Persepsi Masyarakat Terhadap Kehadiran Rental Playstation Di Kelurahan Helvetia Tengah Kota Medan

(1)

PERSEPSI MASYARAKAT

TERHADAP KEHADIRAN RENTAL PLAYSTATION

DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat

Untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

OLEH:

Nur Qadri 030902024

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Nur Qadri

NIM : 030902024

Judul : Persepsi Masyarakat Terhadap Kehadiran Rental Playstation Di Kelurahan Helvetia Tengah Kota Medan

Pembimbing Skripsi,

Drs. Matias Siagian, M.Si NIP. 132 054 339

Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial

Drs. Matias Siagian, M.Si NIP. 132 054 339

Dekan FISIP USU

Prof.Dr. M. Arif Nasution, MA NIP. 131 757 010


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala

karunianya sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyususnan skripsi

ini yang berjudul “Persepsi Masyarakat Terhadap Kehadiran Rental Playstation Di

Kelurahan Helvetia Tengah Kota Medan” guna sebagai salah satu syarat untuk

memeperoleh gelar sarjana Social Fakulltas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat

kekerangan dan kelemahan, meskipun penulis berusaha melakukan hal terbaik

dalam mengatasi semua kelemahan kekurangan tersebut. Hal ini disebabkan

kemampuan dan pengetahuan penulis yang terbatas, maka dengan kerendahan hati

dan lapang dada penulis menerima kritikan dan saran dari berbagai pihak yang

bersifat membangun.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini penulis banyak menerima bantuan

dari berbagai pihak baik secara motil da materil. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini pula penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih

kepada :

1. Kedua orang tua penulis, ayahanda Drs. Kamaluddin Ahmad dan ibunda

Fauziah Hanim atas segala doa, jasa dan kasih sayang yang tidak terhingga

kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan di

tingkat sarjana (S1).

2. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial


(4)

3. Bapak Drs.Matias Siagian, M.Si, selaku Ketua Departemen Ilmu

Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dan

juga selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan sumbangan

pemikiran dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Kepada seluruh dosen, staf pengajar Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas

Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah banyak

mendidik, membantu, memberikan ilmu selam di perkuliahan penulis,

serta staf administrasi yang telah banyak memberikan kemudahan dan

pengarahan kepada penulisan.

5. Kepada Bapak Laurentius S.sos Selaku kepala lurah Helvetia Tengah yang

telah memberikan izin bagi penulis untuk melakukan penelitian di

kelurahan Helvetia Tengah.

6. Teristimewa bagi seluruh keluarga besar saya, Mak Wat, bang Basri, bang

IPa ( dimana kau bang?), bang Dedy (thanks bang semuanya), bang deni,

kak Deby ( The best lah pokoknya), bang Dodi, kak Inur dan kakak –

kakak iparku serta keponakan-keponakanku yang tercinta yang selama ini

telah banyak memberikan dukungan semangat, doa dan materi sehingga

terselesainya skripsi ini.

7. Untuk Randi (Pacoet) Maranatha, (thanks yach broth tuk semuanya…best

friend lahk pokoknya….ntar kita show lagi plen …) dan juga atas

bantuannya selama ini.

8. untuk sahabat – sahabatku Bobob (Gusur), Fuat (Boim), Tulus Arianto

(Adi Darwis),Budi ( tunggulah aku di Aceh Bro..), makelerey (Rijal)<


(5)

ya..!. Buat Angga W Pane (thanks yach plend atas masukan Quesionernya

n duduk bersama sore² di taman depan Perpus USU, Roy (Ucil), Erix (pak

tua, Sok Ganteng), Edu porn, Dika Bacok, dan sobat-sobat Kessos 03 yang

tidak tersebutkan namanya satu persatu (thanks FOR all).

9. Untuk Mimi ( Yang Utama ), Yanti ( Untuk kenangan terindahnya ), Putri,

Fera, Dinda Pu3, terima kasih atas semua waktu yang diberikan didalam

menjalani hari- hari yang indah bersama kalian.

Akhir kata penulis hanya dapat berdoa semoga segala bantuan yang

telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Mudah- mudahan skripsi

ini bermanfaat serta dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi kita semua.

Medan, maret 2008


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... I ABSTRAK ... IV DAFTAR ISI ... V DAFTAR BAGAN ... VII DAFTAR TABEL ... VIII BAB I PENDAHULUAN

I.1. LatarBelakang Masalah ... 1

I.2. Perumusan Masalah ... 10

I.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

I.3.1. Tujuan Penelitian ... 10

I.3.2. Manfaat Penelitian ... 10

I.4. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Persepsi ... 13

II 2. Persepsi Masyarakat Terhadap Rental PlayStation ... 18

II.3. Usaha Rental PlayStation ... 22

II.4. Kerangka Pemikiran ... 22

II.5. Definisi Konsep dan Definisi Operasional ... 25

II.5.1. Definisi Konsep ... 25

II.5.2. Definisi Operasional ... 26

BAB III METODE PENELITIAN III.1. Tipe Penelitian ... 28

III.2. Lokasi Penelitian ... 28

III.3. Populasi dan Sampel ... 29

III.3.1. Populasi ... 29

III.3.2. Sampel ... 30

III.4. Teknik Pengumpulan Data ... 31


(7)

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

IV.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 33

IV.2. Komposisi Penduduk di Masing – Masing Lingkungan ... 34

IV.3. Komposisi Penduduk Menurut Suku Bangsa ... 36

IV.4. Komposisi Penduduk Menurut Kewarganegaraan ... 37

IV.5. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 38

IV.6. Komposisi Penduduk Menurut Umur ... 38

IV.7. Komposisi Penduduk Menurut Agama ... 40

IV.8. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 41

IV.9. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 42

IV.10. Sarana Pendidikan ... 42

IV.11. Sarana Peribadatan ... 44

IV.12.Sarana Kesehatan ... 44

IV.13. Komposisi Penduduk Menurut Sampel Penelitian ... 45

BAB V ANALISA DATA V.1. Karakteristik Responden ... 47

V.2. Analisa Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Rental PlayStation ... 52

V.3. Pengetahuan Masyarakat Tentang Fungsi Rental PlayStation ... 53

BAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan ... 73

VI.2. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR BAGAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel. IV.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 33

Tabel. IV.2. Komposisi Penduduk di Masing – Masing Lingkungan ... 34

Tabel. IV.3. Komposisi Penduduk Menurut Suku Bangsa ... 36

Tabel. IV.4. Komposisi Penduduk Menurut Kewarganegaraan ... 37

Tabel. IV.5. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin... 38

Tabel. IV.6. Komposisi Penduduk Menurut Umur ... 38

Tabel. IV.7. Komposisi Penduduk Menurut Agama ... 40

Tabel. IV.8. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 41

Tabel. IV.9. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian... 42

Tabel. IV.10. Sarana Pendidikan... 42

Tabel. IV.11. Sarana Peribadatan ... 44

Tabel. IV.12.Sarana Kesehatan ... 44

Tabel. IV.13. Komposisi Penduduk Menurut Sampel Penelitian ... 45

Tabel. V. 14. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin... 47

Tabel . V. 15. Karakteristik Responden Menurut Status Perkawinan ... 48

Tabel . V. 16. . Karakteristik Responden Menurut Status Penduduk ... 49

Tabel . V. 17. Karakteristik Responden Menurut Suku Bangsa ... 50

Tabel . V.18. Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan ... 51

Tabel . V.19. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 52

Tabel . V.20. Pernah Tidaknya Responden Bermain Game Fantasi ... 53

Tabel . V.21. Tempat Bermain Game Fantasi ... 54

Tabel . V.22. Pengetahuan Masyarakat Tentang PlayStation ... 55

Tabel . V.23. Frekuensi Yang Hobi Bermain PlayStation Didalam Rumah Tangga ... 56

Tabel . V.24. Pernah Tidaknya Melihat Anak Bermain PlayStation Di Rental PlayStation ... 57

Tabel . V.25. Status Anak Yang Bermain PlayStation Dari Responden ... 58

Tabel . V.26. Pengaruh Bermain PlayStation Terhadap Perilaku Dan Prestasi Anak ... 58


(10)

Tabel . V.27. Pengaruh Bermain Playstation Di Rental PlayStation

Terhadap Pekerjaan ... 59 Tabel . V.28. Rental PlayStation Sebagai Sarana Hiburan ... 60 Tabel . V.29. Rental PlayStation Sebagai Sarana Perjudian ... 61 Tabel . V.30. Frekuensi Anak Meminta Uang Dengan Alasan

Bermain Di Rental PlayStation ... 62 Tabel . V.31. Frekuensi Orang Tua Memberikan Uang Kepada

Anaknya Untuk Bermain Di Rental PlayStation ... 63 Tabel . V.32. Frekuensi Anak Mencuri Uang Untuk Bermain

Di Rental PlayStation ... 63 Tabel . V.33. Manfaat Usaha Rental PlayStation Bagi

Masyarakat ... 64 Tabel . V.34. Pengetahuan Terhadap Kerugian Atau Masalah

Yang Ditimbulkan Oleh Rental PlayStation ... 65 Tabel . V.35. Persetujuan Masyarakat Terhadap Kehadiran

Rental PlayStation ... 66 Tabel . V.36. Penilaian Masyarakat Terhadap Kehadiran

Rental PlayStation ... 66 Tabel . V.37. Tanggapan Masyarakat Terhadap Kehadiran

Rental PlayStation ... 67 Tabel . V.38. Frekuensi Masyarakat Yang Pernah Protes

Rental PlayStation Kepada Pemerintah


(11)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

Oleh: NUR QADRI NIM: 030902024

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Persepsi Masyarakat Terhadap Kehadiran Rental PlayStation Di Kelurahan Helvetia Tengah Kota Medan”. Skripsi ini terdiri dari 6 BAB dengan jumlah halaman sebanyak 74 halaman. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Persepsi masyrakat terhadap kehadiran rental PlayStation . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemahaman dan pengetahuan masyarakat terhadap rental PlayStation di Kelurahan Helvetia Tengah Kota Medan.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Pouplasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang ada disekitar kelurahan Helvetia Tengah kota Medan yang berjumlah 27.700 jiwa. Sampel yang diambil sebanyak 127 responden dimana mereka adalah para orang tua anak – anak yang semuanya berada di sekitar rental PlayStation. Teknik pengumpulan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan Proporsional Random Sampling. Adapun teknik pengumpulan datanya lebih mengutamakan kuisioner ditambah dengan wawancara untuk melengkapi data-data yang diinginkan. Responden dalam penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 80 jiwa atau 62,99 %. Sedangkan yang menjadi mata pencaharian penduduk mayoritas wiraswasta sebanyak 70 orang atau sebesar 55,12 % pada umumnya bersuku Batak Mandailing sebanyak 40 orang atau sebesar 31,50 %.

Jika dilihat dari persepsi masyarakat terhadap keberadaan rental PlayStation dapat diketahui bahwa pada dasarnya masyarakat tidak suka dan menolak kehadiran rental PlayStation yang ada di lingkungannya.

Karena itu perlulah kiranya semua pihak untuk proaktif dalam menyingkapi permasalahan ini dan turut berpartisipasi dalam mewujudkan keadaan lingkungan yang kondusif dan bermanfaat bagi masa depan anak-anak


(12)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

Oleh: NUR QADRI NIM: 030902024

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Persepsi Masyarakat Terhadap Kehadiran Rental PlayStation Di Kelurahan Helvetia Tengah Kota Medan”. Skripsi ini terdiri dari 6 BAB dengan jumlah halaman sebanyak 74 halaman. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Persepsi masyrakat terhadap kehadiran rental PlayStation . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemahaman dan pengetahuan masyarakat terhadap rental PlayStation di Kelurahan Helvetia Tengah Kota Medan.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Pouplasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang ada disekitar kelurahan Helvetia Tengah kota Medan yang berjumlah 27.700 jiwa. Sampel yang diambil sebanyak 127 responden dimana mereka adalah para orang tua anak – anak yang semuanya berada di sekitar rental PlayStation. Teknik pengumpulan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan Proporsional Random Sampling. Adapun teknik pengumpulan datanya lebih mengutamakan kuisioner ditambah dengan wawancara untuk melengkapi data-data yang diinginkan. Responden dalam penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 80 jiwa atau 62,99 %. Sedangkan yang menjadi mata pencaharian penduduk mayoritas wiraswasta sebanyak 70 orang atau sebesar 55,12 % pada umumnya bersuku Batak Mandailing sebanyak 40 orang atau sebesar 31,50 %.

Jika dilihat dari persepsi masyarakat terhadap keberadaan rental PlayStation dapat diketahui bahwa pada dasarnya masyarakat tidak suka dan menolak kehadiran rental PlayStation yang ada di lingkungannya.

Karena itu perlulah kiranya semua pihak untuk proaktif dalam menyingkapi permasalahan ini dan turut berpartisipasi dalam mewujudkan keadaan lingkungan yang kondusif dan bermanfaat bagi masa depan anak-anak


(13)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Kemajuan teknologi dewasa ini telah merambah ke berbagai sektor

kehidupan, tidak ketinggalan juga merambah dunia anak dan remaja, dengan

munculnya sarana teknologi interaktif, video games, PlayStation atau internet.

Disadari atau tidak sesungguhnya itu telah mengubah suasana rumah, kelas

maupun ruang bermain. Permainan yang bersifat interaktif dan kelompok, akan

tergantikan dengan permainan yang bersifat soliter.

Games, sejenis program permainan yang paling disukai anak-anak di seluruh dunia. Kelahirannya seiring dengan kemunculan teknologi komputer dan

media massa. Kehadiran media massa khususnya elektronik, berbagai peralatan

mainan sejenis, seperti ; CD, DVD, PlayStation (baca PS) serta terwujudnya

dunia maya (internet) menjadi pokok permasalahan tersendiri bagi para orang tua.

Apalagi dengan kondisi dunia yang harus menjadikan manusia saling mengejar

urusan dunia, kesibukan telah merongrong waktu para orang tua yang seharusnya

lebih banyak waktu untuk mendampingi mereka bermain dan berinteraksi di

rumah.

Berbagai studi telah mengidentifikasi masalah dan persoalan yang muncul

sebagai akibat keterlibatan dalam pemanfaatan video games, komputer games,

televisi dan dunia maya antara lain adalah dapat menjadi addiction


(14)

Pengguna games, komputer dan PS yang kelewat batas akan menimbulkan

dampak negatif bagi si anak antara lain; mendorong anak untuk asosial, enggan

bergaul dengan sekeliling, malas belajar, kurang konsentrasi, pemicu tindakan

kekerasan (agresif), berkurangnya perasaan ingin menolong sesama serta pemicu

tindakan kriminal (mencuri, perjudian). ( http://studia online.com/index.php?optio

n=com_content&task=view&id=43&Itemid=4).

Ada sebuah kebiasaan dan kecanduan baru yang efeknya orang jadi

mengabaikan teman, keluarga, bahkan lupa makan, lupa mandi. Tapi kebiasaan ini

tidak terkait alkohol atau narkotika. Ini adalah dampak kecanduan bermain

PlayStation. Para pakar psikologi Amerika, secara resmi menyatakan

kekhawatiran mereka terhadap efek yang ditimbulkan dari kebiasaan sejumlah

orang yang sangat gemar bermain PlayStation. Mereka menganggap penyakit

yang ditimbulkan akibat kecanduan PlayStation harus segera diatasi karena bisa

mengakibatkan penyakit kejiwaan yang cukup parah. Para pakar medis itu

mengatakan, ‘cukup’ untuk permainan PlayStation karena permainan itu sudah

menjadi candu layaknya seseorang terikat dengan narkoba. Penyakit

ketergantungan dan kecanduan berat seperti itu menurut mereka akan menjadi

pintu berbagai penyakit jiwa yang lainnya. Dalam laporan yang diajukan

American Medical Association-Forum Kedokteran AS yang menghimpun lebih dari 250 ribu dokter disampaikan agar para dokter melakukan tekanan terhadap

para penentu kebijakan bisnis untuk mulai menahan peredaran PlayStation.

Mereka juga menyebutkan, agar para orang tua berperan aktif mengatur jadwal


(15)

dalam satu hari.

(http://gammafunky.wordpress.com/2007/06/25/asosiasi-dokter-amerika-resah-akan-dampak-playstation)

DR. Martin Wasserman, seorang pakar kesehatan jiwa menyatakan bahwa

pernyataan ini sangat masuk akal. Karena kecanduan PlayStation bisa

mengakibatkan keguncangan jiwa dan biasanya bisa merambat pada pola

kehidupan pribadi yang bisa merusak kehidupan keluarga. Penelitian The Kaisar

Foundation di Amerika Serikat pada tahun 1999, sebagaimana di kutip majalah Monitor, di muat dalam APA 2003, mengungkapkan bahwa anak berusia 2-18

tahun rata-rata menghabiskan waktu lima setengah jam menghabiskan waktu di

rumah dengan menonton TV, memainkan Video games, menjelajahi internet.

Seorang peneliti dari Tokyo’s Nihon University melakukan studi tentang efek

video games terhadap aktivitas otak. Hasilnya menunjukkan bahwa terjadi

penurunan gelombang bheta pada kelompok yang bermain games antara 2-7 jam

setiap hari. Berikutnya penurunan gelombang beta masih terus terjadi meski sudah

berhenti bermain, selain itu responden juga manyampaikan bahwa mereka mudah

marah, sulit berkonsentrasi dan mengalami gangguan sosialisasi.

(http://gammafunky.wordpress.com/2007/06/25/asosiasi-dokter-amerika-resah-akan-dampak-playstation)

Asumsi awal yang menyatakan bahwa permainan game aman bagi

kesehatan anak-anak juga ternyata tidak benar. Pandangan mata yang terpusat

selama berjam-jam kepada layar televisi maupun komputer jelas merusak

kesehatan mata. Selama beberapa tahun terakhir ini diketahui bahwa para pasien


(16)

badan lainnya, seperti tangan, kaki, tulang punggung, dan pinggang, juga tidak

luput dari ancaman kesehatan akibat terlalu lamanya anak-anak bermain game.

Sama seperti mata, anggota badan lainnya juga cenderung malas bergerak saat

bermain game. Padahal, pertumbuhan dan kesehatan organ-organ tubuh anak-anak

sangat bergantung kepada kuantitas dan kualitas gerakannya.

Dari semua dampak negatif yang ada pada game-game tersebut, yang

paling menonjol adalah dampak psikologisnya. Awalnya, para perancang game

memilih jenis-jenis permainan kekerasan karena hal ini diyakini mampu menarik

perhatian anak-anak sebagai konsumennya. Hanya saja, para psikolog menuturkan

bahwa justru kekerasan yang ada pada game itu yang kemudian menstimulasi

sifat-sifat kekerasan yang ada pada diri manusia. Sensivitas seorang pemain game

terhadap nilai buruk kekerasan akan semakin tumpul, karena ketika bermain

game, ia berkali-kali melukai bahkan membunuh lawannya. Semakin sering ia

membunuh, semakin besar nilai yang ia kumpulkan. Lama-lama akan semakin

tertanam prinsip dalam dirinya bahwa kekerasan adalah cara terbaik untuk

menyelesaikan berbagai persoalan hidup. Berbagai kasus serangan bersenjata

yang dilakukan para pelajar di Barat menunjukkan bahwa para pelaku kekerasan

itu adalah mereka yang kecanduan bermain game di komputer.

( http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=963&tbl=artikel ).

Melihat perkembangan di atas munculnya puluhan, bahkan ratusan rental

mesin fantasi atau mesin game perlu mendapat perhatian serius. Mesin fantasi

yang membuat pemainnya terpesona bahkan terkesima dengan adegan-adegan dan


(17)

Setidaknya, bakal menciptakan suasana baru yang sangat berbahaya bagi

perkembangan anak-anak. Hampir seratus persen yang antri menunggu giliran

main di rental-rental PlayStation adalah anak-anak sekolah ataupun mahasiswa.

( Harian Global Edisi Minggu 5 november 2006).

Apalagi kualitas gambar yang berhasil diciptakan lewat PS-2 alias

PlayStation sekuel 2 lebih dramatis. Mesin fantasi keluaran Sony ini nyaris

sempurna. Tekken adalah game yang sama pada PS generasi terdahulu, hanya di

PS-2 grafisnya lebih bagus. Anak-anak yang sudah terbiasa main game ini pasti

hapal betul bagaimana para jagoan hayalan mereka bertarung. Sekedar tahu saja,

di PS-2 ini semua tokoh Tekken bertarung memperebutkan julukan King of Iron

Fist. Dari mulai Paul, pukulannya bisa lebih dahsyat dengan lebih banyak efek, begitu juga jagoan lainnya Ling Xiaoyu kelihatan lebih menggemaskan, pun tak

ketinggalan Phoenix yang selalu bertampang siap tempur akan kelihatan lebih

menakutkan. Eddy yang memiliki tendangan maut Hwoarang yang bertubi-tubi itu

tampil dengan kualitas gambar yang nyaris sempurna. hasilnya, anak-anak SD

makin kecanduan untuk betah main mesin fantasi itu. Paling tidak menurut

pengakuan Paskal, anak kelas empat SD yang sering main game ini, di salah satu

rental PlayStation.

Itu baru satu judul dari ratusan game yang telah menjadi kontributor mesin

fantasi PlayStation ini. Sebut saja Street Fighter EX3, Dark Could, Oni Musha,

Ridge Racer, The Bouncher, Kessen (game strategi, pemainnya harus bisa mengendalikan hampir 100 Samurai berkuda dalam sebuah pertempuran). Atau


(18)

Sepak Bola lewat FIFA Soccer atau di PS-2 ada International Superstar Soccer

juga Winning Eleven yang bakal membuat pemainnya betah berlama-lama di

depan monitor TV dengan tangan asyik memainkan tombol-tombol Joystick.

Sebenarnya bukan hanya anak-anak, tapi remaja dan bahkan orang dewasa pun

betah main PlayStation ini, itu menurut Dila, sang penjaga salah satu rental

PlayStation di daerah Blok I Helvetia Tengah.

Tentunya melihat para penyewa PlayStation ini kebanyakan remaja tak

mustahil bila mereka tidak terkontrol dalam membelanjakan uangnya. Tidak

hanya itu, akibat lanjutnya adalah membuat malas dan tidak berpikir produktif

bagi anak-anak. Kalau ini yang terjadi, maka tidak heran bila kemudian muncul

globalisasi malas. Walaupun menurut pengakuan sejumlah anak yang biasa

mangkal di salah satu rental PlayStation sekitar Blok I dekat pajak Helvetia,

bahwa kerelaan mereka mengeluarkan uang Rp.3000 untuk satu jam main adalah

sebagai obat penghilang stres. Tentu saja alasan seperti ini tidak bisa

dipertanggung jawabkan, mengingat meluncur dari mulut anak SD. Dan juga dari

kegiatan ini mereka juga terdorong untuk melakukan tindakan kriminal seperti

perjudian.

Siapa yang tidak tergiur dengan bisnis rental PS ini. "Bisnis ini cepat

kembali modal. Dengan modal sekitar Rp. 5.000.000, itu bisa kembali dalam

jangka waktu empat bulan," komentar Dila salah seorang penjaga rental di daerah

Blok I Helvetia Tengah.

Di rentalnya, Dila menyewakan sekitar 4 unit mesin fantasi PlayStation,


(19)

Kalau hari libur meningkat sampai menyentuh angka minimal Rp 80.000 . Maka

tidak heran rental PS yang baru sekitar 2 minggu dikelola bersama

teman-temannya ini mampu mendapatkan laba bersih Rp.700.000. Tentu bukan angka

yang sedikit.

Bila mau coba-coba dikalkulasikan, misalkan rata-rata pendapatan bersih

sehari dari satu rental adalah Rp 50.000,-. Dalam sebulan berarti mampu

menghasilkan Rp 1.500.000,-. Dalam setahun bisa mendapatkan untung Rp

18.000.0000,-. benar-benar tambang uang.

Namun, tentu saja di balik prospek cerah bisnis penyewaan mesin fantasi

ini, harus waspada dan jeli melihat akibat yang muncul kemudian. Teman-teman

mahasiswa atau adik-adik SMP dan SD menjadi generasi yang tidak produktif dan

tidak kreatif. Bahkan tak mustahil bila kemudian menjadi generasi penghayal

kelas berat.

Menurut data dari Harian Global Edisi Minggu 5 November 2006 banyak

pelanggan PlayStation yang berada di jalan Jamin Ginting yaitu warung Game

Eleven PlayStation Two kebanyakan para pelanggan merupakan mahasiswa dan anak-anak sekolah yang mana mereka tidak segan-segan meninggalkan jam

pelajaran di sekolah maupun kampus. Warung tersebut menyediakan 23

PlayStation untuk di sewakan.rata-rata dari mereka menghabiskan waktu sampai

lima jam. Mereka sampai lupa waktu makan adapun yang hobi bisa satu harian

itupun kalau warung game tersebut tidak tutup. Salah satu pelanggannya yaitu

Rony , 16 tahun. Siswa kelas I SMA Negeri 12 merupakan penggemar berat jenis


(20)

dalam seminggu, bisa bermain lima hari. Ia biasa datang bersama

teman-temannya. Permainan ini sudah ia minati sejak dua tahun lamanya. "Kalau sehari

saya tidak bermain game, rasanya kurang lengkap. Mungkin karena sudah

menjadi hobi dan kebiasaan, sehingga sulit untuk ditinggalkan " ujar remaja

berambut hitam cepak ini. Ia bermain game biasanya sepulang dari sekolah, dari

pukul 2 siang sampai 9 malam. Sehari ia mengeluarkan uang Rp15.000.

Darimana duitnya? Ya uang saku, namanya juga anak sekolah. " Kalau sudah

bermain begini saya lupa untuk pulang. Pernah, akibat asyiknya bermain Ibu saya

datang menjemput," ujar anak kedua dari empat bersaudara ini tertawa sendiri.

Pengalaman Sanjaya. Akibat candunya terhadap PlayStation, mahasiswa di salah

satu perguruan tinggi swasta di Medan ini, mengaku betah berhari-hari di pusat

permainan itu. "Saya biasanya bermain seharian penuh. Bahkan saya pernah

punya pengalaman bermain sampai tiga hari berturut-turut. Kalau capek paling

tidur di kursi lalu bangun untuk makan. Setelah itu, ya, main lagi," cerita Sanjaya

saat ditemui di salah satu rental di kawasan Padang Bulan, Medan.

Bagi Sanjaya bermain game telah menjadi hobi yang sangat sulit

dilepaskan. "Sulit bagi saya untuk lepas dari permainan ini. Bahkan kecanduan

bermain game lebih besar dari pada kecanduan rokok,".

Perasaan serupa juga dialami oleh Edo, 21 tahun. Ia mengaku candu

permainan game itu sangat sulit dihilangkan. "Sulit ya kalau kita sudah

kecanduan, bisa berhari-hari kita bermain game, sampai lupa makan, bahkan

kuliah pun terbengkalai," ujar mahasiswa USU jurusan Agribisnis saat ditanya

mengenai hobinya ini. Sebagai anak kos, baik Sanjaya maupun Edo harus


(21)

mereka menyiapkan anggaran khusus antara Rp 200.000 - Rp300.000 untuk

bermain game, lebih besar daripada biaya makan mereka Rp 200.000. Padahal

kiriman orang tua mereka cuma Rp500.000 per bulan. Untuk menutupi

kekurangannya itu terkadang mereka tidak segan berutang kepada penjaga rental.

Sayangnya, demi hobi itu, Sanjaya rela mengorbankan pendidikannya.

Belajar pun jadi malas. Tidak aneh kalau nilai akademiknya melorot drastis.

"Sejak kecanduan main game, saya jarang mengikuti kuliah. Baru masuk kuliah

seminggu sebelum ujian," ujarnya

Berbeda dengan Edo. Demi hobi itu ia melakukan penundaan kegiatan

akademik (PKA) di kampusnya. "Semester ini saya tidak pernah kuliah. Saya

mengambil program PKA. Habis keenakkan main game sih," cerita Edo

penggemar game Gota, jenis permainan yang mengandalkan strategi berperang ini

Tak beda jauh dengan Roni yang sering bolos sekolah demi bermain game.

Bahkan tak jarang ia menggunakan uang sekolahnya hanya sekadar untuk melepas

candu untuk bermain game itu. "Ibu sampai marah karena saya memakan uang

sekolah untuk bermain game. Tetapi saya tidak peduli dan saya tetap bermain

game setiap hari " kata pelajar berbadan kurus ini.

Menjamurnya bisnis penyewaan PlayStation ini perlu disikapi dengan

serius. Karena kalau melihat faktanya di lapangan, mereka yang betah bermain

tidak semata karena stres akan tetapi hobi, alasan stres hanyalah alasan klise.

Sikap masyarakat pun perlu diperbaiki, jangan hanya cuek saja terhadap


(22)

Untuk itu pulalah penulis terdorong untuk meninjau sejauh mana persepsi

masyarakat terhadap kehadiran rental PlayStation. Penulis ingin mengangkat

fenomena tersebut dengan penelitian yang di beri judul “Persepsi Masyarakat

Terhadap Kehadiran Rental PlayStation Di kelurahan Helvetia Tengah Kota

Medan”.

I.2. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka

permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Persepsi

Masyarakat Terhadap Kehadiran Rental Playstation Di Kelurahan Helvetia

Tengah Kota Medan.”

I.3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN I.3.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi

masyarakat Helvetia Tengah Kota Medan terhadap kehadiran rental

PlayStation di daerah tersebut.

I.3.2. Manfaat Penelitian

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang

berguna untuk menambah pengetahuan, khususnya Ilmu

Kesejahteraan Sosial terutama mengenai permasalahan sosial yang


(23)

b. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir

secara ilmiah dengan menerapkan pengetahuan yang diperoleh

selama masa perkuliahan.

c. Bagi Masyarakat Helvetia Tengah khususnya Blok I penelitian ini

bermanfaat Untuk mengetahui apa saja dampak positif dan


(24)

I.4. SISTEMATIKA PENULISAN PENELITIAN Sistematika penulisan penelitian ini adalah

BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian,

kerangka penelitian, kerangka pemikiran, definisi konsep dan

defenisi operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan

sampel, teknik pengumpulan data serta teknik analisa data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Berisikan tentang gambaran umum tentang lokasi penelitian.

BAB V : ANALISA PENELITIAN

Berisikan tentang uraian data yang diperoleh dalam penelitian

dan beserta analisanya

BAB VI : PENUTUP


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA II.1. Persepsi

Di dalam kehidupan bahwa setiap manusia tidak dapat lepas dari

lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Sejak manusia

dilahirkan, pada hakekatnya secara langsung telah berhubungan dengan dunia

sekitarnya. Mulai saat itu pula manusia secara langsung menerima stimulus

dari luar dirinya, dan ini berkaitan dengan stimulus.

Pada dasarnya persepsi merupakan suatu proses yang terjadi dalam

pengamatan seseorang terhadap orang lain. Persepsi terhadap suatu objek yang

ada disekitar manusia pada dasarnya berbeda antara satu dengan yang lain

karena sebagai makhluk individu setiap manusia memiliki pandangan yang

berbeda sesuai dengan tingkat pengetahuannya dan pemahamannya.

Bertambah tinggi pengetahuan dan pemahan seseorang terhadap objek yang

dipersepsikan maka semakin baik bentuk persepsi orang tersebut terhadap

objek, begitu pula sebaliknya (Hall, 1993:125).

Persepsi secara etimologi diartikan sebagai pandangan terhadap suatu

objek tertentu (Purwodarminta,1984:24). Persepsi juga bisa diartikan sebagai

proses, pemahaman terhadap sesuatu informasi yang disampaikan oleh orang

lain yang sedang saling berkomunikasi, berhubungan atau bekerjasama, jadi

setiap orang tidak terlepas dari proses persepsi.

Agar lebih jelas, dibawah ini terdapat beberapa pengertian mengenai


(26)

1. Le Boueuf (1992 : 48), yang menyatakan bahwa persepsi adalah pemahaman kita terhadap apa yang kita alami. Penafsiran kita

terhadap apa yang kita lihat dan kita dengar dengan dipengaruhi

oleh kombinasi antara pengalaman masa lalu, keadaan, serta

psikologi yang benar-benar sama.bagi setiap orang, apa yang

dipersepsikan itulah kenyataannya.

2. Kimbal Young, persepsi adalah sesuatu yang menunjukkan aktivitas merasakan, mengidentifikasikan dan memahami objek

baik fisik maupun sosial (Walgito, 1986 : 89). Definisi ini

menekankan bahwa persepsi akan timbul setelah seseorang atau

kelompok orang terlebih dahulu merasakan kehadiran suatu objek

dan setelah dirasakan akan menginterprestasikan objek yang

dirasakan tersebut.

3. William James (Adi, 1994 :55) yang mengatakan bahwa persepsi terbentuk atas dasar data-data yang kita proses dari lingkungan

yang diserapkan oleh indra kita serta sebagian lainnya diperoleh

dari pengolahan ingatan (memori) kita dan kemudian diolah

kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki.

Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi pada

hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami setiap orang di dalam memahami

tentang lingkungannya baik melalui penglihatan, pendengaran, penghayatan,

perasaan dan penciuman. Sementara itu yang dimaksud dengan proses kognitif

adalah proses atau kegiatan mental yang disadari seperti berfikir, mengetahui,


(27)

pengharapan yang kesemuanya merupakan faktor penentu atau yang

mempengaruhi prilaku.

Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja. Tentu ada faktor yang

mempengaruhi. Faktor-faktor ini yang menyebabkan mengapa dua orang yang

melihat sesuatu mungkin memberi interprestasi yang berbeda tentang yang

dilihatnya itu. Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat 3 faktor yang

mempengaruhi persepsi seseorang.

Pertama : Diri orang yang bersangkutan sendiri. Apabila seseorang melihat

sesuatu dan berusaha memberikan interprestasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia

diperngaruhi oleh karakteristik, minat, pengalaman, dan harapan.

Kedua : Sasaran persepsi tadi tersebut. Sasaran itu mungkin berupa orang,

benda, atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap

persepsi orang yang melihatnya. Dengan kata lain, gerakan,suara, ukuran, tindak

tanduk dan ciri-ciri lain dari sasaran persesi turut menentukan cara pandang orang

melihatnya.

Ketiga : Faktor situasi. Persepsi harus dapat dilihat secara kontekstual

yang berarti dalam situasi mana persepsi itu tibul perlu pula mendapat perhatian.

Situasi merupakan fakta yang turut berperan dalamn pertumbuhan persepsi

seseorang (Siagian,1989:101)

Sejalan dengan ini, Kasali (1994:23) mengemukakan faktor-faktor yang

juga menentukan persepsi yaitu :

a. Latar Belakang Budaya

b. Pengalaman Masa Lalu


(28)

d. Berita-berita yang berkembang

Menurut Rukminto, di dalam membicarakan persepsi maka ada

beberapa hal yang penting yaitu :

1. Impression Formation

Proses dimana informasi tentang orang lain diubah menjadi

pengetahuan/ pemikiran yang relatif menetap orang tersebut.

Sedangkan Impression Formation ini terbentuk melalui :

a. Pengkategorian (Klasifikasi) berdasarkan teori kepribadian yang

implisit (Implicit personality Theory)

b. Mempertimbangkan /kombinasi segi positif dan negatif.

c. Praduga (streotip)

2. Attribution

Morgan King, Weisz dan Schopler melihat bahwa Attribution dan

inferences terjadi karena manusia tidak mempunyai akses untuk

mengetahui pikiran, motif maupun perasaan seseorang. Dengan membuat

atribusi berdasarkan perilaku tertentu yang dilakukan seseorang, kita dapat

meningkatkan kemampuan kita yang akan dilakukan orang tertentu pada

saat yang lain.

3. Social Relationship.

Kehadiran orang lain mempengaruhi tingkah laku. Bentuk tingkah

laku dapat terbentuk karena :

a. Imitasi (peniruan)


(29)

c. Kepatuhan (banyak diterapkan dalam militer, dengan tingkat sanksi

yang berat.

d. Perhatian yaitu suatu pemusatan atau konsentrasi dari seluruh

aktivitas ditentukan kapada sesuatu atau sekelompok objek.

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa apa yang diterima

seseorang itu dari panca inderanya merupakan satu faktor yang berperan

dalam persepsi. Adapun beberapa faktor tersebut antara lain :

1. Objek yang dipersepsikan

Objek menimbulkan stimulus mengenai alat indera atau

reseptor. Stimulus dapat datang dari luar manusia yang

dipersepsikan, tetapi juga dapat datang dari luar manusia yang

bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang

bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian terbesar stimulus datang

dari luar manusia.

2. Alat indera, syaraf dan pusat susuna syaraf.

Alat indera atau Reseptor merupakan alat untukmenerima

stimulus. Disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat

untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat

susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat

untuk mengadakan respon diperlukan motoris.

3. Perhatian

Untuk menyadari atau mengadakan persepsi diperlukan

adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagi suatu


(30)

merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas

manusia yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.

(Walgito, 1990:70-71)

Sedangkan proses terjadinya persepsi dapat dijelaskan

sebagai berikut. Objek menimbulkan stimulus, dan stimulus

menegani alat indera atau reseptor. Stimulus yang diterima oleh

alat indera diteruskan kesyaraf sensoris ke otak. Kemudian

terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga manusia

menyadari apa yang dilihat, apa yang didengar, atau apa yang

diraba. (dirasakan). Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa

taraf terakhir dari persepsi adalah manusia menyadari tentang apa

yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba (

dirasakan), yaitu stimulus yang diterima melalui alat indera. Proses

ini merupakan proses terakhir dari persepsi dan merupakan

persepsi sebenarnya.

II.2. Persepsi Masyarakat Terhadap Rental PlayStation

Persepsi masyarakat terhadap kehadiran rental PlayStation ini adalah

suatu yang menunjukkan aktivitas merasakan, menginterprestasikan dan

memahami suatu objek tertentu, dimana seseorang atau sekelompok orang

merasakan kehadiran objek tersebut, dalam hal ini adalah merasakan,

menginterprestasikan dan memahami keberadan tempat rental Play Station


(31)

Menurut J.L Gillin dan J.P Gilllin masyrakat diartikan sebagai

kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap

dan perasaan persatuan yang sama. Sedangkan menurut Auguste Comte,

masyarakat merupakan kelompok-kelompok makhluk hidup dengan

realitas-realitas baru yang berkembang menurut hukum-hukumnya sendiri

dan berkembang menurut pola perkembangan yang tersendiri. Masyarakat

dapat membentuk kepribadian yang khas bagi manusia, sehingga tanpa

adanya kelompok manusia, manusia tidak akan mampu untuk dapat

berbuat banyak dalam kehidupannya.

Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat

adalah wadah hidup bersama dari individu-individu yang mempunyai

kebiasaan, tradisi dan sikap yang terjalin dan terikat dalam hubungan

interaksi dan interaksi sosial. Secara ringkas, kumpulan individu baru

dapat disebut sebagai masyarakat jika telah memenuhi empat syarat utama

yaitu :

4. Dalam kumpulan manusia harus ada ikatan perasaan dan kepentingan.

5. Mempunyai tempat tinggalatas daerah yang sama atau mempunyai

kesatuan ciri kelompok tertentu

6. hidup bersama dalam jangka waktu yang cukup lama

7. Dalam kehidupan bersama itu terdapat aturan-aturan atau hukum yang

mengatur prilaku meraka dalam mencapai tujuan dan kepentingan

bersama.

Dengan demikian, berarti masyarakat bukan sekedar kumpulan


(32)

antara satu sama lainnya. Setiap individu mempunyai kesadaran atau

keberadaannya di tengah-tengah individu lainnya. Sistem pergaulan

didasarkan atas kebiasaan atau lembaga kemasyarakatan yang

bersangkutan.

Antara pembangunan dan lingkungan hidup terjalin hubungan yang

saling isi mengisi. Pembangunan tergantung kepada lingkungan dan

lingkungan tergantung pada pembangunan. Oleh karena itu Prof. Dr. Otto

Soemarwoto menyatakan bahwa pembangunan mempengaruhi dan

dipengaruhi oleh lingkungan hidup. Interaksi antara pembangunan dan

lingkungan hidup membentuk sistem ekologis yang disebut ekosistem.

(Soemarwoto, 1992:102-103).

Masyarakat dan pembangunan saling berkaitan. Pembangunan

dalam pengertian umum sering dinyatakan sebagai usaha untuk menuju

keadaan yang lebih baik berdasarkan kepada norma – norma tertentu.

Perubahan-perubahan yang direncanakan dengan pendayagunaan potensi

alam, manusia dan sosial budaya inilah yang disebut dengan

pembangunan. T.R Batten dalam bukunya Communities and Their

Development memberikan batasan pengertian pembangunan suatu proses

dimana orang atau masyarakat mulai mendiskusikan dan menentukan

kegiatan mereka kemudia merencanakan dan mengerjakan bersama-sama

untuk memenuhi keinginan tersebut. (Brattha, 1991:67).

Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana persepsi

seseorang terhadap objek-objek tertentu, seperti perubahan lingkungan


(33)

mendekati, mengharapkan suatu objek muncul sikap negatif yakni

menghindari, membenci suatu objek (Adi,1994:178-179).

Apabila dikaitkan dengan sikap masyarakat terhadap pembangunan

yang memberikan suatu pra pemahaman, penerimaan maupun rasa suka

masyarakat akan pembanguanan menjadi positif apabila mereka menilai

usaha-usaha pembangunan tersebut positif. Disamping itu partisipasi

masyarakat di dalam kegiatan pembangunan yang dipelopori pemerintah

akan lebih efektif apabila tumbuh dari masyarakat itu sendiri. Kesemua hal

ini pada akhirnya akan menimbulkan persepsi positif masyarakat terhadap

pembangunan. Besarnya partisipasi masyarakat pada pembangunan dapat

dilihat melalui persepsi masyarakatterhadap objek pembangunan tersebut.

Dalam hal ini rental PlayStation merupakan salah satu wujud dari

pembangunan khususnya pembangunan dibidang elektronik. Keberadaan

rental PlayStation menimbulkan berbagai macam persepsi dikalangan

masyarakat. Ada yang beranggapan bahwa usaha rental PlayStation

merupakan suatu bentuk hiburan yang sedang populer saat ini. Namun ada

juga yang bersanggapan bahwa rental PlayStation kerap dijadikan sebagai

sarana tempat perjudian dimana melibatkan kebanyakan anak-anak remaja

dan dewasa yang terlibat didalamnya.adapun persepsi yang timbul dalam

mayarakat terhadap keberadaan rental PlayStation yaitu :

1. Berkolerasi dengan kriminalitas seperti terjadinya perkelahian akibat

dari perjudian tersebut

2. Menimbulkan kelalaian dalam waktu seperti terjadinya bolos sekolah


(34)

3. Pemborosan uang dan buang uang sia-sia dan akbat dari hal tersebut

ada dijumpai seorang mengambil atau mencuri uang orang tuanya

dikarenakan untuk bermain permainan tersebut.

II.3. Usaha Rental PlayStation

suatu sarana hiburan yang menyediakan fasilitas permainan tiga

dimensi yaitu Game animasi yang mana menyewakan mesin game kepada

penyewa dengan durasi perjam

PlayStation (bahasa Jepang : Pureisutēshon) adalah konsol permainan grafis dari era 32-bit dan merupakan generasi kelima keluaran

Sony. Pertama kali diproduksi oleh Sony sekitar tahun 1990. PlayStation

diluncurkan perdana di Jepang pada 3 Desember 1994, di Amerika Serikat 9

September 1995 dan Eropa 29 September 1995. PlayStation menjadi sangat

terkenal sehingga membentuk "Generasi PlayStation". Dari sekian banyak

game PlayStation, beberapa yang terkenal adalah: Tomb Raider, Final

Fantasy, Resident Evil, Tekken, Winning Eleven, Ridge Racer, wipEout, Gran Turismo, Crash Bandicoot, Spyro, dan seri Metal Gear Solid. Pada 18 Mei 2004, Sony telah memproduksi 100 juta PlayStation dan PSOne ke seluruh

dunia. Pada Maret 2004, sebanyak 7.300 judul permainan telah tersedia

dengan jumlah akumulasi 949 juta. ( http://id.wikipedia.org/wiki/PlayStation)

II.4. Kerangka Pemikiran

Rental PlayStation yang dikenal dengan nama rental PS merupakan


(35)

bisnis PlayStation di Kota Medan ini tentunya disebabkan karena alasan

ekonomi. Maksudnya diberdirikan untuk tujuan mencari keuntungan di

samping memberikan pelayanan hiburan kepada anak-anak, remaja dan

dewasa dan terkadang juga orang tua yang saat ini membutuhkan suatu

hiburan untuk mengisi kekosongan waktu.

Dikarenakan semakin merebaknya dan banyaknya tempat-tempat

rental PlayStation terkadang terjadi suatu tindak kriminal seperti perjudian

yang disebabkan kurang puasnya pemain apabila suatu permainan itu tidak

dilakukan dengan pertaruhan atau perebutan suatu hadiah bila

memenangkan suatu pertandingan. Disini rental PlayStation dijadikan

wadah sebagai tempat sarana perjudian tersebut. Selain itu rental

PlayStation juga bisa melalaikan waktu seseorang dimana khususnya

anak-anak yang rela atau mau bolos dari sekolah hanya untuk bermain

PlayStation dengan kata lain mengakibatkan seseorang kecanduan. Oleh

sebab itu peneliti ingin menggali lebih lanjut bagaimana sebenarnya

Persepsi Masyarakat Kelurahan Helvetia Tengah Kota Medan terhadap

kehadiran rental PlayStation di daerahnya. Adapun kerangka pemikiran


(36)

Dampak Permainan Keberadaan rental playstation

Playstation di Kelurahan Helvetia Tengah

kota Medan

+ Menghilangkan stress a. Pengetahuan masyarakat terhadap

+ Menambah kecerdasan berpikir rental playstation

- Kecanduan b. Pemahaman tentang kegiatan yang

- Kurang disiplin dilakukan didalamnya

- Tindak Kriminal c. Pengetahuan terhadap bentuk

- Tindak asosial pelayanan yang diberikan

Persepsi masyarakat

Kelurahan Helvetia Tengah

Kota Medan


(37)

II.5. Definisi Konsep Dan Definisi Operational II.5.1. Definisi Konsep

Definisi konsep adalah perumusan masalah yang akan diteliti (Bungin, 2001:140)sedangkan menurut Amrin ( 2001 : 6 ) konsep merupakan unsur

terpenting dalam penelitian yang merupakan suatu definisi, suatu abstraksi

mengenai suatu gejala atau realita, atau suatu pengertian yang nantinya akan

menjelaskan suatu gejala. Yang dimaksud dengan persepsi masyarakat

terhadap kehadiran rental PlayStation di Kelurahan Helvetia Tengah yaitu

sesuatu pemahaman dan pengetahuan masyarakat terhadap rental PlayStation

tersebut

Maka yang menjadi batasan konsep dari penelitian adalah :

1. Persepsi adalah sesuatu yang menunjukkan aktivitas merasakan,

menginterprestasikan dan memahami suatu ojek tertentu dimana

seseorang atau sekelompok orang tela merasakan kehadiran objek

tersebut

2. Masyarakat adalah sekelompok orang yang tinggal dalam suatu wilayah

yang mempunyai tujuan bersama. Yang dimaksud dengan masyarakat

disini ialah kepala keluarga

3. Rental PlayStation adalah suatu sarana hiburan yang menyediakan

fasilitas permainan tiga dimensi yaitu game animasi yang mana


(38)

II.5.2. Definisi Operational

Definisi operasional adalah unsur yang memberikan bagaimana

mengukur suatu variabel (Singarimbun,1989:49) bertujuan untuk

memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian di lapangan. Maka perlu

operasionalisasi dari konsep-konsep yang digunakan untuk bertujuan

menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dengan kata-kata

yang dapat diuji dan diketahui kebenarannya oleh orang lain :

Dalam penelitian ini, definisi operational adalah :

Persepsi masyarakat terhadap kehadiran usaha rental PlayStation (PS) dapat

diukur dari :

1. Pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai usaha rental

PlayStation yaitu tentang apa, bagaimana dan untuk apa usaha rental

PlayStation tersebut di bangun dan didirikan. Semakin baik

pemahaman masyarakat terhadap kehadiran tempat usaha rental

playstation maka bertambah positif persepsi yang diberikan

masyarakat, dengan indikatornya :

a. Pengetahuan masyarakat terhadap usaha rental PlayStation.

2. Pemanfaatan masyarakat terhadap kehadiran tempat usaha rental

PlayStation yaitu frekuensi masyarakat yang memanfaatkan kehadiran

usaha rental tersebut yang ada di lingkungannya, dengan indikatornya :

a. Manfaat kehadiran tempat usaha Rental PlayStation.

3. Tanggapan masyarakat terhadap keberadaan tempat usaha rental


(39)

penolakan, suka atau tidak suka, mengharapkan atau menghindari dari

lingkungannya dengan indikator :

a. Sikap masyarakat terhadap keberadaan usaha rental

PlayStation.

b. Sikap masyarakat terhadap pembangunan usaha rental


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. Tipe Penelitian

Tipe penelitan ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Metode ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan secara mendalam

terhadap objek yang akan diteliti melalui pencarian data-data dan sumber

informasi yang berkenaan dengan objek yang akan diteliti, menganalisa data serta

menginterprestasikan kondisi-kondisi yang terjadi pada objek penelitian

berdasarkan analisa data yang ada. Peneltian ini bertujuan untuk menggambarkan

keadaan atau status fenomena secara sistematis dan akurat mengenai fakta

bagaimana sebenarnya persepsi masyarakat terhadap kehadiran rental Playstation

di Kelurahan Helvetia Tengah Kota Medan

III.2. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Helvetia Tengah tepatnya Blok I.

Objek penelitiannya adalah masyarakat yang berada disekitar kawasan Blok I

Helvetia Tengah Kota Medan terutama mereka yang berada disekitar tempat

usaha rental PlayStation. Alasan penulis mengadakan penelitian di lokasi ini

dikarenakan penulis melihat banyak anak-anak dan remaja yang kecanduan

PlayStation berada di daerah ini serta di daerah ini terdapat juga rental PlayStation

. Hasil dari survei dari penulis terdapat sekitar kurang lebih 5 tempat rental berada

di daerah tersebut. Tempatnya beraneka ragam ada yang di ruko dan juga ada


(41)

ditemukan para pelanggannya anak-anak dan remaja yang dikarena fasilitas

tersebut memang banyak disukai oleh golongan tersebut. Juga ditemukan kasus

perjudian yang terjadi di fasilitas ini sehingga fasilitas ini tidak hanya sebagai

tempat hiburan tetapi juga bisnis. banyak anak-anak yang rela meninggalkan

aktivitas sekolahnya hanya dikarenakan untuk bermain di fasilitas ini. Banyak

anak-anak dan remaja yang kecanduan PlayStation berada di daerah ini. Hal ini

menimbulkan keingin tahuan penulis untuk melihat persepsi masyarakat terhadap

keberadaan tempat usaha rental PlayStation dan apakah masyarakat telah ikut

berpartisipasi dalam pembangunan dan pengelolaan usaha rental tersebut . Selain

itu juga kawasan penelitian ini sangat mudah dihubungi dan dijangkau oleh

penulis, yang pada akhirnya sangat mempermudah bagi terlaksanannya penelitian.

III.3. Populasi dan Sampel III.3.1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian

yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai,

peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat

menjadi sumber data dalam penelitian (Bungin, 2001:101). Menurut

Nawawi,1996, populasi adalah keseluruhan objek yang terdiri dari manusia,

benda,hewan, tumbuhan, gejala nilai atau sumber daya yang menerima

karakter tertentu dalam suatu penelitian. Adapun populasi dalam penelitian

ini adalah masyarakat di Blok I Kelurahan Helvetia Tengah Kota Medan


(42)

III.3.2. Sampel

Menurut DR Irawan Soehartono, sampel adalah suatu bagian dari

populasi yang akan diteliti dan yang di anggap dapat menggambarkan

populasinya (Soehartono, 2004 : 57).

Dalam pengambilan sampel, penulis menggunakan teknik

proporsional random sampling yang mana teknik ini digunakan pada

populasi bertingkat strata, populasi area ataupun populasi cluster. Dalam

teknik ini penulis mengambil wakil dari unit-unit populasi tersebut dengan

perwalian yang berimbang dan diambil secara acak.

Kelurahan Helvetia Tengah terdiri dari 22 lingkungan.menurut informasi

yang penulis dapatkan bahwa banyak penggemar atau pecandu PlayStation

berasal dari Blok I yaitu lingkungan 7 dan 8. Adapun perincian jumlah

jiwa di dua lingkungan tersebut adalah sebagai berikut :

(Unit 1) Lingkungan 7 berjumlah 648 jiwa

(Unit 2 ) Lingkungan 8 berjumlah 632 jiwa

Jumlah keseluruhan penduduk di Blok I adalah 1.280 jiwa yang terdiri

dari :

 Usia 1-5 Tahun : 2 %  Usia 6-10 Tahun : 4 %  Usia 11-20 Tahun : 20 %  Usia 21-30 Tahun : 12 %  Usia 31-40 Tahun : 25 %  Usia 41-50 Tahun : 20 %  Usia 51-60 Tahun : 7%


(43)

 61 keatas : 10 %

Maka dalam hal ini penulis menggunakan prosentasi untuk

menakar pembagian yang berimbang. Penulis menetapkan masing-masing

unit diwakili oleh 10% jumlah seluruh unit, maka unit 1 diwakili oleh 64

jiwa, unit 2 diwakili masing-masing 63 jiwa. Maka total keseluruhan

adalah 127 jiwa.

III.4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka dalam penelitian

ini akan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data atau

informasi yang menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari

dan menelaah buku, majalah atau surat kabar dan bentuk tulisan

lainnya yang ada reverensi dengan masalah yang diteliti.

2. Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan dengan mengumpulkan data langsung

pada objek yang diteliti sebagai data primer

Pengumpulan data ini ditempuh dengan cara :

a. Kuisioner melalui wawancara langsung yakni peneliti langsung

bertatap muka dengan responden.kuisioner tetap dipegang oleh

pewawancara, lalu membacakan pertanyaan kepada responden,

baik dengan atau tanpa option jawaban secara lengkap. Alasan


(44)

mendapat jawaban yang akurat, bahkan jawaban bohong pun dapat

segera terdeteksi.

III.5. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini, teknik analisa data yang dilakukan teknik deskriptif

yaitu dengan memeriksa data yang diperoleh dari responden, kemudian dicari

frekuensinya dan presentasenya untuk disusun dalam bentuk tabel serta


(45)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN IV.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Secara administratif, kelurahan Helvetia Tengah termasuk salah satu dari

kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Medan Helvetia, Kotamadya

Medan dengan luas areal yang tercatat sampai tahun 2006 adalah seluas 150

Ha.

Sebagaimana halnya dengan Kotamadya Medan, maka keadaan

geografisnya tidak jauh berbeda. Kelurahan ini terletak di dataran rendah

dengan ketinggian antara 6-12 M diatas permukaan laut dengan tofografis

yang agak bergelombang dan beriklim tropis dan dipengaruhi oleh kemarau

dan musim hujan. Suhu maksimum 33 derajat celcius dan suhu minimum 26

derajat celcius dengan curah hujan 2.000 mm/tahun. Luas kelurahan Helvetia

Tengah yaitu 1.50 KM dengan kepadatan penduduk 18.656 per Km yang

terdiri dari 22 lingkungan.

Secara administratif pemerintahan, maka kelurahan ini memiliki

batas-batas sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

 Sebelah Selatan berbatasan dengan kelurahan Dwikora Kecamatan Medan Helvetia.

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Helvetia Timur Kecamatan Medan Helvetia.

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Helvetia kecamatan Medan Helvetia.


(46)

Sebagaimana halnya dengan kelurahan lainnya, maka kelurahan ini juga

memiliki data-data tata guna tanah yang diuraikan dalam tabel berikut :

TABEL 1

TATA GUNA TANAH

N0 Jenis bangunan Luas (Km) Persentase 1

2

3

Pemukiman

Perkantoran

Taman

14,4 Km

0,5 Km

0,1 Km

96 %

3,3 %

0,7 %

JUMLAH 150 Km 100%

Sumber : Data Profil Kelurahan Helvetia Tengah 2006

Data tabel di atas menunjukkan bahwa tata guna tanah yang paling banyak

penggunannya digunakan untuk pemukiman yang luasnya 14,4 Km. itu

dikarenakan Helvetia Tengah merupakan tempat pemukiman masyrakat.

IV.2. Komposisi Penduduk Di Masing-Masing Lingkungan

Berdasarkan data demografis (kependudukan) di Kelurahan ini, diperoleh

jumlah penduduk sebesar 27.700 jiwa yang terdiri atas 8.003 KK. Penduduk

tersebut tersebar di dua puluh dua lingkungan yang ada di Kelurahan ini. Berikut


(47)

TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK DI MASING-MASING LINGKUNGAN

No Lingkungan Jumlah Persentase 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Lingkungan I Lingkungan II Lingkungan III Lingkungan IV Lingkungan V Lingkungan VI Lingkungan VII LingkunganVIII Lingkungan IX Lingkungan X Lingkungan XI Lingkungan XII Lingkungan XIII Lingkungan XIV Lingkungan XV Lingkungan XVI Lingkungan XVII Lingkungan XVIII Lingkungan XIX Lingkungan XX Lingkungan XXI 1.637 1.940 1.538 1.053 1.760 1.456 648 432 1.576 825 726 1.925 825 1.293 1.094 1.430 1.865 1.850 1.080 1.865 1,850 5,91 % 7,00 % 5,55 % 3,80 % 6,35 % 5,27 % 2,34 % 1,56 % 5,68 % 2,97 % 2,62 % 6,95 % 2,98 % 4,67 % 3,95 % 5,16 % 6,73 % 6,78 % 3,90 % 6,73 % 6,78 %


(48)

22 Lingkungan XXII 968 3,49 %

JUMLAH 27.700 jiwa 100,00 % Sumber : Data Profil Kelurahan Helvetia Tengah 2006 Jumlah masyarakat di kelurahan ini yang banyak berada di lingkungan II.

IV.3. Komposisi Penduduk Menurut Suku Bangsa

Data kependudukan lain yang diuraikan pada Bab ini adalah komposisi

penduduk menurut suku bangsa, sebagai berikut :

TABEL 3

DATA KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT SUKU BANGSA No Suku bangsa Jumlah Persentase 1 2 3 4 5 6 7 Jawa Batak Minang Aceh Mandailing Karo Dan lain-lain 17.412 8.309 312 216 241 185 1.025 62,86 % 29,99 % 1,13 % 0,78 % 0,87 % 0,67 % 3,7 %

JUMLAH 27.700 jiwa 100 % Sumber : Data Profil Kelurahan Helvetia Tengah 2006

Gambaran kesukuan dapat diketahui berdasarkan tabel di atas, dimana

kelurahan ini jumlah penduduk yang paling besar adalah yang berasal dari


(49)

Dari beraneka ragam etnis penduduk yang hidup berdampingan di

Kelurahan ini namun dalam tatanan kehidupannya tidak mendatangkan

banyak masalah. Perbedaan masing-masing suku ini mencakup dialek bahasa,

tata cara budaya penyelenggaraan upacara budaya tertentu

IV.4 Komposisi Penduduk Menurut Kewarganegaraan TABEL 4

KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT KEWARGANEGARAAN No Warga negara Jumlah (jiwa) Persentase % 1

2

Warga negara Indonesia

Warga Negara Indonesia

keturunan cina

27.666

34

99,87

0,13

JUMLAH 27.700 100,00

Sumber : Data Profil Kelurahan Helvetia Tengah 2006

Berdasarkan data pada tabel di atas menyimpulkan bahwa penduduk

kelurahan Helvetia Tengah hampir mayoritas berwarga Negara Indonesia. Kondisi

ini disebabkan daerah kelurahan Helvetia Tengah sangat cocok bagi masyarakat

pribumi untuk mengembangkan usahanya seperti dibidang jasa ataupun


(50)

IV.5. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin TABEL 5

KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN No Jenis kelamin Jumlah (jiwa) Persentase % 1

2

Laki –laki

Perempuan

13.725

13.975

49,5

50,5

JUMLAH 27.700 100,00

Sumber : Data Profil Kelurahan Helvetia Tengah 2006

Berdasarkan pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa komposisi

penduduk kelurahan helvetia tengah berdasarkan jenis kelamin cukup merata yaitu

laki-laki dan perempuan hampir berimbang. Hal ini juga sangat memungkinkan

peran antara laki-laki dan perempuan menjadi sama dalam kehidupan baik antar

keluarga maupun antar penduduk yang ada disekitarnya.

IV.6. Komposisi penduduk menurut umur

Berdasarkan komposisi umur penduduk kelurahan Helvetia Tengah


(51)

TABEL 6

KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT UMUR

No Umur Jumlah (jiwa) Persentase % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 0-12 bulan

1- 5 tahun

6-10 tahun 11-15 tahun 16-20 tahun 21-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun 41-45 tahun 46-50 tahun 51-55 tahun

Lebih dari 56 tahun

182 893 1.082 1.473 1.610 1.613 1.738 1.815 1.784 1.760 1.769 2.365 9.619 0,66 3,22 3,92 5,31 5,81 5,82 6,27 6,55 6,44 6,35 6,39 8,54 34,73

JUMLAH 27.700 100,00

Sumber : Data Profil Kelurahan Helvetia Tengah 2006

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata penduduk

kelurahan Helvetia Tengah mayoritas berusia tua itu dikarenakan 34,73 %


(52)

IV.7. Komposisi Penduduk Menurut Agama TABEL 7

KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT AGAMA

No Agama Jumlah (jiwa) persentase 1

2

3

4

5

Islam

Protestan

Katolik

Budha

Hindu

14.823

12.635

216

18

8

53,51

45,61

0,78

0,06

0,04

JUMLAH 27.700 100,00

Sumber : Data Profil Kelurahan Helvetia Tengah 2006

Data pada tabel 7 menunjukkan penduduk kelurahan Helvetia Tengah

mayoritas beragama Islam yang mana menunjukkan angka yang paling besar yaitu

14.213 jiwa yang diikuti oleh penduduk beragama protestan sekitar 12.635 jiwa.


(53)

IV.8. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan TABEL 8

KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN No Tingkat Pendidikan Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3 4 5 6 7 8

Usia 7-45 tahun yang

tidak pernah sekolah

Belum sekolah

Tidak Tamat SD

Tamat SD

Tamat SLTP

Tamat SLTA

Tamat Akademi ( D!-D3)

Sarjana ( S1,S2 dan S3 )

12 2.160 61 18.094 2.314 4.638 100 321 0,04 7,79 0,22 65,32 8,35 16,74 0,36 1,12

JUMLAH 27.700 100,00

Sumber : Data Profil Kelurahan Helvetia Tengah 2006

Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa kebanyakan

penduduk Kelurahan Helvetia Tengah tingkat pendidikannya mayoritas

lulusan SD sebanyak 18.094 atau sebesar 65,32 % yang dikuti penduduk yang

lulusan SLTA sebesar 4.638 jiwa atau sebesar 16,74 % yang lulusan SLTP

2.314 atau sebesar 8,35 % yang tidak SD sebanyak 61 jiwa atau sebesar 0,22

% dan yang tamatan akademi (D1-D3) sebanyak 100 atau sebesar 0,36 dan


(54)

IV.9. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian TABEL 9

No Mata pencaharian Jumlah(jiwa) Persentase (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Buruh/swasta PNS Pedagang Penjahit Tukang batu Tukang kayu Montir Dokter Sopir TNI/POLRI Pengusaha 1.244 431 346 12 85 1 12 8 21 216 49 51,3 17,77 14,27 0,49 3,50 0,04 0,49 0.33 0,86 8,91 2,02

JUMLAH 2.425 100,00

Sumber : Data Profil Kelurahan Helvetia Tengah 2006

Dari data tabel di atas dapat kita lihat bahwa rata-rata penduduk

Helvetia Tengah merupakan buruh swasta yang mana berjumlah 1.244

jiwa, yang diikuti oleh sebanyak 431 jiwa. TNI/POLRI sebanyak 216

jiwa, dokter 8 jiwa dan wiraswasta sekitar 426 jiwa.

IV.10. Sarana Pendidikan

Sarana yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di kelurahan ini


(55)

ibadah. Sarana pendidikan terdiri atas sekolah dan mulai dari tingkat

pendidikan dasar sampai pendidikan menengah atas yang terurai pada tabel

berikut ini :

TABEL 10

SARANA PENDIDIKAN KELURAHAN HELVETIA TENGAH

No Jenis sekolah Jumlah

1

2

3

4

5

6

TK

Sekolah Dasar

SLTP

SLTA

TPA

Jumlah Pendidikan Keagaaman

5 Unit

9 Unit

1 Unit

2 Unit

10 Unit

1 unit

JUMLAH 28 unit Sumber : Data Profil Kelurahan Helvetia Tengah 2006

Dari data di atas mengenai sarana pendidikan di kelurahan ini sudah

dikatakan memadai. Masyarakat yang tinggal di kelurahan tersebut dapat

memanfaatkan atau menyekolahkan anak-anak mereka di sekitar lingkungan

kelurahan. Atau dapat juga menyekolahkan anak-anak mereka di kelurahan lain

yang berdekatan dengan kelurahan Helvetia Tengah karena sesuatu atau lain hal

Prasarana lain yang dapat dinikmati oleh penduduk adalah prasarana jalan

raya yang cukup memadai. Seperti kita ketahui bahwa sarana transportasi


(56)

angkutan umum, setiap orang bisa bepergian ke berbagai tempat di Kota Medan

tanpa kendala yang berarti.

IV.11. Sarana Peribadatan

Selanjutnya prasarana yang juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat

adalah prasarana rumah ibadah yang telah dibangun di Kelurahan ini antara lain

bangun mesjid 13 unit, gereja protestan 6 unit.

TABEL 11

No Sarana Peribadatan Jumlah unit 1

2

MESJID

GEREJA PROTESTAN

13

6

JUMLAH 19

Sumber : Data Profil Kelurahan Helvetia Tengah 2006 IV.12. Sarana Kesehatan

Kebutuhan sarana kesehatan oleh penduduk Kelurahan Helvetia Tengah

juga dirasakan sangat penting. Oleh karena itu pemerintah maupun pihak swasta

telah membangun beberapa sarana kesehatan guna memenuhi kebutuhan

penduduk di bidang kesehatan. Untuk mengetahui sarana-sarana apa saja yang


(57)

TABEL 12

No Sarana Kesehatan Jumlah unit 1

2

3

4

Poliklinik/balai pengobatan

Apotik

Posyadu

Tempat prakter dokter

1

3

12

8

JUMLAH 24

Sumber : Data Profil Kelurahan Helvetia Tengah 2006

Berdasarkan data pada tabel 12 dapat dilihat bahwa poliklinik kesehatan

tersedia hanya 1 unit, apotik 3 unit, posyandu 12 unit dan tempat dokter praktek

dokter 8 unit. Data menunjukkan bahwa sarana kesehatan yang paling banyak

tersedia adalah posyandu dengan jumlah unit yang tersebar di 22 lingkungan.oleh

karena itu dapat dikatakan bahwa sarana kesehatan di Kelurahan ini cukup

memadai.

IV.13. Komposisi Penduduk Menurut Sampel Penelitian

Untuk memudahkan penulis dalam pemilihan sampel penelitian di

kelurahan Helvetia Tengah tidak semua jumlah penduduk yang dijadikan sampel


(58)

TABEL 13

KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT SAMPEL PENELITIAN No Penduduk Jumlah (jiwa) Persentase % 1

2

Lingkungan VII

Lingkungan VIII

64

63

49,5

50,5

JUMLAH 27.700 100,00

Sumber : Data Profil Kelurahan Helvetia Tengah 2006

Berdasarkan data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa sampel yang

diambil dalam penelitian ini terdapat di dua lingkungan yang ada di kelurahan

Helvetia Tengah, masing-masing lingkungan VII sebanyak 64 responden,

lingkungan VIII 63 responden dan ini yang diambil yaitu kepala keluarga. Hal ini

dikarenakan kedua lingkungan ini terdapat para pecandu PlayStation dan di


(59)

BAB V ANALISIS DATA

Dalam bab ini penulis akan menyajikan data yang diperoleh dari hasil

penelitian dilapangan sesuai dengan metode yang digunakan terutama melalui

kuesioner dan wawancara secara langsung.

Adapun hasil penelitian yang diperoleh beserta pembahasannya meliputi :

1. Karakteristik responden

2. Analisa persepsi masyarakat terhadap keberadaan rental PlayStation yang

meliputi :

2.1.Pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap usaha rental

PlayStation .

2.2.Sikap dan tanggapan masyarakat terhadap keberadaan usaha rental

PlayStation.

V.1. Karakteristik Responden

TABEL 14

Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

No Jenis kelamin Frekuensi Persentase % 1

2

Laki-laki Perempuan

80 47

62,99 37,01

Jumlah 127 100.00

Sumber : hasil kuesioner dan wawancara penelitian

Dari tabel 14 dapat diketahui bahwa mayoritas responden adalah laki-laki

yaitu sebesar 62,99 % dan perempuan sebanyak 37,01 %. Itu dikarenakan peneliti


(60)

juga perempuan, itu dikarenakan suami mereka yang menjadi kepala keluarga

sebahagian bekerja, dan sebahagian lagi statusnya sudah janda. Oleh karena itu

peneliti mewawancarai mereka untuk menggantikannya sebagai responden.

Kajian identitas responden berdasarkan status perkawinan telah disajikan

pada tabel 15 berikut.

TABEL 15

Karakteristik Responden Menurut Status Perkawinan

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase % 1

2 3

Menikah Duda Janda

109 3

15

85,83 2.36 11,81

Jumlah 127 100.00

Sumber : hasil kuesioner dan wawancara penelitian

Data yang terlihat pada tabel di atas menunjukkan status perkawinan

responden mayoritas berstatus menikah dengan persentase 85,83 %. Dan

selebihnya berstatus janda dan duda itu karenakan banyak kepala keluarga yang

sudah berusia tua

Kajian karakteristik responden menurut status penduduk dapat dilihat pada


(61)

TABEL 16

Karakteristik responden menurut status penduduk

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase % 1

2

Asli

Pendatang

87 40

68,50 31,50

Jumlah 127 100.00

Sumber : hasil kuesioner dan wawancara penelitian

Berdasarkan data yang tercantum pada tabel di atas dapat diketahui bahwa

bahwa mayoritas responden merupakan penduduk asli yang mana mereka telah

sejak lahir tinggal di daerah tersebut serta daerah yang ditempati merupakan

daerah yang strategis dan hampir di tengah-tengah kota yang sangat cocok untuk

usaha berdagang sehingga penduduk asli enggan untuk pindah dan diikuti oleh

responden yang berstatus pendatang, itu dikarenakan daerah tersebut merupakan

perumahan yang mana biasa dikontrakkan.

Responden juga terbagi-bagi atas beberapa suku. Untuk lebih jelasnya


(62)

TABEL 17

Karakteristik Responden Menurut Suku Bangsa

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase % 1

2 3 4 5 6

Mandailing Jawa Aceh Melayu Karo Toba

40 35 15 15 13 9

31,50 27,56 11,81 11,81 11,24 7,09

Jumlah 127 100.00

Sumber : hasil kuesioner dan wawancara penelitian

Data pada tabel 18 menunjukkan bahwa responden terdiri atas beraneka

suku bangsa yang mendiami kelurahan Helvetia Tengah yang tersebar di 22

lingkungan. Dari tabel di atas juga dapat dilihat bahwa responden lebih banyak

berasal dari Batak Mandailing dengan jumlah 40 kk (31,50%), diikuti suku Jawa

dengan jumlah 35 kk (27,56%), suku Aceh 15 kk (11,81%), suku Melayu 15 kk

(11,81%), Karo 13 kk (11,24%), dan Batak Toba 9 kk (7,09%).

Selanjutnya pada tabel 18 akan meyajikan tentang pekerjaan yang


(63)

TABEL 18

Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan

no Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase % 1

2 3 4 5

Wiraswasta PNS

TNI/POLRI Pengusaha Pegawai swasta

70 20 3

4

30

55,12 15,75 2,36 3,15

23,62

Jumlah 127 100.00

Sumber : hasil kuesioner dan wawancara penelitian

Berdasarkan pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar

responden mempunyai pekerjaaan sebagai wiraswasta yang berjumlah 70 kk

(55,12%) yang dikarenakan daerah tersebut dekat dengan pasar sehingga banyak

dari responden yang berjualan dan membuka lapangan kerja sendiri atau usaha

sendiri. Diikuti oleh pegawai swasta sebanyak 30 kk (23,62), PNS 20 kk

(15,75%), Pengusaha 4 KK (3,15%) dan TNI/POLRI 3 KK (2,36%).

Selanjutnya, pada tabel 19 di bawah ini telah disajikan data responden

mengenai latar belakang pendidikannya. Untuk mengetahui frekuensi


(64)

Tabel 19

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase % 1

2 3 4

SD SLTP SLTA Sarjana

14 12 74 27

11,02 9,45 58,27 21,26

Jumlah 127 100.00

Sumber : hasil kuesioner dan wawancara penelitian

Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa tingkat pendidikan

responden sudah dikatakan baik itu dikarenakan daerah tersebut fasilitas

pendidikannya cukup memadai karena banyaknya sekolah didirikan di daerah ini

dan untuk melanjutkan ke jenjang sarjana juga mudah dikarenakan kelurahan ini

berada ditengah kota.dan dapat kita lihat disini bahwa mayoritas tingkat

pendidikan responden tamatan SLTA sebanyak 74 kk (58,27%) yang diikuti oleh

Sarjana sebanyak 27 kk (21,26%), SLTP 12 kk (9,45) dan SD 14 kk (11,02%)

V.2. Analisa Persepsi Masyarakat Keberadaan Rental Playstation

Data yang dikumpul melalui kuesioner dan wawancara dapat

diketahui persepsi masyarakat terhadap kehadiran rental playstation.

Persepsi masyarakat terhadap kehadiran rental PlayStation tersebut dibagi

menjadi :


(65)

2. Usaha Rental PlayStation Manfaat usaha rental PlayStation bagi

masyarakat.

3. Sikap dan tanggapan masyarakat terhadap kehadiran rental

PlayStation.

Berikut ini masing-masing kategori utama akan dianalisis melalui

pengukuran masing-masing.

V.3. Pengetahuan Dan Pemahaman Masyarakat Tentang PlayStation Dan Usaha Rental PlayStation

TABEL 20

Pernah Tidaknya Responden Bermain Game Fantasi

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase % 1

2

Pernah

Tidak Pernah

97 30

76,38 23,62

Jumlah 127 100%

Sumber : hasil kuesioner dan wawancara penelitian

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden pernah

bermain game fantasi itu dikarenakan bahwa kebanyakan responden pernah

bermain bersama anak mereka atau menemani anaknya bermain game di pusat

hiburan seperti TIMEZONE atau permainan game fantasi hiburan yang berada di

Mal-mal ataupun Plaza-plaza di kota Medan. Juga tingkat pengetahuan yang

tinggi juga mempengaruhi mereka dengan mengartikan persepsi game fantasi


(66)

Sedangkan mereka yang menjawab tidak pernah karena menurut mereka

permainan game fantasi merupakan perbuatan yang sia-sia ataupun

membuang-buang waktu dan juga ada yang menjawab bahwa tidak suka atau hobi akan

permainan demikian. Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan

responden yaitu Ibu Dona Br. Hutagalung yang mengatakan bahwa dia tidak

sempat melakukan hal demikian dikarenakan sibuk mengurus rumah tangga dan

tidak terlintas dipikirannya untuk bermain game fantasi. Ibu tersebut hanya

pernah melihat ataupun menemani putranya bermain game.

Pernah tidaknya responden bermain game fantasi mempengaruhi

responden akan tempat bermain game fantasi itu sendiri yang akan dijelaskan

pada tabel berikut ini :

TABEL 21

Tempat Bermain Game Fantasi

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase % 1

2 3 4

Rumah Kantor Rental game Lainnya

42 20 20 15

42,30 20,62 20,62 15,46

Jumlah 97 100%

Sumber : hasil kuesioner dan wawancara penelitian

Data pada tabel 21 di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden

bermain di rumah itu dikarenakan bahwa di rumah responden ada komputer yang

mana menyediakan game-game seperti Star Craft, Counter strike dan lain-lain


(1)

45 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 46 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -20 -1,43 47 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -12 -0,85 48 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -12 -0,85 49 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 50 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 51 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 52 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 53 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -12 -0,85 54 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 55 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 56 2 2 -2 -2 -2 -2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 57 2 -2 -2 2 2 2 -2 -2 2 2 2 2 2 2 12 0,85 58 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 12 -0,85 59 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 60 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -20 -1,43 61 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 2 2 -12 -0,85 62 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -20 -1,43 63 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -20 -1,43 64 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 1,14 65 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -20 -1,43 66 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -20 -1,43 67 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -20 -1,43 68 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 69 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 70 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -20 -1,43 71 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -20 -1,43 72 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -20 -1,43

73 2 2 2 2 2 2 -2 -2 2 2 2 2 2 2 20 1,43

74 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 75 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14

76 2 2 2 2 2 2 -2 -2 2 2 2 2 2 2 20 1,43

77 2 2 2 2 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 2 2 8 -0,57

78 2 2 -2 -2 -2 -2 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -12 -0,85 79 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -12 -0,85 80 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -12 -0,85 81 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 82 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 83 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 84 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 85 2 2 -2 -2 -2 -2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -12 -0,85 86 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 87 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -12 -0,85 88 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -12 -0,85 89 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -12 -0,85 90 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14


(2)

91 2 2 -2 -2 -2 -2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -12 -0,85 92 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 93 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 94 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 95 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 96 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 97 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -12 -0,85

98 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 2 2 2 2 2 2 8 0,57

99 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -20 -1,43 100 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 101 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 102 2 2 -2 -2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -8 -0,57 103 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 2 2 -2 -2 2 -8 -0,57 104 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 2 -2 2 -8 -0,57 105 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 106 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 2 2 2 -4 -0,28 107 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 108 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 109 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 110 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 111 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 2 2 2 2 2 4 0,28 112 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 113 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 114 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 115 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -12 -0,85 116 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -12 -0,85 117 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 118 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 119 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14

120 2 2 -2 2 2 2 -2 2 2 2 2 2 2 2 20 -1,43

121 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 122 2 2 -2 2 -2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -8 -0,57 123 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 124 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 2 2 2 2 2 2 2 8 -0,57 125 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 126 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 -16 -1,14 127 2 2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 2 -2 -2 -2 2 -8 -0,57

JUMLAH -121,9

TOTAL PERSEPSI POSITIF = 10,24 % TOTAL PERSEPSI NEGATIF = 89,74 %


(3)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN VI.1. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan pada BAB I sampai dengan BAB V didapatkan kesimpulan dari “Persepsi Masyarakat Terhadap Kehadiran Rental PlayStation Di Kelurahan Helvetia Tengah Kota Medan” yaitu :

1. Responden yang berada di Kelurahan Hevetia tengah mayoritas penduduk asli yaitu sebesar 68,50%. Sementara responden yang merupakan penduduk pendatang daerah kelurahan Helvetia tengah sebesar 31,50%. Responden tersebut terbagi kedalam beberapa suku yang pada umumnya bersuku Batak Mandailing 40 jiwa atau sebesar 31,50%, Batak Karo 35 jiwa atau sebesar 11,24 %, Jawa 35 jiwa atau 27,56 %, Aceh 15 jiwa 11,81 %, Batak Toba 9 jiwa 7,09 %. Sebahagian besar bermata pencaharian sebagai wiraswasta. Hal ini dipengaruhi oleh pemukiman penduduk dekat dengan pasar.

2. Persepsi masyarakat terhadap usaha Rental PlayStation yang diukur pada Variabel manfaat kehadiran rental PlayStation menyimpulkan sebesar 88,19 % menyatakan tidak bermanfaat.

3. Sikap masyarakat terhadap kehadiran usaha rental PlayStation pada umumnya tidak menyukai. Kondisi ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat tidak menerima kehadiran usaha rental PlayStation


(4)

VI.2. Saran

 Masyarakat sebaiknya lebih proaktif dalam menyingkapi berbagai fenomena yang mungkin terjadi akibat adanya kehadiran rental PlayStation yang ada di lingkungan sekitarnya.

 Kepada pemilik rental agar kiranya dapat mengawasi dan melarang segala bentuk perjudian yang bermodus PlayStation agar tercipta kondisi yang kondusif, supaya rental PlayStation hanya sebagai hiburan.

 Kepada orang tua agar lebih mengawasi dan memperhatikan anak-nak mereka di dalam melakukan suatu permainan ataupun pekerjaan agar anak-anak tidak terjerumus apada suatu tindakan yang dapat merusak masa depan mereka.

 Hendaknya pemerintah Kota Medan melalui instansi dan dinas-dinasnya lebih tanggap terhadap pertumbuhandan pembangunan di Kota Medan Khususnya di dalam bidang usaha hiburan khususnya usaha rental PlayStation.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Rukminto. 1994. psikologi, Pekerjaan Sosial Dan Ilmu Kesejahteraan Sosial. Jakarta : PT Rajawali press

Arikunto, suharsini. 1992 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta : PT Rhineka Cipta

Dwidjo, Seputro, Ekologi Manusia Dan Lingkungannya, Erlangga. Jakarta, 1992

Fhadil, M. Drs, 1990, Pengantar Study Kesejahteraan Sosial. Angkasa. Bandung

Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, gajah mada University Press, yogyakarta. 1993

Purwodarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesi, Balai Pustaka, Jakarta, 1984

Riyadi, Selamat. AL, 1982. SKM, Ilmu kesejahteraan Masyarakat. Usaha Nasional. Surabaya indonesia.

Singarimbun, M, dan sofyan Efendi.Metodologi penelitian survei, LP3ES, jakarta,1993

Soekamto, Soejono , sosiologi penyimpangan, Rajawali Prees, jakarta, 1992 Soehartono, Irawan. 2004. Metode Penelitian Sosial ,PT Remang Rosdakarya,

Bandung

Suparlan, Y,B. 1990. Kamus Istilah Pekerjaan Sosial. Yogyakarta. Sumber lain :

http://studia online.com/index.php?option=com_content&task=view&id=43&Ite mid=42. diakses tanggal 20 September 2007

http://id.wikipedia.org/wiki/PlayStation diakses tanggal 14 septem,ber 2007 http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=963&tbl=artikel diakses tanggal 14 September 2007


(6)

(http://gammafunky.wordpress.com/2007/06/25/asosiasi-dokter-amerika-resah-akan-dampak-playstation) diakses tanggal 21 September 2007

http://www.harian-global.com/news.php?item.6673.32 diakses tanggal 15 September 2007

http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2006/2/12/ce3.htm diakses tanggal 15 September 2007