25
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasikan pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak di
Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas. Hasil penelitian ini diperoleh melalui pengumpulan data yang dilaksanakan pada 24 Juni- 08 Juli
2015. Pengumpulan data dilakukan pada 100 responden. Penyajian data meliputi karakteristik data demografi responden dan distribusi persentase pengetahuan
orang tua tentang bullying pada anak. 5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden yang dipaparkan dalam data demografi mencakup
usia, peran dalam keluarga, suku, tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Dari hasil penelitian dengan jumlah responden 100 orang didapatkan mayoritas
responden berumur sekitar 36 – 45 tahun sebanyak 67 orang 67, peran dalam keluarga sebagai ibu sebanyak 73 orang 73, suku karo sebanyak 71 orang
71, tingkat pendidikan SMA sebanyak 64 orang 64, pekerjaan wiraswasta sebanyak 35 orang 35 dan penghasilan keluarga Rp. 2.037.000 sebanyak 45
orang 45. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas dapat dilihat pada tabel 5.1
di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Presentase Karakteristik Data Demografi Orang Tua di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan
Amplas Tahun 2015 n=100
Karakteristik Responden f
Usia -
25 – 35 tahun 18
18 -
36 – 45 tahun 67
67 -
46 – 55 tahun 15
15 Peran Dalam Keluarga
- Ayah
27 27
- Ibu
73 73
Suku -
Jawa 8
8 -
Toba 18
18 -
Karo 71
71 -
Mandailing 3
3 Pendidikan
- SD
10 10
- SMP
4 4
- SMA
64 64
- Diploma
7 7
- Sarjana
15 15
Pekerjaan -
Buruh kuli bangunan 4
4 -
Ibu Rumah Tangga 18
18 -
Petani 23
23 -
Pedagang Wiraswasta 35
35 -
PNS TNI POLRI BUMN 5
5 -
Karyawan Swasta 5
5 -
Guru 10
10 Penghasilan
- Rp. 2.037.000
45 45
- Rp. 2.037.000 - Rp. 3.000.000
33 33
- Rp. 3.000.000
22 22
Universitas Sumatera Utara
5.1.2. Jawaban Responden Mengenai Pengetahuan tentang Bullying Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebanyak 49 responden 49 yang
menjawab benar tentang pengertian bullying, namun lebih banyak responden yang menjawab salah sebanyak 51 responden 51. Terdapat 44 responden 44
menjawab benar tentang pengertian verbal bullying dan 47 responden 47 menjawab benar tentang contoh dari verbal bullying. Ada 41 responden 41
yang menjawab benar tentang pengertian fisik bullying, ini lebih sedikit daripada yang menjawab salah yaitu sebanyak 59 responden 59. Namun, pada
pertanyaan contoh dari fisik bullying mayoritas responden menjawab benar yaitu sebanyak 55 responden 55. Mayoritas responden menjawab salah pada
pertanyaan tentang pengertian sosial bullying yaitu sebanyak 67 responden 67 sedangkan yang menjawab benar hanya 40 responden 40. Pertanyaan tentang
contoh dari sosial bullying juga, mayoritas responden menjawab salah sebanyak 60 responden 60, hanya 40 responden 40 yang menjawab benar. Terdapat
43 responden 43 yang menjawab benar tentang pengertian eletronik bullying cyberbullying dan 55 responden 55 menjawab benar tentang contoh dari
eletronik bullying cyberbullying. Terdapat sebanyak 51 responden 51 yang menjawab benar tentang salah satu faktor yang menyebabkan bullying terjadi dan
dilakukan oleh anak-anak, sebanyak 65 responden 65 menjawab benar tentang dampak jangka pendek dari bullying sedangkan pada pertanyaan tentang dampak
jangka panjang dari bullying mayoritas menjawab salah yaitu sebanyak 60 responden 60, hanya 40 responden 40 yang menjawab benar.
Universitas Sumatera Utara
Distribusi frekuensi dan presentasi jawaban responden tentang bullying dapat dilihat pada tabel 5.2. di bawah ini.
Tabel 5.2 Distribusi jawaban responden tentang bullying No
Pertanyaan Benar
Salah F
f
1 Pengertian dari bullying pada anak
49 49
51 51
2 Yang dimaksud dengan verbal bullying
44 44
56 56
3 Contoh dari verbal bullying
47 47
53 53
4 Yang dimaksud dengan fisik bullying
41 41
59 59
5 Contoh dari fisik bullying
55 55
45 45
6 Yang dimaksud dengan sosial bullying
33 33
67 67
7 Contoh dari sosial bullying
40 40
60 60
8 Yang
dimaksud dengan
elektronik bullying cyberbullying
43 43
57 57
9 Contoh
dari elektronik
bullying cyberbullying
55 55
45 45
10 Salah satu faktor yang menyebabkan
bullying terjadi dan dilakukan oleh anak- anak
51 51
49 49
11 Dampak jangka pendek dari bullying
65 65
35 35
12 Dampak jangka panjang dari bullying
40 40
60 60
5.1.3 Pengetahuan Orang Tua Tentang Bullying Pada Anak
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak dikategorikan cukup yaitu sebanyak 68 responden 68
dengan skor kuesioner 5 - 8, kategori pengetahuan baik 2 responden 2 dengan skor kuesioner 9 – 12, dan kategori pengetahuan kurang 30 responden 30
Universitas Sumatera Utara
dengan skor 0 – 4. Distribusi frekuensi pengetahuan orang tua tentang bullying
pada anak dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini. Tabel 5.3 Distribusi frekuensi pengetahuan orang tua tentang
bullying pada anak di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas n =
100
Tingkat Pengetahuan Skor Kuesioner
F
Baik 9 – 12
2 2
Cukup 5 – 8
68 68
Kurang 0 – 4
30 30
Total 100
100 5.2 Pembahasan
Pada penelitian ini pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak dilihat dari 4 aspek, yaitu pengetahuan orang tua tentang pengertian, jenis-jenis, faktor yang
mempengaruhi dan dampak dari bullying. Hasil penelitian ini menyatakan mayoritas responden ber
pengetahuan cukup dengan skor kuesioner 5 – 8 yaitu 68 orang 68
, hal ini berkaitan dengan data karakteristik responden yang mayoritas berada pada usia 36 – 45 tahun sebanyak 67 orang 67 . Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan Notoadmojo 2003 bahwa semakin bertambah usia seseorang maka semakin banyak pengetahuan yang ia terima. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan
mayoritas responden berperan sebagai ibu sebanyak 73 orang 73 , hal ini dikarenakan ibu memiliki peran yang lebih banyak dalam mendidik, membimbing
dan mengarahkan anak-anak khususnya di lingkungan rumah mereka, namun ayah juga memiliki peran penting dalam menjaga anak dalam keluarga.
Mayoritas responden bersuku Karo 71 orang 71 sesuai pendapat Notoadmojo 2003 bahwa k
ebudayaan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi dalam hal cara memperoleh informasi keterangan karena kebiasaan, penggunaan sumber
Universitas Sumatera Utara
nilai dalam masyarakat sesuai kebudayaannya sehingga pemberitahuan yang dapat menimbulkan kesadaran dan mempengaruhi perilaku.
Data karakteristik responden menunjukkan mayoritas responden berpendidikan SMA sebanyak 64 orang 64, ini juga menunjukkan pengetahuan sangat dipengaruhi
oleh pendidikan seseorang. Dari hasil data yang diperoleh mayoritas pekerjaan orang tua adalah pedagang
wiraswasta sebanyak 35 orang 35 dan mayoritas berpenghasilan Rp. 2.037.000 sebanyak 45 orang 45 . Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Rosmary
2010 bahwa waktu dan uang adalah alasan utama para orang tua mendapatkan pengetahuan sebagai pedoman yang dapat dijadikan panduan untuk merawat dan
menghadapi anak. Dari hasil penelitian juga didapatkan data mayoritas responden menjawab salah
pada pertanyaan tentang pengertian sosial bullying sebanyak 67 responden 67 dan tentang contoh dari sosial bullying sebanyak 60 responden 60. Hal ini terkait
dengan mayoritas responden yang berpendidikan SMA, sesuai dengan yang dikemukan oleh Suparlan 2005, bahwa pendidikan adalah proses penyampaian
bahan atau materi pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidikan guna mencapai perubahan tingkat prilaku. Pada umumnya pendidikan meningkatkan
tingkat intelegensinya. Jadi jelaslah bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi maka semangkin tinggi pula tingkat pengetahuannya. Hal ini
juga sesuai hasil penelitian Tumon 2014 yang berjudul “Studi Deskriptif Perilaku Bullying pada Remaja” yang menyatakan bahwa bentuk secara verbal bullying adalah
perilaku bullying yang paling sering dilakukan, sehingga jenis bullying lain seperti sosial bullying jarang diperhatikan bahkan diketahui oleh masyarakat. Hasil penelitian
Universitas Sumatera Utara
juga didapatkan data banyak responden yang menjawab salah tentang dampak jangka panjang dari bullying sebanyak 60 responden 60. Hal ini terkait pendapat Astuti
2008 yang menyatakan
orang tua sering kali keliru pada perilaku anak dengan menganggap anak dapat menyesuaikan diri sendiri bergaul di lingkungannya,
maka terkadang orang tua tidak terlalu peduli apa yang terjadi pada lingkungan anak, sehingga sering kali orang tua tidak menyangka akan ada dampak yang
sangat buruk seperti ada keinginan bunuh diri pada anak yang di-bully. Pandangan ini tidak seluruhnya benar, karena orang tua harus tetap peduli tentang lingkungan
anak dan tahu apa yang terjadi dengan perilaku anak, khususnya perilaku bullying yang sering terjadi pada anak.
Dalam masa perkembangan sosial anak, khususnya pada usia sekolah kekerasan memang pasti terjadi di lingkungannya karena pengaruh teman sebaya
salah satunya. Walaupun anak-anak ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan teman sebayanya namun pada akhirnya anak akan tetap mempertahankan
sistem nilai dari orang tua mereka Wong, 2008. Pada masa perkembangannya, anak juga menemukan bahwa orang tua dapat melakukan kesalahan, dan mulai
menanyakan pengetahuan orang tua, yang sebelumnya dianggap anak sebagai orang yang paling tahu Wong, 2008 Maka dari itu, sangatlah penting orang tua
memiliki pengetahuan yang baik, karena dengan pengetahuan perilaku seseorang dapat diarahkan ke hal yang lebih baik sehingga orang tua pun dapat membimbing
anaknya dengan baik, khususnya saat anak menemukan masalah tentang bullying dalam lingkungan pergaulannya di rumah maupun di sekolah.
Universitas Sumatera Utara
Orang tua tetaplah merupakan orang pertama dan terutama dalam membina anak, khususnya membantu anak agar bisa jauh dari perilaku bullying. Maka dari
itu sudah seharusnya orang tua memiliki pengetahuan yang baik tentang bullying agar dapat menjaga dan mengajarkan anak-anak mereka agar terhindar dari
perilaku bullying temannya ataupun tidak melakukan bullying terhadap teman di lingkungannya. Ada banyak orang tua yang tidak terlalu peduli dengan bullying
yang terjadi pada anak karena menganggap bullying adalah hal yang biasa terjadi di lingkungan anak-anak karena bagian dari senioritas atau bagian yang wajar
karena terkadang orang tua sendiri pun melakukan bullying pada anaknya Astuti, 2008.
Dengan adanya pengetahuan orang tua yang baik tentang bullying, diharapkan orang tua dapat menjalankan perannya dengan baik dalam hal bullying
pada anak, seperti mampu memberikan informasi terbaru kepada anak tentang bullying. Hal ini sesuai dengan pendapat Astuti 2008 seharusnya orang tua dapat
menjalankan perannya dalam bullying pada anak dengan mampu melakukan fungsi kontrolnya dengan adil dan bertanggung jawab, mampu bertindak cepat
dan objektif dalam menghadapi bullying anak dengan pengetahuan yang orang tua miliki tentang bullying sehingga dengan demikian orang tua selalu bisa menjadi
orang pertama yang mampu mendampingi dan melindungi anak dalam suasana suka dan duka.
Universitas Sumatera Utara
33
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN