Merdeka Pemaknaan Warna Landasan Teori 1. Media Cetak

 Rakyat berhak meminta penghidupan yang layak Pasal 27, Bab X, UUD 1945.  Rakyat berhak meminta layanan kesehatan , pendidikan , dan hiburan kepada negaranya.  Rakyat berhak didampingi pengacaranya jika dituduh melakukan tindak kriminal.  Rakyat berhak untuk membela dan menjaga kestabilitas negara. http:id.wikipedia.org

2.1.11. Merdeka

Merdeka adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dan bahasa Melayu yang berarti kemerdekaan atau kebebasan . Ini adalah berasal dari bahasa Sansekerta Maharddhika yang berarti kaya, makmur dan kuat. Di kepulauan Melayu, istilah ini telah memperoleh arti budak dibebaskan. Para Mardijker Istilah korupsi Belanda versi Portugis dari kata-kata Sanskerta asli dan digunakan untuk menunjuk budak Portugis dan Belanda mantan dari India di Hindia Timur, yang dikenal sebagai Mardijkers, dimana arti Melayu free dom berasal. Kemerdekaan adalah saat di mana seseorang mendapatkan hak untuk mengendalikan dirinya sendiri tanpa campur tangan orang lain dan atau tidak bergantung pada orang lain lagi serta saat di mana sebuah negara meraih hak kendali penuh atas seluruh wilayah bagian negaranya. Tanda seru adalah tanda bahasa yang digunakan untuk penegasan, penekanan, dan perintah dari suatu kata ataupun kalimat. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. http:translate.google.co.idtranslate?hl=idsl=enu=http:en.wikipedia.or gwikiMerdekaei=vRbRTKbyIZD6swP67qS4Cwsa=Xoi=translatect =resultresnum=4ved=0CDQQ7gEwAwprev=search3Fq3Dmerdek a26hl3Did26client3Dfirefox- a26hs3DWME26rls3Dorg.mozilla:en-US:official26prmd3Dinl

2.1.12. Pemaknaan Warna

Warna merupakan aspek visual dari tanda, seperti masalah corak dan kejernihannya. Dalam beberapa masalah kejernihan warna mungkin lebih penting dari pada warna itu sendiri dalam menyampaikan pesan. Berger Arthur Asa, 2005 : 39. Warna merupakan simbol yang menjadi penandaan dalam suatu hal. Warna juga boleh dianggap sebagai suatu fenomena psokologis, warna juga sering digunakan untuk menunjukan suasana emosional, cita rasa, afiliasi politik dan bahkan keyakinan. Berikut respon psikologi dari masing – masing warna : 1. Merah : Power, energi, kehangatan, cinta, nafsu, agresi, bahaya, menggairahkan, merangsang 2. Biru : Kepercayaan, konservatif, keamanan, tekhnologi, kebersihan, keteraturan, kenyamanan 3. Hijau : Alami, sehat, keberuntungan, pembaharuan, kalem, kedamaian, ketentraman 4. Kuning : Optimis, harapan, filosofi, ketidak jujuran, pengecut, penghianatan, riang, kegembiraan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 5. Ungu : Spiritual, misteri, kebangsawanan, transformasi, kekasaran, keangkuhan, kewibawaan, keagungan 6. Orange : Energy, keseimbangan, kehangatan 7. Coklat : Tanah atau bumi, reliability, daya tahan 8. Abu - abu : Intelek, masa depan, kesederhanaan, kesedihan 9. Putih : positif, steril, kebersihan serta netral dan fleksibel. 10. Hitam : power, seksualitas, kecanggihan, kematian, misteri, ketakutan, kesedihan, keanggunan, patah hati. http:.toekangweb.or.id07-tips-bentukwarna1.html

2.2. Kerangka Berpikir

Manusia adalah homo semioticus di mana masing-masing individu mempunyai latar belakang pemikiran yang berbeda, dalam memaknai suatu objek atau peristiwa. Manusia dapat memproklamasikan sesuatu, apa saja, sebagai tanda karena hal itu dapat dilakukan oleh semua manusia. Makna yang akan diidentifikasi pertama adalah makna denotatif yaitu, mencatat semua tanda visual yang ada atau makna mengambang dan bisa dibaca di permukaan. Selanjutnya akan diidentifikasi makna-makna yang tersembunyi yaitu makna konotatif atau kita membaca yang tersirat yang memungkinkan terbacanya nilai-nilai yang digunakan sebagai referensi untuk mengkonstruksikan makna karikatur. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dokumen yang terkait

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA HARIAN JAWA POS (Studi Semiotika Pemaknaan Karikatur Clekit “Pers Yang Berkuasa”Edisi 09 Februari 2012 Pada Harian Jawa Pos).

0 0 103

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA KOLOM OPINI JAWA POS (Studi Semiotik tentang Pemaknaan Karikatur Clekit pada Kolom Opini di Jawa Pos Edisi 3 April 2012).

0 0 81

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA HARIAN JAWA POS (Studi Semiotika Pemaknaan Karikatur Clekit “Pegawai Honorer” Edisi 21 Februari 2012 Pada Harian Jawa Pos).

0 1 94

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT VERSI RUMAH ASPIRASI DI JAWA POS (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Clekit versi Rumah Aspirasi Edisi 5 Agustus 2010 di Jawa Pos).

0 1 75

PEMAKNAAN KARIKATUR EDITORIAL CLEKIT VERSI KOALISI OPOSISI (Studi Semiotika Tentang Pemaknaan Karikatur Editorial Clekit Versi "Koalisi Oposisi" Pada Harian Jawa Pos Edisi 6 Februari 2010).

0 2 82

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Editorial Clekit Pada Media Jawa Pos Edisi 17 Agustus 2010)

0 0 18

PEMAKNAAN KARIKATUR EDITORIAL CLEKIT VERSI KOALISI OPOSISI (Studi Semiotika Tentang Pemaknaan Karikatur Editorial Clekit Versi "Koalisi Oposisi" Pada Harian Jawa Pos Edisi 6 Februari 2010).

0 0 19

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT VERSI RUMAH ASPIRASI DI JAWA POS (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Clekit versi Rumah Aspirasi Edisi 5 Agustus 2010 di Jawa Pos)

0 0 19

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA HARIAN JAWA POS (Studi Semiotika Pemaknaan Karikatur Clekit “Pegawai Honorer” Edisi 21 Februari 2012 Pada Harian Jawa Pos).

0 0 23

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA KOLOM OPINI JAWA POS (Studi Semiotik tentang Pemaknaan Karikatur Clekit pada Kolom Opini di Jawa Pos Edisi 3 April 2012)

0 0 16