60
3. Tes
Arikunto 2005: 53 mengemukakan bahwa tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam
suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang telah ditentukan tergantung petunjuk-petunjuk yang diberikan. Teknik pengumpulan data tes dilakukan
dengan uji coba produk pada siswa kelas III SD Negeri Bhayangkara. Tes berbentuk pilihan ganda yang terdiri dari dua tipe soal A dan B yang masing-
masing terdiri dari 40 butir soal. Jumlah siswa yang mengikuti tes adalah 70 siswa yang terdiri dari tiga kelas, 38 siswa mengerjakan tipe A dan 32 siswa
mengerjakan tipe B. Hasil dari tes ini akan dianalisis tes mulai dari validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan analisis pengecoh.
E. Instrumen Penelitian
Sugiyono 2015: 148 mengemukakan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. 1.
Data Kualitatif Data kualitatif dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dengan guru
kelas III SD Karitas Nandan dan guru kelas III SDN Bhayangkara. Wawancara berisi delapan belas pertanyaan untuk memperoleh informasi terkait tes hasil
belajar siswa. Berikut adalah kisi-kisi pedoman wawancara untuk guru: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 3. 1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara No. Indikator
Pertanyaan Nomer
Item 1.
Pemahaman Evaluasi
Pembelajaran Apakah Fungsi evaluasi pembelajaran menurut
guru? 1
Berapa kali
guru melakukan
evaluasi pembelajaran dalam satu semester?
2 2
Proses Pembuatan Soal
Apakah guru membuat soal evaluasi sendiri atau mengambil dari LKS?
3 Langkah-langkah pembuatan soal evaluasi?
4 Bentuk soal yang pernah dibuat oleh guru?
5 Kesulitan yang ditemui saat membuat soal?
8 Soal seperti apa yang dapat dikatakan baik?
15 Apakah memerlukan
prototype
kumpulan soal yang sudah baik dan dibukukan bentuk tes
pilihan ganda yang sudah dikatakan baik untuk membuat soal?
17
3 Efektivitas Soal
Dalam pembuat soal evaluasi khususnya pilihan ganda
apakah guru
memperhatikan karakteristik butir soal tingkat kesukaran, daya
pembeda dan analisis pengecoh? 9
Bagaimana tingkat kesukaran soal yang telah dibuat?
10 Apakah pengecoh dalam soal berfungsi?
11 Soal yang dibuat sudah diketahui validitas dan
reliabilitasnya? 12
Cara menguji validitas dan reliabilitasnya sebelum diujikan kepada siswa?
13 4
Tindak Lanjut
Soal Soal-soal yang sudah dibuat apakah ada tindak
lanjutnya? 14
5 Kesesuaian Soal
dengan Kemampuan
Siswa Soal dibuat sudah relevan dengan kehidupan
siswa sehari-hari? 16
Materi apa yang sulit oleh siswa? 18
6 Kesesuaian
dengan ranah
kognitif Pembuatan soal tes hasil belajar sudah
menerapkan ranah kognitif Taksonomi Bloom dari level mengingat, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta?
6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Sudah sampai taraf mana dan apakah bisa ditingkatkan lagi?
7
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah kuesioner untuk para ahli dan guru serta instrumen tes yang diujicobakan kepada siswa kelas III SD Negeri
Bhayangkara. a.
Kuesioner Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar validasi
untuk dua ahli matematika dan tiga guru kelas III SD berjumlah 17 butir pernyataan yang disusun berdasarkan tiga aspek yaitu kesesuaian soal
dengan KD, proses pembuatan soal dan penggunaan bahasa. Instrumen kuesioner bertujuan untuk mengetahui kualitas produk tes hasil belajar
yang telah didesain. Berikut adalah kisi-kisi kuesioner produk tes hasil belajar.
Tabel 3. 2 Kisi-kisi Kuesioner Produk Tes Hasil Belajar
No. Indikator Pertanyaan
Nomor Item
1. Kesesuaian
Soal dengan
KD Kesesuaian setiap butir soal dengan SK dan KD.
1 Kesesuaian setiap butir soal dengan indikator.
2 Kesesuaian setiap butir soal dengan materi.
3 2
Proses Pembuatan
Soal Instruksi soal jelas dan mudah dipahami.
4 Soal disajikan secara sistematis, runtut dan alur
logika berpikir sudah sesuai dengan urutan sub materi yang disampaikan.
5
Tingkat kesukaran
soal sesuai
dengan perkembangan siswa.
6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Setiap butir soal terdapat satu jawaban yang benar atau yang paling benar.
7 Penyusunan alternatif jawaban soal berdasarkan
urutan besarnya angka dan alphabet. 8
Setiap opsi pada pilihan jawaban panjang dan pendeknya jawaban sama atau seragam.
9 Pengecoh dalam alternatif jawaban tidak terlalu
tampak. 10
Pilihan jawaban tidak memungkinkan siswa menebak langsung.
11 Waktu yang ditetapkan untuk mengerjakan soal
sesuai dengan soal pilihan ganda. 12
Soal yang dibuat relevan dengan kehidupan sehari- hari.
13 Penggunaan
Bahasa Kalimat pokok dalam butir soal menghindari
penggunaan bentuk negatif. Kalimat pokok dalam butir soal menghindari penggunaan bentuk negatif.
14
Penyusunan kalimat soal sudah menggunakan susunan kalimat yang benar dan sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. 15
Kalimat soal menghindari pengulangan kata. 16
Kalimat soal mudah dipahami. 17
b. Tes
Instrumen tes yang diujicoba berupa tes hasil belajar materi mengenal hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat
untuk siswa kelas III SD. Jumlah butir dalam masing-masing set A dan set B adalah 40 butir soal.
Tes dilakukan untuk mengetahui kualitas tiap masing-masing butir soal. Tes hasil belajar disusun berdasarkan indikator. Berikut adalah indikator
dari soal tes hasil belajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 3. 3 Indikator Soal Tes Hasil Belajar
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
Bentuk Soal
Nomor Soal Tipe
A dan Tipe B
2. Menggunakan
pengukuran waktu, panjang
dan berat
dalam pemecahan
masalah.
2.1 Mengenal
hubungan antar
satuan waktu, antar satuan
panjang, dan antar satuan
berat. 3.3.1 Membaca tanda waktu
dalam bentuk angka. Mengingat C1
Pilihan Ganda
1 dan 2 3.3.2 Menyebutkan satuan
berat yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Mengingat C1 3 dan 4
3.3.3 Menunjukkan satuan panjang yang biasa digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat C1
5 dan 6 3.3.4 Menghitung jumlah hari
dalam satu bulan. Memahami C2
7 dan 8 3.3.5 Menghitung selisih
panjang. Memahami C2 9 dan 10
3.3.6 Membandingkan berat barang. Memahami C2
11 dan 12 3.3.7 Menentukan hubungan
antar satuan waktu. Mengaplikasikan C3
13, 14 dan 15
3.3.8 Menentukan hubungan antar satuan panjang. C3
16, 17 dan 18
3.3.9 Menentukan hubungan antar satuan berat.
Mengaplikasikan C3 19, 20 dan
21 3.3.10 Memecahkan masalah
yang berhubungan dengan satuan waktu. Menganalisis
C4 22 dan 23
3.3.11 Memecahkan masalah yang berhubungan dengan
24 dan 25 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
satuan panjang. Menganalisis C4
3.3.12 Memecahkan masalah yang berhubungan dengan
satuan berat. Menganalisis C4
26 dan 27
3.3.13 Memprediksi waktu untuk menyelesaikan
permasalahan yang berkaitan dengan satuan waktu.
Mengevaluasi C5 28 dan 29
3.3.14 Mengkombinasikan anatar satuan berat untuk
menyelesaikan masalah. Mengevaluasi C5
30 dan 31 3.3.15 Menggabungkan antar
satuan panjang untuk menyelesaikan suatu
permasalahan. Mengevaluasi C5
32 dan 33
3.3.16 Menyimpulkan permasalahan yang berkaitan
dengan satuan waktu. Mencipta C6
34, 35 dan 36
3.3.17 Menyimpulkan permasalahan yang berkaitan
dengan satuan panjang. Mencipta C6
37 dan 38 3.3.18 Menyimpulkan
permasalahan yang berkaitan dengan satuan berat. Mencipta
C6 39 dan 40
66 F.
Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono 2015: 335 teknik analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami.
Teknik analisis data yang dilakukan peneliti berdasarkan jenis data yang digunakan, yaitu data kualitatif dan kuantitatif.
1. Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dengan dua guru kelas III SD dan komentar yang diberikan oleh validator yaitu dua ahli
matematika dan tiga guru. Analisis data yang dilakukan oleh peneliti pada instrumen wawancara adalah membuat kesimpulan dari data yang diperoleh
peneliti saat melakukan wawancara. 2.
Data Kuantitatif Data kuantitatif dalam penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang
dinilai oleh dua ahli matematika dan tiga guru kelas serta analisis butir soal. Analisis butir soal menggunakan TAP
Test Analiysis Program
versi 14.7.4 untuk menghitung data analisis butir soal yang meliputi validitas, reliabilitas,
67
daya pembeda, tingkat kesukaran dan analisis pengecoh. Teknik analisis data kuantitatif dijabarkan sebagai berikut:
a. Kuesioner
Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan penilaian tes hasil belajar oleh dua ahli matematika dan tiga guru. Ada dua ahli matematika dan tiga
guru kelas III SD. Tes hasil belajar yang telah divalidasi kemudian diklasifikasikan ke dalam skala empat. Berikut adalah klasifikasi hasil
penilaian skala empat menurut Widoyoko, 2015: 69: Tabel 3. 4 Klasifikasi Hasil Penilaian Skala Empat
Interval Tingkat Pencapaian Kategori
3.25 M ≤ 4.00 Sangat Baik
2.50 M ≤ 3.25 Baik
1.75 M ≤ 2.50 Kurang Baik
1.00 M ≤ 1.75 Tidak Baik
Keterangan: M = rerata skor pada aspek yang dinilai
Hasil skor yang diperoleh kemudian dijadikan acuan dalam memberikan kesimpulan mengenai kelayakan tes hasil belajar untuk
diujicobakan atau tidak. Terdapat 4 pilihan kesimpulan yaitu 1 tidak layak untuk digunakanuji coba lapangan 2 kurang layak untuk digunakanuji
coba lapangan 3 layak untuk digunakanuji coba lapangan dengan perbaikan sesuai saran 4 layak untuk digunakanujicoba lapangan tanpa
68
perbaikan. Penentuan kriteria kelayakan desain produk mengacu pada tabel 3.4 tentang klasifikasi hasil penilain skala empat. Jika diperoleh skor
1.00 M ≤ 1.75 termasuk kategori tidak baik artinya desain produk tidak layak untuk digunakanuji coba lapangan, perolehan skor
1.75 M ≤ 2.50 termasuk kategori kurang baik artinya desain kurang layak untuk
digunakanuji coba lapangan, perolehan skor 2.50 M ≤ 3.25 termasuk
kategori baik artinya deain produk layak untuk digunakanuji coba lapangan dengan perbaikan sesuai saran dan perolehan skor
3.25 M ≤ 4.00 termasuk kategori sangat baik artinya desain produk layak untuk
digunakanujicoba lapangan tanpa perbaikan. b.
Analisis Butir Soal Data kuantitatif dari hasil uji coba lapangan berupa analisis butir soal
menggunakan teknik analisis data dengan program TAP versi 14.7.4. Analisis butir soal mencakup lima hal yaitu validitas, reliabilitas, daya
pembeda, tingkat kesukaran dan pengecoh. 1
Validitas Tes yang dikatakan valid apabila hasilnya sesuai dengan
kriteria. Teknik analisis validitas menggunakan program TAP versi 14.7.4. Analisis validitas soal dapat dilihat pada bagian
point bisserial
pada TAP. Menurut Sugiyono 2010: 258 item yang dikatakan valid adalah item yang mempunyai r
hitung
r
tabel
dengan atas taraf signifikansi yang digunakan sebesar 5 atau 0,05. Dari hasil analisis
69
menggunakan aplikasi TAP r
hitung
adalah r yang diperoleh sama dengan atau lebih besar dari r tabel signifikansi.
Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran teknik korelasi biserial menurut Arikunto 2005: 79. Menghitung validitas
menggunakan rumus
�
pbi
.
Keterangan: �
pbi
= koefisiensi korelasi biserial
M
p
= rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya.
M
t
= rerata skor total S
t
= standar deviasi dari skor total p
= proporsi siswa yang menjawab benar p =
y y w y
e w e
u e u u w
q = proporsi siswa yang menjawab salah q= 1-p
Berdasarkan taraf signifikansi yang digunakan sebesar 5 atau 0,05 dengan jumlah N = 32 siswa adalah 0,349 maka soal dikatakan valid apabila
nilai itemnya sama dengan atau lebih dari 0,349. Sedangkan dengan jumlah N = 38 siswa adalah 0,320 maka soal dikatakan valid apabila nilai itemnya sama
�
pbi
=
�
�
−�
�
�
�
√
70
dengan atau lebih dari 0,320. Berikut adalah r
tabel
menurut Arikunto 1989: 312.
Gambar 3. 3 R
tabel
Berikut adalah klasifikasi validitas menurut Jihad Haris 2012: 180 Tabel 3. 5 Klasifikasi Validitas
No. Rentang Nilai
Kategori 1
0,80 sampai ≤ 1,00 Sangat Tinggi
2 0,60 sampai ≤ 0,80
Tinggi 3
0,40 sampai ≤ 0,60 Cukup
4 0,20 sampai ≤ 0,40
Rendah 5
r sampai ≤ 0,20 Sangat Rendah
71
Hasil analisis validitas yang dianalisis menggunakan teknik
point biserial
pada program TAP dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3. 4 Hasil Validitas pada Program TAP
Pada gambar 3.4 menunjukkan beberapa kolom yaitu
item
,
key
,
number correct
,
item difficulty
,
discrimination indeks
,
correct in high group
,
correct in low group
,
point biserial dan adjusted point-biserial
. Kolom
item
menunjukkan nomor soal, kolom
key
menunjukkan kunci jawaban soal, kolom
number correct
menunjukkan jumlah siswa yang menjawab benar dalam setiap soal,
item difficulty
berisi tentang angka bentuk desimal yang menunjukkan tingkat kesukaran setiap soal,
d
iscriminitaion indeks
menunjukkan besarnya indeks daya pembeda setiap soal,
correct in high group
menunjukkan siswa yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
berkamampuan tinggi yang menjawab benar setiap soal,
correct in low group
menunjukkan siswa yang berkemampuan rendah yang menjawab benar setiap soal,
point biserial
menunjukkan angka untuk menentukan valid atau tidaknya soal tersebut.
Point biserial
atau kolerasi
point biserial
yang artinya korelasi
product moment
yang diterapkan pada data, dimana variabel-variabel yang dikorelasikan sifatnya masing-
masing berbeda satu sama lain. Butir tes yang memiliki korelasi tinggi dan positif menunjukkan validitas yang tinggi.
2 Reliabilitas
Menurut Sudjana 1995: 16 reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tes dalam menilai apa yang seharusnya dinilai. Artinya
kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode belah dua atau
split-half method
dengan cara membelah atas item soal ganjil dengan item soal genap. Metode ini dipilih karena tes hasil belajar
hanya diujicobakan satu kali. Langkah pertama menggunakan rumus
product moment
dengan angka kasar sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
� = �
− √{�
− }{� � −
} Keterangan:
r
xy
= koefisiensi korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan
X = variabel X
Y = variabel Y
N = jumlah peserta
Langkah kedua menggunakan rumus
Spearman-Brown
sebagai berikut:
r
11
=
⁄ ⁄
+
⁄ ⁄
Keterangan:
r
11
= koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan r
1⁄2 1⁄2
= korelasi antara skor-skor setiap belahan tes PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Klasifikasi Reliabilitas menurut Jihad Haris 2012: 180 Tabel 3. 6 Klasifikasi Reliabilitas
No. Rentang Nilai
Kategori 1
r ≤ sampai ≤ 0,20 Sangat Rendah
2 0,20 sampai ≤ 0,40
Rendah 3
0,40 sampai ≤ 0,70 Cukup
4 0,70 sampai ≤ 0,90
Tinggi 5
0,90 sampai ≤ 1,00 Sangat Tinggi
Berdasarkan tabel di atas peneliti menetapkan item yang lolos jika memiliki nilai reliabilitas yang temasuk dalam tiga kategori yaitu
“cukup” dengan rentang nilai 0,40 sampai ≤ 0,70, kategori “tinggi” dengan rentang nilai
0,70 sampai ≤ 0,90 dan kategori “sangat tinggi” dengan rentang nilai 0,90 sampai ≤ 1,00.Hasil analisis reliabilitas
menggunakan program TAP dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3. 5 Hasil Reliabilitas pada Program TAP PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Pada gambar di atas reliabilitas yang digunakan adalah
Split Half
Odd Even
atau pembagian ganjil genap. Pembagian ganjil genap dipilih karena dalam pembagian tingkat kesukaran soal lebih
merata, sehingga nilai yang diperoleh antara ganjil dan genap tidak berbeda terlalu jauh. Hasil analisis reliabilitas pada TAP
Test Analysis Program
kemudian dibandingkan dengan tabel klasifikasi reliabilitas untuk menentukan kriteria reliabel atau tidaknya soal
yang dianalisis. 3
Daya Pembeda Menurut Arikunto 2005: 211 daya pembeda adalah
kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi siswa yang berkemampuan rendah.
Angka yang menunjukkan besar daya pembeda disebut indeks diskriminasi D. Indeks diskriminasi daya beda berkisar antara 0,00
sampai 1,00. Indeks diskriminasi daya beda tidak mengenal kata negatif. Tanda negatif digunakan jika soal terbalik menunjukkan
kualitas siswa. Artinya jika daya beda soal menghasilkan nilai negatif yang tinggi, soal tersebut dianggap mudah oleh siswa yang memiliki
kemampuan rendah. Sebaliknya jika soal menghasilkan nilai positif yang tinggi, soal tersebut dianggap sukar oleh siswa yang memiliki
kemampuan tinggi. -1,00
0,00 1,00
Daya beda negatif
Daya beda rendah
Daya beda tinggi
76
Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi menurut Arikunto 2005: 213, yaitu:
Keterangan: J
= jumlah peserta tes J
A
= banyaknya peserta kelompok atas J
B
= banyaknya peserta kelompok bawah B
A
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal benar B
B
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar
P
A
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P sebagai indeks kesukaran
P
B
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar Klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto 2005: 218 sebagai
berikut:
D =
� �
-
� �
= P
A
- P
B
77
Tabel 3. 7 Klasifikasi Daya Pembeda No.
Rentang Nilai Kategori
1 0,00
– 0,20 Jelek
poor
2 0,20
– 0,40 Cukup
satisfactory
3 0,40
– 0,70 Baik
good
4 0,70
– 1,00 Baik sekali
excellent
Berdasarkan tabel di atas peneliti menetapkan item yang lolos jika memiliki nilai daya beda yang temasuk dalam kategori yaitu
“baik” dengan rentang nilai 0,40 sampai ≤ 0,70 dan kategori “baik sekali
” dengan rentang nilai 0,70 – 1,00. Hasil analisis daya beda menggunakan program TAP dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3. 6 Hasil Daya Beda pada Program TAP PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Disc. Index
menunjukkan besarnya indeks daya pembeda setiap soal
pada TAP
Test Analysis Program
yang nilainya berkisar antara 0,00
– 1,00. Semakin tinggi nilai yang diperoleh makan semakin baik daya pembeda soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan
tinggi dan berkemampuan rendah. Hasil analisis
Discrimination Index
daya pembeda pada TAP
Test Analysis Program
kemudian dibandingkan dengan tabel klasifikasi daya pembeda untuk
menentukan kriteria daya pembeda soal. 4
Tingkat Kesukaran Menurut Arikunto 2005: 207 soal yang baik adalah soal yang
tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran
difficulty index
. Besar indeks kesukaran antara 0,0 – 1,0. Indeks
kesukaran menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bawah soal tersebut terlalu sukar,
sebaliknya jika indeks 1,0 menunjukkan bahwa soal tersebut terlalu mudah.
0,0 1,0
sukar mudah
79
Rumus untuk menentukan indeks kesukaran menurut Arikunto 2005: 207, yaitu:
Keterangan: P
= indeks kesukaran B
= banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS
= jumlah seluruh siswa peserta tes Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering
diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 3. 8 Klasifikasi Indeks Kesukaran
No. Rentang Nilai
Kategori 1
0,00 – 0,30
Sukar 2
0,30 – 0,70
Sedang 3
0,70 – 1,00
Mudah Berdasarkan tabel di atas peneliti menggunakan indeks
kesukaran kategori mudah, sedang dan sukar. Pembagian soal untuk kategori mudah-sedang dan sukar dapat menggunakan tiga
perbandingan, yaitu 1 30 mudah , 40 sedang, 30 sukar, 2 30 mudah, 50 sedang 20 sukar dan 3 25 mudah, 50 sedang, 25
P =
� ��
80
sukar. Peneliti menggunakan perbandingan 30-40-30 untuk indeks kesukaran soal.
Hasil analisis tingkat kesukaran menggunakan program TAP dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3. 7 Hasil Tingkat Kesukaran pada Program TAP
Item diff
berisi tentang angka bentuk desimal yang menunjukkan tingkat kesukaran setiap soal.
Item Difficulty
pada TAP
Test Analysis Program
kemudian dibandingkan dengan tabel klasifikasi tingkat kesukaran untuk menentukan kriteria tingkat kesukaran.
5 Analisis Pengecoh
Menurut Arikunto 2005: 220 pengecoh yang tidak dipilih sama sekali oleh peserta tes berarti pengecoh tersebut jelek, terlalu menyolok
menyesatkan. Sebaliknya sebuah pengecoh yang dikatakan berfungsi dengan baik apabila pengecoh tersebut mempunyai daya tarik yang
besar bagi pengikut tes yang kurang memahami konsep. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Pengecoh yang dikatakan berfungsi baik jika paling sedikit dipilih oleh 5 peserta tes. Pengecoh dikatakan berfungsi efektif
apabila banyak dipilih oleh peserta tes yang berkemampuan rendah, sebaliknya jika pengecoh banyak dipilih oleh siswa berkemampuan
tinggi makan pengecoh tersebut tidak berfungsi sebagai mestinya. Hasil analisis pengecoh menggunakan program TAP dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3. 8 Hasil Pengecoh pada Program TAP
Gambar di atas tediri dari beberapa kolom yaitu kolom
item
, kolom
group
dan kolom
option
1 - 4. Kolom
item
berisi nomor soal yang akan dianalisis, kolom
group
berisi tentang bebapa indikator yang berhubungan dengan kolom option 1
– 4 yang berisi pilihan jawaban PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
soal dan beberapa siswa yang memilih jawaban tersebut.
High
menunjukkan siswa yang berkemampuan tinggi ,
low
menunjukkan siswa yang berkemampuan rendah dan
difference
adalah siswa yang berkemampuan sedang. Analisis pengecoh
pada TAP
Test Analysis Program
menunjukkan jumlah siswa yang memilih
option
yang disediakan. Analisis pengecoh
pada TAP
Test Analysis Program
kemudian dibandingkan dengan kriteria penentuan pengecoh dikatakan berfungsi atau tidak yaitu dipilih paling sedikit 5 atau 2 siswa dari
total jumlah peserta tes. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai tes hasil belajar materi mengenal hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan
berat.
A. Hasil Penelitian