interaksi masyarakat dengan tradisi Hindu-Budha. Hubungan antara masyarakat Jawa dengan tradisi Hindu-Budha berlangsung lama dan dengan intensitas yang sangat tinggi.
Diawali dengan perkembangan di Jawa Barat,berlanjut dan memuncak di Jawa Timur,untuk selanjutnya ke Bali.Peninggalan kepurbakalaan ditemukan dalam berbagai bentuk sepserti
prasasti,candi,petirtaanpemandian,arca,perhiasan,dan sebagainya. Dengan demikian,upaya untuk mencari fakta guna merekontruksi kondisi kehidupan masyarakatnya,khususnya tentang
interaksinya dengan tradisi Hindu-Budha ,menjadi lebih lengkap. Melalui peninggalan- peninggalan tersebut,kita dapat mengetahui bahwa pada masa lampau,di Jawa pernah
berkembang
beberapa institusi
politik berupa
kerajaan,misalnya Tarumanegara,Kalingga,Mataram,Medang,Kahuripan,Kediri,Singasari,Majapahit,dan
sebagainya.
c. Sumatra
Berdasarkan berita Cina,diperoleh keterangan bahwa pada abad ke-7 M di Sumatra terdapat kerajaan-kerajaan yang bernama To-lang-po-hwangTulangbawangMolo-yeuMelayu,dan Che-
lifo-cheSriwijaya. Berdasarkan keterangan yang dibawa oleh pendeta budha bernama I-Tsing yang pada tahun 671 M berangkat dari Kanton menuju India.Ia singgah di Sriwijaya selama
enam bulan untuk belajar bahasa sansekerta. Kemudian singgah di Melayu selam dua bulan,baru kemudian menuju ke India dan tinggal disana selama sepuluh tahun.Tahun 685 M ia kembali ke
Sriwijaya,dan tinggal selama empat tahun untuk menerjemahkan berbagai kitab suci Budha,dari bahasa sansekerta ke dalam bahasa Cina.
d. Bali
Tidak diketahui secara pasti dari daerah mana tradisi Hindu-Budha masuk ke Bali,tetapi kemungkinan besar berasal dari jawa.Kemungkinan ini diperkuat dengan ditemukannya Arca
Budha berlanggam Jawa Tengah di Goa Gajah,Bedahulu.Dalam prasasti kubu-kubu 905 M disebutkan daerah yang bernama Bantan telah ditaklukkan oleh Mataram pada masa Raja
Balitung.
KERAJAAN KUTAI Kutai Martadipura adalah kerajaan tertua bercorak
Hindu di
Nusantara dan seluruh
Asia Tenggara
. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman
, Kalimantan Timur
, tepatnya di hulu sungai
Mahakam . Nama Kutai diambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang menggambarkan
kerajaan tersebut. Nama Kutai diberikan oleh para ahli karena tidak ada prasasti yang secara jelas menyebutkan nama kerajaan ini. Karena memang sangat sedikit informasi yang dapat
diperoleh akibat kurangnya sumber sejarah.
Yupa
Informasi yang ada diperoleh dari Yupa
Tugu dalam upacara pengorbanan yang berasal dari abad ke-4
. Ada tujuh buah yupa yang menjadi sumber utama bagi para ahli dalam
menginterpretasikan sejarah Kerajaan Kutai. Dari salah satu yupa tersebut diketahui bahwa raja yang memerintah kerajaan Kutai saat itu adalah
Mulawarman . Namanya dicatat dalam yupa
karena kedermawanannya menyedekahkan 1.000 ekor lembu kepada brahmana
.
Mulawarman
Mulawarman adalah anak Aswawarman dan cucu Kudungga. Nama Mulawarman dan Aswawarman sangat kental dengan pengaruh
bahasa Sanskerta bila dilihat dari cara
penulisannya. Kudungga adalah pembesar dari Kerajaan Campa
Kamboja yang datang ke Indonesia. Kudungga sendiri diduga belum menganut agama Budha.
Aswawarman
Aswawarman mungkin adalah raja pertama Kerajaan Kutai yang bercorak Hindu. Ia juga diketahui sebagai pendiri dinasti Kerajaan Kutai sehingga diberi gelar Wangsakerta, yang artinya
pembentuk keluarga. Aswawarman memiliki 3 orang putera, dan salah satunya adalah Mulawarman.
Putra Aswawarman adalah Mulawarman. Dari yupa diketahui bahwa pada masa pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah kekuasaannya meliputi
hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur.
Kerajaan Kutai seakan-akan tak tampak lagi oleh dunia luar karena kurangnya komunikasi dengan pihak asing, hingga sangat sedikit yang mendengar namanya.
Berakhir
Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13,
Aji Pangeran Anum Panji Mendapa . Perlu
diingat bahwa Kutai ini Kutai Martadipura berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara
yang ibukotanya pertama kali berada di
Kutai Lama Tanjung Kute
. Kutai Kartanegara inilah, di tahun 1365, yang disebutkan dalam sastra Jawa
Negarakertagama . Kutai Kartanegara selanjutnya
menjadi kerajaan Islam yang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara
.