Rumusan Masalah Hipotesis Pendahuluan

Glasgow Coma Scale GCS, diameter pupil dan reaksi cahaya, keadaan hipotensi dan gambaran CT scan pada pemeriksaan awal Sastrodiningrat,2006. Menurut Madikian 2006 faktor-faktor lain yang secara signifikan berpengaruh terhadap prognosis pasien cedera kepala meliputi kadar gula darah, suhu tubuh, konsentrasi laktat otak dan jumlah platelet. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk memahami patofisiologi cedera kepala berat serta faktor- faktor yang mempengaruhi prognosisnya. Apabila dokter telah mengetahui faktor-faktor tersebut akan mempermudah dalam memberikan penjelasan yang akurat terhadap keluarga penderita, untuk menentukan apakah suatu tindakan agresif dan suportif akan diteruskan atau dihentikan Sastrodiningrat,2006.

1.2. Rumusan Masalah

Apakah usia, skor awal GCS, reflek pupil terhadap cahaya, keadaan hipotensi dan gambaran CT scan pada pemeriksaan awal mempengaruhi outcome penderita cedera kepala sedang-berat non operasi?

1.3. Hipotesis

Ada hubungan antara usia, skor awal GCS, reflek pupil terhadap cahaya, keadaan hipotensi dan gambaran CT scan pada pemeriksaan awal terhadap outcome penderita cedera kepala sedang-berat non operasi. Universitas Sumatera Utara

1.4. Tujuan

1.4.1. Tujuan umum

Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi outcome penderita cedera kepala sedang-berat non operasi

1.4.2. Tujuan khusus

Mengetahui hubungan antara usia, skor awal GCS, reflek cahaya pupil, keadaan hipotensi dan gambaran CT scan pada pemeriksaan awal terhadap outcome penderita cedera kepala sedang-berat non operasi.

1.5. Manfaat

1.5.1. Bidang akademikilmiah

Meningkatkan pengetahuan peneliti di bidang bedah saraf, khususnya tentang hubungan antara hubungan antara usia, skor awal GCS, reflek cahaya pupil, keadaan hipotensi dan gambaran CT scan pada pemeriksaan awal terhadap outcome penderita cedera kepala sedang-berat non operasi.

1.5.2. Bidang pelayanan masyarakat

Meningkatkan pelayanan penderita cedera kepala, khususnya pelayanan di bidang bedah saraf. Universitas Sumatera Utara

1.5.3. Bidang pengembangan penelitian

Memberikan data awal terhadap departemen bedah saraf tentang hubungan antara hubungan antara usia, skor awal GCS, reflek cahaya pupil, keadaan hipotensi dan gambaran CT scan pada pemeriksaan awal terhadap outcome penderita cedera kepala sedang-berat non operasi. Universitas Sumatera Utara 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendahuluan

Tingginya angka mortalitas yang disebabkan cedera kepala berat bervariasi dari 30 sampai 50 . Faktor-faktor yang berhubungan dengan penurunan angka survival meliputi nilai GCS rendah, usia lanjut, dijumpainya hematom intrakranial dan keadaan sistemik lain yang memperberat keadaan cedera kepala. Penelitian lain menunjukkan, 30-60 pasien cedera kepala dengan Intra Cranial Pressure ICP tidak terkontrol meninggal dan berbeda dengan penelitian besar lainnya dijumpai hasil outcome yang lebih baik dengan cacat sedang Moulton,2005. Menentukan prognosis untuk penderita-penderita dengan cedera kepala berat seringkali sulit, suatu upaya yang selalu menjadi beban bagi spesialis bedah saraf. Sebuah prognosis yang akurat adalah sangat penting untuk membuat suatu keputusan apakah informed consent diberikan atau tidak. Demikian juga halnya dengan sejawat di unit gawat darurat dan para spesialis yang bekerja di unit perawatan intensif ingin mengetahui bila suatu tindakan penunjang secara agresif harus dilaksanakan atau hanya sekedar perawatan berdasarkan faktor kemanusiaan. Kenyataannya walau dokter dokter yang paling berpengalaman pun sulit untuk menentukan prognosis akhir segera setelah cedera. Hal ini disebabkan karena keterbatasan penilaian klinik clinical assessment awal, lamanya penyembuhan 5 Universitas Sumatera Utara pada penderita cedera berat, dan banyaknya faktor dan variabel yang mempengaruhi prognosis penderita cedera kepala berat. Penelitian-penelitian telah dilakukan untuk memperlihatkan hubungan faktor-faktor prognosis tersebut dengan outcome yang dicapai hasil yang bermacam-macam. Dengan adanya parameter-parameter prognosis yang lebih baru dan berbagai tes-tes penunjang telah menolong menentukan potensi untuk penyembuhan fungsional functional recovery Rovlias,2004; Sastrodiningrat,2006. Meski masih dijumpai keraguan terhadap faktor-faktor tersebut berdasarkan penilaian klinis terhadap prognosis pada cedera kepala, hubungan salah satu faktor terhadap faktor lain dalam peranannya terhadap prognosis pasien cedera kepala juga masih diperdebatkan. Hal ini yang masih menjadi acuan bahwa faktor-faktor prognosis tidak bisa digunakan sebagai satu-satunya variabel dalam keberhasilan menentukan keputusan pengobatan. Namun, tidak bisa tidak, faktor- faktor tersebut sedikit banyak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan penanganan pasien Bahloul dkk,2009; Kan dkk, 2009.

2.2. Faktor Epidemiologik