47
2.3.7 Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling
Dalam Dasar Standarisasi Profesi Konseling 2004 menjabarkan kegiatan pendukung Bimbingan dan konseling melalui pengembangan diri,
mencakup: a.
Aplikasi Intrumentasi b.
Himpunan Data c.
Konferensi Kasus d.
Kunjungan Rumah e.
Tampilan Kepustakaan f.
Alih Tangan Kasus Dari kutipan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Aplikasi instrumentasi yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri peserta
didik dan lingkungannya melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non tes.
b. Himpunan data yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan
pengembangan peserta didik yang diselenggarakannya secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu dan bersifat rahasia.
c. Konferensi kasus yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik dalam
pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik,
yang bersifat terbatas dan tertutup. d.
Kunjungan rumah yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang
tua dan atau keluarganya.
48
e. Tampilan kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka
yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karierjabatan.
f. Alih tangan kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah
peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.
2.4 Profesionalitas Konselor Sekolah Menengah Atas Dalam
Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Pendidikan adalah syarat mutlak bagi suatu pekerjaan profesional. Sama halnya dengan konselor yang termasuk tenaga profesional, yang mendapat
pendidikan khusus bimbingan dan konseling. Oleh karenannya seorang konselor harus telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam kualifikasi
konselor yaitu harus menguasai ilmu pendidikan yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling, konselor telah menguasai proses pembelajaran terhadap
pengembangan diri maupun individu yang akan dibantunya melalui kegiatan bimbingan dan konseling, konselor telah menyelenggarakan pelayanan konseling,
serta seorang konselor harus memiliki Nilai, sikap, keterampilan, pengetahuan, dan wawasan dalam bidang profesi konseling dan telah memperoleh pengakuan
kewenangan dari organisasi profesi maupun pemerintah, dan telah mendapatkan gelar sarjana S-1 bidang bimbingan dan konseling.
Seorang konselor tidak hanya cukup memiliki kualifikasi konselor, akan tetapi memiliki standarisasi kompetensi yaitu kompetensi konselor. Kompetensi
konselor memiliki arti kemampuan yang dimiliki oleh tenaga profesional dalam