Kerugian Akibat Kehilangan Air Metode Pengendalian Air Bersih

merupakan bentuk-bentuk kecurangan yang pernah ditemui dan dilakukan oleh konsumen. Tujuan dari itu semua adalah agar angka tercatat lebih kecil sehingga membayarnya menjadi murah. Hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat masih kurang dan begitu juga kesadaran untuk melapor. Kondisi sosial para pegawai PDAM pun kurang bertanggungjawab, petugas pembaca meter air yang merupakan ujung tombak perusahaan jika kurang bertanggungjawab akan mempengaruhi pendapatan yang sebenarnya.

2.5 Kerugian Akibat Kehilangan Air

Adanya kehilangan air dapat mengakibatkan kerugian baik bagi PDAM maupun bagi konsumen. Secara garis besar kerugian akibat kehilangan air dapat dikelompokkan menjadi : 1 Kerugian dari segi kuantitas Debit Dengan adanya kehilangan air, maka jumlah air yang dapat digunakan oleh konsumen menjadi berkurang. 2 Kerugian dari segi tekanan Adanya kehilangan air khususnya akibat kebocoran pada pipa distribusi dan adanya sambungan yang tidak tercatatillegal connection dapat mengakibatkan berkurangnya tekanan air yang dialirkan ke konsumen. 3 Kerugian dari segi kualitas air Jika ada kebocoran air, maka pada saat pipa tidak terisi air atau terjadi tekanan negatif siphon ada kemungkinan kotoran dari luar pipa masuk ke Universitas Sumatera Utara dalam pipa, sehingga air yang ada di dalam pipa terkontaminasi oleh kotoran dari luar pipa tersebut. 4 Kerugian dari segi keuangan Ekonomi Akibat dari adanya kehilangan air ini maka akan mengakibatkan kerugian dari segi keuangan bagi Perusahaan Air Minum. Dengan adanya kehilangan air ini maka biaya produksi per meter kubik air akan meningkat dan pendapatan hasil penjualan air akan berkurang, sehingga secara keseluruhan keuntungan yang didapat Perusahan Air Minum akan mengecil.

2.6 Metode Pengendalian Air Bersih

Untuk meningkatkan kapasitas pelayanan, dibutuhkan penanggulangan kehilangan air dimana dengan penaggulangan kehilangan air ini, kapasitas pelayanan akan ditingkatkan tanpa adanya peningkatan kapasitas sumber, mengingat sumber air baku yang makin lama makin berkurang sementara kebutuhun penduduk akan air bersih semakin lama semakin meningkat. Pengendalian kehilangan air tidak mudah untuk dilaksanakan karena menyangkut banyak segi yang harus diperhitungkan baik dalam PAM sendiri maupun kondisi masyarakat pemakai air yaitu pemerintah maupun non pemerintah. Karenanya perlu suatu metoda pendekatan untuk kondisi setempat dalam usaha mengendalikan besarnya kehilangan air agar tidak melebihi batas kewajaran yang ditetapkan. Di dalam menanggulangi kebocoran air ada 2 jenis kebocoran yang harus ditangani, yaitu kebocoran air secara fisik dan kebocoran air secara administratif. Dalam penanggulangan kebocoran air sendiri ada 3 metoda penurunan kebocoran air yang dapat dilaksanakan yaitu : a. Kontrol tekanan Universitas Sumatera Utara Pengaturan tekanan air di dalam pipa. Merupakan cara yang paling sederhana dan cepat, karena tidak menyangkut deteksi kebocoran, penurunan tekanan ini dapat dicapai dengan mengurangi tekanan pompa atau pemasangan katup penurunan tekanan pada jaringan pipa distribusi. b. Penurunan kebocoran air secara pasif Dengan metoda pasif kontrol, yaitu memperbaiki kebocoran hanya bila ada laporan dari masyarakat tentang adanya kebocoran atau bila kebocoran itu kebetulan saja diketahui dapat terlihat secara fisik. Pada metoda ini tidak dilaksanakan pengukuran atau pendeteksian kebocoran. Metoda ini dapat dilaksanakan apabila harga produksi air relatif murah jika dibandingkan biaya operasionalnya, nilai kebocoran relatif masih rendah dan sumber air masih dapat mencukupi kebutuhan konsumen. c. Penurunan kebocoran air secara aktif, melalui cara-cara: • Regular Sounding Dengan menginspeksi jaringan pipa distribusi yang dilakukan secara berkala dengan menggunakan alat pendengar kebocoran pada hidran kebakaran atau pun katup yang terdapat pada jaringan distribusi. • District Metering pengukuran zonewilayah Yaitu dengan memantau aliran fluktuasi pemakaian air pada distrik tertentu secara berkala. Caranya dengan memasang meter pada suatu distrik pada lokasi yang tepat, dan debit air yang masuk ke dalam distrik tersebut dicatat secara berkala dan Universitas Sumatera Utara dievaluasi. Bila terjadi peningkatan fluktuasi yang tiba- tiba, maka hal ini mengindikasikan adanya kebocoran pada distrik tersebut. • Waste Metering pengukuran kebocoran Yaitu memantau kebocoran pada setiap jalur pipa. Cara ini dilakukan dengan memantau aliran air pada malam hari dengan membuka menutup katup valve secara bertahap. Jika terjadi peningkatan aliran air yang mencolok secara tiba-tiba, maka hal ini mengindikasikan adanya kebocoran. Untuk mencari kebocoran tersebut, digunakan alat pendeteksi kebocoran. • Combined Metering pengukuran kombinasi Merupakan gabungan antara district dan waste metering. Dalam penanggulangan kebocoran air secara administratif, usaha yang harus kita lakukan akan lebih sedikit, tetapi hasil yang didapat akan sangat signifikan. Berbeda dengan penanggulangan kebocoran air secara fisik, usaha dan biaya yang dibutuhkan akan sangat banyak dan besar, belum lagi waktu yang dibutuhkan sangat lama. Tetapi, hasil yang didapat tidak sebanding dengan usaha yang sudah dilakukan. Selama ini pengendalian kehilangan air dilakukan secara pasif. Dengan metoda ini memang tidak memerlukan banyak peralatan dan biaya tetapi kehilangan air yang terjadi tidak dapat ditanggulangi dengan baik bahkan cenderung bertambah tiap tahunnya. Hal ini tidak dapat dibiarkan berlarut-larut, harus ditanggulangi secara sistematis dan terencana baik. Universitas Sumatera Utara

2.7 Populasi dan Sample