sangat minim, kadang-kadang kesatuan ekonomi tidak terasakan. Kadang kala penduduk Indonesia di daerah perbatasan lebih terjangkau oleh kesatuan ekonomi dari negara-negara
tetangga. Karena itu bagi negara seperti Indonesia yang konfigurasi geografinya amat menantang, perencanaan pembangunan harus diorientasikan pada prinsip geopolitik bangsa
yaitu Wawasan Nusantara. Datangnya globalisasi memang merupakan tantangan bagi asas kesatuan ekonomi.
Tiap pemerintahan yang berusaha menetapkan nilai tukar mata uangnya akan mendapat tekanan pasar yang luar biasa. Demikian juga munculnya lembaga-lembaga keuangan
internasional menjadi tantangan tersendiri terhadap kedaulatan dna kewibawaan Negara.
c. Kesatuan Sosial-Budaya
Bangsa Indonesia sesungguhnya mewujud atas dasar kesepakatan bukan atas dasar sejarah dan geografi. Kesatuan social-budaya sesungguhnya merupakan sublimasi dari
rasa, paham dan semangat kebangsaan. Tanpa memandang suku, ras dan agama serta asal keturunan, perasaan satu dimungkinkan untuk dibentuk asal sama-sama mengacu pada
wawasan kebangsaan Indonesia sebagaimana dicontohkan oleh Sumpah Pemuda. Pertentangan agama juga secara potensial menghalangi terjadinya kesatuan social-
budaya walau kedua belah pihak berada dalam satu suku atau bangsa. Kesatuan social- budaya dikaitkan dengan pembentukan ketahanan pribadi merupakan penangkalan terhadap
kemungkinan terjadinya frontier. Hal ini perlu diwaspadai dengan karena setiap budaya mempunyai ciri atau kemampuan untuk mengobservasi budaya lain secara halus dan tak
terasa ternjadinya. Hanya kesatuan dan kekuatan budayalah yang dapat menyangkalnya.
d. Kesatuan Pertahanan dan Keamanan
Makna utama dari kesatuan pertahan dan keamanan adalah bahwa masalah bidang pertahanan dan keamanan, khususnya keamanan dan pembelaan negara adalah tanggung
jawab bersama. Atas dasar itulah sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta hankamrata, memiliki tiga ciri utama yaitu:
Orientasinya pada rakyat, karena memang diperuntukkan terciptanya rasa aman
dan keamanan rakyat;
Pelibatannya secara semesta,
Digelarnya di wilayah nusantara secara kewilayahan Secara geopolitik kesatuan pertahanan keamanan bermakna bahwa di dalam
negeri hanya ada TNI dan Polri sebagai satuan pengamanan bersenjata; yang tidak diperbolehkan ada satuan bersenjata di luar itu.
3. Dasar Pemikiran Wawasan Nasional Indonesia
Geopolitik Indonesia
| 15
Bangsa Indonesia dalam menentukan, membina dan mengembangkan Wawasan Nasionalnya dari kondisi nyata dan lingkungan Indonesia.Untuk itu, maka dalam pembahasan
pembinaan dan pengembangan Wawasan Nasional Indonesia ditinjau dari: f. Latar belakang pemikiran berdasarkan falsafah Pancasila
g. Latar belakang pemikiran aspek kewilayahan dan nusantara h. Latar belakang aspek social budaya bangsa Indonesia
i. Latar belakang pemikiran aspek kesejarahan bangsa Indonesia.
Latar Belakang Filosofis Wawasan Nusantara a Pemikiran Berdasarkan Falsafah Pancasila
Berdasarkan falsafah Pancasila, manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang mempunyai naluri, akhlak dan daya pikirnnya, sadar akan keberadaanya yang serba
terhubung dengan sesamanya, dengan lingkungannya, dengan alam semesta dan dengan penciptanya. Berdasarkan kepada keputusan yang dipengaruhi oleh lingkungan, bangsa
Indonesia memiliki berbagai-bagai motivasi antara lain demi terciptanya suasana damai dan tentram menuju kebahagiaan serta demi terselenggaranya keteraturan dalam membina
hubungan antar sesamanya.
b Pemikiran Berdasarkan Aspek Kewilayahan Nusantara Geografi adalah wilayah yang tersedia dan terbentuk secara alamiah, demikian
adanya oleh alam maya. Kondisi objektif geografis sebagai modal dalam pembentukan suatu Negara, merupakan suatu ruang atau wadah yang harus dipedomani sebagai ruang hidup dan
kehidupan suatu bangsa. Oleh karena itu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, geografis merupakan suatu fenomena yang mutlak diperhitungkan baik funsi maupun
pengaruhnya terhadap sikap dan tata laku Negara yang bersangkutan. Kondisi objektif nusantara yang terletak pada posisi silang yang strategis, memilki
karakteristik atau watak yang berbeda dengan negara-negara lainnya. Wilayah Indonesia pada saat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 masih berlaku
“Territorialle Zee En Maritieme Kringen Ordonantle” tahun 1939, dimana lebar laut wilayah Indonesia adalah 3 mil diukur dari garis rendah dari masing-masing pantai pulau Indonesia.
c Pemikiran Berdasarkan Aspek Pemikiran Budaya
Budaya atau kebudayaan, dalam arti etimologis adalah sesuatu yang dihasilkan oleh kekuatan budi manusia berasal dari bahasa sansengkerta budaya yang dijamakkan menjuadi
Geopolitik Indonesia
| 16
budaya, kemanusiaan kemudian dibentuk menjadi budaya yang berarti perbuatan budi, karena manusia bekerja tidak hanya dengan kekuatan budinya, melainkan dengan perasaan
fantasi atau imajinasi dan kehendaknya, maka lebih lengkap jika kebudayaan diungkapkan sebagai cipta, rasa, karsa budi, perasaan dan kehendak .
Sosial budaya sebagai salah satu aspek kehidupan nasional disamping politik, ekonomi dan hankam adalah faktor dinamik masyarakat yang terbentuk oleh keseluruhan pola tingkah
laku lahir batin yang memungkinkan hubungan sosial diantara anggota – anggotanya. Bangsa sejak awal terbentuk dengan ciri kebudayaan yang sangat beragam oleh pengaruh ruang
hidup berupa kepulauan dengan ciri alamiah tiap pulau – pulau yang berbeda pula. Bahkan perbedaan ciri alamiah antar pulau yang satu dengan pulau yang lain sangat besra sehingga
membawa pengaruh terhadap karakter masyarakat. Disamping perbedaan – perbedaan berkaitan dengan ruang hidup masyarakat Indonesia dapat pula dibedakan berdasarkan ras
dan etnik. Pengaruh dan faktor alamiah itu membentuk perbedaan – perbadaan secara khas dan kebudayaan masyarakat ditiap – tiap daerah dan sekaligus menampakkan perbedaan –
perbedaan daya tanggap inderawi serta pola tingkah laku kehidupan dalam hubungan vertikal maupun horizontal. Secara universal, kebudayaan masyarakat heterogen tersebut mempunyai
unsur – unsur penting yang sama, yaitu : pertama, sistem religi dan upacara keagamaan; kedua, sistem masyarakat dan organisasi kemasyarakatan; ketiga, sistem pengetahuan;
keempat, bahasa; kelima, kesenian budaya dalam arti sempit; keenam, sistem mata pencaharian; ketujuh, sistem teknologi dan peralatan.
Dengan perbedaan ciri alamiah dan unsur – unsur penting kebudayaan sebagaiman telah dijelaskan diatas, dapat dibedakan secara lahiriah antara orang Jawa dan orang Batak,
ataupun orang Menado dan orang Irian Papua, baik dari penampilan pribadi maupun dalam hubungan kelompok masyarakat. Dari ciri ruang hidup yang menjadi asal usul suatu
masyarakat dengan mudah pula dapat dikenali perbedaan umum antara masyarakat pantai nelayan yang pemberani menantang alam, dinamik, agresif dan terbuka dengan
masyarakat petani agraris yang teratur mengikuti ritme alam, mementingkan keakrabatan, kurang terbuak pandai meyembunyikan perasaan; atau antara masyarakat desa yang sedang
memegang teguh nilai – nilai religius, kekerabatan dan pengayuban, dengan masyarakat kota yang cenderung meterialistik, individual dan pantebayan.
Berdasarkan ciri dan sifat kebudayaan serta kondisi dan konstelasi geografi negara Republik Indonsia, tergambarkan secara jelas betapa sangat heterogen serta uniknya
Geopolitik Indonesia
| 17
masyarakat Indonesia, yang terdiri dari ratusan suku bangsa dengan masing – masing adat istiadatnya, bahasa daerahnya, agama dan kepercayaan. Oleh kerena itu, prospektif budaya
dan tat kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi antar golongan masyarakat mengandungpotensi konflik yang sangat besar, terlebih dengan kesadaran nasional
masyarakat yang relatif masih rendah sejalan dengan masih terbatasnya jumlah masyarakat terdidik.
d Pemikiran Berdasarkan Aspek Kesejarahan
Perjuangan suatu bangsa dalam mencapai cita – citanya umumnya tumbuh dan berkembang akibat latar belakang sejarah. Demikian juga dengan sejarah Indonesia, diawali
dari negara – negara kerajaan terdisional yang pernah ada di wiliyah nusantara melalui kedaulatan Sriwijya dan Majapahit. Kedua kerajaan tersebut landasannya adalah mewujudkan
kesatuan wilayah, meskipun belum timbul rasa kebangsaan, namun sudah timbul semangat bernegara. Kaidah – kaidah sebagi negara modern, seperti : rumusan falsafah belum jelas,
ditulis Mpu Tantular, Bhineka Tunggal Ika Tanhana Dharma Mangrva. Untuk selanjutnya Bhineka Tunggal Ika diangkat oleh Indonesia sensasi didalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Runuhnya Sriwijaya dan Majapahit antara lain menjadi satu kesatuan bangsa dan kesatuan wilayah dalam satu kesatuan negara yang utuh.
Konsepsi Nusantara yang dilandaskan pada semangat kekompakkan mengacu pada konstelasi geogrfi RI sebagai negara kepulauan, dikukuhkan menjadi undang – undang
nomor 4Prp tahun 1960, yaitu : a. Perairan Indonesia adalah laut wilayah Indonesia serta perairan pedalaman Indonesia.
b. Laut wilayah Indinesia ialah jalur 12 mil laut. c. Perairan pedalaman Indonesia ialah semua peraiaran yang terletak satu dalam dari
garis dasar, sebagai yang dimaksud pada ayat 2 Pada tahun 1973 Wawasan Nusantara diangkat dalam ketetepan MPR RI Nomor
IVMPR1973 tentang GBHN dalam bab II huruf “E”. Perjuangan didunia Internasional untuk diakuinya wilayah Nusantara sesuai dengan
deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957, merupakan rangkaian perjuanganyang cukup panjang untuk memperoleh pengukuhan bagi asas neegara kepulauan diforum Internasinoal.
Geopolitik Indonesia
| 18
Dimulai sejak konfersi pbb tentang hukum laut pada tahun 1958, kemudian yang kedua tahun 1960 dan akhirnya pada konferensi ketiga tahun 1982, pokok – pokok asas Kepulauan
yang diakui dan dicantumkan dalam UNCLOS 92 United Nation Convention on the Law of the Sea atau konvensi perserikatan bangsa – bangsa tentang hukum laut.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara 1. Wilayah Geografi
a. Asas Kepulauan Archipelagic Principle
Kata ‘Archipelago’ dan ‘Archipelagic’ berasal dari kata Italia ‘Archipelagos’. Akar katanya adalah ‘archi’ yang berarti terpenting, terutama, dan ‘pelagos’ berarti laut atau
wilayah lautan. Jadi, ‘Archipelago’ berarti lautan terpenting. Istilah ‘Archipelago’ adalah wilayah lautan dengan pulau-pulau di dalamnya. Arti ini
kemudian menjadi pulau-pulau saja tanpa menyebut unsur lautnya sebagai akibat penyerapan bahasa barat, sehingga Archipelago selalu diartikan kepulauan atau kumpulan pulau.
Lahirnya asas Archipelago mengandung pengertian bahwa pulau-pulau tersebut selalu dalam kesatuan utuh, sementara tempat unsure perairan atau lautan antara pulau-pulau
berfungsi sebagai unsur penghubung dan bukan unsur pemisah. Asas dan wawasan kepulauan ini dijumpai dalam pengertian the Indian Archipelago. Kata Archipelago pertama kali dipakai
oleh Johan Crawford dalam bukunya the history of Indian Archipelago 1820. Kata Indian Archipelago diterjemahkan kedalam bahasa Belanda Indische Archipel yang semula
ditafsirkan sebagai wilayah Kepulauan Andaman sampai Marshanai.
b. Kepulauan Indonesia