10 Ada dua kelompok zooplankton yang diidentifikasi dari air pemeliharaan
baik pada perlakuan kontrol maupun perlakuan bioflok yaitu protozoa dan crustacea. Dari dua kelompok zooplankton ini, baik pada perlakuan kontrol
maupun bioflok lebih didominasi oleh kelompok protozoa pada tengah penelitian Gambar 5a dan Lampiran 7. Pada akhir penelitian, jumlah tertinggi protozoa
terdapat pada perlakuan kontrol yang didominasi oleh Nebela sp sebanyak 975 selL. Jumlah zooplankton terendah dari kelompok crustacean pada tengah
penelitian terdapat pada kedua perlakuan yaitu sebanyak 325 selL. Namun, pada akhir penelitian jumlah zooplankton kelompok crustacea meningkat lagi terutama
pada perlakuan bioflok yaitu sebanyak 975 selL.
3.1.2 Kandungan Nutrisi Bioflok
Komposisi proksimat bioflok pada akhir masa pemeliharaan disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Komposisi proksimat bioflok dan kontrol dalam air media pemeliharaan dan pemijahan ikan nila Oreochromis niloticus pada perlakuan kontrol
dan BFT pada hari ke 84.
Komposisi Nutrisi Perlakuan
Kontrol Bioflok
Protein 34,31 ± 0,92
37,37 ± 0,20
Lemak
11,02 ± 0,96 11,88 ± 0,08
Serat Kasar 17,31 ± 0,56
16,01 ± 0,48
Kadar Abu 23,31 ± 0,96
17,7 ± 0,47
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa perlakuan bioflok memiliki kandungan protein dan lemak yang lebih tinggi dibanding perlakuan kontrol.
Jumlah protein yang terdapat pada perlakuan bioflok yaitu sebesar 37,37 dan lemak sebesar 11,88, sedangkan pada perlakuan kontrol sebesar 34,31 dan
11,02.
3.1.3 Total Suspended Solid, Volatile Suspended Solid, Volume Flok
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai TSS meningkat pada tengah masa pemeliharaan dengan rata-rata nilai TSS pada perlakuan kontrol lebih tinggi
dibanding dengan perlakuan bioflok Gambar 6 dan Lampiran 8. Nilai TSS
11
72 126
132
72 103
139
20 40
60 80
100 120
140 160
AWAL TENGAH
AKHIR
TS S
m g
L
MasaPemeliharaan
KONTROL BIOFLOK
52 85
91
52 80
117
20 40
60 80
100 120
140 160
AWAL TENGAH
AKHIR V
S S
mg L
Masa Pemeliharaan
KONTROL BIOFLOK
tertinggi didapat pada perlakuan bioflok dengan nilai 139 mgL pada akhir penelitian.
Gambar 6. Kandungan total padatan tersuspensi TSS dalam air media pemeliharaan dan pemijahan ikan nila
Oreochromis niloticus pada perlakuan kontrol dan BFT pada hari ke 1, ke 62 dan ke 84
Hasil penelitian pada Gambar 7 menunjukkan bahwa VSS meningkat pada tengah masa pemeliharaan dengan rata-rata nilai VSS pada perlakuan kontrol
lebih tinggi dibanding dengan perlakuan bioflok Gambar 7 dan Lampiran 9. Nilai VSS tertinggi didapat pada perlakuan bioflok dengan nilai 117 mgL pada
akhir penelitian.
Gambar 7. Kandungan volatile suspended solid VSS dalam air media pemeliharaan dan pemijahan ikan nila Oreochromis niloticus pada perlakuan kontrol dan BFT
pada hari ke 1, ke 62 dan ke 84
Volume flok tertinggi terdapat pada perlakuan bioflok dengan nilai 29 mlL pada minggu ke-13 Gambar 8 dan Lampiran 10. Tingginya nilai volume
flok pada perlakuan bioflok menunjukkan bahwa bakteri pada kolam pemeliharaan dapat membentuk flok yang selanjutnya bisa dimanfaatkan ikan dan
larva sebagai pakan.
12
5 10
15 20
25 30
35
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Vo lu
m e
Fl o
k m
l L
Masa Pemeliharaan minggu
Kontrol Bioflok
Gambar 8. Volume flok dalam air media pemeliharaan dan pemijahan ikan nila Oreochromis niloticus pada perlakuan kontrol dan BFT
3.1.4 Kualitas Air