Manfaat Penelitian Hipotesis PENDAHULUAN

perlukaan dan anti inflamasinya sehingga dapat mengurangi rasa nyeri serta sirkulasi yang merangsang pertumbuhan jaringan baru dan mengurangi jaringan parut atau bekas luka pada kulit Suranto et al., 2003. Penggunaan binahong pada luka bakar juga sangat efektif dikarenakan kandungan dari daun binahong terdapat anti mikroba, asam askorbat, saponin, alkaloid dan polifenol. Dimana semuanya dapat meningkatkan percepatan dalam pnyembuhan luka bakar. 3-4 hari 5-21 hari 21 hari Gambar 1 . Diagram kerangka teori faktor penyembuhan luka, penggunaan madu dan tumbukan daun binahong FAKTOR LUKA :  Derajat  Luas  Lokasi  Komplikasi FAKTOR HOST:  Umur  DM  Perokok  Nutrisi Proses Penyembuhan MADU : - As.Askorbat - Fruktosa - Flavonoid LUKA BAKAR SEMBUH BINAHONG : -Saponin -As. Askorbat -Flavanoid

2. Kerangka Konsep

Berikut ini adalah diagram kerangka konsep antibiotik topikal madu, tumbukan daun binahong dan penyembuhan jaringan pada luka bakar. Keterangan : = Derajat kesembuhan luka = Tidak diteliti = Diteliti Luka Bakar derajat Derajat II + daun binahong Derajat II + Madu Derajat II + 1. Sudah terjadi reepitelisasi 2. Sel PMN berkurang 3. Tidak terlihat pus, dan diameter luka mengecil Luka tidak 1.Tidak terjadi epitelisasi 2.Masih banyak sel PMN. 3. Terdapat pus 1. Sudah terjadi reepitelisasi 2. Sel PMN berkurang 3. Diameter luka mengecil

F. Hipotesis

Tingkat kesembuhan luka bakar derajat II pada tikus putih yang diberikan binahong lebih baik dibandingkan dengan madu

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Luka bakar

1. Definisi

Luka bakar adalah rusak atau hilangnya jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti kobaran api di tubuh flame, jilatan api ketubuh flash, terkena air panas scald, tersentuh benda panas kontak panas, akibat sengatan listrik, akibat bahan-bahan kimia, serta sengatan matahari sunburn Moenajat, 2001.

2. Patofisiologi Luka Bakar

Luka bakar suhu pada tubuh terjadi baik karena kondisi panas langsung atau radiasi elektromagnetik. Sel-sel dapat menahan temperatur sampai 44 C tanpa kerusakan bermakna, kecepatan kerusakan jaringan berlipat ganda untuk tiap drajat kenaikan temperatur. Saraf dan pembuluh darah merupakan struktur yang kurang tahan dengan konduksi panas. Kerusakan pembuluh darah ini mengakibatkan cairan intravaskuler keluar dari lumen pembuluh darah, dalam hal ini bukan hanya cairan tetapi protein plasma dan elektrolit. Pada luka bakar ekstensif dengan perubahan permeabilitas yang hampir menyelutruh, penimbunan jaringan masif di intersitial menyebabakan kondisi hipovolemik. Volume cairan iuntravaskuler mengalami defisit, timbul ketidak mampuan menyelenggarakan proses transportasi ke jaringan, kondisi ini dikenal dengan syok Moenajat, 2001. Luka bakar juga dapat menyebabkan kematian yang disebabkan oleh kegagalan organ multi sistem. Awal mula terjadi kegagalan organ multi sistem yaitu terjadinya kerusakan kulit yang mengakibatkan peningkatan pembuluh darah kapiler, peningkatan ekstrafasasi cairan H2O, elektrolit dan protein, sehingga mengakibatkan tekanan onkotik dan tekanan cairan intraseluler menurun, apabila hal ini terjadi terus menerus dapat mengakibatkan hipopolemik dan hemokonsentrasi yang mengakibatkan terjadinya gangguan perfusi jaringan. Apabila sudah terjadi gangguan perkusi jaringan maka akan mengakibatkan gangguan sirkulasi makro yang menyuplai sirkulasi orang organ organ penting seperti : otak, kardiovaskuler, hepar, traktus gastrointestinal dan neurologi yang dapat mengakibatkan kegagalan organ multi sistem. Proses kegagalan organ multi sistem ini terangkum dalam bagan berikut Bahan Kimia Suhu Radiasi Listrik Luka bakar Pada Wajah Diruang tertutup Kerusakan kulit Kerusakan mukosa Keracunan Edema laring Penguapan meningkat Masalah perawatan Obstruksi CO mengikat Hb Resiko tinggi terhadap infeksi Jalan napas Hb tdk mengikat O2 Gangguan aktivitas Gagal napas Hipoksia otak Kerusakan integritas kulit Peningkatan PD kapiler Ekstravasasi cairan Tekanan Osmotik menurun Hipovolemik dan hemokonsentrasi Gangguan makrosirkulasi Gangguan perfusi organ Gangguan sirkulasi perifer Otak –Hipoksia-Sel otak mati-gang.fungsi sentral Gangguan perfusi Kardiovaskuler - Kebocoran Kapiler – Gagal jantung Laju metabolism Ginjal – hipoksi – fungsi ginjal menurun – Gagal ginjal Glukonegenesis Hepar – Plepasan ketokolamin– Gagal hepar Glukogenesis Gastro Intestinal – dilatasi lambung Perubahan nutrisi Imunitas – daya tahan tubuh menurun Gambar 2 . Bagan Patofisiologi Luka Bakar Brunicardi et al., 2005.

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA BAKAR DENGAN PEMBERIAN MADU DIBANDINGKAN DENGAN PEMBERIAN MUPIROSIN PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

4 38 62

PERBANDINGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA BAKAR ANTARA PEMBERIAN MADU DAN KLINDAMISIN SECARA TOPIKAL PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

2 16 60

PERBANDINGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II ANTARA PEMBERIAN MADU BUNGA AKASIA TOPIKAL, OXOFERIN, DAN OKSITETRASIKLIN PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN DEWASA GALUR Sprague Dawley

1 13 78

PERBANDINGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II ANTARA YANG DIBERI MADU TOPIKAL NEKTAR KOPI DENGAN MOIST EXPOSED BURN OINTMENT (MEBO) PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) DEWASA JANTAN GALUR Sprague dawley

8 45 78

PERBANDINGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II ANTARA PEMBERIAN MADU TOPIKAL NEKTAR KOPI DENGAN SILVER SULFADIAZINE PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 7 82

PERBANDINGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA BAKAR DENGAN PEMBERIAN MADU DAN PEMBERIAN GENTAMISIN TOPIKAL PADA TIKUS PUTIH (Rattus Norvegicus)

1 17 71

PERBANDINGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II ANTARA PEMBERIAN MADU TOPIKAL NEKTAR KOPI DENGAN HIDROGEL PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague Dawley

1 14 71

PERBANDINGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II ANTARA PEMBERIAN TOPIKAL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TUMBUK DAN HIDROGEL PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague Dawley

3 24 41

PENGARUH PEMBERIAN HERBISIDA PARAQUAT DIKLORIDA PER−ORAL TERHADAP DERAJAT KERUSAKAN ESOFAGUS TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

6 31 68

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK JELANTAH PADA GAMBARAN HISTOPATOLOGI MIOKARDIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 4 65