Pengembangan tes hasil belajar matematika materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa kelas III Sekolah Dasar

(1)

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI HUBUNGAN ANTAR SATUAN WAKTU, ANTAR SATUAN PANJANG DAN

ANTAR SATUAN BERAT UNTUK SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh: Lilis Suryani NIM: 131134107

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANTA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

(3)

(4)

PERSEMBAHAN

SKRIPSI INI KU PERSEMBAHKAN UNTUK

Tuhan Yesus Kristus

Kedua orang tua saya, Bapak dan Mamah Pintauli Simarmata yang selalu

memberikan doa dan dukungan

Kakak Elis Muharni dan Adik Christian yang selalu memberikan

semangat dan dukungan

Teman-teman mahasiswa angkatan 2013

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta


(5)

MOTTO

Percaya akan Kasih Tuhan dan Selalu Bersyukur (Penulis)

Amsal 2:11

Kebijaksanaan akan memelihara engkau, kepandaian akan menjaga engkau

Yohanes 15: 9

Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.

Ulangan 28:13

Tuhan akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah Tuhan,


(6)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 7 Februari 2017 Peneliti


(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma: Nama : Lilis Suryani

Nomor Mahasiswa : 131134107

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI HUBUNGAN ANTAR SATUAN WAKTU, ANTAR SATUAN PANJANG DAN ANTAR SATUAN BERAT UNTUK SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR. beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di intrenet atau media lain untuk keperluan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis..

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 7 Februari 2017 Yang menyatakan


(8)

ABSTRAK

Suryani, Lilis (2017). Pengembangan Tes Hasil Belajar Mematika Materi Hubungan Antar Satuan Waktu, Antar Satuan Panjang dan Antar Satuan

Berat untuk Siswa Kelas III Sekolah Dasar. Skripsi Yogyakarta:

Pendidikan Studi Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. Latar belakang penelitian ini adalah adanya potensi dan masalah yang dihadapi guru terkait dengan pembuatan tes hasil belajar serta kebutuhan guru akan soal yang telah memiliki kualitas butir soal yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengambangkan tes hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa Kelas III SD, (2) mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar pada mata pelajaran matematika materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa Kelas III SD.

Penelitian pengembangan tes hasil belajar ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Prosedur pengembangan produk tes hasil belajar ini memodifikasi langkah-langkah penelitian dan pengembangan milik Borg and Gall menjadi 7 langkah. Subjek penelitian ini adalah 70 siswa kelas III SD Negeri Bhayangkara.

Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan (1) langkah-langkah penelitian pengembangan tes hasil belajar yaitu (a) potensi masalah (b) pengumpulkan data (c) desain produk (d) validasi desain (e) revisi desain (f) uji coba produk dan (g) revisi produk, (2) hasil analisis 80 butir soal tes diperoleh (a) 65% soal valid, (b) soal termasuk reliabel, (c) daya beda tes 86,54% kategori baik dan 13,46% kategori baik sekali, (d) tingkat kesukaran tes diperoleh hasil yaitu 9,62% kategori mudah, 88,46% kategori sedang dan 1,92% kategori sukar (e) terdapat 21 option yang tidak berfungsi dan dilakukan revisi. Soal yang telah memenuhi karakteristik yang baik kemudian disusun menjadi satu dalam prototype.

Kata kunci: pengembangan, tes hasil belajar, matematika, validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, analisis pengecoh.


(9)

ABSTRACT

Suryani, Lilis (2017). The Development of Math Achievement Test about Relation

Between Time Unit, Between Length Unit and Between Weight Unit for 3rd

Elementary School Students. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University.

The background of this research is potential and problems faced by teachers associated with the designing of good quality achievement test so that teachers need the example of good quality test items. This research aims for: (1) developing achievement for Mathematics subject about relation between time unit, between length unit, and between weight unit materials for 3rd grade elementary school students, (2) describing product quality of achievement about relation between time unit, between length unit, and between weight unit materials for 3rd grade elementary school students.

This achievement test development research is used the research & development method. The procedure of this achievement test development is adapted research & development steps from Borg and Gall into 7 steps. The subjects of this research are 70 3rd grade students of SD Negeri Bhayangkara.

The result of this research and development showed; (1) the steps of development research of achievement test which are; (a) defining problems, (b) data gathering, (c) designing the product, (d) validating the design, (e) revising the design, (f) testing the product, and (g) revising the product; (2) the analysis result of 80 test items showed that (a) 65% of test items are valid, (b) test items are reliable, (c) discrimination index of test showed that 86,54% are good category and 13,46% are very good category, (d) difficulty index of test showed that 9,62% are easy category, 88,46% are intermediate category, and 1,92% are difficult category, (e) there are 21 options which are unusable and revised. Test items that have good characteristic then complied into one prototype.

Keywords: development, achievement test, mathematics, validity, reliability,


(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan berkatnya

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI HUBUNGAN ANTAR SATUAN WAKTU, ANTAR SATUAN PANJANG DAN ANTAR SATUAN BERAT UNTUK SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan programa S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma dan persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Peneliti menyadari Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan dan perhatian dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan bantuan dan dukungan untuk terselesaikannya Tugas Akhir ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph. D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakil Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan ilmu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Ibu Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dan mendorong peneliti dari awal sampai akhir penelitian sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

6. Bapak I Nyoman Arcana dan Ibu Yunesti, selaku validator ahli matematika yang telah memberikan kontribusi dalam penelitian ini.

7. Ibu Tri Nur Hadiyati, Ibu Arti Satiti dan Bapak Sasengko, selaku validasi guru yang telah memberikan kontribusi dalam penelitian ini.


(11)

8. Bapak/Ibu guru SD Negeri Bhayangkara yang telah menerima dan memberikan waktu bagi peneliti untuk melakukan uji coba di kelas.

9. Siswa/siswi SD Negeri Bhayangkara yang telah menerima dan memberikan waktu bagi peneliti untuk melakukan uji coba di kelas III.

10.Para dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing dan mendidik peneliti dari semester satu hingga peneliti menyelesaikan gelas S1.

11.Bapak dan Mamah tersayang yang selalu mendoakan dan memberikan kasih sayang selama ini.

12.Kakak Elis dan Adik Christian yang memberikan semangat dan dukungan. 13.Kepada keluarga dan saudara yang selalu memberikan dukungan dan bantuan. 14.Sahabat seperjuangan Elizabeth Vania Melati dan Rigia Tirza Hardini yang selalu

menemani dan memberikan bantuan.

15.Buyung Reza Patria yang selalu memberikan semangat dan dukungan.

16.Teman-teman payung R&D THB yang saling membantu sehingga tugas ini dapat terselesaikan.

17.Teman-teman Hangouts Group: Melati, Rigia, Albertin, Wulan dan Jupe. 18.Teman lain yang memberikan dukungan.

19.Teman PGSD angkatan 2013 yang telah memberikan bantuan.

20.Semua pihak yang telah berjasa yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat peneliti harapkan untuk memperbaiki segala kekurangan dan kesalahan yang ada. Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma khususnya dan bagi semua pihak yang membutuhkan pada umumnya.

Yogyakarta


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Batasan Istilah ... 6


(13)

BAB II ... 9

LANDASAN TEORI ... 9

A. Kajian Pustaka ... 9

1. Tes Hasil Belajar ... 9

2. Konstruksi Tes Hasil Belajar ... 21

3. Pengembangan Tes Hasil Belajar ... 27

4. Matematika ... 29

5. Materi ... 30

6. Taksonomi Tes Hasil Belajar ... 35

7. TAP (Test Analysis Program) ... 38

B. Penelitian yang Relevan ... 39

C. Kerangka Berpikir ... 45

D. Pertanyaan Penelitian ... 48

BAB III ... 49

METODE PENELITIAN ... 49

A. Jenis Penelitian ... 49

B. Setting Penelitian ... 52

C. Prosedur Pengembangan ... 53

D. Teknik Pengumpulan Data ... 58

1. Wawancara ... 59

2. Kuesioner ... 59

3. Tes ... 60

E. Instrumen Penelitian... 60

1. Data Kualitatif ... 60

2. Data Kuantitatif ... 62

F. Teknik Analisis Data ... 66

1. Data Kualitatif ... 66


(14)

a. Kuesioner ... 67

b. Analisis Butir Soal ... 68

BAB IV ... 83

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 83

A. Hasil Penelitian ... 83

1. Langkah-Langkah Pengembangan Penelitian ... 83

a. Potensi Masalah ... 83

b. Pengumpulan Data ... 84

c. Desain Produk ... 84

d. Validasi Desain ... 85

e. Revisi Desain ... 86

f. Uji Coba Produk ... 87

g. Revisi Produk ... 88

2. Kulitas Produk Tes Hasil Belajar ... 90

a. Hasil Uji Validitas ... 90

b. Hasil Uji Reliabilitas ... 94

c. Hasil Uji Daya Pembeda ... 94

d. Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 99

e. Hasil Uji Pengecoh ... 104

B. Pembahasan ... 113

1. Langkah-langkah Penelitian Pengembangan ... 113

2. Kualitas Produk Tes Hasil Belajar ... 120

a. Analisis Uji Validitas ... 120

b. Analisis Uji Reliabilitas ... 122

c. Analisis Uji Daya Pembeda ... 122

d. Analisis Uji Tingkat Kesukaran ... 125

e. Analisis Uji Pengecoh ... 127


(15)

a. Soal dengan Kualitas Baik ... 132

b. Sampul dan Isi Tes Hasil Belajar ... 135

BAB V ... 136

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 136

A. Kesimpulan ... 136

B. Keterbatasan Pengembangan ... 137

C. Saran ... 137

DAFTAR REFERENSI ... 139


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara ... 61

Tabel 3. 2 Kisi-kisi Kuesioner Produk Tes Hasil Belajar ... 62

Tabel 3. 3 Indikator Soal Tes Hasil Belajar ... 64

Tabel 3. 4 Klasifikasi Hasil Penilaian Skala Empat ... 67

Tabel 3. 5 Klasifikasi Validitas ... 70

Tabel 3. 6 Klasifikasi Reliabilitas ... 74

Tabel 3. 7 Klasifikasi Daya Pembeda ... 77

Tabel 3. 8 Klasifikasi Indeks Kesukaran... 79

Tabel 4. 1 Rekapitulasi Nilai Validasi Desain……….85

Tabel 4. 2 Komentar Ahli dan Guru ... 86

Tabel 4. 3 Pengecoh yang Perlu Diperbaiki Soal Tipe A ... 88

Tabel 4. 4 Pengecoh yang Perlu Diperbaiki Soal Tipe B ... 89

Tabel 4. 5 Hasil Uji Validitas Soal Tipe A ... 90

Tabel 4. 6 Hasil Uji Validitas Soal Tipe B ... 92

Tabel 4. 7 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe A ... 95

Tabel 4. 8 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe B ... 97

Tabel 4. 9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe A ... 99

Tabel 4. 10 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe B ... 102

Tabel 4. 11 Hasil Uji Pengecoh Soal Tipe A ... 104


(17)

Tabel 4. 13 Hasil Revisi Pengecoh Soal Tipe A dan Tipe B ... 119

Tabel 4. 14 Hasil Uji Validitas Soal Tipe A ... 121

Tabel 4. 15 Hasil Uji Validitas Soal Tipe B... 121

Tabel 4. 16 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe A ... 123

Tabel 4. 17 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe B ... 124

Tabel 4. 18 Analisis Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe A ... 125

Tabel 4. 19 Analisis Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe B ... 126

Tabel 4. 20 Analisis Uji Pengecoh Soal Tipe A... 127


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Tangga Satuan Panjang ... 33

Gambar 2. 2 Tangga Satuan Berat ... 34

Gambar 2. 3 Literature Map Penelitian yang Relevan ... 44

Gambar 2. 4 Bagan Kerangka Berpikir ... 47

Gambar 3. 1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan………....….49

Gambar 3. 2 Langkah-langkah Pengembangan Tes Hasil Belajar ... 54

Gambar 3. 3 Rtabel ... 70

Gambar 3. 4 Hasil Validitas pada Program TAP ... 71

Gambar 3. 5 Hasil Reliabilitas pada Program TAP ... 74

Gambar 3. 6 Hasil Daya Beda pada Program TAP ... 77

Gambar 3. 7 Hasil Tingkat Kesukaran pada Program TAP ... 80


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Melakukan Penelitian ... 143

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 144

Lampiran 3. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 144

Lampiran 4. Tabel Spesifikasi Produk ... 153

Lampiran 5. Soal Tipe A ... 178

Lampiran 6. Soal Tipe B ... 191

Lampiran 7. Validasi Ahli Matematika ... 204

Lampiran 8. Validasi Guru ... 210

Lampiran 9. Rekapan Jawaban Siswa ... 219

Lampiran 10. Daftar Hadir Siswa ... 223

Lampiran 11. Hasil Analisis Data Menggunakan Tap Soal Set A ... 226

Lampiran 12. Hasil Analisis Data Menggunakan Tap Soal Set B ... 234

Lampiran 13. Foto Validasi Lapangan ... 242


(20)

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini, peneliti membahas tujuh hal yaitu latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah serta spesifikasi produk.

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan satu hal penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena pendidikan merupakan sektor pendukung untuk peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia. Menurut UU RI No. 20 tahun 2003 Bab I Pasal I ayat 1 “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan merupakan salah satu modal dalam membangun bangsa yang lebih baik”.

Menurut Subali (2012: 1) dalam dunia pendidikan, penilaian diartikan sebagai prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi untuk mengetahui taraf pengetahuan dan keterampilan peserta didik yang hasilnya akan digunakan untuk keperluan evaluasi. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 58 ayat 1 “Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan”.


(21)

Evaluasi merupakan suatu proses sistematis yang dilaksanakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam suatu proses pembelajaran. Dengan dilakukannya evaluasi terhadap hasil belajar siswa, maka siswa akan mengetahui kemampuannya apakah siswa tersebut berkemampuan tinggi, berkemampuan sedang atau berkemampuan rendah. Sudijono (2006: 11) mengatakan evaluasi pendidikan (khususnya evaluasi hasil belajar) akan dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk memperbaiki, meningkatkan dan mempertahankan prestasinya.

Proses evaluasi mencakup dua hal yaitu pengukuran dan tes. Menurut Arikunto (2005: 2003) tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Pembuatan tes sebaiknya memperhatikan cara dan aturan-aturan yang telah ditentukan, agar tes yang diberikan dapat mengukur kemampuan siswa terhadap pembelajaran yang diberikan. Menurut Arikunto (2005: 57) sebuah tes yang dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi prasyarat tes, yaitu validitas, reliablitas, objektivitas, praktibilitas dan ekonomis. Tes standar adalah tes yang ditelah diujicobakan serta diketahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, daya beda dan pengecoh.

Dalam kenyataannya, melalui wawancara dengan dua guru kelas III SD Karitas Nandan dan guru kelas III SD Negeri Bhayangkara yang dilakukan pada tanggal 28 Juli 2016 dan hari Senin, 28 November 2016 mengenai pengembangan tes hasil belajar siswa menunjukkan guru jarang membuat soal dan menguji validitas, reliabilitas dan analisis butir soal. Ketika akan membuat soal guru hanya


(22)

menyesuaikan dengan materi yang telah diajarkan, tanpa membuat kisi-kisi terlebih dahulu. Guru biasanya menambahkan soal dari buku paket, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan referensi lainnya. Ranah kognitif yang digunakan biasanya mengingat (C1) dan memahami (C2). Terkadang mencapai taraf menganalisis (C4) jika materinya memungkinkan untuk dibuat sampai taraf menganalisis.

Berdasarkan hasil wawancara, kedua guru kelas III SD mengatakan membutuhkan contoh soal tes yang telah dianalisis butir soalnya dan diketahui kualitas butir soalnya untuk dijadikan acuan dalam pembuatan soal tes hasil belajar. Dari hasil wawancara juga guru mengatakan bahwa materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat adalah materi yang sulit oleh siswa kelas III semester 1. Pendapat guru tersebut dijadikan sebagai acuan dalam membuat tes hasil belajar matematika materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk memenuhi kebutuhan guru akan contoh tes hasil belajar yang telah dianalisis dan diketahui kualitasnya. Maka peneliti terdorong untuk mengembangkan tes hasil belajar dengan melakukan penelitian

dan pengembangan yang berjudul “Pengembangan Tes Hasil Belajar Mematika Materi Hubungan Antar Satuan Waktu, Antar Satuan Panjang dan Antar Satuan Berat untuk Siswa Kelas III SD.

Hasil penelitian dan pengembangan tes ini diharapkan dapat membantu guru untuk mendapatkan contoh soal tes yang telah dianalisis butir soalnya dan diketahui kualitas butir soalnya. Analisis tes dilakukan untuk mengetahui validitas soal, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran dan pengecoh. Tes yang dikembangkan berpedoman pada taksonomi kognitif yang merupakan revisi dari Taksonomi


(23)

Bloom, yakni mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

B. Pembatasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Alat ukur yang dikembangkan mengukur ranah kognitif C1-C6 (mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta). 2. Alat ukur yang dikembangkan mengukur mata pelajaran matematika pada

materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa Kelas III SD.

3. Tes yang dilakukan berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengembangkan tes hasil belajar matematika materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa Kelas III SD?

2. Bagaimana kualitas produk tes hasil belajar matematika materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa Kelas III SD?

D. Tujuan Penelitian

1. Memaparkan langkah-langkah pengembangan tes hasil belajar matematika materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa Kelas III SD.


(24)

2. Mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar matematika materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa Kelas III SD.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian dan pengembangan ini dapat menambahkan pengetahuan dan dapat menggali kemampuan peserta didik materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Penelitian dan pengembangan memberikan pengalaman dan wawasan baru mengenai pengembangan tes hasil belajar materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat dan melakukan analisis butir soal (validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran dan pengecoh) untuk mengetahui kualitas soal.

b. Bagi Guru

Hasil dari penelitian dan pengembangan ini dapat dijadikan guru sebagai contoh pembuatan soal yang telah dianalisis dan diketahui kualitasnya.


(25)

c. Bagi Siswa

Penelitian dan pengembangan ini memberikan pengalaman mengerjakan soal pengembangan tes hasil belajar matematika materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat. d. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat menambahkan sumber bacaan serta referensi mengenai pengembangan tes hasil belajar materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa Kelas III SD.

F. Batasan Istilah 1. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar merupakan tes yang diberikan untuk mengetahui dan mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan.

2. Matematika

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang menggunakan bilangan untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

3. Materi

Materi berisi pengetahuan yang dipelajari siswa untuk mencapai Standar Kompetensi yang ditentukan.

4. Validitas

Validitas adalah ketepatan alat penilaian dalam menilai apa yang hasil dinilai.


(26)

5. Reliabilitas

Reliabilitas adalah konsistensi atau keajegan alat penilaian dalam menilai jika dilakukan berulang-ulang kali.

6. Daya Beda

Daya pembeda adalah kemampuan butir soal untuk membedakan antara siswa kelompok atas dan siswa kelompok bawah.

7. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah peluang siswa untuk menjawab benar atau salah suatu soal berdasarkan kemampuan siswa.

8. Pengecoh

Pengecoh adalah kunci jawaban yang salah yang dibuat mirip dengan jawaban yang sebenarnya untuk mengecoh siswa dalam memilih jawaban.

G. Spesifikasi Produk

1. Instrumen tes hasil belajar materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa Kelas III SD berbentuk soal pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban.

2. Instrumen pilihan ganda dilengkapi dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, soal, pilihan jawaban, kunci jawaban, ranah kognitif berdasarkan taksonomi Bloom dan tingkat kesukaran.

3. Instrumen pilihan ganda memenuhi kriteria valid atas dasar taraf siginifikan 5%.


(27)

5. Instrumen pilihan ganda diuji daya pembeda. Daya pembeda yang digunakan kategori “baik”dan “baik sekali” dengan retang nilai 0,40 – 1,00.

6. Instrumen pilihan ganda diuji tingkat kesukarannya. Klasifikasi tingkat

kesukaran yang digunakan “mudah” dengan rentang nilai 0,00 – 0,30, “sedang” dengan rentang nilai 0,30 – 0,70, dan “sukar” dengan rentang nilai 0,70 – 1,00.. 7. Intrumen pilihan ganda memiliki pengecoh yang berfungsi dengan baik.

Pengecoh dikatakan bergungsi apabila dipilih oleh 5% peserta tes.

8. Instrumen pilihan ganda disusun menggunakan bahasa Indonesia baku dan

sesuai EYD (pengunaan huruf kapital, tanda baca, kata depan dan penggunaan kata baku).


(28)

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini, peneliti membahas empat hal yaitu kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.

A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka dalam penelitian ini akan membahas mengenai teori-teori yang mendukung penelitian yaitu tes hasil belajar, konstruksi tes hasil belajar, pengembangan tes hasil belajar, matematika, materi, taksonomi tes hasil belajar, dan TAP (Test Analysis Program).

1. Tes Hasil Belajar

a. Pengertian Tes

Arikunto (2005: 53) mengemukakan bahwa tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang telah ditentukan tergantung petunjuk-pentujuk yang diberikan misalnya: melingkari salah satu huruf di depan pilihan jawaban, menerangkan, mencoret jawaban yang salah, melakukan tugas atau suruhan, menjawab lisan dan sebagainya. Menurut Jihad & Haris (2012: 67) tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang siswa telah menguasai pelajaran yang telah disampaikan.


(29)

Menurut Hamzah dan Satria (dalam Inteni, Candiasa, & Suarni, 2013) tes merupakan seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang menjadi dasar bagi penetapan skor angka. Skor yang didasarkan pada sampel yang representatif dari tingkah laku pengikut tes merupakan indikator tentang seberapa jauh orang yang dites itu memiliki karakteristik yang sedang diukur.

Menurut para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tes merupakan alat ukur berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden sesuai dengan petunjuk yang diberikan untuk mendapatkan suatu jawaban.

b. Definisi Tes Hasil Belajar

Menurut Purwanto (2009: 66) tes hasil belajar bertujuan mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa. Tes diujikan setelah siswa mendapatkan materi yang telah diajarkan dan pengujian tes bertujuan untuk mengetahui atau mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang telah diberikan. Menurut Sudijono (2011: 99) tes hasil belajar merupakan salah satu jenis tes yang digunakan untuk mengukur perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran.

Rakhmat & Suherdi (2001: 56) mengemukakan bahwa tes hasil belajar adalah alat atau proses sistematik untuk mengukur hasil belajar siswa. Sedangkan menurut Jihad & Haris (2012: 15) tes hasil belajar merupakan


(30)

tindak lanjut atau cara untuk mengukur penguasaan siswa melalui penilaian. Menurut para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar merupakan tes yang diberikan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan.

c. Bentuk Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar dibedakan menjadi dua macam, yaitu tes hasil belajar bentuk subyektif dan tes hasil belajar bentuk obyektif.

1. Tes Hasil Belajar Subyektif

Tes Esai atau tes subyektif menurut Sudijono (2011: 100) adalah salah satu jenis tes hasil yang memiliki tiga karakteristik. Pertama, tes tersebut memiliki pertanyaan atau perintah yang menghendaki jawaban. Kedua, bentuk-bentuk pertanyaan atau perintah menuntut responden untuk memberikan penjelasan, komentar dan sebagainya. Ketiga, jumlah butir soal umumnya terbatas, yaitu berkisar antara lima sampai dengan sepuluh butir soal. Arikunto (2005: 162) berpendapat bahwa tes subyektif atau tes esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Soal esai biasanya berjumlah lima sampai dengan 10 soal yang dikerjakan dalam waktu kira-kira 90 sampai dengan 120 menit. Menurut Uno & Koni (2012: 116) tes subjektif bertujuan untuk melihat kemampuan yang dimiliki subjek dalam bentuk tertulis yang menuntut siswa untuk menyajikan jawaban berbentuk uraian. Tes esai


(31)

diklasifikasikan menjadi empat bentuk, yaitu uraian bebas, uraian terstruktur, jawaban singkat dan melengkapi (isian). Berdasarkan tiga pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tes subyektif atau tes esai merupakan sebuah tes yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang menyajikan jawaban berupa uraian yang bertujuan untuk melihat kemampuan siswa. Soal dalam tes ini biasanya berjumlah lima sampai dengan sepuluh soal.

2. Tes Hasil Belajar Obyektif

Sudijono (2011: 107) mengatakan tes obyektif adalah tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal yang dapat dijawab dengan memilih salah satu (atau lebih) diantara kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing item, atau dengan mengisi jawaban berupa kata-kata pada butir item yang bersangkutan.

Arikunto (2005: 164) mengatakan bahwa tes obyektif tes yang dalam pemeriksaannya dilakukan secara objektif. Dalam tes objektif soal yang diberikan berkisar 20-40 buah soal. Menurut Hasan & Zainul (1991: 49) tes obyektif adalah butir soal yang mengandung kemungkinan jawaban yang harus dipilih. Pilihan jawaban telah dibatasi pada apa yang disediakan oleh pengkonstruksi soal. Keterbatasan pilihan jawaban menyebabkan hanya ada satu jawaban benar dari kemungkinan jawaban yang disediakan. Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat didefinisikan bahwa tes obyektif adalah salah


(32)

satu tipe tes yang terdiri dari butir soal yang dijawab dengan memilih salah satu jawaban dimana jawaban diperiksa secara objektif.

d. Macam-Macam Tes Hasil Belajar

1. Tes Obyektif

Macam-macam tipe tes obyektif menurut Sudijono (2011: 107) a) Tes benar-salah (true-false)

Tes obyektif bentuk true-false adalah salah satu bentuk di mana butir-butir soal yang diajukan dalam tes hasil berlajar berupa pernyataan (statement), pernyataan tes tersebut ada yang benar dan ada yang salah. Pengerjaan soal dalam bentuk true-false mencoret huruf B jika pernyataan tersebut benar atau mencoret huruf S jika pernyataan tersebut salah.

b) Tes menjodohkan (matching)

Tes matching atau yang sering dikenal dengan menjodohkan atau tes mencari pasangan merupakan sebuah tes yang terdiri dari satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Pengerjaan soal dalam bentuk mathcing adalah dengan mencari dan menempatkan jawaban-jawaban yang tesedia, sehingga jawaban-jawaban cocok dengan pertanyaan. c) Tes isian (fill in)

Tes bentuk isian biasanya berbentuk cerita atau karangan. Kata-kata penting dalam cerita atau karangan beberapa diantaranya


(33)

dikosongkan. Pengerjaan soal dalam bentuk ini adalah dengan mengisi bagian-bagian yang telah dikosongkan.

d) Tes menglengkapi (completion)

Tes bentuk completion ini terdiri dari susunan kalimat yang bagiannya sudah dihilangkan. Bagian yang dihilangkan diganti dengan titik-titik. Cara mengerjakan tes ini adalah dengan mengisi titik-titik tersebut.

e) Tes pilihan ganda (multiple choice)

Tes bentuk multiple choice atau tes bentuk pilihan ganda, yaitu tes yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang sifanya belum selesai. Untuk menyelesaikannya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan pada tiap-tiap butir soal yang bersangkutan.

2. Tes Subyektif

Tes subjektif atau yang dikenal dengan tes uraian atau esai. Menurut Uno & Koni (2012: 117) tes esai masih diklasifikasian lagi menjadi beberapa bentuk, yaitu:

a) Bentuk uraian bebas

Bentuk uraian bebas memberikan kebebasan kepada siswa untuk memberikan opini serta alasan yang diperlukan.

b) Bentuk uraian terstruktur atau terbatas

Bentuk uraian terstruktur atau terbatas meminta siswa untuk memberikan jawaban terhadap soal dangan persyaratan tertentu.


(34)

c) Bentuk jawaban singkat

Tes ini bisa dijawab dengan kata, frase, bilangan atau simbol. Tes ini menggunakan pertanyaan langsung. Siswa diminta untuk memberikan jawaban secara singkat, tepat dan jelas.

d) Melengkapi (isian)

Melengkapi hampir sama dengan menjawab singkat, yaitu tipe item tes bisa dijawab dengan kata, frase, bilangan atau simbol. Bedanya, melengkapi merupakan pertanyaan yang tidak lengkap dan siswa diminta untuk melengkapi pertanyaan tersebut.

e. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice)

Menurut Kusaeri & Suprananto (2012: 107) soal pilihan ganda merupakan soal yang jawabannya harus dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Pilihan jawaban terdiri dari kunci jawaban dan pengecoh. Uno & Koni (2012: 113) mengemukakan tes pilihan ganda merupakan tes yang memuat serangkaian informasi yang belum lengkap dan untuk melengkapinya dengan memilih berbagai alternatif pilihan yang sudah disediakan.

Suwarto (2013: 37) mengatakan tes pilihan ganda merupakan suatu butir soal yang terdiri dari suatu statement yang belum lengkap. Untuk melengkapi statement tersebut disediakan beberapa statement sambungan. Diantaranya merupakan sambungan yang benar, sedangkan yang lain merupakan sambungan yang tidak benar. Sedangkan menurut Jihad &


(35)

Haris (2012:81 ) tes pilihan ganda adalah suatu tes yang menyediakan 3-5 jawaban tetapi hanya satu yang paling benar. Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tes pilihan ganda merupakan suatu tes yang mengharuskan memilih satu jawaban dari beberapa pilihan jawaban yang ada.

f. Kaidah Pembuatan Soal Tes Pilihan Ganda

Jihad & Haris (2012: 82) mengemukakan pedoman pembuatan soal tes pilihan ganda sebagai berikut:

1) Deskripsi masalah mudah dipahami, tidak merupakan jebakan, dan mengungkapkan permasalahan yang layak dikemukakan sebagai soal; 2) Bila bentuknya melengkapi, maka antara stem dan pilihan harus

merupakan suatu bentuk kalimat yang lengkap dan benar;

3) Menggunakan kalimat positif dan bila menggunakan bentuk kalimat ingkar maka sebaiknya ditulis dengan huruf besar (TIDAK, BUKAN, KECUALI);

4) Hindari penggunaan kata-kata tidak tentu, seperti: kebanyakan, seringkali, dan kadang-kadang;

5) Setiap soal sebaiknya berdiri sendiri;

6) Setiap stem hanya mengandung satu permasalahan; 7) Dalam menyusun pilihan hendaknya homogen;

8) Kunci jawaban hendaknya letaknya berubah-ubah dan pengecoh harus benar-benar mengganggu;


(36)

10)Jika menggunakan “semua salah” atau “semua benar” hendaknya sederajat;

11)Hindari kata-kata yang sama pada pilihan.

Sedangkan menurut Arikunto (2005: 170) pedoman pembuatan soal tes pilihan ganda adalah sebagai berikut:

1) Instruksi pengerjaan harus jelas;

2) Dalam pilihan ganda hanya ada “satu” jawaban yang benar;

3) Kalimat pokok mencakup dan sesuai dengan rangkaian mana pun yang dapat dipilih;

4) Kalimat pada butir soal hendaknya sesingkat mungkin; 5) Menghindari kalimat negatif;

6) Setiap butir soal tidak tergantung pada butir-butir soal lain;

7) Bilamana terdapat lebih dari satu jawaban yang benar gunakan kata

“pilihlah satu jawaban paling baik”;

8) Jangan membuang bagian pertama dari suatu kalimat; 9) Butir soal jangan terlalu sukar;

10)Mengandung satu ide;

11)Pilihan-pilihan disusun secara berurut;

12)Jawaban harus sesuai dengan tata bahasa dengan kalimat pokok; 13)Alternatif yang disajikan seragam panjangnya;

14)Alternatif yang disajikan homogen; 15)Jumlah alternatif pilihan empat;


(37)

16)Hindari pengulangan kata;

17)Hindari menggunakan sususan kalimat dalam buku pelajaran; 18)Alternatif hendaknya jangan inklusif;

19)Jangan menggunakan kata-kata selalu, kadang-kadang, pada umumnya. Dari dua pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pedoman pembuatan soal tes pilihan ganda yaitu : 1) instruksi harus jelas dan mudah dipahami, 2) menggunakan kalimat positif, 3) hindari penggunaan kata-kata tidak tentu (sering kali, kadang-kadang dan selalu), 4) hindari pengulangan kata, 5)setiap butir soal sebaiknya berdiri sendiri artinya tidak bergantung dengan soal yang lain, 6) setiap soal mengandung satu ide pokok 7) kalimat dalam soal dibuat sesingkat mungkin, 8) pilihan jawaban hendaknya disajikan homogen, 9) pilihan jawaban disajikan beruntut dan 10) kunci jawaban letaknya berubah-ubah.

g. Kelebihan Tes Pilihan Ganda

Kelebihan tes plihan ganda menurut Jihad & Haris (2012: 83), yaitu:

1) Hasil belajar yang sederhana sampai yang kompleks dapat di ukur;

2) Terstruktur dan petunjuknya jelas;

3) Alternatif jawaban yang salah dapat memberikan informasi diagnostik;

4) Tidak dimungkinkan untuk menerka jawaban;


(38)

Kelebihan tes pilihan ganda menurut Widoyoko (2014: 109), yaitu:

1) Dapat digunakan untuk mengukur segala level pengetahuan, mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks.

2) Perangkat tes dapat mencakup hampir seluruh mata pelajaran.

3) Penskoran hasil tes dapat dilakukan secara objektif.

4) Menuntut kemampuan peserta tes untuk membedakan berbagai tingkatan kebenaran sekaligus.

5) Jumlah pilihan yang disediakan melebihi dua.

6) Tipe butir soal pilihan ganda memungkinkan dilakukan analisis butir soal secara baik.

7) Tingkat kesulitan soal dapat diatur, dengan hanya mengubah tingkat homogenitas alternatif jawaban.

8) Informasi yang diberikan kaya.

Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan kelebihan tes pilihan ganda yaitu: 1) dapat mengukur segala level pengetahuan mulai dari yang paling sederhana sampai dengan yang kompleks, 2) tingkat kesulitan soal dapat diukur, 3) informasi yang diberikan kaya, 4) tidak memungkinkan peserta tes menerka jawaban, 5) menuntut peserta tes untuk membedakan berbagai tingkat kebenaran dan 6) penilaian mudah dan objektif.


(39)

h. Kekurangan Tes Pilihan Ganda

Kekurangan tes plihan ganda menurut Jihad & Haris (2012: 83)

1) Menyusunnya membutuhkan waktu yang lama;

2) Sulit menemukan pengacau;

3) Kurang efektif mengukur pemecahan masalah;

4) Nilai dapat dipengaruhi dengan kemampuan baca yang baik.

Kekurangan tes pilihan ganda menurut Widoyoko (2014: 109), yaitu:

1) Relatif lebih sulit dalam penyusunan butir soal.

2) Hanya mengukur aspek ingatan atau aspek paling rendah dalam ranah kognitif.

3) Berpengaruh pada kebiasaan peserta didik terhadap tes bentuk pilihan ganda terhadap hasil tes peserta.

Berdasarkan keterbatasan di atas dapat disimpulkan bahwa tes pilihan ganda memiliki beberapa kekurangan, diantaranya: 1) dalam penyusunannya membutuhkan waktu yang cukup lama, 2) sulit untuk menentukan pengecoh soal, 3) tidak efektif dalam mengukur pemecahan masalah dan 4) kemampuan baca peserta tes yang baik dapat mempengaruhi nilai dan kurang efek.


(40)

2. Konstruksi Tes Hasil Belajar

a. Validitas

Arikunto (2005: 58) mengemukakan sebuah data atau informasi dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan keadaan senyatanya. Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendaknya diukur. Menurut Jihad & Haris (2012: 95) validitas berarti menilai apa yang harus dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompeten.

Menurut Sugiyono (2015:173) instrumen valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan menurut Subali (2012: 107) alat ukur yang dinyatakan valid, jika alat ukur tersebut benar-benar mampu memberikan infromasi yang empirik sesuai apa yang diukur. Menurut pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa validitas adalah ketepatan suatu tes. Tes yang dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

Menurut Widoyoko (2014:172) validasi intrumen dibagi menjadi lima, yaitu:

1) Validitas Isi

Instrumen yang harus mempunyai validasi isi adalah intrumen yang berbentuk tes untuk mengukur hasil belajar. Sebuah tes yang dikatakan mempunyai validasi isi apabila dapat mengukur


(41)

kompetensi yang dikembangkan beserta indikator dan materi pembelajarannya.

2) Validitas Konstruk

Validasi konstruk mengacu pada sejauh mana suatu intrumen mengukur konsep dari suatu teori, yaitu yang menjadi dasar penyusunan intrumen. Definisi atau konsep yang diukur berasal dari teori yang digunakan.

3) Validitas Butir

Validitas butir bertujuan untuk mengetahui validitas faktor maupun validitas butir item setelah dilakukan uji coba dilapangan. Sampel uji coba minimal 30 orang.

4) Validitas Kesejajaran

Sebuah intrumen dikatakan memiliki validitas kesejajaran apabila hasilnya sesuai dengan kriteria yang sudah ada, dalam arti memiliki kesejajaran dengan kriteria yang sudah ada. Untuk pengujian validitas, intrumen yang akan diuji validitas kesejajarannya harus diambil dari kelompok subjek yang sama dengan instrument yang telah diuji validitasnya.

5) Validitas Prediksi

Sebuah instrumen memiliki validitas prediksi apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Validitas prediksi biasanya digunakan untuk menguji validitas intrumen bentuk tes. Validitas prediksi


(42)

diperoleh apabila pengambilan skor kriteria tidak bersamaan dengan pengambilan skor tes.

b. Reliabilitas

Menurut Sudjana (1995: 16) reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tes dalam menilai apa yang seharusnya dinilai. Artinya kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Sugiyono (2015: 175) mengatakan bahwa instrumen yang reliabel adalah intrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Menurut Subali (2012: 107) intrumen yang reliabel artinya jika dipakai mengukur secara berulang-ulang selalu tetap/konsisten/stabil hasilnya. Arikunto (2005: 58) mengatakan tes dikatakan reliabel jika memberikan hasil yang tetap apabila dites berkali-kali dan hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan. Menurut Widoyoko (2009: 99) tes dikatakan reliabel apabila memberikan hasil yang tetap atau ajeg apabila dites berkali-kali. Dari definisi para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa reliabilitas adalah konsistensi alat ukur tes yang apabila dites berkali-kali memberikan hasil yang sama.

Menurut Arikunto (2005: 90) ada 3 cara mencari besar reliabilitas: 1) Metode Bentuk Paralel (equivalent)

Tes paralel atau ekuivalen adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesukaran, dan sususan tetapi butir-butir soalnya berbeda. Metode ini menyiapkan dua buah tes yang diujikan


(43)

kepada sekelompok siswa yang sama. Dari tes tersebut akan dicari reliabilitasnya kemudian hasilnya dikorelasikan.

2) Metode Tes Ulang (test-retest method)

Metode ini hanya menggunakan satu seri tes tetap diujicobakan dua kali. Kemudian hasil dari tes yang diuji cobakan dua kali tersebut dihitung kolerasinya.

3) Metode Belah Dua (split-half method)

Metode ini hanya ada satu tes yang diuji cobakan satu kali. Metode ini membelah item atau butir soal. Ada dua cara membelah butir soal yaitu:

a) Membelah atas item-item genap dan item-item ganjil yang selanjutnya disebut belahan ganjil-genap.

b) Membelah atas item-item awal dan item-item akhir yaitu sebagian untuk awal dan sebagian untuk akhir yang selanjutnya disebut belahan awal-akhir.

c. Karakteristik Butir Soal

1) Daya Pembeda

Sudijono (2011: 385) menyatakan daya pembeda item adalah kemampuan butir item tes untuk membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dan peserta yang berkemampuan rendah. Menurut Arikunto (2005: 211) daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa berkemampuan tinggi


(44)

dengan siswa berkemampuan rendah. Sedangkan Menurut Ratnawulan & Rusdiana (2015: 167) daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan siswa yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang ditanyakan. Berdasarkan definisi para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa daya pembeda adalah kemampuan butir soal untuk membedakan antara siswa kelompok atas dan siswa kelompok bawah. 2) Tingkat Kesukaran

Ratnawulan & Rusdiana (2015: 163) menyatakan tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks besarnya berkisar 0,00-1,00. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh, maka soal tersebut semakin mudah. Arikunto (2005: 207) mengemukakan soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Sedangkan menurut Sudijono (2011: 370) bermutu atau tidaknya butir item tes hasil belajar diketahui dari tingkat kesukaran soal tersebut. Butir item yang baik adalah butir item yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Menurut Witherington (dalam Sudijono 2011: 370) indeks kesukaran item soal berkisar 0,00 – 1,00. Menurut Sudjana (1995: 135) tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa menjawab soal tersebut. Penentuan proporsi tingkat kesukaran dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar. Perbandingan


(45)

antara soal mudah-sedang-sukar dapat dibuat 3-4-3 yang artinya 30% kategori mudah, 40% kategori sedang dan 30% kategori sukar atau 3-5-2 yang artinya 30% kategori mudah, 50% kategori sedang dan 20% kategori sukar. Sedangkan menurut Widoyoko (2014: 165) tingkat kesukaran soal yang baik dalam suatu tes adalah 25% kategori mudah, 50% kategori sedang dan 25% kategori sukar.

Menurut para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaran adalah peluang siswa untuk menjawab benar atau salah berdasarkan kemampuan siswa. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Pembagian soal untuk kategori mudah-sedang dan sukar dapat menggunakan tiga perbandingan, yaitu 1) 30% mudah , 40% sedang, 30% sukar, 2) 30% mudah, 50% sedang 20% sukar dan 3) 25% mudah, 50% sedang, 25% sukar.

3) Analisis Pengecoh

Menurut Arikunto (2005: 220) pengecoh (distraktor) yang dikatakan berfungsi dengan baik apabila distraktor tersebut mempunyai daya tarik yang besar bagi pengikut tes yang kurang memahami konsep atau kurang menguasai bahan. Purwanto (2009: 108) mengemukakan pengecoh adalah pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban. Pengecoh diadakan untuk menyesatkan siswa agar tidak memilih kunci jawaban. Sedangkan menurut Sudijono (2011: 410) pemasangan distraktor agar dari sekian banyak peserta tes yang


(46)

mengikuti tes hasil belajar ada yang tertarik dan terangsang untuk memilihnya, sebab mereka menyangka bahwa distraktor yang mereka pilih merupakan jawaban betul. Dari beberapa definisi para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengecoh adalah pilihan jawaban yang merupakan jawaban salah yang mempunyai daya tarik besar bagi pengikut tes yang kurang memahami konsep.

3. Pengembangan Tes Hasil Belajar

Menurut Mardapi (dalam Widoyoko 2009: 88) ada sembilan langkah yang perlu ditempuh dalam mengembangkan tes hasil. Sembilan langkah tersebut adalah:

1) Menyusun Spesifikasi Tes

Spesifikasi tes berisi uraian yang menunjukkan keseluruhan karakteristik yang harus dimiliki suatu tes. Spesifikasi tes mencakup : (a) menentukan tujuan tes, (b) menyusun kisi-kisi tes, (c) memilih bentuk tes dan (d) menentukan panjang tes.

2) Menulis Soal Tes

Penulisan soal merupakan langkah menjabarkan indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan perincian pada kisi-kisi yang telah dibuat. Kualitas tes secara keseluruhan sangat dipengaruhi oleh tingkat kebaikan dari masing-masing butir soal.


(47)

3) Menelaah Soal Tes

Menelaah soal tes bertujuan untuk memperbaiki soal jika dalam pembuatannya masih ditemukan kekurangan dan kesalahan.

4) Melakukan Uji Coba Tes

Uji coba tes dilakukan untuk memperbaiki kualitas soal. Uji coba digunakan sebagai sarana memperoleh data empirik tentang tingkat kebaikan soal yang telah disusun. Melalui uji coba dapat memperoleh data tentang reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran, pola jawaban, efektivitas daya pengecoh daya beda.

5) Menganalisis Butir Soal Tes

Berdasarkan hasil uji coba perlu dilakukan analisis butir soal yang telah disusun. Analisis butir soal ini bertujuan untuk mengetahui: tingkat kesulitan butir soal, daya pembeda, dan juga efektivitas mengecoh.

6) Memperbaiki Tes

Melakukan perbaikan tentang bagian soal yang masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Langkah ini biasanya dilakukan untuk memperbaiki masing-masing butir soal yang ternyata masih belum baik. 7) Merakit Tes

Langkah berikutnya adalah merakit butir-butir soal menjadi satu kesatuan tes. Dalam merakit soal, hal-hal yang dapat mempengaruhi validitas soal seperti nomor urut soal, lay out dan sebagainya harus diperhatikan.


(48)

8) Melaksanakan Tes

Tes yang telah disusun diberikan kepada peserta tes untuk diselesaikan. Dalam pelaksanaan tes ini memerlukan pengawasan agar tes tersebut benar-benar dikerjakan oleh peserta dengan jujur dan sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan.

9) Menafsirkan Hasil Tes

Hasil tes menghasilkan data kuantitatif yang berupa skor. Skor ini kemudian ditafsirkan sehingga menjadi nilai, yaitu rendah, menengah atau tinggi.

4. Matematika

Matematika merupakan salah satu pelajaran inti. James dan James (dalam Ruseffendi, 1993: 27) mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, sususan, besaran dan konsep-konsep yang saling menghubungkan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri. Reys dkk. (dalam Ruseffendi, 1993: 28) mengemukakan bahwa matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola pikir, suatu seni, suatu bahasa dan alat ukur. Sedangkan menurut Johnson dan Rising (dalam Ruseffendi, 1993: 28) matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasikan sifat-sifat atau teori-teori itu dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur-unsur


(49)

yang didefinisikan atau tidak didefinisikan, aksioma-aksioma, sifat-sifat, atau teori-teori yang telah dibuktikan kebenarannya.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu tentang bilangan yang terorganisasikan sifat-sifat atau teori-teorinya.

5. Materi Hubungan Antar Satuan Waktu, Antar Satuan Panjang dan Antar Satuan Berat

Materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat merupakan materi Matematika Kelas III SD. Berikut adalah pembahasan mengenai materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat (Suharyanto & Jacob, 2009).

1) Satuan Waktu

Waktu yang lama dihitung dengan hari, bulan, atau tahun. Kalender atau penanggalan berguna untuk mengetahui lamanya waktu.

Dalam satu tahun terdapat 12 bulan, yaitu: 1. Bulan ke-1 : Januari (31 hari) 2. Bulan ke-2 : Februari (28/29 hari) 3. Bulan ke-3 : Maret (31 hari) 4. Bulan ke-4 : April (30 hari) 5. Bulan ke-5 : Mei (31 hari) 6. Bulan ke-6 : Juni (30 hari)


(50)

7. Bulan ke-7 : Juli (31 hari) 8. Bulan ke-8 : Agustus (31 hari) 9. Bulan ke-9 : September (30 hari) 10. Bulan ke-10 : Oktober (31 hari) 11. Bulan ke-11 : November (30 hari) 12. Bulan ke-12 : Desember(31hari) Dalam satu minggu terdapat 7 hari, yaitu

Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu dan Minggu

Waktu yang lama dihitung dengan hari, bulan, atau tahun sedangkan waktu yang singkat diukur menggunakan detik, menit, atau jam. Jam dinding menggunakan jarum sebagai penunjuk waktu. Jarum pendek menunjukkan jam dan jarum panjang menunjukkan menit. Adapun jarum panjang kecil menunjukkan detik. Jarum pendek akan bergeser satu angka setiap satu jam. Setiap satu jam jarum panjang bergerak satu putaran. Jarum kecil bergerak satu detik tiap ketukan dan satu menit tiap satu putaran. Waktu yang dibutuhkan jarum panjang untuk bergeser dari satu angka ke angka berikutnya adalah 5 menit.

1 tahun = 12 bulan

1 bulan = 30 hari

1 minggu = 7 hari


(51)

Jadi, jika jarum panjang bergerak dari angka 12 sampai: Angka 1, berarti lama waktunya 1 × 5 menit = 5 menit. Angka 2, berarti lama waktunya 2 × 5 menit = 10 menit. Angka 5, berarti lama waktunya 5 × 5 menit = 25 menit.

Dalam satu putaran, jarum panjang membutuhkan waktu 12 × 5 menit = 60 menit.

2) Satuan Panjang

Benda di sekitar kita panjangnya berbeda-beda. Ada yang sangat panjang, tetapi ada juga yang pendek. Untuk menentukan alat ukur dan satuannya juga berbeda-beda. Benda yang pendek diukur dengan penggaris dan satuannya milimeter. Adapun benda yang lebih panjang diukur dengan meteran dan satuannya meter atau bahkan kilometer.

1hari = 24 jam

1 jam = 60 menit


(52)

Berikut adalah tangga satuan panjang:

Gambar 2. 1 Tangga Satuan Panjang (sumber gambar: Suharyanto & Jacob, 2009: 77)

Tangga satuan di atas menunjukkan bahwa tiap tangga mempunyai nilai 10. Jika turun satu tangga dikali 10. Jika naik satu tangga dibagi 10.

1 km = 10 hm

= 10 × 10 dam = 100 dam = 100 × 10 m = 1.000 m 1 m = 10 dm


(53)

3) Satuan Berat

Berikut adalah tangga satuan berat:

Gambar 2. 2 Tangga Satuan Berat (sumber gambar: Suharyanto & Jacob, 2009: 78)

Hubungan antara satuan berat adalah: 1 kg = 10 hg = 10 ons

= 10 × 10 dag = 100 dag = 100 × 10 gr = 1.000 gr 1 gr = 10 dg

= 10 × 10 cg = 100 cg = 100 × 10 = 1.000 mg Satuan lain yang digunakan adalah ons. 1 ons = 100 gr.

1 kg = 10 ons. 1 kuintal = 100 kg. 1 ton = 1.000 kg.


(54)

6. Taksonomi Tes Hasil Belajar

Aderson & Khartwohl (2010: 99) mengemukakan proses kognitif yang merupakan revisi dari taksonomi Bloom, yakni mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

a. Mengingat

Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Pengetahuan mengingat penting sebagai bekal untuk belajar yang bermakna dan menyelesaikan masalah karena pengetahuan tersebut dipakai dalam tugas-tugas yang lebih kompleks. Contoh kata kerja operasional meningat adalah: mengutip, menyebutkan, menjelaskan, menggambar, membilang, mengidentifikasi, mendaftar, menunjukkan, memberi label, memberikan indeks, memasang, menamai, menandai, membaca, menyadari dll.

b. Memahami

Siswa dikatakan memahami apabila dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan, ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku ataupun layar komputer. Contoh kata kerja operasional memahami adalah: memperkirakan, menjelaskan, mengkategorikan, mencirikan, merinci, mengasosiasikan, membandingkan, menghitung, mengkontraskan, mengubah, mempertahankan dan menguraikan.


(55)

c. Mengaplikasikan

Mengaplikasikan berarti menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu untuk mengerjakan soal latihan ataupun menyelesaikan masalah. Mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Kategori mengaplikasikan terdiri dari dua proses kognitif, yakni mengeksekusi dan mengimplementasikan. Contoh kata kerja operasional mengaplikasikan adalah: menugaskan, mengurutkan, menentukan, menerapkan, menyesuaikan, mengkalkulasi, menilai, melatih, menggali, menyelidiki, mengemukakan, mengeporasikan, meramalkan, memproses, mengaitkan dan menyusun.

d. Menganalisis

Menganalisis melibatkan proses memecah-mecahkan masalah materi jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antara bagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Kategori proses menganalisis meliputi proses kognitif membedakan, mengorganisasi dan mengatribusikan. Contoh kata kerja operasional menganalisis adalah: menganalisis, memecahkan, menegaskan, mendeteksi, menyelidiki, merinci, mendiagramkan, mengkorelasikan, mengembangkan, menyimpulkan, menemukan, mengaitkan, mengedit, memilih, mengukur dan mentransfer.

e. Mengevaluasi

Mengevaluasi didefinisikan sebagai membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Kriteria yang sering digunakan adalah kualitas,


(56)

efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria-kriteria ini ditentukan oleh siswa. Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif memeriksa dan mengkritik. Memeriksa melibatkan proses menguji inkonsistensi atau kesalahan internal dalam suatu proses atau produk. Mengkritik melibatkan proses penilaian suatu produk atau proses berdasarkan kriteria dan standar eksternal. Dalam mengkritik siwa mencatat ciri-ciri positif dan negative dari suatu produk dan membuat keputusan. Contoh kata kerja operasional mengevaluasi adalah: membandingkan, menyimpulkan, menilai, mengarahkan, mengkritik, menimbang, mengkombinasikan, memprediksi, memperjelas, menugaskan, menafsirkan, mengukur, merangkum, menggabungkan, memilih dan memproyeksikan.

f. Mencipta

Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Mencipta bertujuan untuk meminta siswa membuat produk baru dengan mereorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola atau struktur yang tidak pernah ada sebelumnya. Proses mencipta dapat dibagi menjadi tiga tahap: penggambaran masalah, perencanaan solusi, dan eksekusi solusi. Mencipta umumnya sejalan dengan pengalaman-pengalaman belajar sebelumnya. Kategori mencipta menekankan orisionalitas (kekashan). Contoh kata kerja operasional mencipta adalah: mengatur, menganimasi, mengumpulkan, mengkombinasikan, menyimpulkan, menyusun, mengarang, mengoreksi,


(57)

memperjelas, menyiapkan, memadukan, merangkum dan mengkategorikan.

7. TAP (Test Analysis Program)

TAP (Test Analysis Program) merupakan sebuah aplikasi yang digunakan untuk menganalisis data. Menurut Lewis (dalam Wirastri, 2014: 43) program TAP dapat digunakan untuk:

a. Total nilai yang didapat siswa Total nilai yang didapatkan siswa untuk mengetahui rata-rata (mean), maksimum nilai yang didapatkan, minimum nilai yang didapatkan, serta standar deviasi .

b. Tingkat kesukaran item untuk mengetahui tingkat kesulitan soal.

c. Daya pembeda soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah.

d. Tingkat validitas soal untuk melihat valid atau tidaknya suatu soal.

e. Kualitas pengecoh pada pilihan jawaban soal untuk mengetahui apakah pengecoh berfungsi dengan baik.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa TAP (Test Analysis Program) adalah salah satu program yang dapat digunakan untuk menganalisis validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran dan pengecoh soal.


(58)

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang terdahulu yang dapat menunjukkan bahwa penelitian ini masih relevan untuk dilaksanakan terutama terkait dengan pengembangan perangkat pembelajaran, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nila Hayati (2013); Sofiyah, Susanto & Setiawani (2015); dan Putri, Koyan & Candiasa (2013).

1. Nila Hayati (2013) judul Pengembangan “Pengembangan Butir Soal Matematika SD di Kabupaten Lombok Timur Sebagai Upaya Pengadaan Bank Soal. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menghasilkan produk berupa butir-butir soal yang berkriteria baik yang dikembangkan dan disiapkan untuk bank soal 2) melakukan penyetaraan butir soal perangkat tes mata pelajaran Matematika SD yang dikembangkan untuk bank soal. Penelitian pengembangan ini melalui 8 tahapan, yaitu perencanaan, penyusunan kisi-kisi, penulisan soal, penelaahan soal atau analisis kualitatif soal, uji coba prapenelitian, analisis secara tes klasik, uji coba penelitian, kalibrasi soal dan stratified random sampling dengan jumlah responden sebanyak 258 orang siswa. Bentuk tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda. Perangkat tes yang diujikan meliputi dua paket soal (MAT_1 dan MAT_2) yang masing-masing terdiri dari 40 butir soal pilihan ganda. Data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualitatif didasarkan pada kesesuaian butir soal dengan lembar telaah berdasarkan kriteria materi, konstruksi dan materi. Analisis kuantitatif menggunakan program Itemen 3.00 untuk analisis dengan teori tes klasik dan program Bilog MG untuk analisis dengan teori respon butir model dua parameter. Hasil analisis kuantitatif


(59)

menunjukkan dari 40 butir soal perangkat tes MAT_1 dan perangkat tes MAT_2 diperoleh berturut-turut 29 dan 26 butir soal yang memenuhi kriteria untuk dimasukkan ke dalam bank soal. Rerata tingkat kesukaran untuk perangkat tes MAT_1 dan MAT_2 sebesar 0,5968 dan 0,473. Rerata daya beda perangkat tes MAT_1 dan MAT_2 sebesar 0,623 dan 0,670. Fungsi informasi tertinggi perangkat tes MAT_1 sebesar 761,943 dengan SEM 0,036 pada

kemampuan (θ) = 0,5, sedangkan perangkat tes MAT_2 sebesar 769,561 dengan SEM 0,036 pada kemampuan (θ) = 0,0. Konvers penyetaraan tingkat kesukaran butir MAT_1 dan MAT_2 dengan persamaan bY* = 0,715BbX – 0,136.

2. Penelitian yang kedua oleh Sofiyah, Susanto & Setiawani (2015) dengan Judul Pengembangan Paket Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika Berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom Pada Siswa Kelas V SD. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pengembangan paket tes dan memperoleh hasil pengembangan paket tes kemampuan berpikir tingkat tinggi matematika berdasarkan revisi Taksonomi Bloom pada siswa kelas V SD. Prosedur pengembangannya disesuaikan dengan model 4D yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate. Paket tes yang dikembangkan terdiri dari dua tipe, yaitu Paket A dan Paket B. Banyaknya soal dan pertanyaannya sama untuk kedua paket tes, hanya nomor soal yang diacak. Setiap paket tes terdiri dari 3 butir soal uraian dan setiap butir soal terdapat 3 pertanyaan dengan level yang berbeda. Pokok bahasan yang dikembangkan menjadi paket tes adalah bilangan, aritmatika, dan geometri. Teknik analisis data yang digunakan yaitu


(60)

analisis data deskriptif kualitatif. Data yang dianalisis yaitu lembar validasi dan lembar jawaban siswa dari uji coba one to one, small group, dan large group. Analisis data yang dilakukan meliputi analisis validitas oleh validator, analisis kevalidan butir soal, analisis reliabilitas, analisis daya beda, dan analisis tingkat kesukaran. Subjek uji coba pada penelitian ini adalah siswa kelas V-C SDN Jember Lor 1. Berdasarkan hasil analisis validitas pada lembar validasi ahli, semua soal dalam paket tes memiliki interpretasi validitas sangat tinggi. Pada uji coba yang terakhir (uji coba large group) diperoleh reliabilitas dengan interpretasi sangat tinggi. Hasil analisis validitas butir diperoleh 2 pertanyaan dengan validitas sangat tinggi, 3 pertanyaan dengan validitas tinggi, 4 pertanyaan dengan validitas cukup. Terdapat 5 pertanyaan dengan tingkat kesukaran sukar, 4 soal dengan tingkat kesukaran sedang, 0 soal dengan tingkat kesukaran mudah. Hasil analisis daya pembeda didapat 4 pertanyaan dengan interpretasi daya jelek, 4 pertanyaan dengan interpretasi cukup, dan 1 pertanyaan dengan interpretasi baik. Berdasarkan hasil validasi dan analisis uji coba, secara umum paket tes yang dikembangkan telah sesuai dengan level berpikir tingkat tinggi dan memenuhi kriteria tes yang baik yaitu valid dan reliabel.

3. Penelitian ketiga oleh Putri, Koyan & Candiasa (2013) dengan judul Pengembangan Tes Matematika Berbasis SK/KD dengan Teknik Concurent pada Siswa Kelas VI di SD Negeri Se-Kecamatan Gianyar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk pengembangan tes matematika berbasis SK/KD dengan teknik concurent.Sampel penelitian 689 orang yang diambil dengan


(61)

random sampling. Desain Penelitian untuk pengumpulan data prestasi belajar matematika digunakan tes prestasi belajar matematika bentuk objektif pilihan ganda berjumlah 40 butir soal. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis validitas tes, reliabilitas tes, analisis tingkat kesukaran, efektifitas daya beda dan efektifitas pengecoh. Hasil penelitiannya menemukan: 1) kisi-kisi (blue print) tes prestasi belajar matematika kelas VI dengan koefisien relevensi sebesar 0.95 dan termasuk soal sangat baik; 2) Kualitas tes prestasi belajar matematika ditinjau dari vadilitas butir terdapat 3 butir soal yakni butir soal no 20, 22, 30 termasuk butir soal tidak valid salah satu penyebabnya adalah bahwa butir soal tidak relevan; 3) Kualitas tes prestasi belajar matematika ditinjau dari reliabilitas sebesar 0,68 termasuk soal derajat reliabilitas tinggi sepantasnya untuk disimpan di bank soal; 4) Kualitas tes prestasi belajar matematika ditinjau dari tingkat kesukaran, butir-butir soal ulangan bersama semester genap yang ditemukan 35% butir soal termasuk kategori sedang dan 65% soal mudah; 5) Kualitas tes prestasi belajar matematika ditinjau dari tingkat daya pembedanya, 3 butir soal atau 1% butir soal daya beda sangat baik, 37 butir soal atau 99% memiliki daya beda cukup perlu diperbaiki; 6) Kualitas tes prestasi belajar matematika ditinjau dari efektifitas pengecoh dengan 23 butir atau 57,5% termasuk soal memiliki efektifitas pengecoh sangat baik dan 17 butir atau 43% soal dengan efektifitas pengecohnya kurang baik.

Ketiga penelitian relevan di atas memiliki kesamaan dan kebaruan dengan penelitian yang akan dilakukan. Jika dilihat dari penelitian relevan yang pertama memiliki kesamaan mengenai analisis soal yang dilakukan yaitu


(62)

tingkat kesukaran dan daya beda soal. Namun, dalam penelitian ini memiliki kebaruan yaitu peneliti akan melakukan analisis validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan analisis pengecoh menggunakan TAP (Test Analysis Program). Penelitian relevan kedua memiliki kesamaan yaitu mengembangkan tes dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi matematika berdasarkan revisi Taksonomi Bloom. Kebaruan dari penelitian ini adalah mengembangkan tes pilihan ganda dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi matematika berdasarkan revisi Taksonomi Bloom. Setelah tes diujicobakan kemudian dianalisis validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan pengecoh. Dalam penelitian ini juga peneliti akan merevisi pengecoh yang tidak berfungsi. Penelitian relevan ketiga memiliki kesamaan dengan melakukan analisis soal yang meliputi analisis validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan pengecoh. Kebaruan dari penelitian ini adalah tes yang dikembangkan berpedoman pada taksonomi kognitif yang merupakan revisi dari taksonomi Bloom yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Analisis soal dilakukan dengan menggunakan program TAP (Test Analysis Program).

Peneliti akan membuat tes hasil belajar matematika materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat siswa kelas III SD. Tes yang dikembangkan perpedoman pada taksonomi kognitif yang merupakan revisi dari Taksonomi Bloom yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Dalam melakukan peneliti akan melakukan penelitian dan pengembangan dengan judul “Pengembangan Tes


(63)

Hasil Belajar Matematika Materi Hubungan Antar Satuan Waktu, Antar Satuan

Panjang dan Antar Satuan Berat untuk Siswa Kelas III SD”. Peneliti akan

mengacu pada ketiga penelitian yang relevan di atas. Literature Map dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2. 3 Literature Map Penelitian yang Relevan Hayati,Nila

(2013) Pengembangan Butir Soal Matematika SD di

Kabupaten Lombok Timur Sebagai Upaya Pengadaan Bank Soal.

Yang akan diteliti: Suryani, Lilis (2017) Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi Hubungan Antar Satuan Waktu, Antar Satuan Panjang dan Antar Satuan Berat untuk Siswa Kelas III

Putri, Koyan & Candiasa (2013) Pengembangan Tes Matematika Berbasis SK/KD dengan Teknik

Concurent pada Siswa Kelas VI di SD Negeri Se Kecamatan Gianyar

Sofiyah, Susanto & Setiawani (2015) Pengembangan Paket

Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Matematika Berdasarkan Revisi

Taksonomi Bloom Pada Siswa Kelas V


(64)

C. Kerangka Berpikir

Tes hasil belajar merupakan tes yang diberikan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Tes berfungsi sebagai alat ukur terhadap kemampuan peserta didik dan sebagai alat ukur keberhasilan program pengajaran. Tes dapat dibedakan menjadi dua yaitu tes subyektif dan tes obyektif. Salah satu jenis tes obyektif adalah tes pilihan ganda. Tes pilihan ganda adalah tes yang memiliki jumlah alternatif jawaban yang lebih dari dua. Tes pilihan ganda adalah tes yang paling banyak digunakan dalam kelompok tes obyektif karena tes pilihan ganda mencakup banyak materi. Tes yang memiliki kualitas baik adalah tes yang valid, reliabel dan memiliki karateristik butir soal yang memiliki daya pembeda baik, tingkat kesukaran dan analisis pengecoh.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan dua guru, saat membuat soal guru belum mengikuti prosedur atau langkah-langkah pembuatan tes hasil belajar yang baik dan benar ketika menyusun tes hasil belajar. Hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas yang akan diberikan kepada siswa. Guru juga biasanya tidak membuat soal sendiri, melainkan mengambil dari LKS dan referensi buku-buku lain yang dimiliki oleh guru. Tes belajar sebaiknya dibuat sesuai dengan indikator yang dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dari fakta tersebut menjadi acuan peneliti untuk mengembangkan tes hasil belajar bentuk pilihan ganda yang dapat mengukur ranah kognitif siswa dan tes yang telah diujicoba akan dianalisis untuk mengetahui validitas soal, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan analisis pengecoh.


(65)

Pengembangan tes hasil belajar siswa materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk kelas III SD menjadi produk dalam penelitian ini. Pengembangan tes hasil belajar didasarkan pada kemampuan kognitif mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Tes hasil belajar dikembangakan dalam bentuk soal pilihan ganda. Pengembangan tes hasil belajar ini juga mampu mendeskripsikan kualitas butir soal meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan analisis pengecoh. Berikut adalah gambar bagan kerangka berpikir.


(66)

Gambar 2. 4 Bagan Kerangka Berpikir Tes Hasil Belajar

Fungsi Tes Alat ukur terhadap kemampuan siswa

dan alat ukur keberhasilan program

pengajaran

Kualitas Tes Valid, Reliabel dan

memiliki Karakteristik Butir Soal (Daya Pembeda,

Tingkat Kesukaran dan Pengeoh).

Jenis Tes Tes Obyektif dan

Tes Subyektif.

Masalah

Guru belum mengikuti prosedur pembuatan tes dan belum melakukan analisis butir soal serta kebutuhun guru akan contoh

tes hasil belajar matematika materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat.

Solusi

Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi Hubungan Antar Satuan Waktu, Antar Satuan Panjang dan Antar Satuan Berat untuk


(67)

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana mengembangkan tes hasil belajar materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa kelas III SD? 2. Bagaimana validitas tes hasil belajar materi hubungan antar satuan waktu, antar

satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa kelas III SD berdasarkan hasil uji coba empiris?

3. Bagaimana reliabilitas tes hasil belajar materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa kelas III SD berdasarkan hasil uji coba empiris?

4. Bagaimana daya pembeda tes hasil belajar materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa kelas III SD berdasarkan hasil uji coba empiris?

5. Bagaimana tingkat kesukaran hasil belajar materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa kelas III SD berdasarkan hasil uji coba empiris?

6. Bagaimana hasil pengecoh tes hasil belajar materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa kelas III SD berdasarkan hasil uji coba empiris?


(68)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development (R&D). Menurut Sugiyono (2015: 407) metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Jenis penelitian ini dipilih karena peneliti akan mengembangkan tes hasil belajar materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat siswa kelas III SDN Bhayangkara Yogyakarta.

Adapun langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2015: 409), yaitu:


(1)

High 3 (0.273) 1 (0.091) 7 (0.636) 0 (0.000) Low 4 (0.400) 3 (0.300) 0 (0.000) 3 (0.300) Diff -1(-0.127) -2(-0.209) 7 (0.636) -3(-0.300) 9 TOTAL 7 (0.219) 18*(0.563) 2 (0.063) 5 (0.156) High 2 (0.182) 9 (0.818) 0 (0.000) 0 (0.000) Low 2 (0.200) 3 (0.300) 1 (0.100) 4 (0.400) Diff 0(-0.018) 6 (0.518) -1(-0.100) -4(-0.400) 10 TOTAL 23*(0.719) 1 (0.031) 8 (0.250) 0 (0.000) High 10 (0.909) 0 (0.000) 1 (0.091) 0 (0.000) Low 4 (0.400) 1 (0.100) 5 (0.500) 0 (0.000) Diff 6 (0.509) -1(-0.100) -4(-0.409) 0 (0.000) ---- --- --- --- --- --- Item Group Option 1 Option 2 Option 3 Option 4 ---- --- --- --- --- --- 11 TOTAL 16*(0.500) 12 (0.375) 4 (0.125) 0 (0.000) High 8 (0.727) 3 (0.273) 0 (0.000) 0 (0.000) Low 4 (0.400) 4 (0.400) 2 (0.200) 0 (0.000) Diff 4 (0.327) -1(-0.127) -2(-0.200) 0 (0.000) 12 TOTAL 14*(0.438) 17 (0.531) 1 (0.031) 0 (0.000) High 8 (0.727) 3 (0.273) 0 (0.000) 0 (0.000) Low 3 (0.300) 7 (0.700) 0 (0.000) 0 (0.000) Diff 5 (0.427) -4(-0.427) 0 (0.000) 0 (0.000) 13 TOTAL 7 (0.219) 23*(0.719) 1 (0.031) 1 (0.031) High 0 (0.000) 11 (1.000) 0 (0.000) 0 (0.000) Low 4 (0.400) 4 (0.400) 1 (0.100) 1 (0.100) Diff -4(-0.400) 7 (0.600) -1(-0.100) -1(-0.100) 14 TOTAL 7 (0.219) 3 (0.094) 8 (0.250) 14*(0.438) High 0 (0.000) 0 (0.000) 1 (0.091) 10 (0.909) Low 6 (0.600) 1 (0.100) 3 (0.300) 0 (0.000) Diff -6(-0.600) -1(-0.100) -2(-0.209) 10 (0.909) 15 TOTAL 8 (0.250) 20*(0.625) 3 (0.094) 1 (0.031) High 0 (0.000) 10 (0.909) 1 (0.091) 0 (0.000) Low 6 (0.600) 3 (0.300) 1 (0.100) 0 (0.000) Diff -6(-0.600) 7 (0.609) 0(-0.009) 0 (0.000) ---- --- --- --- --- --- Item Group Option 1 Option 2 Option 3 Option 4 ---- --- --- --- --- --- 16 TOTAL 0 (0.000) 4 (0.125) 21*(0.656) 7 (0.219) High 0 (0.000) 1 (0.091) 10 (0.909) 0 (0.000) Low 0 (0.000) 2 (0.200) 3 (0.300) 5 (0.500) Diff 0 (0.000) -1(-0.109) 7 (0.609) -5(-0.500) 17 TOTAL 6 (0.188) 2 (0.063) 21*(0.656) 3 (0.094) High 0 (0.000) 0 (0.000) 11 (1.000) 0 (0.000) Low 5 (0.500) 1 (0.100) 3 (0.300) 1 (0.100) Diff -5(-0.500) -1(-0.100) 8 (0.700) -1(-0.100)


(2)

18 TOTAL 5 (0.156) 3 (0.094) 14*(0.438) 10 (0.313) High 0 (0.000) 0 (0.000) 5 (0.455) 6 (0.545) Low 4 (0.400) 1 (0.100) 4 (0.400) 1 (0.100) Diff -4(-0.400) -1(-0.100) 1 (0.055) 5#(0.445) 19 TOTAL 3 (0.094) 7 (0.219) 21*(0.656) 1 (0.031) High 0 (0.000) 1 (0.091) 10 (0.909) 0 (0.000) Low 3 (0.300) 4 (0.400) 2 (0.200) 1 (0.100) Diff -3(-0.300) -3(-0.309) 8 (0.709) -1(-0.100) 20 TOTAL 2 (0.063) 14 (0.438) 2 (0.063) 13*(0.406) High 0 (0.000) 1 (0.091) 2 (0.182) 8 (0.727) Low 2 (0.200) 8 (0.800) 0 (0.000) 0 (0.000) Diff -2(-0.200) -7(-0.709) 2 (0.182) 8 (0.727) ---- --- --- --- --- --- Item Group Option 1 Option 2 Option 3 Option 4 ---- --- --- --- --- --- 21 TOTAL 1 (0.031) 8 (0.250) 22*(0.688) 1 (0.031) High 0 (0.000) 1 (0.091) 10 (0.909) 0 (0.000) Low 1 (0.100) 5 (0.500) 3 (0.300) 1 (0.100) Diff -1(-0.100) -4(-0.409) 7 (0.609) -1(-0.100) 22 TOTAL 9 (0.281) 3 (0.094) 4 (0.125) 16*(0.500) High 2 (0.182) 1 (0.091) 0 (0.000) 8 (0.727) Low 3 (0.300) 1 (0.100) 1 (0.100) 5 (0.500) Diff -1(-0.118) 0(-0.009) -1(-0.100) 3 (0.227) 23 TOTAL 7 (0.219) 1 (0.031) 2 (0.063) 22*(0.688) High 0 (0.000) 0 (0.000) 0 (0.000) 11 (1.000) Low 5 (0.500) 1 (0.100) 1 (0.100) 3 (0.300) Diff -5(-0.500) -1(-0.100) -1(-0.100) 8 (0.700) 24 TOTAL 12 (0.375) 17*(0.531) 3 (0.094) 0 (0.000) High 1 (0.091) 10 (0.909) 0 (0.000) 0 (0.000) Low 5 (0.500) 3 (0.300) 2 (0.200) 0 (0.000) Diff -4(-0.409) 7 (0.609) -2(-0.200) 0 (0.000) 25 TOTAL 25*(0.781) 5 (0.156) 2 (0.063) 0 (0.000) High 11 (1.000) 0 (0.000) 0 (0.000) 0 (0.000) Low 6 (0.600) 2 (0.200) 2 (0.200) 0 (0.000) Diff 5 (0.400) -2(-0.200) -2(-0.200) 0 (0.000) ---- --- --- --- --- --- Item Group Option 1 Option 2 Option 3 Option 4 ---- --- --- --- --- --- 26 TOTAL 10 (0.313) 5 (0.156) 2 (0.063) 15*(0.469) High 0 (0.000) 0 (0.000) 1 (0.091) 10 (0.909) Low 6 (0.600) 3 (0.300) 1 (0.100) 0 (0.000) Diff -6(-0.600) -3(-0.300) 0(-0.009) 10 (0.909) 27 TOTAL 20*(0.625) 3 (0.094) 7 (0.219) 2 (0.063) High 10 (0.909) 0 (0.000) 1 (0.091) 0 (0.000)


(3)

Low 4 (0.400) 2 (0.200) 4 (0.400) 0 (0.000) Diff 6 (0.509) -2(-0.200) -3(-0.309) 0 (0.000) 28 TOTAL 6 (0.188) 18*(0.563) 3 (0.094) 5 (0.156) High 1 (0.091) 9 (0.818) 0 (0.000) 1 (0.091) Low 2 (0.200) 4 (0.400) 1 (0.100) 3 (0.300) Diff -1(-0.109) 5 (0.418) -1(-0.100) -2(-0.209) 29 TOTAL 2 (0.063) 13*(0.406) 4 (0.125) 13 (0.406) High 0 (0.000) 7 (0.636) 1 (0.091) 3 (0.273) Low 0 (0.000) 2 (0.200) 2 (0.200) 6 (0.600) Diff 0 (0.000) 5 (0.436) -1(-0.109) -3(-0.327) 30 TOTAL 10 (0.313) 7 (0.219) 7 (0.219) 8*(0.250) High 3 (0.273) 2 (0.182) 0 (0.000) 6 (0.545) Low 3 (0.300) 2 (0.200) 4 (0.400) 1 (0.100) Diff 0(-0.027) 0(-0.018) -4(-0.400) 5 (0.445) ---- --- --- --- --- --- Item Group Option 1 Option 2 Option 3 Option 4 ---- --- --- --- --- --- 31 TOTAL 10*(0.313) 6 (0.188) 11 (0.344) 5 (0.156) High 8 (0.727) 1 (0.091) 1 (0.091) 1 (0.091) Low 1 (0.100) 3 (0.300) 5 (0.500) 1 (0.100) Diff 7 (0.627) -2(-0.209) -4(-0.409) 0(-0.009) 32 TOTAL 17*(0.531) 5 (0.156) 5 (0.156) 5 (0.156) High 10 (0.909) 0 (0.000) 1 (0.091) 0 (0.000) Low 4 (0.400) 2 (0.200) 3 (0.300) 1 (0.100) Diff 6 (0.509) -2(-0.200) -2(-0.209) -1(-0.100) 33 TOTAL 7 (0.219) 5 (0.156) 19*(0.594) 1 (0.031) High 0 (0.000) 2 (0.182) 9 (0.818) 0 (0.000) Low 4 (0.400) 2 (0.200) 4 (0.400) 0 (0.000) Diff -4(-0.400) 0(-0.018) 5 (0.418) 0 (0.000) 34 TOTAL 5 (0.156) 3 (0.094) 7 (0.219) 17*(0.531) High 1 (0.091) 2 (0.182) 2 (0.182) 6 (0.545) Low 4 (0.400) 1 (0.100) 3 (0.300) 2 (0.200) Diff -3(-0.309) 1 (0.082) -1(-0.118) 4 (0.345) 35 TOTAL 2 (0.063) 5 (0.156) 13 (0.406) 12*(0.375) High 0 (0.000) 1 (0.091) 4 (0.364) 6 (0.545) Low 1 (0.100) 1 (0.100) 7 (0.700) 1 (0.100) Diff -1(-0.100) 0(-0.009) -3(-0.336) 5 (0.445) ---- --- --- --- --- --- Item Group Option 1 Option 2 Option 3 Option 4 ---- --- --- --- --- --- 36 TOTAL 6 (0.188) 18*(0.563) 3 (0.094) 5 (0.156) High 0 (0.000) 9 (0.818) 0 (0.000) 2 (0.182) Low 5 (0.500) 3 (0.300) 2 (0.200) 0 (0.000) Diff -5(-0.500) 6 (0.518) -2(-0.200) 2 (0.182)


(4)

37 TOTAL 12 (0.375) 3 (0.094) 3 (0.094) 14*(0.438) High 1 (0.091) 0 (0.000) 1 (0.091) 9 (0.818) Low 7 (0.700) 1 (0.100) 0 (0.000) 2 (0.200) Diff -6(-0.609) -1(-0.100) 1 (0.091) 7 (0.618) 38 TOTAL 6 (0.188) 21*(0.656) 3 (0.094) 2 (0.063) High 0 (0.000) 10 (0.909) 0 (0.000) 1 (0.091) Low 2 (0.200) 5 (0.500) 3 (0.300) 0 (0.000) Diff -2(-0.200) 5 (0.409) -3(-0.300) 1 (0.091) 39 TOTAL 2 (0.063) 8 (0.250) 19*(0.594) 3 (0.094) High 0 (0.000) 3 (0.273) 8 (0.727) 0 (0.000) Low 2 (0.200) 3 (0.300) 4 (0.400) 1 (0.100) Diff -2(-0.200) 0(-0.027) 4 (0.327) -1(-0.100) 40 TOTAL 10 (0.313) 0 (0.000) 19*(0.594) 3 (0.094) High 2 (0.182) 0 (0.000) 9 (0.818) 0 (0.000) Low 6 (0.600) 0 (0.000) 3 (0.300) 1 (0.100) Diff -4(-0.418) 0 (0.000) 6 (0.518) -1(-0.100)

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ TAP: Test Analysis Program (version 14.7.4) Copyright © 2003-2014 Gordon P. Brooks Contact: brooksg@ohio.edu


(5)

Lampiran 13. Foto Validasi Lapangan

Foto Validasi Lapangan


(6)

Lampiran 14. CURRICULUM VITAE

CURRICULUM VITAE

Lilis Suryani lahir di Silalahi, 29 April 1995. Pendidikan

dasar diperoleh di SD Negeri Bojong 4 Cianjur, tamat pada tahun

2007. Pendidikan SMP-SMA diperoleh di Sekolah Mardi Yuana

Cianjur, tamat pada tahun 2013.

Pada tahun 2013, peneliti tercatat sebaga mahasiswa

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh

pendidikan di PGSD peneliti mengikuti beberapa macam kegiatan seperti: 1) Kursus

Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar, 2) Pelatihan Pengembangan Kepribadian

Mahasiswa I, 3) Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa II, 4) Penguasaan

Bahasa Inggris Aktif, 5)

English Club

dan 6)

Week-End

Moral. Masa pendidikan di

Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis tugas akhir yang berjudul

“Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi Hubungan Antar Satuan Waktu,

Antar Satuan Panjang dan Antar Satuan Berat untuk Siswa Kelas III Sekolah Dasar.