c. Dimensi Introvert-Ekstrovert Introversion-Extroversion
Eysenck dalam Pervin, 2005 mengemukakan karakteristik individu ekstrovert ditandai oleh sosiabilitas, bersahabat, aktif berbicara, impulsif,
menyenangkan, aktif, dan spontan. Eysenck dalam Pervin, 2005 menjabarkan komponen extroversi adalah kurangnya tanggung jawab, kurangnya refleksi,
pernyataan perasaan, penurutan kata hati, pengambilan resiko, kemampuan sosial, dan aktivitas. Lebih lanjut lagi, EysenckEysenck dalam Schultz, 2008
mengemukakan bahwa ciri yang khas dari kepribadian ekstrovert adalah mudah bergaul, suka pesta, mempunyai banyak teman, membutuhkan teman untuk
bicara, dan tidak suka membaca atau belajar sendirian. Individu dengan dimensi kepribadian ekstrovert sangat membutuhkan kegembiraan, mengambil tantangan,
sering menentang bahaya, berperilaku tanpa berpikir terlebih dahulu, dan biasanya suka menurutkan kata hatinya, gemar akan gurau-gurauan, selalu siap menjawab,
dan biasanya suka akan perubahan, riang, tidak banyak pertimbangan easy going, optimis, serta suka tertawa dan gembira, lebih suka untuk tetap bergerak
dalam melakukan aktivitas, cenderung menjadi agresif dan cepat hilang kemarahannya, semua perasaannya tidak disimpan dibawah kontrol, dan tidak
selalu dapat dipercaya Aiken, 1985, dalam Pervin 2005. Menunjukkan daya juang fisik yang tinggi, dapat melaksanakan tugas yang tinggi taraf kesukarannya
dengan baik, ramah, impulsif, tidak suka diatur dan dilarang, terlibat dalam aktivitas kelompok, pandai membawa diri dalam lingkungannya, mudah gembira,
memiliki keterikatan sosial, dapat memanfaatkan kesempatan yang ada, bertindak
Universitas Sumatera Utara
cepat, optimis, agresif, cepat dan mudah meredakan kemarahan, mudah tertawa, tidak dapat menahan perasaannya.
Menurut Eysenck dalam Pervin, 2005, introvert adalah satu ujung dari dimensi kepribadian introvert–ekstrovert dengan karakteristik watak yang tenang,
pendiam, suka menyendiri, suka termenung, dan menghindari resiko. Dimensi kepribadian ini memiliki sifat yang sabar, serius, sensitif, lebih suka beraktivitas
sendiri, mudah tersinggung, saraf otonom labil, mudah terluka, rendah diri, suka melamun, dan gugup. Lebih lanjut lagi, Aiken 1985, dalam Hall Lindzey
2005 mengatakan bahwa individu dengan dimensi kepribadian ekstrovert memiliki toleransi yang tinggi terhadap isolasikesendirian, kurang toleransi
terhadap keluhan fisik, cenderung melakukan secara baik terhadap tugas yang sederhanamudah, dan cenderung melaksanakan secara baik tugas yang menuntut
kesiap siagaan. Individu yang introvert juga cenderung menjauhkan diri, tidak mudah bergabung dengan orang lain, dan susah mengartikulasikan ide-idenya.
Skala dimensi ekstrovert dari Eysenck 1993 dapat dilihat pada skema dibawah ini.
Gambar 2.6 Struktur Hirarki Ekstrovert Sumber: Pervin, 2005
E
Sensatio n-
assertiv e
aktive lively
sociable
venturesome dominan
t carefree
surgent
Universitas Sumatera Utara
Dari ketiga dimensi yang diungkapkan oleh Eysenck, peneliti ingin membaginya berdasarkan dimensi kepribadian ekstrovert dan introvert. Karena
dimensi kepribadian ini di tujukan kepada individu yang normal yang berbeda dengan dimensi kepribadian lainnya yang ditujukan untuk individu abnormal.
Selain itu dimensi kepribadian ekstrovert dan introvert tersebut mudah untuk di observasi.
II.C. SMA SUTOMO 1 Medan
Yayasan Perguruan Sutomo didirikan pada tanggal 25 Februari 1958. Tahun 1964 dibuka Taman Kanak Kanak Yang diikuti pembukaan Play Group.
Tahun 1982 Perguruan Sutomo menambah unitnya dengan Sutomo 2 Perguruan Sutomo memiliki ambisi untuk menjadi salah satu sekolah
modern yang unggul di Indonesia dan memiliki komitmen yang tegas untuk memajukan lembaga pendidikan serta tidak mementingkan profit karena
menyadari bahwa yayasan ini adalah milik masyarakat. Adapun misi dan visi yang dimiliki oleh SUTOMO adalah :
VISI : Menjadikan Perguruan Sutomo sebagai Lembaga Pendidikan yang Cerdas dan Unggul dalam mentransformasikan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi kepada
seluruh masyarakat dan membangun karakter bangsa MISI : Membentuk pelajar yang unggul, kreatif, cerdas, terampil, bertanggung
jawab, dinamis dan berbudi pekerti luhur, serta bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Universitas Sumatera Utara
II.D. Academic Self Management Ditinjau dari Dimensi Kepribadian
Ekstrovert dan Introvert
Academic self management merupakan salah satu cara dalam meningkatkan kesuksesan pelajar. Dembo 2004 menyatakan pelajar yang
sukses adalah pelajar yang dapat menggunakan kemampuannya dalam memproses motivasi dan mengontrol perilaku mereka. Hal yang terpenting untuk
menjadi pelajar yang sukses adalah dengan mengembangkan kemampuan memonitor pengetahuan, mengenali ketika ada hal yang tidak diketahui dan hal
yang lainnya. Menurut Boekaerts dalam Susanto, 2006, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pelajar untuk mencapai prestasi yang optimal, yaitu inteligensi, kepribadian, lingkungan kampus, dan lingkungan rumah. Bandura,
Zimmerman, dan Martinez-Pons dalam Papalia dkk, 2001 berpendapat bahwa individu yang mengatur diri mereka dalam belajar dan meyakini bahwa ia mampu
mengatasi bahan-bahan akademik akan memiliki kesuksesan dan prestasi belajar yang tinggi dibandingkan dengan individu yang tidak percaya akan kemampuan
dirinya. Pengaturan diri dalam bidang akademik dengan mengontrol cara belajarnya disebut dengan academic self management.
Academic self management adalah suatu strategi pembelajaran yang digunakan oleh pelajar untuk mengontrol faktor-faktor yang mempengaruhi
pembelajarannya Dembo, 2004. Dari yang sudah dipaparkan sebelumnya, dapat dilihat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan yang optimal adalah
Universitas Sumatera Utara
pelajar yang dapat menggunakan kemampuannya dalam memproses motivasi dan mengontrol perilaku mereka sehingga tercapailah tujuan dalam belajar tersebut.
Usaha dalam mencapai kesuksesan belajar dipengaruhi oleh faktor kepribadian. Kepribadian dalam penelitian ini terdiri dari dua dimensi. Dimensi
tersebut yaitu ekstroverts dan introverts dengan karakteristik maupun ciri-ciri yang sangat berbeda. Bila dikaitkan antara academic self management dengan tipe
kepribadian dapat dilihat bahwa orang yang mampu dan memiliki kemampuan mengontrol diri dengan baik adalah orang-orang dengan tipe kepribadian
introvert. Menurut Eysenck dalam Atkinson, 1993 menyatakan bahwa introvert dinyatakan orang yang suka dengan keteraturan apabila dibandingkan dengan
ektrovert yang tidak menyukai belajar sendiri. Perbedaan ini juga mencakup dalam proses pembelajaran seperti keaktifan dalam belajar, kepekaan maupun
sosialisasi dan pengerjaan tugas. Dari perbedaan inilah peneliti ingin melihat bagaimana perbedaan academic self management ditinjau dari dimensi
kepribadian ekstroverts dan introverts.
II.E. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “ada perbedaan academic self management ditinjau dari dimensi
kepribadian.”
Universitas Sumatera Utara
BAB II LANDASAN TEORI