1
1. Pendahuluan
Hipertensi didefinisikan sebagai suatu keadaan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau nilai tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Salah satu
faktor risiko penyakit hipertensi ialah usia dan kelebihan berat badan. Usia menjadi faktor risiko hipertensi karena pada individu yang berusia di atas 40
tahun terjadi malformasi atau perubahan bentuk fisiologis dari pembuluh darah World Health Organization, 2013. Pada individu yang mengalami
overweight terjadi peningkatan cardiac output dan resistensi perifer yang berujung pada hipertensi sehingga overweight menjadi salah satu faktor risiko
hipertensi Wang et al. 2013. Prevalensi hipertensi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta DIY
berdasarkan Riskesdas 2013 yang diperoleh melalui pengukuran pada usia di atas 18 tahun sebesar 25,7. Prevalensi hipertensi di DIY dikategorikan
tinggi karena dari hasil Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa Provinsi DIY masuk dalam lima besar provinsi dengan kasus hipertensi terbanyak di
Indonesia. Di Provinsi DIY prevalensi hipertensi di Kabupaten Sleman menduduki peringkat kedua dengan prevalensi sebesar 23,7 Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2013. Prevalensi hipertensi meningkat sejalan dengan meningkatnya usia
yakni dari 32,4 pada rentang usia 40-59 tahun dan 65,0 pada usia di atas 60 tahun Nwanko et al. 2013. Suatu penelitian di Selandia Baru
mengungkapkan bahwa overweight menjadi salah satu faktor risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular Gonzales, 2010. Individu dengan nilai BMI
≥23kgm
2
dikatakan memiliki berat badan berlebih overweight. Faktanya 60 pasien hipertensi memiliki berat badan berlebih Departemen Kesehatan
RI, 2014. Penyakit kardiovaskular seperti hipertensi memiliki dampak pada
nilai Quality of Life QoL para penderitanya. QOL adalah suatu konsep dalam pikiran seseorang yang tergantung dari persepsi dan ketertarikan akan
2
suatu hal dari dalam diri orang tersebut Fuchs et al. 2011. Short Form-36 SF-36 adalah instrumen yang digunakan secara luas untuk menggambarkan
QoL pasien dalam suatu variasi populasi yang besar Carvalho et al. 2012.
Nilai kualitas hidup pasien dapat dihitung menggunakan kuisioner SF-36 yang dalam penilaiannya ditentukan oleh 8 domain yakni fungsi fisik, peran fisik,
nyeri tubuh, kesehatan secara umum, vitalitas, fungsi sosial, peran emosi dan kesehatan mental Mi et al. 2015.
Nilai QoL menurun seiring peningkatan usia. Hal ini dikarenakan selama proses penuaan terjadi peningkatan masalah kesehatan sebagai akibat
dari perubahan fisiologi tubuh manusia Carvalho et al. 2012. Penelitian mengenai hubungan peningkatan Body Mass Index BMI dengan nilai QoL
telah banyak dilakukan. Salah satu hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan penurunan nilai QoL dengan peningkatan BMI namun masih
inkonsisten Ul-Haq et al. 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kualitas hidup
responden hipertensi usia 40-75 tahun kajian kelompok usia dan Body Mass Index di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Hasil
penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai evaluasi kualitas hidup responden hipertensi pada kelompok usia 40-59 tahun dan 60-
75 tahun serta responden hipertensi dengan nilai BMI ≥23kgm
2
dan 23kgm
2
pada rentang usia 40-75 tahun dengan menggunakan instrumen SF- 36 dan diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai acuan untuk melihat evaluasi
kualitas hidup Kecamatan Ngemplak oleh pemerintah Kabupaten Sleman.
2. Metode Penelitian