Pengambilan hutang sebagai modal untuk meningkatkan aset tidak serta merta diambil sesuai yang diinginkan, tetapi juga memperhatikan resiko yang
ditanggung oleh perusahaan. Resiko yang terlalu besar akan menyebabkan para pemberi hutang ragu-ragu dalam memberikan kredit, karena kemungkinan
perusahaan tidak akan mampu mengembalikan hutang. Risiko yang optimal akan memaksimalkan keuntungan perusahaan yaitu dengan membatasi hutang sehingga
perusahaan tidak menghadapi masalah yang disebut dengan financial distress. Permasalahan ini yaitu apabila perusahaan tidak mampu membayar kewajibannya.
Pengambilan modal dari luar untuk meningkatkan aset ini akan mempengaruhi kondisi risiko bisnis dan struktur modal. Semakin tinggi
peningkatan aset dengan mengambil modal dari luar, maka risiko bisnis akan semakin kecil. Pengambilan modal dari luar hutang maka struktur modal akan
semakin tinggi. Hal ini berarti semakin kecil risiko bisnis, maka struktur modal akan semakin besar, berdasarkan hel tersebut, maka diperoleh hipotesis sebagai
berikut: H 4 : Risiko bisnis secara parsial berpengaruh negatif terhadap struktur modal
2.5.5. Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan berpengaruh, Profitabilitas
dan Risiko Bisnis secara simultan terhadap Struktur Modal
Agency theory dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling pada tahun 1976. Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun
sedemikian rupa untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan Hanafi, 2003. Penyusunan struktur modal menyesuaikan dengan kondisi
perusahaan, apakah hutang perusahaan dalam kondisi yang menyebabkan
perusahaan menemui financial distress, atau kondisi profit perusahaan yang sedang dalam keadaan yang sangat baik, atau kondisi beban pajak perusahaan
yang bisa dikatakan tinggi atau masih bisa untuk terus penambahan modal sendiri, atu juga perusahaan dalam kondisi yang prima sehingga membutuhkan aset dalam
jumlah yang sangat besar yang membutuhkan hutang untuk penambahan modalnya. Semua hal di atas dapat dilihat berdasar variabel Pertumbuhan Aset,
Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Risiko Bisnis, dari uraian tersebut, maka: H5 : Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Risiko Bisnis
secara simultan berpengaruh terhadap struktur modal. Berdasarkan landasan teori, tujuan penelitian dan hasil penelitian
sebelumnya serta permasalahan yang telah dikemukakan sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, berikut disajikan kerangka pemikiran yang dituangkan
dalam model penelitian pada gambar 2.1.
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir
Pertumbuhan Aset Ukuran
Perusahaan
Profitabilitas Risiko Bisnis
Struktur Modal
56
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel
3.1.1. Populasi
Populasi adalah kumpulan seluruh elemen sejenis, tetapi dapat dibedakan satu sama lain Supranto, 1994: 15. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan manufaktur sub-sektor makanan dan minuman yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2009-2011. Jumlah populasi perusahaan
yang dijadikan objek penelitian sebanyak 56 perusahaan.
3.1.2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur sub-sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia BEI tahun 2009-2011 dan memenuhi kriteria yang disyaratkan dalam penelitian.
3.1.3. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dengan teknik non random sampling yaitu cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota populasi diberi kesempatan untuk
dipilih menjadi sampel. Salah satu teknik pengambilan sampling yang termasuk dalam non random sampling adalah purposive sampling. Pada penelitian ini
pengambilan sampel dilakukan dengan melakukan pendekatan melalui metode purposive sampling, yaitu pengambilan yang berdasarkan pertimbangan tertentu
dimana syarat yang dibuat sebagai kriteria yang harus dipenuhi oleh sampel