3. Memahami dan mendeskripsikan dampak dari adanya peran Desa Adat Kuta
dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia terhadap kehidupan masyarakat.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat diantaranya:
1. Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam ruang lingkup
sosiologi perkotaan, dalam perspektif adat dan budaya. 2.
Dapat dijadikan tolok ukur bagi penelitian sejenis.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan bagi Pemerintah
Daerah, Desa Adat Kuta dan desa adat lainnya dalam pemberdayaan dan peningkatan kualitas SDM.
2. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran kepada Krama
Adat Kuta dan masyarakat adat Bali pada umumnya tentang peran-peran strategis yang dapat dilakukan desa adat untuk mensejahterakan
masyarakatnya.
3. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan untuk melihat bagaimana
desa adat dapat berperan dalam era global dan modern serta dalam hiruk pikuk dunia pariwisata yang dapat mengancam eksistensi desa adat.
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka
Beberapa penelitian sebelumnya telah mengulas mengenai peran desa adat dalam era global. Salah satunya adalah penelitian Darmadi 2011 yang berjudul
“Representasi Budaya Masyarakat Lokal dan Politik Identitas Desa Adat Kuta dalam Postkolonialitas Kawasan Industri Pariwisata”. Penelitian ini menjelaskan tentang
bagaimana representasi budaya masyarakat lokal di Kuta yang juga di dalamnya menyangkut tentang Desa Adat, sebab Desa Adat juga merupakan representasi dari
budaya masyarakat lokal di Kuta yang berjuang untuk menghadirkan kembali posisi dan peranan masyarakat lokal yang didominasi ruang turistik global. Diterangkan
juga oleh Darmadi bahwa Kuta merupakan kawasan turistik dan bagian dari destinasi pariwisata global. Adanya fakta tersebut menjadikan realitas kehidupan masyarakat
lokal dan penduduk asli dalam situasi terdominasi dan terjajah secara ekonomi dan budaya. Keberadaan desa adat menjadi suatu barikade dan wadah advokasi bagi
permasalahan tadi. Penelitian ini memberi gambaran bahwa politik identitas desa adat dipandang
wajar sebagai penggerak dinamis dalam representasi masyarakat lokal dan formasi identitas manusia global. Adanya penyesuaian antara nilai budaya tradisional dan
budaya turistik global, merupakan wujud adaptasi masyarakat lokal terhadap pertumbuhan industri pariwisata di Kuta, yang disambut dengan politik identitas dan