kemampuan   birokrasi   menyusun   agenda      prioritas   pelayanan perlindungan   anak   dari   kekerasan   seksual   dan   kemampuan   untuk
mengembangkan program-program pelayanan sesuai dengan kebutuhan aspirasi masyarakat terkait dengan kekerasan seksual terhadap anak.
E. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir sangat penting dalam sebuah penelitian sebab merupakan gambaran tentang alur penelitian yang dipakai oleh peneliti.
Dalam   kerangka   berpikir   pada   penelitian,   akan   dijelaskan   bagaimana proses penelitian yang nantinya akan dilakukan.
Penelitian   ini   akan   diuraikan   mengenai  Responsivitas   Badan Pemberdayaan   Masyarakat,   Pemberdayaan   Perempuan,   Perlindungan
Anak dan Keluarga Berencana dalam Memberikan Perlindungan terhadap Anak Korban Kekerasan Seksual. Untuk mengukur tingkat responsivitas
tersebut maka penulis menggunakan 3 aspek penilaian Dwiyanto, 2012: 62 yaitu:
1. Kemampuan birokrasi mengenali kebutuhan masyarakat 2. Kemampuan birokrasi menyusun agenda dan prioritas pelayanan
3. Kemampuan untuk mengembangkan program-program pelayanan
sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat Dari   ketiga   aspek   tersebut   nantinya   akan   dianalisis   bagaimana
responsivitas Badan   Pemberdayaan   Masyarakat,   Pemberdayaan
Perempuan,   Perlindungan   Anak   dan   Keluarga   Berencana   dalam Memberikan   Perlindungan   terhadap   Anak   Korban   Kekerasan   Seksual.
Berikut kerangka berpikir dari penelitian ini:
40
Bagan 1 Kerangka Berpikir
41 Banyaknya
Kekerasan Seksual
terhadap Anak
Responsivitas Bapermas PP PA KB dalam Memberikan
Perlindungan terhadap Anak Korban Kekerasan Seksual
1. Kemampuan birokrasi mengenali kebutuhan anak
korban kekerasan seksual 2. Kemampuan menyusun
agenda dan prioritas perlindungan terhadap anak
korban kekerasan seksual 3. Kemampuan untuk
mengembangkan program perlindungan terhadap anak
korban kekerasan seksual Responsivi
tas atau tidak
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan data bersifat
kualitatif   dengan   tujuan   untuk   mengetahui   responsivitas   Badan Pemberdayaan   Masyarakat,   Pemberdayaan   Perempuan,   Perlindungan
Anak dan Keluarga Berencana Surakarta dalam Memberikan Perlindungan terhadap Anak Korban Kekerasan Seksual. Menurut Semiawan 2010:77,
dalam metode kualitatif, peneliti sendiri adalah alat pengumpulan data dan tidak dapat diwakilkan atau didelegasikan.
Data   kualitatif   bersumber   dari   partisipan   yang   mengungkapkan ceritannya yang dipengaruhi oleh nilai, budaya dan kebiasaan setempat.
Sedangkan menurut Afrizal 2014:13 metode penelitian kualitatif adalah “Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian ilmu-ilmu
sosial yang mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-kata lisan   maupun   tulisan   dan   perbuatan-perbuatan   manusia   serta
peneliti tidak berusaha menghitung atau mengkuantifikasikan data kualitatif   yang   telah   diperoleh   dan   dengan   demikian   tidak
menganalisis angka-angka.”
Dengan demikian data yang dianalisis dalam penelitian kualitatif adalah   kata-kata   dan   perbuatan-perbuatan   manusia.   Sarwono   2010:34
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan metode deskriptif adalah “Metode   deskriptif   adalah   penelitian   yang   dilakukan   untuk
mengetahui   nilai   variabel   mandiri,   baik   satu   variabel   atau   lebih independen tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan
dengan variabel yang lain.” Wibowo, 2011:44 menjelaskan bahwa dalam penelitian deskriptif
kualitatif peneliti terbebas dari variabel, populasi atau sampel. Penelitian
42
ini dilaksanakan untuk mengetahui tentang bagaimana responsivitas Badan Pemberdayaan   Masyarakat,   Pemberdayaan   Perempuan,   Perlindungan
Anak dan Keluarga Berencana Bapermas PP PA dan KB Surakarta dalam Memberikan Perlindungan terhadap Anak Korban Kekerasan Seksual.
B. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih sesuai dengan judul dan permasalahan
yang akan diteliti adalah di  Kota Surakarta dengan pertimbangan bahwa tingkat kekerasan seksual terhadap anak di Kota Surakarta ini yang paling
tinggi di antara wilayah eks karisidenan Surakarta. Penelitian ini secara khususnya dilakukan di:
a. Badan   Pemberdayaan   Masyarakat,   Pemberdayaan   Perempuan, Perlindungan Anak dan KB sebagai badan yang mengurusi tentang
perlindungan anak. b. Pos Pelayanan Terpadu PPT Kelurahan Jebres sebagai Kelurahan
yang dijadikan pilot project untuk PPT di Solo. c. Polresta Surakarta bagian PPA sebagai salah satu anggota jejaring
Pusat Pelayanan Perempuan dan Anak Surakarta PTPAS d. Yayasan Kepedulian untuk Anak Yayasan KAKAK sebagai salah
satu Lembaga Swadaya Masyarakat LSM yang bergerak dalam isu   Perlindungan   anak   dari   kekerasan   seksual   dan   eksploitasi
seksual Anak ESA di Solo. e. SPEKHAM  sebagai   salah   satu   Lembaga   Swadaya   Masyarakat
LSM yang bergerak dalam isu perlindungan anak di Solo. Kelima lokasi tersebut dipilih karena lokasi tersebutlah yang paling cocok
dengan   tujuan   penelitian   yaitu   untuk   mengetahui   responsivitas   Badan Pemberdayaan   Masyarakat,   Pemberdayaan   Perempuan,   Perlindungan
43
Anak dan KB Surakarta dalam memberikan perlindungan terhadap Anak korban Kekerasan Seksual.
C. Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan purposive
sampling   dan   snowball   Sampling.   Sampel   adalah   bagian   dari   populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu, yang juga memiliki karakteristik
tertentu, jelas, dan lengkap serta dianggap mewakili populasi Sarwono, 2010:36.   Dalam   Purposive   sampling   peneliti   memilih   informan   yang
dapat   dipercaya   untuk   menjadi   sumber   informasi   dan   dianggap   oleh peneliti   mengetahui   permasalahan   kekerasan   seksual   anak   secara
mendetail.   Teknik   pengambilan   sampel   dengan   purposive   sampling   ini awalnya peneliti menetapkan atau menentukan kriteria-kriteria informan
tertentu   yang   sesuai   dengan   masalah   yang   sedang   diteliti   selanjutnya barulah  dicari  orang-orang yang sesuai dengan kriteria  tersebut.  Dalam
penelitian ini, peneliti mewawancarai Kepala Bidang Perlindungan Anak Bapermas PP PA  KB yang dianggap mengetahui tentang perlindungan
anak korban kekerasan seksual di Solo. Sedangkan pengambilan sampel dengan Snowball sampling adalah informan-informan penelitian diperoleh
di lapangan berdasarkan informasi yang diperoleh dari para informan yang telah diwawancarai bukan berdasar pada kriteria yang sudah ditetapkan
oleh   peneliti   Afrizal,   2014:141.   Pada   awalnya   peneliti   melakukan wawancara dengan Kabid Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Jebres
kemudian   direkomendasikan   ke   koordinator   PPT   kelurahan   Jebres
44
langsung.   Kemudian  direkomendasikan  lagi   ke  Kelurahan   Jebres  untuk melengkapi data.
D. Sumber Data Sumber   data   pada   penelitian   kualitatif   merupakan   kata-kata   dan
tindakan sedangkan data tambahannya adalah dokumentasi dan lain-lain. Sumber data ini adalah hal-hal yang bisa memberikan data sebagai bahan
penyusunan informasi oleh peneliti. Sumber data dikategorikan menjadi dua:
a. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh melalui wawancara
langsung dengan informan yang dianggap  tepat dan mengetahui tentang permaslahan yang sedang peneliti teliti Irmawati. 2009
Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh langsung dari   sumber   aslinya   yaitu   Badan   Pemberdayaan   Masyarakat,
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB Surakarta yang menjadi objek penelitian berupa kata-kata atau tindakan dari
informan. Jadi data disini diperoleh dari hasil wawancara dengan Kepala   Bidang   Perlindungan   Anak   Badan   Pemberdayaan
Masyarakat,   Pemberdayaan   Perempuan,   Perlindungan  Anak   dan KB selaku pihak yang memang mengerti dan memahami terkait
dengan topik pembahasan didalam penelitian ini dan pihak pihak lain   yang   berhubungan   dengan   topik   tersebut.   Dalam   hal   ini
informan   dianggap   benar-benar   mengetahui   jawaban   tentang permasalahan yang ada. Berikut ini lebih jelasnya:
1 Kepala Bidang Perlindungan Anak Bapermas PP PA dan KB
45
2 Staf PPA Polresta Surakarta 3 Kepala   Bidang   Pemberdayaan   Masyarakat
Kelurahan Jebres 4 Koordinator PPT Kelurahan Jebres
5 Pengurus dan Pendamping Yayasan Kakak 6 Manajer   Divisi   Pencegahan   Penanganan   Kasus
Kekerasan LSM SPEKHAM b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui penelaahan kepustakaan mengenai permasalahan kekerasan
seksual   anak   KSA.   Data   sekunder   diperoleh   dari   arsip-arsip, dokumentasi,   catatan-catatan,   maupun   laporan   hasil   pelaksanaan
kegiatan yang berkaitan dengan kekerasan seksual anak Irmawati. 2009.   Data   sekunder   ini   diperoleh   dari   dokumen   yang   ada   di
Bapermas   BPPAKB   maupun   informan   lainnya.   Sesuai   dengan permasalahan   dan  fokus  penelitian,   sasaran   dalam  penelitian  ini
adalah pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan perlindungan terhadap   anak   korban   kekerasan   seksual,   sehingga   dokumen-
dokumen,   laporan-laporan   maupun   arsip   yang   relevan   akan didapatkan   dari   lembagadinasbadan   yang   memang   memiliki
fokus pada permasalahan tersebut. E. Teknik pengumpulan Data
Teknik   pengumpulan   data   dilakukan   untuk   memungkinkan   peneliti mendapatkan   data   dan   informasi   sebanyak-banyaknya   yang   bisa
mendukung peneliti dalam mencapai tujuan-tujuan penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1 Wawancara
46
Wawancara   adalah   salah   satu   teknik   pengumpulan   data   yang dilakukan   oleh   peneliti   untuk   bisa   mendapatkan   informasi-
informasi mengenani permasalahan yang sedang diteliti. Menurut Kartono   dalam   Sarwono   2010:34,   wawancara   adalah   suatu
percakapan   yang   diarahkan   pada   suatu   masalah   tertentu.   Ini merupakan proses tanya-jawab lisan, dimana dua orang atau lebih
saling berhadapan secara fisik. Dengan   komunikasi   secara   langsung   ini   memudahkan   peneliti
untuk   mendapatkan   data   atau   informasi-informasi   yang   akurat yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Dalam
melakukan wawancara hendaknya sudah mempersiapkan pedoman wawancara terlebih dahulu.
Aspek dalam wawancara pada penelitian kualitatif adalah Blaikie
2000;   Gillham   2000;   Kahn      Cannell   1957   dalam   Sarosa, 2012:45:
a Wawancara dilaksanakanoleh peneliti berdasarkan pada apa yang diungkapkan oleh partisipan dalam wawancara
b Wawancara   bersifat   lebih   personal   daripada   kuisioner. Wawancara   membutuhkan   kedekatan   lebih   mendalam
antara peneliti dan partisipan yag diwawancarai. c Peneliti   bekerja   langsung   dan   berhadapan   dengan
partisipan. d Peneliti memiliki kesempatan untuk menelusur lebih jauh
suatu   topik   dengan   mengajukan   pertanyaan   tambahan. Wawancara   sering   memberikan   berbagai   data   yang
mendalam dan menarik di luar perkiraan awal peneliti
e Wawancara biasanya lebih mudah bagi partisipan daripada mengisi   kuisioner   survey,   terutama   jika   yang   ditanyakan
adalah opini dan persepsi pribadi. f Wawancara   mamakan   banyak   waktu   dan   sumber   daya
lainnya.   Keterbatasan   waktu   dan   sumber   daya   harus diperhitungkan   dengan   baik   dalam   perencanaan.
47
Wawancara tidak akan mencapai atau menyamai jangkauan kuisioner survey.
g Peneliti sebagai pewawancara adalah instrumen penelitian. Peneliti   harus   mampu   menyesuaikan   diri   dengan   segala
kemungkinan munculnya kondisi meyimpang atau berbeda dari rencana awal contingency
Dalam   teknik   pengumpulan   data   melalui   wawancara   ini dimaksudkan   untuk   mengetahui   bagaimana   responsivitas   Badan
Pemberdayaan   Masyarakat,   Pemberdayaan   Perempuan, Perlindungan   Anak   dan   KB   Surakarta   dalam   memberikan
perlindungan   terhadap   anak   korban   kekerasan   seksual   melalui informan-informan yang ada.
2 Dokumentasi Dokumen adalah segala sesuatu materi dalam bentuk tertulis yang
dibuat oleh manusia Esterberg dalam Sarosa, 2012:61. Dokumen yang dimaksud adalah segala catatan baik berbentuk catatan dalam
kertas hardcopy maupun elektronik softcopy. Dokumen dapat berbentuk buku, jurnal, artikel media massa, undang-undang dan
lain   sebagainya.   Pengumpulan   dokumen   digunakan   sebagai pelengkap data yang telah dikumpulkan melalui wawancara atau
studi   lapangan   atau   dapat   juga   dgunakan   sebagai   bahan   untuk mengecek ketepatan informasi yang sudah dikumpulkan. Kualitas
dokumen dapat dilihat dari 4 komponen Payne  Payne 2004; Scott 1990 dalam Sarosa, 2012:63:
i. Otentik
Keaslian danasal dokumen tersebut tidak diragukan ii.
Kredibel
48
Dokumen   yang   digunakan   bebas   dari   kesalahan   dan penulisnya dapat dipercaya
iii. Representatif
Apakah  dokumen  yang  digunakan  adalah  dokumen   yang bisa dijumpai atau langka. Apakah banyak dokumen lain
yang   sejenis.   Semakin   banyak   dokumen   yang   berisi   hal yang sama membuat proses verifikasi menjadi lebih mudah.
iv. Makna
Apakah dokumen yang didapat jelas dan dapat dipahami. Makna juga merujuk pada dokumen seharusnya dibaca dan
diinterpretasikan.
Dalam dokumentasi ini peneliti mempelajai segala bentuk dokumen   baik   hardcopy   maupun   softcopy   yang   terkait   dengan
permasalahan yang sedang diteliti. F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis   Interactive   Model.   Menurut   Miles   dan   Huberman   Pawito,
2007:104   teknik   analisi   Interactive   Model   terdiri   dari   tiga   komponen, yaitu:
1 Reduksi Data Data Reduction Reduksi   data  bukan   asal  membuang  data  yang  tidak  diperlukan
melainkan merupakan upaya yang dilakukan oleh peneliti selama analisis   data   dilakukan   dan   merupakan   langkah   yang   tak
terpisahkan   dari   analisis   data.   Langkah   reduksi   data   melibatkan beberapa   tahap.   Pertama,   melibatkan   langkah-langkah   editing,
pengeompokan,   dan   meringkas   data.   Tahap   kedua,   peneliti   – menyusun   kode-kode   dan   catatan-catatan   memo   mengenai
berbagai   hal,   termasuk   yang   berkenaan   dengan   aktivitas   serta proses-proses   sehingga   peneliti   dapat   menemukan   tema-tema,
49
kelompok-kelompok   dan   pola-pla   data.   Tahap   terakhir   peneliti menyusun   rancangan   konsep-konsep   serta   penjelasan-penjelasan
berkenaan   dengan   tema,   pola,   atau   kelompok   data   yang bersangkutan.
2 Penyajian Data Data Display Penyajian   data   melibatkan   langkah-langkah   mengorganisasikan
data yakni menjalin kelompok data yang satu dengan kelompok data yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar
dilibatkan dalam satu kesatuan karena dalam penelitian kualitatif data   biasanya   beraneka   ragam   perspektif   dan   terasa   bertumpuk
maka   penyajian   data   pada   umumnya   diyakini   sangat   membantu proses analisis.
3 Penarikan   serta   pengujian   kesimpulan  Drawing   and   Verifying Conclusions
Pada Penarikan dan oengujian kesimpulan, peneliti pada dasarnya
mengimplementasikan prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola-pola   data   yang   ada   dan   atau   mempertimbangkan   pola-pola
data yang telah dibuat. Ada kalanya kesimpulan telah tergambar sejak awal namun kesimpulan final tidak pernah dapat dirumuskan
secara memadai tanpa peneliti menyelesaikan analisis seluruh data yang ada. Peneliti dalam kaitan ini masih harus mengkonfirmasi,
mempertajam, atau munkin merevisi kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuat untuk sampai pada kesimpulan final berupa proposisi-
proposisi ilmiah mengenai gejala atau realitas yang diteliti. G. Validitas Data
50
Validitas   data   berarti   bahwa   data   yang   telah   terkumpul   dapat menggambarkan realitas yang ingin diungkapkan oleh peneliti. Validitas
data dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi. Teknik triangulasi prinsipnya   adalah   informasi   itu   mestinya   dikumpulkan   atau   dicari   dari
sumber-sumber   yang   berbeda   agar   tidak   bias   sebuah   kelompok. Triangulasi   dilakukan   untuk   memperkuat   data   untuk   membuat   peneliti
yakin   terhadap   kebenaran   dan   kelengkapan   data   Afrizal,   2014:168.   4 Langkah-langkah triangulasi Endraswara, 2006:110 yaitu:
1 Triangulasi sumber data, yang dilakukan dengan cara mencari data dari banyak sumber informan yaitu orang yang terlibat langsung
dengan objek kajian 2 Triangulasi pengumpul data, dilakukan dengan cara mencari data
dari banyak sumber informan 3 Triangulasi   metode,   pengumpulan   data   dilakukan   dengan
menggunakan   bermacam-macam   metode   pengumpulan   data observasi, interview, studi dokumentasi, focus group
4 Triangulasi teori, dilakukan dengan cara mengkaji berbagai teori relevan sehingga dalam hal ini tidak digunakan teori tunggal tapi
dengan teori yang jamak. Dalam   penelitian   ini   digunakanlah   teknik   triangulasi   metode,
triangulasi metode ini menunjuk pada upaya peneliti untuk mengumpulkan data   yang   dikumpulkan   menggunakan   metode   pengumpulan   data
wawancara   dan   dokumentasi.   Metode   wawancara   dengan   keenam narasumber yaitu Kepala Bidang Perlindungan Anak Bapermas PP PA dan
KB,   Staf   PPA   Polresta   Surakarta,   Kepala   Bidang   Pemberdayaan
51
Masyarakat   Kelurahan   Jebres,   Koordinator   PPT   Kelurahan   Jebres, Pengurus dan Pendamping Yayasan Kakak, Manajer Divisi Pencegahan
Penanganan Kasus Kekerasan LSM SPEKHAM. Untuk dokumentasinya mengacu pada Peneliti bermaksud untuk menguji data apakah data yang
diperoleh peneliti valid atau tidak.
52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Anak di Surakarta