MODEL SIMULASI PINDAH PANAS DALAM GREENHOUSE

30 mencapai 0.997 pada pukul 14:00 WIB. Gambar 11 menunjukkan nilai kosinus sudut datang radiasi matahari pada penutup greenhouse. Nilai kosinus sudut datang radiasi matahari K berubah sejalan dengan berubahnya altitude α atau ketinggian matahari. Semakin meningkat ketinggian matahari maka nilai K juga semakin meningkat, dan ketika α mencapai maksimum, K juga mencapai maksimum. Nilai α dan K terus meningkat sampai tengah hari pukul 12.00 WIB dan setelah itu menurun. Gambar 12. Kosinus sudut datang radiasi matahari pada penutup greenhouse yang berorientasi Utara - Selatan pada tanggal 21 Juni 2006. .

B. MODEL SIMULASI PINDAH PANAS DALAM GREENHOUSE

Model simulasi pindah panas dalam greenhouse menggunakan persamaan kesetimbangan panas di penutup, di udara dalam, permukaan lantai dan lapisan tanah. Karakteristik greenhouse meliputi dimensi greenhouse, karakteristik bahan penutup, kemiringan atap, sifat fisik udara dalam greenhouse dan karakteristik lantai dijadikan input dalam simulasi pindah panas dalam greenhouse . Data kondisi cuaca di sekitar greenhouse juga dijadikan input dalam simulasi, terdiri dari data radiasi matahari, kecepatan angin dan temperatur udara dalam greenhouse. Data kondisi cuaca hasil pengukuran yang digunakan untuk input dalam simulasi dapat dilihat pada Lampiran 3. -0,6 -0,4 -0,2 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 6 :0 7 :0 8 :0 9 :0 1 :0 1 1 :0 1 2 :0 1 3 :0 1 4 :0 1 5 :0 1 6 :0 1 7 :0 1 8 :0 Pukul WIB C o s te ta Ku Ks 31 Laju ventilasi alami yang terjadi dalam greenhouse sangat berpengaruh terhadap kesetimbangan panas dalam greenhouse yang akhirnya berpengaruh terhadap temperatur dalam greenhouse . Laju ventilasi berpengaruh pada koefisien pindah panas konveksi akibat adanya ventilasi h v . Semakin besar laju ventilasinya maka semakin besar nilai h v tersebut dan semakin besar pindah panas yang terjadi. Besarnya laju ventilasi alami dipengaruhi oleh kecepatan dan arah angin, besarnya bukaan dan perbedaan temperatur didalam dan diluar greenhouse . Program yang dibuat menggunakan bahasa pemrograman Q-BASIC. Input dibuat dalam file berekstensi .txt yang di-load dengan program Q- BASIC pada saat program di-running. Setelah program di-runing, output program langsung disimpan dalam file yang bernama hasil.txt. Program dibuat dengan menggunakan persamaan-persamaan pindah panas dalam greenhouse yang diselesaikan dengan metode Runge-Kutta. Program selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4. Perhitungan dimulai pukul 6:00 dengan syarat awal untuk temperatur penutup, udara dalam, permukaan lantai dan temperatur tanah pada kedalaman z 1 didapat dari pengukuran dan dijadikan input dalam perhitungan Runge- Kutta. Dalam simulasi ini koefisien pindah panas pada lantai h f tidak berubah selama simulasi. Nilai konstanta yang digunakan selama simulasi dapat dilihat pada Tabel 1. 32 Tabel 1. Nilai konstanta yang digunakan dalam simulasi pendugaan temperatur udara dalam greenhouse, Simbol Nilai Absc 1 0.032 Lunde, 1980 Absc 2 0.092 Lunde, 1980 Abss 0.65 www. its. berkeley. edu Abssens 0.33 Bot, 2001 C a 1 kJm 3 K www. Hukseflux.com C c 2184 kJm 3 K www. hukseflux.com C f 1940 kJm 3 K www. hukseflux.com EP 4 m E ms 0.95 h f 7 Wm 2 C Bot, 2001 h v 3 Wm 2 C Bot, 2001 k s 1.28 Wm K www. hukseflux.com L 20 m LAT 6.33 LS LGT 106.42 BT RP 7.346 m SBC 5.67E-08 SW 7.5 m TBL 31.5 o C THc 0.0047 m TZ 105 T c0 18.8 o C T f0 24.4 o C T in0 20.6 o C T ranc 0.69 Setyoningrum, 2001 T z10 27.9 o C W 7.5 m z 0.065 m z 1 0.315 m Hasil keluaran simulasi kemudian dibandingkan dengan hasil pengukuran. Hasil keluaran program dapat dilihat pada Lampiran 5. Grafik perbedaan temperatur hasil simulasi dengan hasil pengukuran dapat dilihat pada Gambar 13 sampai dengan Gambar 18. Perbedaan antara temperatur hasil simulasi dan hasil pengukuran disajikan dalam Tabel 2 dan Tabel 3. 33 Tabel 2. Perbedaan temperatur dalam greenhouse antara hasil simulasi dengan hasil pengukuran tanggal 21 – 23 Juni 2006 dengan cuaca berawan dan hujan, Waktu lokal 21 Juni 2006 22 Juni 2006 23 Juni 2006 S P S-P S P S-P S P S-P 6:00 21.49 20.9 0.6 21.74 21.9 0.2 21.65 21.1 0.6 7:00 22.26 22.3 0.0 22.66 22.8 0.1 22.46 22.9 0.4 8:00 23.25 26.8 3.6 24.27 26.9 2.7 23.55 25.9 2.3 9:00 25.69 30.5 4.8 26.78 30.0 3.2 26.05 29.8 3.7 10:00 30.04 35.2 5.2 30.25 33.3 3.0 29.88 32.6 2.7 11:00 33.83 34.6 0.8 33.65 34.7 1.0 33.55 33.2 0.3 12:00 36.67 37.1 0.4 35.96 35.6 0.4 36.02 35.2 0.8 13:00 38.43 38.2 0.3 37.13 37.0 0.1 36.63 34.8 1.8 14:00 37.82 39.9 2.1 36.89 37.1 0.2 36.94 37.2 0.3 15:00 35.30 35.4 0.1 34.10 34.5 0.4 34.42 34.4 0.0 16:00 32.23 32.6 0.3 30.49 28.6 1.9 30.57 27.7 2.8 17:00 29.56 30.2 0.6 27.71 23.2 4.5 28.49 28.4 0.1 18:00 27.71 28.4 0.7 25.98 22.8 3.2 26.93 26.8 0.1 Min 21.5 20.9 0.0 21.7 21.9 0.1 21.7 21.1 0.0 Max 38.4 39.9 5.2 37.1 37.1 4.5 36.9 37.2 3.7 Rata- rata 30.5 32.0 1.6 30.1 30.5 1.5 30.0 30.3 1.3 Tabel 3. Perbedaan temperatur dalam greenhouse antara hasil simulasi dengan hasil pengukuran tanggal 24 Juni, 26 juni dan 30 Juni 2006 dengan cuaca cerah, Waktu lokal 24 Juni 2006 26 Juni 2006 30 Juni 2006 S P S-P S P S-P S P S-P 6:00 21.66 21.0 0.7 21.65 18.9 2.8 21.63 20.1 1.5 7:00 22.41 22.5 0.1 22.40 21.0 1.4 22.30 21.5 0.8 8:00 23.86 26.8 3.0 23.34 25.9 2.5 23.90 26.1 2.2 9:00 27.48 30.0 2.5 27.14 29.1 2.0 26.92 29.5 2.5 10:00 31.44 31.7 0.2 31.57 32.0 0.5 31.10 34.4 3.3 11:00 35.07 33.5 1.6 31.73 33.6 1.9 34.76 34.1 0.7 12:00 37.36 32.5 4.9 36.65 34.5 2.2 36.14 33.7 2.5 13:00 38.30 36.0 2.3 39.26 35.2 4.0 38.58 35.2 3.3 14:00 38.10 35.9 2.2 40.37 35.5 4.9 38.53 37.5 1.1 15:00 36.01 34.9 1.1 38.20 35.5 2.7 36.14 36.3 0.2 16:00 32.35 32.0 0.4 33.18 31.7 1.5 33.68 34.0 0.3 17:00 29.21 27.7 1.5 29.96 29.2 0.8 31.02 30.1 0.9 18:00 27.31 26.2 1.1 27.83 27.5 0.3 29.13 27.4 1.7 Min 21.7 21.0 0.1 21.7 18.9 0.3 21.6 20.1 0.2 Max 38.3 36.0 4.9 40.4 35.5 4.9 38.6 37.5 3.3 Rata- rata 31.1 30.4 1.7 31.3 30.2 2.2 31.2 31.0 1.6 Ket: S = simulasi P = pengukuran 34 15 20 25 30 35 40 45 6 :0 7 :0 8 :0 9 :0 1 :0 1 1 :0 1 2 :0 1 3 :0 1 4 :0 1 5 :0 1 6 :0 1 7 :0 1 8 :0 Pukul WIB T in o C Tin simulasi Tin pengukuran Dari Tabel 2 dan Tabel 3 dapat dilihat bahwa perbedaan rata-rata temperatur antara hasil simulasi dengan hasil pengukuran pada tanggal 21 Juni, 22 Juni dan 23 Juni 2006 yang mewakili data cuaca berawan dan hujan adalah sebesar 1.3 - 1.6 o C, sedangkan pada tanggal 24 Juni, 26 Juni dan 30 Juni 2006 yang mewakili data cuaca cerah menunjukkan perbedaan rata-rata sebesar 1.6 - 2.2 o C, sehingga simulasi ini dianggap cukup baik dan dapat digunakan untuk semua data cuaca baik pada saat cerah, berawan maupun hujan. Gambar 13. Perbandingan antara temperatur hasil simulasi dengan hasil pengukuran tanggal 21 Juni 2006 dengan cuaca berawan. Gambar 14. Perbandingan antara temperatur hasil simulasi dengan hasil pengukuran tanggal 22 Juni 2006 dengan cuaca berawan dan hujan. 15 20 25 30 35 40 45 6 :0 7 :0 8 :0 9 :0 1 :0 1 1 :0 1 2 :0 1 3 :0 1 4 :0 1 5 :0 1 6 :0 1 7 :0 1 8 :0 Pukul WIB T in o C Tin simulasi Tin pengukuran 35 Gambar 15. Perbandingan antara temperatur hasil simulasi dengan hasil pengukuran tanggal 23 Juni 2006 dengan cuaca berawan dan hujan. Gambar 16. Perbandingan antara temperatur hasil simulasi dengan hasil pengukuran tanggal 24 Juni 2006 dengan cuaca cerah. 15 20 25 30 35 40 45 6 :0 7 :0 8 :0 9 :0 1 :0 1 1 :0 1 2 :0 1 3 :0 1 4 :0 1 5 :0 1 6 :0 1 7 :0 1 8 :0 Pukul WIB T in o C Tin simulasi Tin pengukuran 15 20 25 30 35 40 45 6 :0 7 :0 8 :0 9 :0 1 :0 1 1 :0 1 2 :0 1 3 :0 1 4 :0 1 5 :0 1 6 :0 1 7 :0 1 8 :0 Pukul WIB T in o C Tin simulasi Tin pengukuran 36 Gambar 17. Perbandingan antara temperatur hasil simulasi dengan hasil pengukuran tanggal 26 Juni 2006 dengan cuaca cerah. Gambar 18. Perbandingan antara temperatur hasil simulasi dengan hasil pengukuran tanggal 30 Juni 2006 dengan cuaca cerah.

C. VALIDASI MODEL SIMULASI PINDAH PANAS