengerjakan tugas seperti PR atau soal-soal dengan

senang hati merupakan bukti bahwa mereka tekun dalam menghadapi

tugas.

d. Ulet menghadapi kesulitan belajar.

Banyak tugas yang pada kenyataannya sulit dan dihindari siswa. Tugas

yang sulit bukan penghalang bagi siswa untuk belajar sebaliknya

menjadi pemacu untuk lebih maju. Siswa yang berminat dalam belajar

akan senantiasa ulet dan tidak menyerah dalam mengerjakan tugas yang

sulit.

e. Perasaan hati setelah belajar.

Rasa puas dan senang merupakan bukti bahwa siswa berminat dalam

belajar. Jika siswa dalam belajar merasa mendapatkan sesuatu maka

akan merasakan sebuah kepuasan bahwa belajar bukan suatu kegiatan

atau usaha yang sia-sia.

f. Senang menghadapi kesulitan

Kesulitan akan dihadapi oleh siswa yang berminat belajar sebagai

tantangan yang perlu dipecahkan namun siswa yang kurang berminat

dalam belajar akan merasa bahwa kesulitan adalah penghambat dan

penyebab siswa menjadi malas belajar.


(35)

g. Mempunyai antusias yang tinggi dalam belajar di kelas.

Berbagai kegiatan di sekolah atau di kelas ditujukan untuk keaktifan

siswa dalam belajar. Jika kegiatan tersebut dirasa menyenangkan bagi

siswa tentunya kegiatan itu akan diminati dan dijalankan dengan

sepenuh hati.

h. Senang berdiskusi dengan teman dalam mempelajari mata pelajaran.

Diskusi merupakan salah satu bentuk belajar. Diskusi pada dasarnya

merupakan kegiatan belajar yang mengharuskan siswa bertukar ide atau

pendapat dengan siswa lain. Diskusi sebagian dinikmati siswa sebagai

kegiatan yang penting namun ada juga siswa yang menganggap bahwa

diskusi merupakan kegiatan yang tidak perlu dan membosankan.

i. Keinginan untuk maju dan mencapai keberhasilan.

Anak dengan minat belajar yang baik akan merasa bahwa belajar akan

membawa mereka pada suatu langkah keberhasilan.

j. Orientasi pada masa depan, kegiatan belajar sebagai jalan menuju

kreatifitas dan cita-cita.

Masa depan, cita-cita dan harapan dimasa yang akan datang akan

mendorong minat siswa dalam belajar dan berkembang.

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Winkel sebagaimana dikutip dalam Riyanto ( 2009: 5) menyatakan


(36)

dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap

Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.

Muhibbin Syah (2008: 63) menyatakan bahwa belajar merupakan

suatu kegiatan berproses dan merupakan unsur fundamental dalam

penyelenggaran setiap jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berati, berhasil

atau tidaknya suatu pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada

proses belajar yang dialami oleh siswa.

Morgan seperti dikutip dalam Suprijono ( 2009: 3) menyatakan

Belajar adalah perubahan relatif permanen dalam perilaku yang merupakan

hasil pengalaman masa lalu. (Belajar adalah perubahan perilaku yang

bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman)

Hamalik (1983:21) berpendapat belajar adalah suatu bentuk

pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam

cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas peneliti menyimpulkan bahwa

belajar merupaka proses untuk mengetahui dan memahami sesuatu yang

berlangsung secara berkesinambungan dalam rangka menuju proses


(37)

2. Pengertian Prestasi Belajar

Zaenal Arifin ( 2009: 12 ) Prestasi belajar (achievement) berbeda

dengan hasil belajar (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya

berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi

aspek pembentukan watak siswa. Kata prestasi sering digunakan dalam

berbagai bidang dan kegiatan, antara lain dalam kesenian, olah raga, dan

pendidikan, khususnya pembelajaran.

Winkel ( 1986 ) berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan salah

satu bukti yang menunjukan kemampuan atau keberhasilan seseorang yang

melakukan proses belajar sesuai dengan bobot atau nilai yang berhasil

diraihnya.

Winkel ( 1987: 294 ) menerangkan bahwa prestasi diperoleh pada

akhir proses belajar. Prestasi belajar membuktikan bahwa hasil belajar

sudah diperoleh atau tujuan instruksionalnya sudah tercapai.

3. Tujuan Belajar

Tujuan belajar menurut Ali Imron ( 1996 )adalah :

a. Tujuan belajar dikaitkan dengan perubahan tingkah laku, salah satu ciri

belajar pada diri seseorang adalah terdapatnya perubahan tingkah laku

pada dirinya. Adanya perubahan tingkah laku ini menjadikan seorang

pembelajar berubah dari kondisi ke kondisi tertentu.

b. Tujuan belajar dan pembentukan pemahaman, nilai dan sikap, serta


(38)

4. Ciri-ciri Belajar

Menurut Syah (2002: 117-119) setiap perilaku belajar selalu ditandai

oleh ciri-ciri perubahan spesifik. Diantara ciri-ciri perubahan khas yang

menjadi karakteristik perilaku belajar yang terpenting adalah :

a. Perubahan itu intensional

Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman

atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan

kata lain bukan kebetulan. Siswa dapat merasakan perubahan dalam

dirinya. Karakteristik ini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari

akan adanya perubahan yang dialami atau sekurang-kurangnyan ia

merasakan adanya perubahan dari dalam, seperti penambahan

pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan tertentu, keterampilan

dan sebagainya.

b. Perubahan positif dan aktif

Positif berarti baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Perubahan

aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya seperti proses kematangan

(misalnya bayi yang bisa merangkak setelah bisa duduk), tetapi karena

usaha siswa itu sendiri.

c. Perubahan efektif dan fungsional

Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni

berhasil guna. Artinya perubahan tersebut membawa pengaruh, makna,

dan manfaat bagi siswa. Selain itu perubahan dalam proses belajar


(39)

apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat direproduksi dan

dimanfaatkan.

5. Pengukuran Prestasi Belajar

Norman E. Gronlund (1977) dalam bukunya mengenai penyusunan

test prestasi merumuskan beberapa prinsip dasar dalam pengukuran

prestasi sebagai berikut.

a. Test prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara

jelas sesuai dengan tujuan instruksional.

b. Test prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil

belajar dan dari hasil belajar dan materi yang dicakup oleh program

instruksi atau pengajaran.

c. Test prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang paling cocok guna

mengukur hasil belajar yang diinginkan.

d. Test prestasi harus dirancang agar cocok dengan tujuan penggunaanya.

e. Test prestasi harus dibuat sereliabel mungkin dan kemudian harus

ditafsirkan hasilnya dengan hati-hati.

f. Test prestasi belajar harus digunakan untuk meningkatkan belajar para

siswa.


(40)

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar akan dibedakan ke

dalam dua hal yakni faktor yang berasal dari luar diri dan faktor yang

berasal dari dalam diri (Winkel, 1987: 249).

a. Faktor yang berasal dari dalam adalah :

Faktor non sosial dalam belajar : lebih berkaitan pada lingkungan

sekitar, misalnya ; cuaca, suhu udara, waktu ( pagi, siang, sore), tempat

( dataran rendah, dataran tinggi). Namun, bisa juga berasal dari sarana

yang di pakai misalnya alat menulis, alat peraga, buku-buku.

b. Faktor-faktor sosial dalam belajar

Winkel (1987: 250) mengungkapkan faktor-faktor sosial di sini adalah

faktor manusia ( sesama manusia ), baik manusia itu ada ( hadir )

maupun kehadirannya tidak dapat disimpulkan atau tidak langsung

hadir. Faktor ini lebih di maksudkan sebagai hal-hal di luar yang tidak

berkaitan dengan proses belajar. Misalnya keadaan di luar kelas yang

gaduh, dekatnya sekolah atau kelas dengan pasar atau bisa di kakatakan

faktor lingkungan sosial.

Syah (2003:144-155) memberikan pendapat mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar. Antara lain :

a. Faktor Internal atau faktor yang berasal dari dalam diri siswa yakni


(41)

1) Aspek Fisiologis (bersifat jasmaniah)

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai

tingkat kebugaran tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi

semangat dan intesitas siswa dalam mengikuti pelajaran.

2) Aspek Psikologis (bersifat rohaniah)

Faktor-faktor yang terdapat dalam aspek psikologis umumnya

dipandang lebih esensial. Adapun faktor-faktor dalam aspek

psikologis tersebut adalah:

a) Tingkat Kecerdasan atau Inteligensi Siswa

Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan

psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri

dengan lingkungan dengan cara yang tepat.

b) Sikap Siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang

relatif tetap terhadap objek orang, dan sebagainya baik secara

positif maupun negatif.

c) Bakat Siswa

Secara umum bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki

seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan

datang. Bakat akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya


(42)

d) Minat Siswa

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

sesuatu.

e) Motivasi Siswa

Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal yang mendorong

siswa untuk berbuat sesuatu. Dalam perkembangan selanjutnya,

motivasi dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi intrinsik

dan motivasi ekstrinsik.

b. Faktor Eksternal atau faktor yang berasal dari luar diri siswa

1) Lingkungan Sosial

Yang termasuk dalam lingkungan sosial siswa adalah masyarakat

dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar

perkampungan siswa tersebut. Lingkungan sosial yang lebih banyak

mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa

itu sendiri.

2) Lingkungan Non Sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung

sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan

letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang


(43)

C. Penelitian yang Relevan

1. Untuk penelitian yang relevan menggunakan penelitian yang disusun oleh:

Andi Setyawan dengan judul : HUBUNGAN MINAT BELAJAR

DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI

MARGOMULYO 1 SEYEGAN SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN

2011/2012. Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun 2012.

Hasil penelitian yang dilakukan Andi Setyawan menyatakan minat belajar

rendah 15,8%, sedang 39,5%, dan tinggi 44,7%. Sedangkan prestasi

belajar rendah 34,2%, sedang 39,5%, dan tinggi 26,3%. Penelitian

menunjukkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat

belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Margomulyo 1

Seyegan semester 1 tahun pelajaran 2011/2012 dengan nilai koefisen

korelasi sebesar 0,806 dan berada pada tingkat koefisien korelasi sangat

kuat (±0,80 - ±1,000) dan nilai uji signifikansi sebesar 8,1842. Sedangkan

sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD

Negeri Margomulyo 1 Seyegan semester 1 tahun pelajaran 2011/2012

adalah sebesar 65,04%, sedangkan 34,96% dari faktor lainnya.

2. Skripsi yang disusun oleh Nindya Ayu Wulandari dengan judul:

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR

SISWA KELAS V SD NEGERI 4 SRAGEN TAHUN PELAJARAN


(44)

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini

merupakan acuan awal untuk menyusun indikator minat belajar.

Dari hasil penelitian menunjukkan minat belajar rendah sebesar 13,3%,

minat belajar sedang sebesar 6,7% , minat belajar tinggi sebesar 80%.

Prestasi belajar siswa rendah 10% , sedang sebesar 58,33%, dan tinggi

sebesar 31,67%. Minat belajar memiliki hubungan yang positif dan

signifikan terhadap prestasi belajar siswa dengan mnilai r= 0,834 dan

signifikan pada taraf 1%. Minat belajar memberikan sumbangan 83,4%

dengan prestasi belajar siswa.

Keterkaitan antara penelitian yang dilakukan oleh Andi setyawan, Nindya

Ayu Wulandari dan penelitian yang saya lakukan adalah untuk

mengetahui adakah hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar,

dan seberapa besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar

pada siswa yang diteliti.

D. Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar

Menurut Muhibbin ( 2003: 151 ) “ minat seperti yang dipahami dan

dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil

belajar siswa dalam bidang studi tertentu”. Misalnya, siswa yang menyukai hal-hal yang berkaitan dengan hitungan, bangun ruang, peluang dan lain

sebagainya, tentu akan membuat anak tersebut lebih menyukai pelajaran

matematika, dan tentu prestasi belajar mata pelajaran matematika akan lebih


(45)

hewan dan macam-macam tumbuhan, dan itu membuat siswa tertarik dengan

mata pelajaran IPA, hal itu akan membuat diri siswa lebih bersemangat dan

antusias terhadap mata pelajaran IPA dan tentu hasil prestasi belajar mata

pelajaran IPA akan menjadi lebih maksimal.

E. Hipotesis

Hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti yaitu “Ada hubungan

yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa


(46)

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif tingkat

korelasi. Penelitian ini disusun untuk mengetahui apakah ada hubungan yang

positif dan signifikan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa

kelas VI (enam) Sekolah Dasar Negeri Babarsari Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu konsep yang mempunyai variasi nilai, dan

variasi nilai itu tampak jika variabel itu didefinisikan secara operasional atau

ditentukan tingkatannya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua

variabel, yaitu minat dan prestasi belajar. Minat disebut variabel bebas

[selanjutnya dilambangkan dengan X] dan prestasi belajar disebut variabel

terikat [selanjutnya dilambangkan dengan Y].

Dibawah ini akan dijelaskan tentang variabel bebas dan variabel

terikat dalam penelitian ini :

1. Variabel bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dinamakan


(47)

bebas dalam penelitian ini yaitu minat, dimana minat dapat mempengaruhi

prestasi belajar siswa.

2. Variabel terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas. Disebut variabel terikat karena

variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu prestasi belajar, dimana prestasi

belajar siswa dipengaruhi oleh minat belajar siswa.

C. Definisi Operasional Variabel

Devinisi operasional variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu minat

dan prestasi belajar siswa. Berikut ini peneliti akan menjabarkan tentang

minat dan prestasi belajar siswa.

1. Minat yang diteliti yaitu minat belajar siswa yang diukur dengan

menggunakan angket dan ditunjukkan adanya skor yang diperoleh siswa.

2. Prestasi belajar siswa mencakup penguasaan siswa terhadap lima mata

pelajaran inti yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, Pkn, IPA, dan IPS

yang diperoleh siswa melalui tes belajar siswa yang kemudian diukur

dengan menggunakan tes yang dibuat oleh guru serta ditunjukkan dengan


(48)

D. Tempat penelitian

Peneliti melaksanakan penelitian di SD Negeri Babarsari jalan

Babarsari, Kledokan, Catur Tunggal, Depok, Sleman/Yogyakarta Telp.

(0274) 485983.

E. Jadwal Penelitian

Peneliti melaksanakan kegiatan uji coba penelitian kepada siswa kelas

VIA pada 16 April 2012, dan melaksanakan penelitian kepada siswa kelas

VIB pada 19 April 2012.

F. Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan untuk penelitian ini yaitu seluruh siswa

kelas VI A dan siswa kelas VI B SD Negeri Babarsari Tahun Pelajaran

2011/2012. Sampel yang digunakan adalah seluruh siswa kelas VI B. Kelas

VI A yang berjumlah 38 sebagai uji coba penelitian dan VI B sebagai

penelitian yang berjumlah 37 siswa. Cara yang digunakan untuk mengambil

sampel adalah purposing sampling.

Rincian jumlah sampel akan dijabarkan pada tabel brikut ini :

Tabel 3.1 Rincian Jumlah Sampel Penelitian

Kelas Siswa laki-laki Siswa

perempuan

Jumlah siswa


(49)

Peneliti memilih siswa kelas VI B SD Negeri Babarsari hal ini dikarenakan

siswa-siswi tersebut memiliki minat belajar yang rendah khususnya pada lima

mata pelajaran inti, yaitu Pkn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS.

Ini dapat dilihat dari nilai-nilai ulangan harian mereka.

G. Alat Pengumpulan Data

1. Angket Minat belajar siswa

Angket dalam penelitian ini terdiri dari 10 indikator yang terdiri dari

item positif dan item negatif. Keseluruhan item berjumlah 60 item yang

terdiri dari 33 item positif dan 27 item negatif. Peneliti mengadopsi

indikator yang digunakan oleh Nindya Ayu Wulandari (2011) dalam

melakukan penelitian. Peneliti mengadopsi indikator yang digunakan oleh

Nindya Ayu Wulandari (2011) karena penelitian yang dilakukan sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Sedangkan untuk item

dalam angket tersebut, baik itu item positif maupun item negatif peneliti

menyusunnya sendiri dengan menjabarkan indikator yang telah diadopsi.

Angket ini disusun dengan bentuk skala bertingkat yang memuat

beberapa pernyataan tentang minat belajar siswa terhadap prestasi belajar

siswa. Angket ini disusun berdasarkan “Summated Rating acale (skala

Likert)” (Sugiyono, 2010 : 134 – 138). Skala ini diubah dengan empat

pilihan jawaban yaitu “Sangat Setuju (SS)”, “Setuju (S)”, “ Kadang Setuju (KS)”, dan “Tidak Setuju (TS)”. Item positif diberi skor yang bergerak


(50)

sampai “Tidak Setuju (TS)”. Sedangkan, untuk item negatif diberi skor yang bergerak dari 1-4 untuk pilihan “Sangat Setuju (SS)” sampai pilihan

“ Tidak Setuju (TS)”.

Berikut ini akan dijabarkan skor untuk item positif dan skor untuk

item negatif :

a. Jawaban dan skor untuk item positif, yaitu :

1. Sangat Setuju ( SS) : 4

2.Setuju (S) : 3

3.Kurang Setuju (KS) : 2

4.Tidak setuju (TS) : 1

b. Jawaban dan skor untuk item negatif, yaitu :

1. Sangat Setuju ( SS) : 1

2. Setuju (S) : 2

3. Kurang Setuju (KS) : 3

4. Tidak setuju (TS) : 4

Angket minat belajar disusun berdasarkan indikator, dan Tabel Indikator

Minat Belajar Siswa dapat dilihat pada halaman 76, lampiran 1.

Berdasarkan tabel indikator tersebut, maka peneliti menyusun indikator

beserta sebaran item dan tabel indikator sebaran item untuk uji coba dapat


(51)

2. Uji coba alat ukur

Peneliti melakukan uji coba alat ukur sebelum melakukan penelitian di

SD Negeri Babarsari. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui validitas

dan reliabilitas alat ukur yang akan digunakan.

a. Tempat dan waktu uji coba

Peneliti melakukan uji coba alat ukur pada tanggal 16 April 2012 di

tempat SD yang sama dengan tempat penelitian, hanya kelasnya yang

berbeda, yaitu kelas VI A. Dengan jumlah siswa 38 siswa, yang terdiri

dari 21 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Peneliti memilih

siswa VI A karena memiliki karakteristik yang sama dengan VI B.

b. Uji validitas

Validitas adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa

yang seharusnya diukur (Masidjo : 242). Misalnya suatu ulangan

fisika dikatakan valid apabila ulangan fisika tersebut mengungkap

hal-hal tentang fisika.

Prosedur pengujian alat ukur dilakukan dengan cara menguji setiap

item yang terdapat dalam angket, dengan mengkorelasikan setiap item

(x), dengan total skor (y). Penelitian ini menggunakan teknik Product

Moment dari Pearson dengan rumus angka kasar sebagai berikut (

Masidjo, 2010 : 246)

rxy =

} 2 ) ( 2 }{ 2 ) ( 2 { ) )( ( Y Y N X X N Y X XY N


(52)

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi

∑x : jumlah skor butir

∑y :jumlah skor total

∑xy : jumlah hasil kali skor x dan skor y berpasangan

∑x2

: jumlah skor yang dikuadratkandalam sebaran x

∑y2

: jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y

N : banyaknya subjek

Menurut Azwar (2009 : 65) item yang koefisien korelasinya <

0,30 maka dianggap tidak valid atau dihilangkan dan tidak digunakan

untuk penelitian, sedangkan untuk item yang koefisien korelasinya ≥

0,30 dianggap valid dan digunakan untuk penelitian. Berdasarkan

hasil uci coba tersebut maka dapat diketahui berapa item yang valid

yang akan digunakan untuk penelitian. Berdasarkan hasil uji coba

maka dapat diketahui beberapa item yang valid dan beberapa item

yang tidak valid.

Peneliti telah melakukan uji coba angket pada 38 siswa kelas VI

A di SD yang sama dengan tempat penelitian yaitu SD Negeri

Babarsari. Berdasarkan kriteria yang digunakan untuk menganalisis

angket hasil uji coba, peneliti memperoleh hasil analisis dari 60 item

pada angket minat belajar siswa berupa 40 valid dan 20 item gugur.

Peneliti menganalisis item pada angket dengan bantuan program SPSS


(53)

belajar siswa terdapat pada lampiran. Berikut ini merupakan

rangkuman dari hasil analisis uji validitas item yang terdapat dalam

angket minat belajar. Berikut merupakan tabel sebaran item setelah uji

coba.

Tabel Sebaran Item Minat Setelah Ujicoba dapat dilihat pada

halaman 89, lampiran 3.

Tabel 3.2 Rangkuman Hasil Uji Validitas

Aspek Jumlah Item Item Valid Item Gugur

+ - + - + -

Minat belajar siswa

33 27 23 17 10 10

Jumlah item 60 40 20

c. Uji reliabilitas

Yang dimaksud dengan reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai

dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil

pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan

ketelitian hasil (Masidjo, 1995:209). Koefisien reabilitas dinyatakan

dengan bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00. Berikut

ini merupakan tabel koefisien reabilitas :

Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Suatu Tes

Koefisien korelasi Kualifikasi


(54)

± 0,71 ± 0,90 Tinggi

± 0,41 ± 0,70 Cukup

± 0,21 ± 0,40 Rendah

± 0,00 ± 0,20 Sangat rendah

Peneliti menentukan taraf reliabilitas dengan metode belah dua

(split-half method). Metode ini dianggap lebuh efisien karena dalam

penentuan taraf reliabilitas suatu tes hanya mempergunakan satu tes

untuk satu kali pengukuran. Metode ini sering disebut juga metode

gasal genap. Hasil dari satu tes dibagi atau dibelah menjadi dua

bagian, yakni bagian pertama yang berupa hasil atau skor yang berasal

dari item-item bernomor gasal, dan bagian kedua berupa hasil atau

skor yang berasal dari item-item bernomor genap (Masidjo, 2010 :

218-232). Skor-skor pada bagian pertama dan bagian kedua

ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Sebaiknya hasil suatu pengukuran tersebut disajikan dalam

bentuk tabel analisis item, supaya tampak perolehan skor dari

masing-masing item.

2. Dijumlahkan skor-skor yang berasal dari item-item yang

bernomor gasal, dimasukkan sebagai belahan pertama pada

kolom belahan gasal atau pertama. Demikian pula skor-skor

yang berasal dari item-item yang bernomor genap dimasukkan


(55)

3. Kemudian skor-skor pada kolom belahan gasal dan belahan

genap siap untuk dihitung koefisien korelasinya.

Hasil dari kedua belahan item-item yang bernomor gasal dan

genap diperbandingkan dengan menggunakan teknik korelasi

Product-Moment dari Pearson dengan rumus angka kasar

(Masidjo, 1995:210) sebagai berikut :

rxy =

} 2 ) ( 2 )}{ 2 ( 2 { ) )( ( Y Y N X X N Y X XY N Keterangan :

rxy : koefisien korelasi

∑x : jumlah skor dalam sebaran x (belahan ganjil)

∑y :jumlah skor dalam sebaran y (belahan genap)

∑xy : jumlah hasil kali skor x dan skor y berpasangan

∑x2

: jumlah skor yang dikuadratkandalam sebaran x

∑y2

: jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y

N : banyaknya subjek

Hasil perhitungan yang menggunakan rumus Product Moment dari

Pearson kemudian dihitung ulang dengan menggunakan rumus Spearman

Brown (Masidjo, 1995:219). Rumus yang digunakan sebagai berikut :

rtt =

rgg rgg

1 2

Keterangan :

rtt = koefisien reliabilitas


(56)

Peneliti menggunakan rumus di atas saat melakukan uji koefisien

reliabilitas angket uji coba dan perhitungannya, dan dapat dilihat pada

halaman 105, lampiran 10.

Tabel 3.4 Hasil perhitungan koefisien Reliabilitas

Angket

Koefisien Reliabilitas

Penelitian Keterangan Minat belajar

siswa 0,95

Sangat Tinggi

3. Teknik pengumpulan data

Peneliti mengambil data di lokasi SD Negeri Babarsari. Data yang

digunakan untuk penelitian berupa angket kuisioner yang telah dibagikan

pada seluruh siswa Kelas VI B SD Negeri Babarsari. Angket yang

dibagikan bertujuan untuk mengetahui hubungan minat belajar siswa

terhadap prestasi belajar siswa kelas VI B SD Negeri Babarsari Tahun

Pelajaran 2011/2012. Data tentang prestasi belajar lima bidang studi

didapat dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada nilai rapor.

4. Teknik Analisis Data

Peneliti menganalisis data penelitian dengan menggunakan teknik

korelasi serial. Peneliti menggunakan teknik tersebut karena data

penelitian berupa ordinat. Sehingga peneliti menggolongkan skor minat

belajar siswa menjadi tiga bagian yaitu rendah, sedang, dan tinggi, dan

akan dikorelasikan dengan skor prestasi belajar yang diperoleh

berdasarkan rata-rata nilai lima mata pelajaran ini pada rapor semester 1


(57)

Matematika) yang berskala interval. Berikut ini merupakan rumus korelasi

serial menurut Arikunto (1993 : 228).

p

SDtot

M

r

t r

t r

ser 2

0

0

0

0

Keterangan :

rser = koefisien korelasi serial

Or = ordinat yang lebih rendah

Ot = ordinat yang lebih tinggi

M = mean

SDtot = Standar Deviasi Total

P = proporsi individu dalm golongan

Berdasarkan rumus di atas maka data yang diperlukan untuk

menggunakan rumus korelasi serial yaitu ordinat yang lebih rendah,

ordinat yang lebih tinggi, mean, standar deviasi total dan proporsi individu

dalam golongan. Langkah-langkah yang diperlukan untuk menggunakan

rumus korelasi serial yaitu :

a. Mendaftar skor tiap kelompok. Skor yang dikelompokkan

berdasarkan jumlah skor yang diperoleh pada angket minat belajar

siswa. Pengelompokan tersebut terdiri dari kelompok rendah,

sedang, dan tinggi. Berikut ini merupakan tabel pengelompokkan


(58)

Tabel 3.5 Pengelompokan Skor Minat belajar siswa

No Skor Minat Belajar

Kategori

1

40-80 Rendah 2 81-120 Sedang

3

121-160 Tinggi

b. Menghitung banyaknya subjek setiap kelompok (nk). Subjek yang

dihitung yaitu dalam kelompok rendah, sedang, dan tinggi.

c. Menentukan proporsi individu dalam kelompok. Rumus yang

digunakan untuk menentukan proporsi individu dalam kelompok

(Arikunto, 1993:229) yaitu : k Keterangan :

P = proporsi.

nk = banyaknya subjek dalam kelompok.

N = banyaknya subjek seluruhnya.

d. Menentukan ordinat, yaitu ordinat yang lebih rendah dan ordinat

yang lebih tinggi. Ordinat yang lebih rendah dan ordinat yang lebih

tinggi dapat dilihat pada lampiran.

e. Menghitung nilai rata-rata (mean) tiap kelompok. Kelompok tinggi,

sedang, dan rendah (Arikunto, 1993:230) dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

k


(59)

M = mean

∑X = jumlah semua skor

nk = jumlah siswa dalam kelompok

f. Membuat tabel kerja (Arikunto, 1993:232). Tabel kerja ini

digunakan untuk mempermudah peneliti pada saat memasukkan

angka dalam rumus koefisien korelasi serial.

g. Mencari standar deviasi total. Mencari standar deviasi total

(Masidjo, 1995:127) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

SDtot = 2 ( )2

1

X X

N N

Keterangan :

SDtot = Standar Deviasi Total

N = jumlah siswa

∑X = jumlah total skor prestasi yang diperoleh siswa

Hasil perhitungan yang telah diperoleh dengan

menggunakan rumus korelasi serial kemudian diklasifikasikan

dengan menggunakan pedoman interprestasi koefisien korelasi

antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar (Sugiyono, 2001


(60)

Tabel 3.6 Pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien

korelasi.

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

± 0,00 ± 0,199 Sangat Rendah

± 0,20 ± 0,399 Rendah

± 0,40 ± 0,599 Sedang

± 0,60 ± 0,799 Kuat

± 0,80 ± 1,000 Sangat Kuat

Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan minat

belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa, peneliti menggunakan

rumus koefisien penentu (Hasan, 2002:113) sebagai berikut :

KP = rser2 × 100%

Keterangan :

KP = Koefisien Penentu

rser = Koefisien Korelasi Serial

h. Menghitung Besar Sumbangan Minat belajar siswa terhadap

Prestasi Belajar

Untuk menghitung seberapa besar sumbangan minat belajar

siswa terhadap prestasi belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar

Negeri Babarsari Tahun Pelajaran 2011/2012, yang mengacu pada

Hasan (2002:24) peneliti menggunakan rumus berikut :


(61)

Keterangan :

KP : Koefisien Penentu


(62)

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 19 April 2012. Dari 60 soal,

sebanyak 40 soal dinyatakan valid dan realiabel sehingga bisa digunakan

sebagai instrumen penelitian. .

Penelitian dilaksanakan di kelas VI B dengan jumlah sampel 36 siswa dari

keseluruhan populasi siswa di SD Negeri Babarsari. Jumlah siswa sebenarnya

adalah 37 dan satu siswa tersebut tidak hadir dengan alasan sakit.

Untuk data yang kedua peneliti meminta nilai rapor semester ganjil kepada

guru kelas. Nilai rapor ini yang nantinya akan turut menetukan hubungan

antara minat dan prestasi. Berikut ini akan disajikan hasil penelitian secara

lebih mendetail.

a. Minat Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri Babarsari

Seperti yang sudah disampaikan mengenai angket sebagai salah satu alat

ukur, maka peneliti menggunakan angket sebagai alat ukur untuk

mengetahui minat belajar siswa kelas VI SD Negeri Babarsari. Dari angket

tersebut kemudian diolah menjadi data nominal dimana masing-masing

item yang dipilih siswa dinilai sesuai dengan pointnya. 1, 2, 3, dan 4 untuk


(63)

Ada kategori untuk mengelompokkan nilai minat siswa. pembagian

rentang menggunakan pedoman pembagian skor ideal. Nilai ideal adalah

total nilai tertinggi yang akan di dapat siswa jika menjawab 4 semua dan

total skornya menjadi 160. Skor terendah ideal adalah jika sisa menjawab

1 pada setiap soal dan total skor yang akan didapat adalah 40. Perhitungan

untuk menentukan rentangnya didasarkan pada rumus:

3 Terendah Ideal Nilai Tertinggi Ideal Nilai R 3 40 160 R 3 : 120 R 40 R

Jadi rentang yang digunakan adalah 40 point.

Tabel 4.1 Klasifikasi skor minat belajar

No Skor Minat Belajar Kategori

1

40-80 Rendah 2

81-120 Sedang 3

121-160 Tinggi

Tabel Data Skor Minat Belajar Siswa sesuai klasifikasi dapat dilihat pada


(64)

Dari data tersebut dilakukan penghitungan untuk mengetahui presentase

masing-masing kategori.

a) Minat belajar rendah

Rumus yang digunakan untuk mencari presentase yaitu :

% = min 100%

seluruhnya siswa jumlah rendah belajar at kelompok siswa jumlah

% = 100% 36

1

x

% = 0,02778 x 100 %

% = 2,7778 %

Jadi siswa dengan minat belajar rendah sebanyak 2,7778 % sejumlah 1

siswa.

b) Minat belajar sedang

Rumus yang digunakan untuk mencari presentase yaitu :

% = min 100%

seluruhnya siswa jumlah sedang belajar at kelompok siswa jumlah

% = 100% 36

17

x

% = 0,472 x 100 %

% = 47,22%

Jadi siswa dengan kelompok belajar sedang ada 47,22 %yaitu

sejumlah17 siswa.

c) Minat belajar tinggi

% = min 100%

seluruhnya siswa jumlah tinggi belajar at kelompok siswa jumlah


(65)

% = 100% 36

18

x

% = 0,5 x 100 %

% = 50 %

Jadi siswa dengan kelompok belajar tinggi ada 50 % dengan jumlah 18

siswa.

Berdasarkan perhitungan dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa SDN

Babarsari kelas VI berada pada kelompok minat belajar rendah yaitu 2,78 %,

kelompok minat belajar sedang yaitu 47,22 % Sedangkan kelompok belajar

tinggi berada pada angka 50 %.

Jika data tersebut disajikan dalam bentuk diagram maka akan terlihat

seperti dibawah ini.

4.1 Diagram minat belajar siswa SDN Babarsari kelas VI.

2,78%

47,22% 50,00%

MINAT BELAJAR

rendah

sedang


(66)

b. Prestasi Belajar Siswa SDN Babarsari Kelas VI

Dalam pengumpulan data prestasi, peneliti menggunakan data nilai

raport semester ganjil, data ini termasuk data dokumentasi dimana kita

cukup melihat rekaman data yang sudah ada. Nilai yang akan di gunakan

dalam artian dikorelasikan dengan prestasi yaitu nilai lima bidang studi

pokok sekolah dasar. Lima bisang studi pokok itu adalah Matematika,

IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan PKn. Nilai tersebut perlu dirata-rata untuk

menemukan nilai prestasi belajar.

Dalam penetuan nilai prestasi diberlakukan juga kategori untuk

melihat siswa dengan kategori prestasi rendah, sedang dan tinggi.

Tabel data prestasi belajar siswa SDN Babarsari kelas VIB dapat dilihat

pada halaman 112 lampiran 13.

Untuk menentukan klasifikasinya kita mengunakan metode nilai

tertinggi riil dikurangi nilai terendah riil. Dari hasil pengurangan tersebut

kemudian dibagi tiga sesuai dengan rentang yang diinginkan. Nilai

tertinggi riil yang didapatkan siswa adalah 88,4 sedangkan nilai terendah

riil didapatkan siswa adalah 70,4.

Proses penghitungan rentang akan dijabarkan sebagai berikut :

Nilai tertinggi = 88,4


(67)

Nilai tertinggi – nilai terendah yaitu ; 88,4 – 70,4 = 18

18 : 3 = 6

Berdasarkan interval atau rentang yang diperoleh diatas maka berikut

akan disajikan data prestasi sesuai dengan rentang dan klasifikasinya.

Tabel 4.2 Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa SDN Babarsari Kelas VI

No Prestasi Belajar Klasifikasi

1 70 – 75 Rendah 2 76 – 81 Sedang 3 82 – 88 Tinggi

Data diatas merupakan data prestasi berdasarkan nilai raport. Berikut ini

telah disajikan data prestasi yang sudah disesuaikan dengan klasifikasinya

dan nomer urutnya juga telah disesuaikan dengan urutannya.

Tabel Data prestasi siswa berdasarkan urutan kualifikasi dapat dilihat pada

halaman 114, 1ampiran 14

Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas maka dapat diketahui nilai

rata-rata siswa sesuai dengan kategorinya. Inilah data prestasi siswa yang

didapatkan dari nilai raport. Berikut akan disajikan data nilai siswa sesuai


(68)

a) Prestasi belajar rendah (70 – 75)

untuk menemukan presentasenya kita menggunakan rumus :

% = 100%

seluruhnya siswa jumlah rendah belajar prestasi kelompok siswa jumlah

Jika dihitung maka diketahui :

Jumlah siswa kelompok belajar rendah = 23

Jumlah siswa seluruhnya = 36

Jika dimasukan dalam rumus maka :

% = 100% 36

23

% = 0,6388 x 100%

% = 63,89 %

Bisa disimpulkan bahwa siswa dengan prestasi belajar rendah sebanyak

23 anak dengan presentase 63,89 % siswa

b) Prestasi belajar sedang (76 – 81)

Untuk mengetahui presentasenya bisa kita gunakan rumus :

% = 100%

seluruhnya siswa jumlah sedang belajar prestasi kelompok siswa jumlah

Jika dihitung maka diketahui :

Jumlah siswa kelompok belajar sedang = 8

Jumlah siswa seluruhnya = 36

Jika dimasukan dalam rumus maka :

% = 100% 36

8


(69)

= 22,22 %

Bisa disimpulkan bahwa siswa dengan prestasi belajar sedang sebanyak

8 siswa dengan presentase 22,22 %.

c) Prestasi belajar tinggi (82 – 88)

untuk menemukan presentasenya kita menggunakan rumus :

% = 100%

seluruhnya siswa

jumlah

tinggi belajar prestasi

kelompok siswa

jumlah

Jika dihitung maka diketahui :

Jumlah siswa kelompok belajar tinggi = 5

Jumlah siswa seluruhnya = 36

Jika dimasukan dalam rumus maka :

% = 100% 36

5

= 0,1388 x 100%

= 13,89 %

Bisa disimpulkan bahwa siswa dengan prestasi belajar tinggi sebanyak

13,89 %, ada 5 siswa.

Untuk memlihat secara keseluruhan dalam penyajian data lain, penulis

menggunakan diagram lingkaran. Berikut ini akan disajikan diagram


(70)

4.2 Diagram Prestasi belajar siswa SDN Babarsari kelas VI

c. Hubungan Antara Minat Belajar dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI

SD Negeri Babarsari

a) Hipotesis

Dalam penelitian ini digunakan dua hipotesis yaitu :

1. Hipotesis nol ( Ho)

Merupakan hipotesis yang menyatakan “ Tidak ada hubungan yang

positif dan signifikan antara minat dan prestasi belajar siswa SDN

Babarsari tahun ajaran 2011/2012.

2. Hipotesis Statistik ( Ha)

Merupakan hipotesis yang menyatakan “ Ada hubungan yang

positif dan signifikan antara minat belajar dan prestasi belajar

siswa kelas VI SDN Babarsari tahun ajaran 2011/2012.

b) Hasil pengujian hipotesis

Hipotesis yang sudah disampaikan diatas perlu diuji untuk mengetahui

hubungan dan signifikansinya. Pada akhirnya hipotesis yang

disampaikan akan diterima atau ditolak sesuai dengan hasil

63,89% 22,22%

13,89%

PRESTASI BELAJAR

Rendah

Sedang


(71)

perhitungan dan perbandingan. Oleh karena itu akan dipergunakan

hipotesis nol sebagai langkah pengujian. Ketentuanya adalah sebagai

berikut :

1. Ho diterima apabila r hitung < r tabel

2. Ha diterima apabila r hitung > r tabel

Langkah agar hipotesis nol ditolak maka r hitung harus lebih besar

daripada r tabel pada taraf signifikansi 1 %. Namun jika ditemukan

bahwa r hitung lebih kecil daripada r tabel maka hipotesis nol diterima.

Nilai r tabel dapat dilihat pada r product moment dari Pearson sesuai

dengan N yang ada.

Berikut akan disajikan data penghitungan r hitung dan r tabel dalam

penghitungan menggunakan rumus serial.

1. Tabel Perbandingan Skor Minat dan Prestasi Belajar

Sesuai dengan pengolahan data minat dan prestasi yang telah di

klasifikasikan maka data tersebut diperbandingkan. Akan

disejajarkan antara responden, minat dan prestasinya.

Tabel perbandingan minat belajar dan prestasi belajar dapat dilihat

pada halaman 116, lampiran 15.

2. Rumus Korelasi Serial

p SDtot

M r

t r

t r

ser 2

0 0

0 0


(72)

Ket :

ser

r = koefisien korelasi serial

r

0 = Ordinat yang lebih rendah

t

0 = ordinat yang lebih tinggi

M = Mean

SDtot = standar deviasi total

P = proporsi individu dalam golongan

3. Banyaknya subjek tiap kelompok

Berdasarkan pembagian subjek tiap kelompok dapat diketahui

bahwa :

Tabel 4.3 Pembagian subjek tiap kelompok

Kelompok No.Urut Siswa Nƙ

Rendah 1 1

Sedang 2-18 17

Tinggi 19-36 18

Jumlah 36

4. Proporsi individu setiap kelompok

Proporsi merupakan besarnya bagian dalam maisng-masing


(73)

P =

N

n

k

Ket :

P = Proporsi

k

n = banyaknya subjek dalam kelompok N = banyaknya subjek seluruhnya

Sesuai dengan rumus yang ada maka bisa dilakukan perhitungan

untuk proporsi sebagai berikut :

a. Kelompok rendah

P =

N

n

k

=

36

1

= 0,0278

b. Kelompok Sedang

P =

N

n

k

=

36

17


(74)

c. Kelompok Tinggi

P =

N

n

k

=

36

18

= 0,5

5. Nilai rata-rata (mean)

Mean atau nilai rata-rata digunakan untuk mengetahui rataan dari

tiap-tiap kelompok. Berikut rumus untuk mencari nilai rata-rata (

mean)

k

n

X

M

Keterangan :

M = Mean

X = Jumlah semua skor prestasi belajar setiap kelompok

k

n = jumlah subjek dalam kelompok

Sesuai dengan rumus maka setiap kelompok dapat dihitung sebagai

berikut :

a) Kelompok rendah

k

n

X

M


(75)

1 75,6

= 75,6

b) Kelompok sedang

k

n

X

M

17 1257

= 73,94

c) Kelompok tinggi

k

n

X

M

18 1416,6

= 78,7

6. Menentukan ordinat

Penetuan ordinat mengacu pada dua sumber yaitu nilai P dan tabel

ordinat. Untuk nilai P telah dihitung dalam mencari proporsi pada

point 4 sedangkan ordinat ada dalam tabel nilai pasti.


(76)

Tabel 4.4 Data nilai P beserta Ordinat

P Ordinat

Rendah (0,028) 0,05845

Tinggi (0,5) 0,39894

7. Tabel Kerja

Rangkaian penghitungan sudah melewati beberapa tahap seperti

tersaji dari point-point di atas. Penghitungan selanjutnya

merupakan tabel kerja dimana hal ini difungsikan untuk

mempermudah dalam penghitungan standar deviasi total. Berikut

merupakan sajian tabel kerja :

Tabel 4.5 Tabel kerja

Kelompok nk P 0 (0r-0t) (0r-0t)² M

X (M) (ordinat)

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9

Rendah 1 0,028 0

-0,05845 0,003416 0,122014 75,6 -4,41882

Sedang 17 0,472 0,05845

-0,34049 0,115933 0,245622 73,94118 -25,1762

Tinggi 18 0,5 0,39894 0,39894 0,159153 0,318306 78,7 31,39658

Jumlah 36 1 0,685942 1,801527

) 0 0 ( r t

P t r 2

) 0 0 (


(1)

LAMPIRAN 21

TABEL NILAI-NILAI DALAM DISTRIBUSI t

One tail 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001

Two tails 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002

Df

1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884

2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712

3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453

4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318

5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343

6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763

7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529

8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079

9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681

10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370

11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470

12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963

13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198

14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739

15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283

16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615

17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577

18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048

19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940


(2)

One tail 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001

Two tails 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002

Df

21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715

22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499

23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496

24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678

25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019

26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500

27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103

28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816

29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624

30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518

31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490

32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531

33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634

34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793

35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005

36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262

37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563

38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903

39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279


(3)

LAMPIRAN 22

SURAT IJIN PENELITIAN


(4)

LAMPIRAN 23


(5)

LAMPIRAN 24


(6)