Jenis Penelitian Identifikasi Variabel Subjek Penelitian

24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan metode penelitian korelasional. Menurut Suryabrata 1998 penelitian yang bersifat korelasional ini berupaya mencari ada tidaknya hubungan antara dua variabel.Pada penelitian ini, peneliti ingin melihat apakah terdapat korelasi antara citra tubuh citra tubuh dan konsep diri pada perempuan dewasa awal.

B. Identifikasi Variabel

1. Variabel Terikat : Citra Tubuh 2. Variabel Bebas : Konsep Diri

C. Definisi Operasional

1. Citra Tubuh

Citra tubuh adalah pandangan individu yang mencakup perasaan dan sikap-sikap yang muncul terhadap bagian-bagian tubuh dan penampilan fisiknya secara menyeluruh. Gambaran tentang pandangan terkait tubuh dan penampilan yang dimiliki ini dapat mempengaruhi perubahan tingkat laku individu tersebut. Dalam penelitian ini citra tubuh diukur menggunakan skala citra tubuh.

2. Konsep Diri

Konsep diri merupakan keyakinan dan persepsi seorang individu tentang dirinya melalui penilaian, harapan, dan pengetahuan tentang diri. Konsep diri membuat individu mampu mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dirinya, serta mengarahkan individu dalam bertindak dan membentuk kepribadiannya. Dalam penelitian ini konsep diridiukur menggunakan skala konsep diri.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang menjadi sumber data dari penelitian, memiliki karakteristik yang sesuai variabel penelitian dan pada dasarnya dikenai kesimpulan hasil penelitian Azwar, 2015. Penentuan subjek penelitian menggunakan teknik conveniencesampling, yakni peneliti memiliki kriteria-kriteria tertentu untuk menentukan sampel dari populasi Creswell, 2010.Peneliti memilih subjekpenelitian mahasiswi Sekolah TinggiAmbarukmo Palace Tourism Academy Yogyakarta dikarenakansubjek penelitian mahasiswi Sekolah TinggiAmbarukmo Palace Tourism Academy Yogyakarta tersebutdituntut profesional pada sikap dan berpenampilan menarik baik di lingkungan kampus maupun di tempat praktik kerja lapangan Wikipedia, 2000. E. Metode Pengumpulan Data Peneliti membuat skala variabel citra tubuh dan skala konsep diri menggunakan skala likert. Skala likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap, persepsi, atau pendapat seseorang mengenai suatu fenomena PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tertentu Siregar, 2013. Peneliti meminta subjek untuk memilih salah satu jawaban dari empat alternatif pilihan jawaban. Peneliti menggunakan alternatif pilihan jawaban dengan tujuan untuk mengungkapkan gambaran kondisi subjek yang sebenarnya, apakah sesuai atau tidak dengan fenomena yang ingindiukur. Apabila semakin sesuai, maka semakin mengungkapkan fenomena tersebut memang terjadi pada masing-masing subjek. Skala citra tubuhdan konsep diriterdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable. Pernyataan favorable adalah pernyataan yang mendukung objek sikapnya, sedangkan pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang tidak mendukung objek sikapnya Supraktiknya, 1998. Dalam menjawab pernyataan-pernyataan tersebut, subjek diberi 4 kategori respon yaitu Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Tidak Sesuai TS, dan Sangat Tidak Sesuai STS. Penggunaan 4 kategori respon tanpa adanya kategori respon “netral” digunakan dengan pertimbangan menurut Shaw dan Wright dalam Widhiarso, 2010 bahwa subjek penelitian tidak memiliki sikap atau pendapat. Hal ini juga sejalan dengan pendapat dari Kulas dan Stachowski dalam Widhiarso, 2010 yang menjelaskan bahwa ada faktor lain seperti ragu-ragu dalam memberikan respon. Pada pernyataan favorable jawaban Sangat Sesuai SS akan mendapat skor 4, jawaban Sesuai S akan mendapat skor 3, jawaban Tidak Sesuai TS mendapat skor 2, dan jawaban Sangat Tidak Sesuai STS akan mendapat skor 1. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 1 Skor Favorable dan Unfavorable Skala Citra tubuhdan Konsep Diri Respon Skor Favorable Unfavorable Sangat Sesuai 4 1 Sesuai 3 2 Tidak Sesuai 2 3 Sangat Tidak Sesuai 1 4 Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek dalam skala citra tubuh menunjukan bahwa subjek memiliki citra tubuh yang cenderung positif sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh menunjukkan bahwa subjek memiliki citra tubuhyang cenderung negatif. Selain itu, jika subjek memperoleh skor yang semakin tinggi, hal ini menunjukkan bahwa subjek memiliki konsep diri yang cenderung positif sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh maka subjek memiliki konsep diri yang cenderung negatif. 1. Skala Citra tubuh Alat pengambilan data yang digunakan untuk mengukur citra tubuh adalah skala dalam bentuk skala likert. Peneliti menentukan jumlah aitem favorable dan unfavorable sama pada tiap aspek variabelcitra tubuh. Hal ini sesuai dengan Suryabrata 1998 yang mengatakan bahwa penentuan bobot masing-masing untuk jumlah aitem bukanlah hal yang mudah, sehingga untuk memperoleh bobot yang berbeda-beda perlu membuat banyaknya soal yang sama atau sebanding dengan bobotnya. Penyusunan skala citra tubuh dilakukan berdasarkan aspek-aspek yaitu aspek persepsi, perasaan, dan penilaian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Menurut Grogan 2008 aspek- aspek citra tubuh yakni : a. Aspek persepsi yakni seorang individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan kondisi fisiknya melalui proses membandingkan ukuran tubuhnya dengan tingkat pemahaman terkait dirinya sendiri dan kemudian ditandai dengan adanya keinginan atau harapan untuk memiliki tubuh dan berpenampilan lebih baik. b. Aspek perasaan yaitu emosi atau perasaan terhadap tubuh yang dimiliki oleh individu. Perasaan yang muncul dapat berupa perasaan negatif ataupun positif dengan tubuh yang dimiliki. c. Aspek penilaian yakni evaluasi terkait tubuh dapat berupa pemikiran mengenai perbandingan diri fisik dengan diri orang lain serta bagaimana persepsi seseorang dalam mengestimasi ukuran tubuhnya seperti : “rambut saya indah dan berkilau”. Tabel 2 Sebaran Item dan Rancangan Skala Citra tubuh Sebelum Uji Coba 2. Konsep Diri Alat pengambilan data yang digunakan untuk mengukur citra tubuh adalah skala dalam bentuk skala likert. Peneliti menentukan jumlah aitem favorable dan unfavorable sama pada tiap aspek variabel konsep diri. Hal ini sesuai dengan Suryabrata 1998 yang mengatakan bahwa penentuan bobot masing-masing untuk jumlah aitem bukanlah hal yang mudah, sehingga untuk memperoleh bobot yang berbeda-beda perlu membuat banyaknya soal yang sama atau sebanding dengan bobotnya. Penyusunan skala konsep diri dilakukan berdasarkan aspek-aspek yaitu pengetahuan, harapan, dan penilaian. No. Aspek Nomor Aitem Jumlah Item Bobot Favorable Unfavorable

1. Persepsi

19, 17, 46, 10, 5, 59, 33, 29,43, 13 8, 12, 4, 25, 9, 14, 48,20, 32, 41 20 33,33 2. Perasaan

27, 38, 35, 18, 56, 50,

44, 21, 39,

1 36,7, 23, 40, 2,55, 11,51, 28, 34, 20 33,33

3. Penilaian

47,60, 31, 58,15,26, 57,3, 24, 53 42, 54, 22, 49,52, 37, 45,16, 6, 30 20 33,33 Total 30 30 60 100 1. Pengetahuan Individu memiliki pengetahuan tentang segala hal mengenai dirinya. Pada aspek ini, informasi mengenai dirinya tersebut membuat individumengenal dan mengetahui cara memperlakukan dirinya. Pada aspek pengetahuan terdiri dari beberapa aspek didalamnya yaitu : a Fisik Pengetahuan individu terhadap fisik, kesehatan, dan keahlian yang ada pada dirinya. b Diri Pribadi Individu mengetahui bagaimana kepribadiannya terlepas dari penilaian terhadap fisik dan hubungan dengan orang lain. c Moral Individu memiliki pengetahuan tentang dirinya dalam konteks nlai-nilai moral, agama, hubungan dengan Tuhan dan pandangan terhadap diri yang baik dan buruk. d Keluarga Pengetahuan individu terhadap peran dirinya dalam keluarga dan sejauh mana hubungan antara individu dengan keluarga dalam kehidupannya. e Sosial Pengetahuan individu berkaitan dengan bagaimana interaksi individu terhadap orang lain dalam lingkup yang lebih luas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Harapan Aspek yang kedua adalah harapan. Setelah individu memahami dirinya maka individu menyadari bahwa dirinya memiliki pandangan terhadap masa depan. Individu memiliki harapan terhadap masa depannya dan tentu setiap individu memiliki harapan yang berbeda- beda. Dalam aspek ini, individu juga memiliki pandangan diri ideal. Harapan diri ideal di masa depan menjadi motivasi bagi individu untuk menentukan perilakunya dalam mencapai harapannya. 3. Penilaian Pada aspek ini individu berperan sebagai penilai dan mengevaluasi dirinya sendiri. Individu menilai dan melakukan evaluasi diri berkaitan dengan kesesuaian antara identitas serta harapan diri idealnya. Hal ini berkaitan dengan harga diri individu apakah individu tersebut menerima diri apa adanya sesuai dengan gambaran diri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3 Sebaran Item dan Rancangan Skala Konsep Diri Sebelum Uji Coba

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur