Struktur Lapisan Atmosfer TINJAUAN PUSTAKA

Demikian juga halnya di daerah-daerah rawa yang besar. 5. Saat mulai turunnya hujan bergeser dari barat ke timur seperti: 1 Pantai barat pulau Sumatera sampai ke Bengkulu mendapat hujan terbanyak pada bulan November. 2 Lampung-Bangka yang letaknya ke timur mendapat hujan terbanyak pada bulanDesember. 3 Jawa bagian utara, Bali, NTB, dan NTT pada bulan Januari – Februari. 6. Di Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi Tenggara, Maluku Tengah, musim hujannya berbeda, yaitu bulan Mei- Juni. Pada saat itu, daerah lain sedang mengalami musim kering. Batas daerah hujan Indonesia barat dan timur terletak pada kira-kira 120 Bujur Timur. Grafik perbandingan empat pola curah hujan di Indonesia dapat Anda lihat pada gambar dibawah ini. Kadarsah 2007 mengemukakan ada beberapa daerah yang mendapat curah hujan sangat rendah dan ada pula daerah yang mendapat curah hujan tinggi: 1. Daerah yang mendapat curah hujan rata- rata per tahun kurang dari 1000 mm, meliputi 0,6 dari luas wilayah Indonesia, di antaranya Nusa Tenggara, dan 2 daerah di Sulawesi lembah Palu dan Luwuk. 2. Daerah yang mendapat curah hujan antara 1000 – 2000 mm per tahun di antaranya sebagian Nusa Tenggara, daerah sempit di Merauke, Kepulauan Aru, dan Tanibar. 3. Daerah yang mendapat curah hujan antara 2000 – 3000 mm per tahun, meliputi Sumatera Timur, Kalimantan Selatan, dan Timur sebagian besar Jawa Barat dan Jawa Tengah, sebagian Irian Jaya, Kepulauan Maluku dan sebagaian besar Sulawesi. 4. Daerah yang mendapat curah hujan tertinggi lebih dari 3000 mm per tahun meliputi dataran tinggi di Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, dataran tinggi Irian bagian tengah, dan beberapa daerah di Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba. Posisi Kototabang terletak pada 0.2 LS; 100.32 BT; 865 mdpl, Padangpanjang 0.5 LS; 100.41 BT; 700 mdpl dan Sicincin terletak pada 0.6 LS; 100.22 BT; 500 mdpl Suryantoro et al, 2009. Provinsi Sumatera Barat berbatasan dengan Provinsi riau, Jambi dan Sumatera Utara. Berdasarkan letak geografisnya Sumatera Barat dilalui oleh garis khatulistiwa garis lintang nol derajat, sehingga Sumatera Barat tergolong beriklim tropis dengan suhu udara dan kelembaban yang tinggi. Gambar 7 Posisi Daerah Kototabang, Padangpanjang, dan Sicincin http:gaw.kishou.go.jpqasac bkt_map.jpg ,\ Kawasan Sumatera Barat termasuk kedalam pola curah hujan ekuatorial, artinya yaitu daerah ini memiliki dua puncak hujan dalam setahun. Selain itu, banyak dipengaruhi oleh pengaruh topografi seperti adanya bukit barisan.

2.5 Struktur Lapisan Atmosfer

Atmosfer bumi merupakan lapisan gas yang menyelimuti bumi dan penting bagi kehidupan makhluk hidup.atmosfer setinggi 5.5-5.6 km telah mencakup 50 dari massa total dan pada ketinggian 40 km mencakup 99.99. Batas bawah atmosfer relatif lebih mudah ditentukan berdasarkan ketinggian permukaan laut. Sedangkan puncaknya sulit ditentukan karena disamping besarnya keragaman ukuran dan massa partikel terdapat pula keragaman suhu permukaan bumi dan kekuatan angin yang mempengaruhi pengangkatan bahan Nasir, dalam Handoko, 1995. Atmosfer dapat dibedakan berdasarkan parameter-parameter seperti tekanan udara, masa atmosfer dan profil temperatur. Profil temperatur vertikal dapat dibagi menjadi empat lapisan yang berbeda yaitu troposfer, stratosfer, mesosfer, dan termosfer. Puncak dari lapisan-lapisan tersebut adalah tropopause, stratopause, mesopause, dan termopause. Gambar 8 Struktur Lapisan Atmosfer Annenberg, 2009 Nasir, dalam Handoko 1995 mengemukakan perubahan suhu udara di atmosfer secara vertikal menurut ketinggian berbeda-beda dapat dikelompokkan menjadi tiga hal: a. dTdz 0 Suhu naik, dengan bertambahnya ketinggian. Hal ini disebut inversi suhu b. dTdz = 0 Suhu tetap walaupun ketinggian berubah. Hal ini disebut isotermal c. dTdz 0 Suhu udara turun dengan bertambahnya ketinggian disebut lapse rate Troposfer merupakan lapisan terbawah dari atmosfer terdapat pada ketinggian dari 8 km di daerah kutub dan 16 km di ekuator. Ruang terjadinya sirkulasi dan turbulensi seluruh bahan atmosfer sehingga menjadi salah satu lapisan yang mengalami pembentukan dan perubahan cuaca seperti angin, awan, presipitasi, badai, kilat dan guntur. Kecepatan angin pada lapisan ini bertambah dengan naiknya ketinggian dan di troposfer ini pemindahan energi berlangsung. Radiasi surya menyebabkan pemanasan permukaan bumi yang selanjutnya panas tersebut diserap oleh air untuk berubah menjadi uap. Akibat proses evaporasi, energi panas diangkat oleh uap ke lapisan atas yang lebih tinggi berupa panas laten. Setelah terjadi pendinginan berlangsung proses kondensasi. Pada lapisan ini suhu udara turun dengan bertambahnya ketinggian dTdz 0 atau pada keadaan lapse rate. Rata-rata lapse rate seluruh dunia pada keadaan normal adalah -6.5K setiap kenaikan ketinggian 1 km. Pada atmosfer normal, suhu troposfer berubah dari 15 C pada permukaan laut menjadi -60 C di puncak troposfer. Tekanan dan kerapatan udara di permukaan laut masing-masing adalah 1013.2 mb dan 1.23 km m -3 . Lapisan di atasnya dengan suhu tetap atau meningkat disebut stratofer kisaran ketinggiannya antara 12-50 km diatas permukaan laut. Lapisan ini terdiri dari 3 wilayah antara lain Stratofer bawah krtinggiannya 12-20 km daerah isotermis, Stratosfer tengah ketinggiannya 20-35 km daerah inversi suhu, Stratosfer atas ketinggiannya 35-50 km daerah inversi suhu yang kuat. Lapisan ini tidak mengalami turbulensi maupun sirkulasi. Stratosfer merupakan lapisan atmosfer utama yang mengandung gas ozon. Lapisan dengan suhu menurun dari 50-80 km disebut mesosfer dengan perubahan suhu terhadap ketinggian adalah lapse rate. Pada lapisan inisuhu udara sekitar -5 C pada lapisan hingga -95 C pada puncaknya. Tidak mengalami turbuleni atau sirkulasi udara. Merupakan daerah penguraian 0 2 menjadi atom O. Batas atasnya adalah lapisan mesopause dengan perubahan suhu terhadap ketinggian mulai bersifat isotermal. Lapisan di atasnya dengan suhu yang meningkat disebut termosfer. Lapisan ini ditandai dengan beberapa ciri yaitu memiliki ketinggian 80 km hingga batas yang sulit ditentukan karena sangat jarangnya partikel gas yang mencapai lapisan ini. Lapisan ini merupakan tempat berlangsungnya proses ionisasi gas ionasasi gas N 2 dan O 2 sehingga lapisan ini disebut ionosfer. Dimana diatas ketinggian 100km pengaruh radiasi uv dan sinar x makin kuat. 2.6 Spectral Density Metode analisis Spectral Density diantarnya adalah FFT Fast Fourier Transform dan transformasi wavelet. Spektral density merupakan fungsi untuk melihat sifat suatu frekuensi dalam sebuah deret data time series . Analisa spektral adalah suatu cara yang umumnya digunakan untuk melihat adanya suatu periodisitas yang mungkin tersembunyi dalam data deret waktu tersebut. Dengan metode Transformasi wavelet terbobot dan wavelet softwere diperoleh frekuensi curah hujan. Dari frekuensi kemudian ditentukan periode dan periode dominan, yaitu periode kemunculannya yang lebih dari satu kali atau periode dengan daya spektrum tinggi. Transformasi wavelet adalah metode untuk analisis periode deret waktu, khususnya mengamati evolusi waktu periode, amplitudo dan fase suatu parameter Juaeni dkk, 2009. Metode ini mentransformasikan fungsi spasial atau temporal menjadi fungsi frekuensi. Transformasi wavelet berguna dalam menggambarkan perilaku sinyal-sinyal periodik dan semi periodik. Pada saat yang diterapkan pada data yang tidak lengkap, respon transformasi ini sangat tergantung pada ketidak teraturan jumlah dan spasi data. Dengan memperlakukan transformasi wavelet sebagai proyeksi terbobot, kemampuan untuk mendeteksi perilaku sinyal periodik dan semi periodik dapat ditingkatkan. Metode transformasi wavelet ini pertama kali diperkenalkan oleh Foster 1996 yang dikenal dengan nama Transformasi wavelet Terbobot Z atau Wavelet Weighted Z-Transform WWZ. Transformasi wavelet juga dikembangkan oleh Torrence dan Compo 1998 dengan penggunaan metode Monte Carlo kasus SOI Soutern Oscillation Index Analisis Fourier merupakan konsep dasar dengan menggunakan fungsi penjumlahan antara hubungan kosinus dan situs, analisis ini juga sering disebut dengan deret fourier yang dapat dirumuskan sebagai berikut: Persamaan 2.1 Pada suatu selang 0,2 π, -π, π dengan perioda 2 π. Keterangan: 2.2 2.3 r=1,2,…. 2.4 Fungsi dari analisis spektral density ini dapat dituliskan sebagai berikut Christopher, 1989: ……….. 2.5 Keterangan: F ω merupakan fungsi dari distribusi energi spektral jika f ω tetap, sehingga persamaan fungsi autokovarians dari analisis spektral yaitu: γk = …… 2.6 γk = ….2.7 Persamaan diatas adalah persamaan integral biasa Rienmann dan oleh karena itu persamaan tersebut lebih mudah untuk digunakan. Dengan memasukkan nilai k=0 maka persamaan tersebut menjadi persamaan 2.8 γ0 =σ x 2 Fungsi f ω dω dalam persamaan fisika dari spektrum merupakan bagian dari komponen varians dengan interval frekuensi ω, ω+dω. Puncak dari spektrum tersebut menunjukkan bagian yang sangat penting untuk varians dari suatu frekuensi yang tepat dalam suatu frekuensi yang tepat dalam suatu interval. Pada persamaan 2.8 yang menyatakan hubungan antara γk dan fω sebagai tranformasi dari fungsi cosinus. Hubungan inverse nya dapat dituliskan berikut: ………………… 2.9 Spektrum tersebut merupakan bagian dari tranformasi fourier dari fungsi autokovarians. Pada saat γk merupakan fungsi yang tetap, sehingga persemaan 2.9 dituliskan kedalam persamaan 2.10 yaitu : 2.10 Keterangan : Persamaan diatas digunakan untuk suatu proses yang mengandung komponen determinan suatu frekuensi ω , juga Σγk cos ω k yang tidak akan bisa terhitung pada saat fungsi dari F ω tidak bersifat diferensial pada ω dan f ω tidak dapat ditentukan. Pendekatan lainnya yang dapat digunakan untuk mendefinisikan spektum dengan interval - π,π, yaitu: …………..2.1 1 Dari hubungan inverse nya dapat dinyatakan menjadi: γk = ……...2.12 ƒ= ω2π menyatakan sebagai variabel dari frekuensi. Sedangkan persamaan 2.11 dan 2.12 adalah bentuk pasangan dari persamaan transformasi fourier. Persamaan ini adalah bentuk tranformasi umum yang dapat diaplikasikan atau dipakai untuk bilangan kompleks dalam suatu deret waktu time series . Tetapi untuk time series yang real, fungsi f ω adalah fungsi yang tetap dan ω0. Sedangkan untuk nilai frekuensi yang negtiff maka kita dapat menghitung fungsi autokovarians f ω sama dengan persamaan 2.9 dengan interval frekuensi 0, π. Fungsi 2.9 digunakan untuk bentuk normal dari fungsi spektral density yaitu: f ω = fωσ x 2 = ………..2.13 Dimana F ω adalah ukuran dari varians yang dihitung dengan suatu frekwensi dengan interval 0, ω. Persamaan diatas merupakan bentuk dari fungsi distribusi spektal yaitu ƒ ω = ƒωσ x 2

2.7 Semi Annual Oscillation SAO dan