12
BAB II TELAAH TEORI
2.1. Teori Stewardship Stewardship Theory
Menurut Donaldson dan Davis 1991 stewardship theory menggambarkan situasi dimana para manajemen tidaklah termotivasi oleh tujuan-tujuan individu
tetapi lebih ditujukan pada sasaran hasil utama mereka untuk kepentingan organisasi. Teori tersebut mengasumsikan bahwa adanya hubungan yang kuat
antara kepuasan dan kesuksesan organisasi. Sedangkan menurut Clarke 2004 dalam Zoelisty 2014 stewardship theory dibangun atas asumsi filosofis
mengenai sifat manusia, bahwa manusia pada hakekatnya dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas, dan
kejujuran terhadap pihak lain. Tabel 2.1 berikut merupakan asumsi dasar teori stewardship.
Tabel 2.1 Asumsi Dasar Teori
Stewardship
Manager as Stewards
Approach To Governance Sociological and Psychological
Model of human behaviour Collectivistic, pro-organizational,
trustworthy Managers Motivated by
Principal objectives Manager-Principal Interst
Covergence Structures That
Facilitate and Empower Owners Attitude
Risk-Propensity The Principal-Manager
Relantionship Relly on Trust
Sumber : Podrug, N 2011:406 Teori stewardship dapat diterapkan pada penelitian akuntansi organisasi
sektor publik seperti organisasi pemerintahan. Hubungan antara steward dan
principals dibangun atas dasar kepercayaan trust. Pemilik sumber daya prinsipals dengan berbagai keterbatasan mempercayakan trust pengelolaan
sumber daya tersebut kepada pihak manajemen steward. Oleh karena itu, manajemen pemerintah dalam hal ini bertindak sebagai pelayan steward bagi
masyarakat atas sumber daya yang dimiliki oleh publik. Standar Akuntansi Pemerintah SAP berbasis akrual diterapkan untuk
memenuhi kebutuhan pengguna informasi laporan keuangan. Laporan keuangan yang disajikan dengan berpedoman pada standar lebih mengutamakan
transaparansi dan akuntabilitas. Transparansi dan akuntabilitas merupakan substansi yang berperan penting dalam kepuasan publik atas pengelolaan
keuangan. Pengelolaan keuangan yang mengutamakan transparansi dan akuntabilitas membutuhkan kinerja yang baik dari aparatur pemerintah. Oleh
karena itu, untuk memenuhi kepuasan publik, aparatur negara harus memperhatikan kinerja terutama dalam pengelolaan keuangan.
2.2. Kinerja Performance